-->

JURUS AMPUH ADISSEO DALAM MENGOPTIMALKAN KECERNAAN LEMAK DALAM PAKAN

Fra® Lecimax, Jurus Ampuh Adisseo Efisiensikan Nutrisi

Bersamaan dengan digelarnya Indo Livestock 2024, Adisseo Indonesia menggelar seminar bertajuk "Optimizing Fat Digestibility for Better Productivity and Feed Cost" pada Rabu, 17 Juli 2024, di Artotel Senayan, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh para ahli, praktisi, dan pelaku industri pakan ternak yang antusias membahas strategi dan teknologi terbaru dalam meningkatkan pencernaan lemak untuk produktivitas yang lebih baik serta efisiensi biaya pakan.

Narasumber yang menjadi pembicara dalam acara tersebut yakni Dr Claire Xu selaku Regional Category Manager Feed Digestibility Adisseo Asia Pacific dan Christy De Wild Proudct Manager Lysolechitins Adisseo Global. 

Emulsifier Membantu Optimalisasi dan Kecernaan Lemak Dalam Pakan

Dr Claire Xu selaku pembicara pertama menjelaskan mengenai lemak dan kegunaannya dalam suatu formulasi pakan. Dimana dalam suatu formulasi pakan, selain berkontribusi dalam ketersediaan energi metabolisme di dalamnya, lemak juga berfungsi sebagai penyerap dan pembawa vitamin, cadangan energi, isolator termal, hingga produksi hormon reproduksi. 

Dirinya juga banyak menjelaskan mengenai berbagai jenis dan struktur kimia lemak, beserta bahan baku pakan yang merupakan sumber lemak yang lazim digunakan dalam formulasi pakan saat ini. Ia juga menyebut bahwa kandungan lemak dalam pakan ternak merupakan komponen yang penting dan harus diatur dengan hati-hati untuk memastikan keseimbangan yang tepat sesuai dengan kebutuhan spesifik ternak.

Faktanya menurut Claire, sekitar 15% lemak yang ada dalam formulasi pakan tidak tercerna oleh ternak, padahal kontribusi lemak dalam memberikan energi metabolisme cukup siginifikan. Ia juga menjelaskan faktor - faktor yang berkaitan dengan hal tersebut. 

"Hewan muda tidak dapat mencerna lemak dengan sempurna karena tidak memiliki garam empedu dan enzim lipase yang cukup, sementara Hewan dewasa seperti ayam petelur tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang tinggi selama puncak produksi, dan kapasitas pencernaan menurun seiring bertambahnya usia," tutur dia.

Dalam membantu ternak agar dapat memaksimalkan kecernaan lemak, emulsifier merupakan salah satu solusinya. Emulsifier dalam pakan ternak adalah imbuhan pakan yang digunakan untuk meningkatkan pencampuran dan stabilitas campuran antara lemak dan air dalam pakan.

Fra® Lecimax Emulsifier Terbaik Untuk Meningkatakan kecernaan Lemak

Lebih lanjut mengenai emulsifier, dalam industri pakan ternak, biasanya produsen pakan menggunakan lecithin sebagai emulsifier sebagai imbuhan pakan di dalam formulasinya. Namun begitu Lecithin nyatanya dapat diupgrade dalam bentuk lisolechitin. Perbedaan antara lecithin dan lisolechitin diungkapakn oleh Christy De Wild dalam presentasi kedua. 

"Lecithin adalah campuran dari fosfolipid, terutama fosfatidilkolin, serta trigliserida, dan asam lemak. Sedangkan lisolechitin adalah bentuk yang lebih terhidrolisis dari lecithin, dimana satu asam lemak dihilangkan dari molekul fosfolipid, sehingga meningkatkan kelarutan dalam air," kata Christy.

Adisseo sendiri sebagai salah satu pemimpin dibidang nutrisi pakan memiliki produk lisolechitin dengan nama Fra® Lecimax. Seperti yang disebutkan tadi Fra® Lecimax berbeda dengan lechitin konvensional karena Fra® Lecimax  meningkatkan emulsifikasi lemak dan minyak, serta meningkatkan potensi enzimatik. 

"Secara umum Fra® Lecimax membantu mencampur lemak dengan air dalam pakan, sehingga memudahkan pencernaan lemak oleh enzim di saluran pencernaan ternak. Hal tersebut karena secara struktur kimiawi, Fra® Lecimax hanya memiliki satu gugus asam lemak pada ekornya, sementara lechitin konvensional memiliki dua," tutur Christy.

Dengan membantu emulsifikasi lemak, Fra® Lecimax juga meningkatkan penyerapan nutrisi yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K. Christy melanjutkan, Fra® Lecimax membuat pembentukan misel campuran dengan ukuran yang lebih kecil sehingga nutrien yang ada lebih mudah diserap, dan meningkatkan permeabilitas usus. 

Untuk ternak sendiri Fra® Lecimax terbukti meningkatkan efisiensi konversi pakan menjadi energi dan nutrisi, yang dapat mendukung pertumbuhan dan produktivitas ternak. Selain itu Fra® Lecimax meningkatkan kesehatan saluran cerna dengan mempromosikan mikroflora usus yang sehat, yang penting untuk pencernaan dan penyerapan nutrisi yang optimal. 

"Jika saluran pencernaan sehat, peningkatkan performa ternak secara keseluruhan akan terjadi, termasuk pertumbuhan, produksi susu atau telur, dan kesehatan umum ternak," tukas Christy. 

Fra® Lecimax sendiri dapat digunakan dalam formulasi pakan untuk berbagai jenis ternak termasuk unggas, babi, dan ruminansia. saking fleksibelnya, Fra® Lecimaxdapat ditambahkan ke pakan dalam bentuk cair atau kering, tergantung pada kebutuhan spesifik dan formulasi pakan.

Secara keseluruhan, Fra® Lecimax dari Adisseo adalah solusi yang efektif untuk meningkatkan pencernaan dan penyerapan lemak, mendukung kesehatan ternak, dan meningkatkan efisiensi penggunaan pakan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan keuntungan peternakan.

Dalam kesempatan yang sama Drh Ester Rumanti selaku Business to Farm Director Ganeeta Formula Nusantara yang merupakan Grup dari PT Cita Indonesia yang merupakan distributor dari Fra® Lecimax  juga menyeriusi isu efisiensi dan optimalisasi pakan ternak.

"Ini adalah salah satu solusi dari kami agar produsen pakan dapat lebih mengefisienkan cost produksi serta menjamin peternak bahwa produk yang dihasilkan berkualitas. Tentunya kami juga berkewajiban menjaga kondusifitas antar stakeholder dalam industri ini," tutur dia.

Country Manager Adisseo Indonesia Drh Akhmad Fuadi yang juga hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa Fra® Lecimax  telah menjadi solusi jitu dalam mengefisienkan cost produksi pakan di berbagai belahan dunia.

"Kami berharap agar Fra® Lecimax juga dapat menyelesaikan dan menjadi solusi yang  di Indonesia. Agar menjadi lebih efisien, dengan kualitas pakan yang tetap terjaga," tuturnya. (ADV)


HALAU “OPOSISI” DAN TINGKATKAN KANDUNGAN NUTRISI DENGAN FERMENTASI

Kurangnya jumlah nutrisi pakan maupun daya serap ayam terhadap nutrisi pakan merupakan salah satu faktor penyebab pertumbuhan dan perkembangan ayam tidak optimal. (Foto: Istimewa)

Setiap peternak pasti ingin hewan ternaknya menghasilkan keuntungan besar dan efisien terhadap biaya yang dikeluarkan, tumbuh dengan baik, serta memberikan hasil yang menguntungkan. Memelihara ayam berjenis unggul, memberikan vaksinasi, obat maupun suplemen, serta membuat kandang sebaik mungkin dengan peralatan canggih merupakan bagian dari usaha agar mendapatkan hasil ternak yang terbaik.

Modal besar pun disiapkan agar dapat memasok pakan ternak setiap harinya. Sayangnya, abai terhadap kualitas pakan membuat hasil yang diperoleh dari ternak berpotensi tidak efektif dibanding dengan biaya yang telah dikeluarkan. Salah satu faktor penting menentukan output atau hasil ternak adalah kandungan nutrisi dalam pakan itu sendiri.

Kurangnya jumlah nutrisi pakan maupun daya serap ayam terhadap nutrisi pakan merupakan salah satu faktor penyebab pertumbuhan dan perkembangan ayam tidak optimal. Kekurangan pakan dan air minum menyebabkan nutrisi yang dapat digunakan tubuh ayam berkurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan. Di sisi lain, jumlah pakan yang diberikan sudah cukup, tetapi hasil yang diberikan tetap tidak optimal. 

Pengaruh Bahan Pakan
Untuk menghemat biaya, peternak sering kali memberikan pakan ternaknya dengan campuran bahan-bahan yang murah dan mudah diperoleh dalam jumlah besar. Bekatul ataupun dedak padi merupakan salah satu contoh bahan pakan paling umum digunakan peternak.

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil padi terbesar di Asia dengan produksi sebesar 54,75 juta ton GKG (gabah giling kering) pada 2022 menurut data yang dikumpulkan Badan Pusat Statistika pada Maret tahun ini. Oleh karena itu, hasil sampingan dari proses penggilingan padi berupa bekatul maupun dedak menjadi bahan yang dapat diandalkan untuk pakan karena mudah diperoleh dengan harga terjangkau dan ketersediaannya yang luas.

Kesamaan antara bekatul dan dedak, yang sama-sama merupakan hasil sampingan dari penggilingan padi, kerap membuat masyarakat bingung membedakan keduanya. Dalam situs resminya, Dinas Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat menjelaskan bahwa dedak padi atau rice bran terdiri dari lapisan sebelah luar butiran padi dengan sejumlah bagian dari biji. Sementara bekatul atau rice polish merupakan lapisan dalam dari butiran padi yang termasuk sebagian endosperm yang mengandung zat pati.

Bekatul memiliki tekstur lebih halus dan akan tenggelam jika direndam dengan air. Sementara tekstur dedak lebih kasar dibanding bekatul dan akan terlihat kulit padi yang terapung jika dedak direndam dalam air. Dari segi kandungan nutrisi, bekatul dipandang mampu mencukupi kebutuhan energi ayam dengan potensi energi termetabolis sebesar 3.563 kkal/kg serta protein kasar sebanyak 9,55%.

Bahan pakan lain yang umum digunakan sebagai bahan pakan ternak adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2023. (MFR/RA)

TERBUKTI, KOLABORASI “MAKHLUK HALUS” DAN “CAIRAN SAKTI” BISA TINGKATKAN EFISIENSI

Pemberian probiotik pada ayam meningkatkan nafsu makannya. (Foto: Istimewa)

Makanan merupakan persoalan hidup dan mati bagi semua makhluk hidup. Tidak cukup hanya “tersedia”, kualitas nutrisi yang terkandung dalam makanan pun menjadi unsur penting kedua yang menentukan keberlangsungan hidup.

Dengan mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi, makhluk hidup dapat berkembang lebih pesat dan sehat dibanding banyak makan tetapi nutrisi yang dapat diserap tubuh hanya sedikit. Logika yang sama juga berlaku untuk hewan ternak, dalam hal ini ayam dan bebek.

Pemberian suplemen pada ransum atau pakan bukan hal baru, bahkan menjadi kewajiban untuk memastikan agar unggas dapat terpenuhi kebutuhan nutrisinya agar tumbuh secara optimal. Selain melengkapi mikronutrisi yang dibutuhkan tubuh unggas, suplemen prebiotik dan probiotik juga dapat memberikan manfaat dengan meningkatkan kesehatan pencernaan. Dengan begitu, penyerapan nutrisi berjalan optimal dan bau kotoran dapat ditekan.

Kebutuhan Nutrisi Bebek dan Ayam Pedaging
Sebelum memutuskan menambah suplemen, peternak perlu mengetahui kadar nutrisi yang terdapat dalam pakan. Nilai atau kadar nutrisi yang paling umum dijadikan patokan dalam menentukan terpenuhinya kebutuhan nutrisi ternak adalah energi termetabolis (EM) dan protein kasar (CP). Kedua nutrisi tersebut dihitung berdasarkan jumlah dan dibandingkan terhadap jumlah pakan secara keseluruhan. Energi metabolisme pada pakan berfungsi memberi tenaga bagi tubuh unggas agar metabolisme tubuh berjalan lancar. Adapun protein berfungsi vital untuk perkembangan jaringan, organ dan daging unggas.

Dalam dunia peternakan unggas jenis pedaging, istilah grower maupun finisher tak asing didengar. Secara umum, fase grower adalah masa ketika unggas masih berusia harian hingga mencapai usia dimana organ dalamnya sudah berkembang dengan lebih sempurna. Untuk fase finisher merupakan masa terakhir pemeliharaan sebelum panen.

Sementara bagi bebek pedaging, masa starter dimulai saat bebek berusia harian atau dalam istilah lainnya yaitu DOD (day old ducks) hingga berusia sekitar 2-3 minggu. Fase ini paling krusial dalam pertumbuhan organ dalam bebek. Keterlambatan berkembang dalam fase grower akan berdampak besar pada pertumbuhan selanjutnya. Setelah melalui fase grower, bebek memasuki fase finisher, dimana organ dalam tubuh sudah lebih sempurna. Dalam fase ini perlakuan bebek lebih difokuskan pada penggemukan hingga waktu panen.

Kebutuhan nutrisi yang berbeda pada... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2023. (MFR/RA)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

ARTIKEL POPULER BULAN INI

ARTIKEL POPULER TAHUN INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer