-->

SEMINAR INFOVET: SOROTI PERKEMBANGAN OBAT HEWAN PASCA PANDEMI & SOFT LAUNCH IOHI 2025

Foto bersama usai seminar Infovet bertajuk “Perkembangan Obat Hewan Pasca Pandemi COVID-19”. (Foto-foto: Dok. Infovet)

Dalam rangka memeriahkan Indo Livestock 2025 Expo & Forum di Grand City Convex, Surabaya, Majalah Infovet menggelar seminar bertajuk “Perkembangan Obat Hewan Pasca Pandemi COVID-19”. Acara berlangsung pada Rabu (2/7/2025), pukul 15:00, di Ruang Teater 2, dan dihadiri oleh para pelaku usaha di bidang obat hewan, pakan, dan peternakan.

Seminar ini juga menjadi momentum soft launching buku Indeks Obat Hewan Indonesia (IOHI) edisi 2025, sebuah publikasi eksklusif yang mendata produk obat hewan terdaftar di Indonesia.

Hadir sebagai narasumber yakni Ketua Umum ASOHI periode 2010-2015, sekaligus Ketua Tim Penyusun IOHI, Drh M. Rakhmat Nuriyanto MM, didampingi oleh pemandu acara selaku Pemimpin Umum/Redaksi Majalah Infovet, Bambang Suharno.

Rakhmat Nuriyanto (kiri) dan Bambang Suharno 

Dalam pengantarnya, Bambang menjelaskan bahwa PT Gallus Indonesia Utama adalah penerbit Majalah Infovet, Info Akuakultur, dan Cat&Dog. Selain itu, Gallus juga memiliki beberapa unit usaha lainnya seperti GITAPustaka, GITA EO, GITA Consultant, dan GITA Studio. GITAPustaka telah menerbitkan berbagai buku, termasuk IOHI yang merupakan satu-satunya buku rujukan tentang obat hewan di Indonesia. Buku ini menyajikan data lengkap obat hewan impor maupun lokal yang telah memiliki nomor registrasi dari Kementerian Pertanian.

Bambang Suharno saat memandu acara seminar

Sementara itu, Rakhmat dalam paparannya mengungkapkan bahwa pasar obat hewan sempat mengalami penurunan selama pandemi, namun kini mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. “Menariknya, data menunjukkan jumlah obat hewan yang didaftarkan terus meningkat. Ini menandakan persaingan antar perusahaan obat hewan semakin ketat,” ujarnya.

Rakhmat Nuriyanto ketika memaparkan presentasinya

Dalam kesempatan tersebut, juga diperkenalkan format terbaru IOHI yang hadir dalam dua versi, yaitu cetak dan online melalui situs indeksobathewanindonesia.com. Versi online memudahkan pengguna mencari data dengan cepat melalui kotak pencarian. Misalnya, cukup mengetik “vaksin unggas” dan berbagai merek vaksin unggas akan langsung ditampilkan.

GITAPustaka juga memberikan promo khusus selama pameran berlangsung, berupa bonus akses gratis IOHI online bagi pembeli IOHI cetak edisi 2025 hingga buku tersebut resmi terbit.

Seminar ini tidak hanya menjadi ajang berbagi informasi tentang dinamika industri obat hewan di era pasca pandemi, tetapi juga mempertegas peran Infovet sebagai sumber informasi utama bagi masyarakat peternakan dan kesehatan hewan. (BS)

INDO LIVESTOCK 2025 RESMI DIBUKA, DORONG HILIRISASI DAN INOVASI PETERNAKAN DAERAH

Foto bersama dalam pembukaan Indo Livestock 2025. (Foto-foto: Dok. Henri/INF)

Surabaya (2/7/2025), pameran tahunan Indo Livestock 2025 Expo & Forum resmi dibuka di Grand City Convex Surabaya dengan semangat sinergi, hilirisasi, dan keberlanjutan di sektor peternakan dan perikanan. Pembukaan acara turut dihadiri berbagai perwakilan kementerian, asosiasi, dan pemerintah daerah.

PT Napindo Media Ashatama sebagai penyelenggara menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor serta edukasi gizi sejak dini melalui berbagai kegiatan interaktif. Gubernur Jawa Timur melalui Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, menyoroti tantangan bahan baku impor dan pentingnya adopsi smart farming untuk menjawab kebutuhan masa depan.

Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Produk Peternakan, Deputi Bidang Usaha Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Karsan MM, menegaskan dukungan penuh pemerintah terhadap ketahanan pangan nasional dengan penguatan infrastruktur logistik desa dan dorongan hilirisasi hasil peternakan. Dari sektor kelautan, KKP mencatat nilai ekspor perikanan Indonesia mencapai USD 5,9 juta, didorong oleh peningkatan produk siap saji yang kompetitif di pasar global.

Pada kesempatan tersebut, dilasanakan juga pemberian Indo Livestock Innovation Award 2025, yang diberikan kepada tiga daerah di antaranya Lamongan, Lampung Selatan, dan Bone, atas kontribusi nyata dalam inovasi peternakan dan kesehatan hewan. Penghargaan "Adipraja Satwa Sewaka Utama", "Adipraja Satwa Sewaka Madya", dan "Adipraja Satwa Sewaka Pratama" ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk terus berinovasi.

Berpose bersama usai pemberian Indo Livestock Innovation Award 2025.

Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Makmun, menutup sambutan dengan menyampaikan bahwa nilai hilirisasi peternakan nasional kini mencapai Rp 2,2 triliun, termasuk unggas sebesar Rp 277 miliar, naik 145% dari tahun sebelumnya. Indonesia kini menempati peringkat keempat produsen unggas dunia.

Pembukaan ditandai dengan bunyi alarm simbolik, mengawali Indo Livestock 2025 Expo & Forum yang dilaksanakan selama tiga hari, 2-4 Juli 2025, sebagai momentum penting menuju transformasi peternakan Indonesia yang lebih modern, mandiri, dan berkelanjutan. (Henri E. Prasetyo/INF)

INDO LIVESTOCK SIAP HADIRKAN INOVASI PETERNAKAN DI SURABAYA

Technical meeting Indo Livestock 2025 Expo & Forum. (Foto: Istimewa)

Indo Livestock 2025 Expo & Forum yang merupakan pameran internasional terkemuka di industri peternakan, pengolahan hasil ternak, dan kesehatan hewan ternak ke-18, akan kembali digelar pada 2-4 Juli 2025 di Grand City Convex (GCC), Surabaya.

Sebagai pionir dalam pameran internasional di industri peternakan, pengolahan hasil ternak, dan kesehatan hewan ternak, Indo Livestock telah menunjukkan konsistensi dan keunggulannya sejak pertama kali diselenggarakan pada 2002.

Mendekati pelaksanaan pameran, PT Napindo Media Ashatama (Napindo) selaku penyelenggara menggelar Technical Meeting Indo Livestock, Indo Feed, Indo Dairy, Indo Agrotech, Indo Vet, dan Indo Fisheries 2025 Expo & Forum pada Kamis (15/5/2025) di Jakarta.

Assistant Project Director Napindo, Lisa Rusli, dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut. “Kami mengucapkan terima kasih atas antusiasme dan kehadiran seluruh peserta pameran yang telah datang menghadiri Technical Meeting Indo Livestock pada siang hari ini,” ujarnya.

Lisa sekaligus memaparkan secara rinci aspek teknis pameran, serta menegaskan komitmen Napindo untuk memberikan pelayanan terbaik guna mendukung kesuksesan pameran Indo Livestock 2025 Expo & Forum.

Acara ini juga turut dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Karsan SSos MM dan perwakilan dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. Pameran juga didukung oleh Kementerian dan Asosiasi, di antaranya Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, AINI, ASMD, ASOHI, ARPI, FMPI, FP2TPKI, GAPENSISKA, GKSI, GOPAN, GPMT, HNSI, ISPIKANI, MAI, MAKINDO, MIPI-WPSA Indonesia, SCI, Minapoli, dan ASPERAPI.

Lebih dari 300 peserta dari 30 negara akan berpartisipasi selama tiga hari. Begitu pula 15.000 pengunjung yang diharapkan dapat meramaikan pameran dan forum internasional kali ini yang telah dipercaya sebagai platform unggulan untuk menjalin kerja sama dan memperkenalkan inovasi di industri peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, pertanian, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur.

Dengan mengikuti pameran ini, pengunjung juga akan mendapatkan informasi dari pakar industri mengenai isu-isu terkini dalam pengembangan bisnis. Tidak hanya itu, selama tiga hari pameran, Indo Livestock 2054 Expo & Forum menghadirkan Forkompedia yang terdiri dari empat sektor seperti Dairypedia (dairy), Fisheriespedia (perikanan), Livestockpedia (peternakan), dan Vetpedia (kesehatan hewan), serta program menarik lainnya seperti Sosialisasi SDTI 2025 berupa bazaar UMKM, talkshow, dan kegiatan anak dalam rangkaian SDTI Fun. (INF)

INDO LIVESTOCK 2025 EXPO & FORUM PERLUAS RELASI DAN BISNIS DI BANGKOK

Kunjungan tim Indo Livestock ke Bangkok menjadi momen penting untuk memperkenalkan Indo Livestock 2025 Expo & Forum serta Indonesia di kancah internasional. (Foto: Istimewa)

Bangkok, (12/3/2025), pameran dan forum industri inovasi, teknologi modern, dan kerja sama bisnis bidang peternakan, pengolahan hasil ternak, dan kesehatan hewan ternak ke- 18, Indo Livestock 2025 Expo & Forum mengunjungi pameran peternakan di IMPACT Exhibition Center, Bangkok, Thailand pada 12-14 Maret 2025, sebagai bagian dari upaya memperkuat kolaborasi global dan mempromosikan potensi besar sektor peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, dan pertanian Indonesia di kancah internasional.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia secara kumulatif pada periode Januari-Desember 2024 mencapai USD 264,70 miliar atau naik 2,29% dibanding periode yang sama di 2023. Sementara itu, ekspor kumulatif non-migas mencapai USD 248,83 miliar atau naik 2,46%.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Agung Suganda, juga menyampaikan bahwa produksi daging ayam nasional pada 2024 tercatat mencapai 3,84 juta ton, melebihi kebutuhan domestik sebesar 3,72 juta ton. Surplus ini menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya mandiri dalam sektor pangan unggas, tetapi juga siap menjadi salah satu negara penyokong kebutuhan pangan global.

Kunjungan tim Indo Livestock 2025 ke Bangkok, menjadi momen penting untuk memperkenalkan Indo Livestock 2025 Expo & Forum serta Indonesia di kancah internasional, sehingga diharapkan para pelaku di sektor peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, dan kesehatan hewan dapat merasakan manfaat dari penyelenggaraan Indo Livestock sebagai pameran internasional yang terdepan di Asia Tenggara.

Indo Livestock diselenggarakan bersamaan dengan Indo Feed, Indo Dairy, Indo Agrotech, Indo Vet, dan Indo Fisheries 2025 Expo & Forum, pameran ini akan diselenggarakan pada 2-4 Juli di Grand City Convex (GCC), Surabaya.

Indo Livestock 2025 Expo & Forum diharapkan menjadi titik pertemuan bagi para ahli dan pebisnis dari seluruh penjuru dunia, bersatu untuk mengeksplorasi, berinovasi, dan mengembangkan industri peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, pertanian, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur.

Akan ada lebih dari 300 peserta dari 30 negara, 10 paviliun negara, dan 15.000 pengunjung diharapkan dapat berpartisipasi dan meramaikan Indo Livestock 2025 Expo & Forum yang akan diselenggarakan selama tiga hari. (INF)

INDO LIVESTOCK RESEARCH AND INNOVATION AWARD 2024

Foto para peraih Indo Livestock Research & Innovation Award 2024 bersama dewan juri dan panitia. (Foto: Istimewa)

Sebagai bentuk komitmen dalam industri pengembangan peternakan Indonesia, Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI), bekerja sama dengan Napindo selaku penyelenggara pameran Indo Livestock, memberikan penghargaan Indo Livestock Research and Innovation Award 2024 kepada para insan peternakan.

Penghargaan yang dibalut dalam acara Executive Gathering Indo Livestock yang digelar pada hari pertama pameran (17/7/2024), juga bekerja sama dengan Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan IPB University (PSP3-IPB), Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan (AFKHI), Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Peternakan Indonesia (FPPTPI), Solidaritas Alumni SPR Indonesia (Saspri), yang didukung oleh Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek.

Indo Livestock Research & Innovation Award 2024 diikuti oleh 24 perguruan tinggi negeri dan swasta, melibatkan 20 magister, 24 doktor, dan 22 profesor yang mengikutsertakan 61 hasil karya penelitian.

Setelah melalui serangkaian proses penilaian oleh dewan juri, diputuskan lima penerima penghargaan dengan nama Widhi Catha Satwa Nugraha, sebagai berikut: (INF)

Pemenang Indo Livestock Research and Innovation Award 2024

Kategori Sapi Pedaging:
Prof. Dr. Mochamad Lazuardi (Universitas Airlangga)
Judul Penelitian/Inovasi: “Perangkat Uji Cepat Karkas Ayam dan Sapi Terhadap Kandungan Air Berlebih dan Proses Pembuatannya”

Kategori Sapi Perah:
Prof. Dr. Ir. Indah Prihartini, MP., IPU (Universitas Muhammadiyah Malang)
Judul Penelitian/Inovasi: “Probiotik Ternak Plus Inovasi Untuk Ketahanan, Keamanan Dan Keberlanjutan Peternakan Sapi Perah”

Kategori Kambing-Domba
(Universitas Gadjah Mada)
• Prof. Ir. Nafiatul Umami, SPt., MP., PhD., IPM., ASEAN Eng
• Prof. Dr. Ir. Bambang Suhartanto, DEA., IPU
• Dr. Teguh Wahyono, S.Pt, M.Si
Judul Penelitian/Inovasi: “Rumput Unggul Gama Umami (Pennisetum purpureum Var Gama Umami) sumber Biomasa Pakan Serat untuk Ruminansia”

Kategori Unggas:
(Universitas Wijaya Kusuma)
• Dr. drh. Siti Gusti Ningrum
• drh. Adhitya Yoppy Ro Candra, M.Si
• drh. Hana Cipka Pramuda Wardhani, M.Vet
• drh. Kartika Purnamasari, M.Si
• Dr.drh. Andreas Berny Yulianto, M.Vet
Judul Penelitian/Inovasi: “Aplikasi SEAMON sebagai Pembersih Sarang Burung Wallet di Dunia Industri”

Kategori Aneka Ternak:
(Universitas Mulawarman)
• Prof. Dr. Enos Tangke Arung, S.Hut, MP
• Prof. Dr. Irawan Wijaya Kusuma, S.Hut, MP
• Dr. dr. Swandari Paramita, M.Kes
• Ir. Julinda Romauli Manullang, MP
• Nurul Puspita Palupi, SP, MP
• Dr. Ir. Syafrizal, MP
Judul Penelitian/Inovasi: “Identifikasi dan Klasifikasi Senyawa Aktif Produk Lebah Tanpa Sengat (Trigona spp) untuk Bahan Obat dan Kosmetik”

KOLABORASI USSEC DAN INFOVET DI INDO LIVESTOCK 2024

Foto bersama panitia dan peserta seminar. (Foto-foto: Dok. Infovet)

Sustainability in Indonesia Poultry Industry Value Chain: Opportunities & Challenges” menjadi tema dalam seminar USSEC yang bekerja sama dengan Majalah Infovet dalam rangkaian pameran Indo Livestock Expo & Forum pada 17-19 Juli 2024, di JCC Senayan.

Mengambil tempat di ruang Theater 2 JCC Senayan, peserta dan pengunjung memadati ruangan seminar yang dilaksanakan pada Jumat (19/7). 

Dipandu oleh Technical Consultant USSEC, Alfred Kompudu, acara menghadirkan narasumber di antaranya Technical Consultant USSEC Prof Budi Tangendjaja, Sr Research Specialist Bank Mandiri Andre Simangunsong, dan VP ESG PT FKS Multiagro Beatrice Susanto.

Dari kiri: Alfred Kompudu, Beatrice Susanto, Andre Simangunsong, dan Prof Budi Tangendjaja.

Sambutan dari Pemimpin Redaksi Majalah Infovet, Ir Bambang Suharno, mengawali jalannya acara yang langsung dilanjutkan dengan pemaparan narasumber. Terkait tema yang diangkat, Prof Budi mengemukakan bahwa jika berbicara mengenai sustainability menurut FAO pada prinsipnya terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan, yakni Planet, People, dan Profit.

Dijelaskan Prof Budi, saat ini masyarakat banyak dituntut untuk bisa bertanggung jawab terhadap planet yang menjadi tempat tinggal manusia, guna menjaga keberlanjutan dalam hidup.

“Seperti contoh saya amati di Belanda, kalau kotoran dari peternakan ayam atau sapinya kelewat banyak, bisa berpotensi merusak lingkungan sehingga menjadi enggak berkelanjutan, ini didenda dan jadinya harus dibatasi. Nah, di Indonesia belum banyak bisa melakukan ini,” kata Prof Budi.

Lebih lanjut dipapakan, “Adapun terkait profit misalnya, apabila saya memelihara ayam tapi kalau tidak mendapat untung tentu itu tidak sustainable, itu tidak bisa berkelanjutan. Jadi salah satu patokan sustainability itu usahanya juga harus untung,” kata Prof Budi.

Contoh lainnya terkait people/manusia, juga berkaitan dengan peternakan ayam yang didemo akibat polusi bau yang menyebar ke lingkungan sekitar yang bisa membuat menjadi tidak berkelanjutan.

 “Nah tiga hal itulah yang harus diikuti jika berbicara mengenai sustainability, harus bicara kepada manusianya, bicara keuntungan bisnisnya, dan harus bicara soal lingkungan, supaya usaha kita juga bisa tetap berjalan,” imbuhnya.

Dalam paparannya tersebut, sustainability adalah dimana manusia dapat meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya, kemudian tindakan langsung untuk melestarikan, melindungi, dan meningkatkan sumber daya alam, lalu melindungi dan meningkatkan penghidupan pedesaan, kesetaraan, dan kesejahteraan sosial, serta ketahanan manusia, komunitas, dan ekosistemnya, melalui mekanisme tata kelola yang bertanggung jawab dan efektif.

Peserta memadati ruangan seminar.

Dari sisi pelaku usaha, Beatrice Susanto juga sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Prof Budi mengenai sustainability. Pihaknya juga sangat concern terhadap hal tersebut. “Kami sendiri juga sudah mempunyai divisi untuk mengatasi keberlanjutan usaha. Ini sangat penting buat kami, makannya masuk dalam strategi bisnis kami,” katanya.

Beberapa hal juga dilakukan FKS Multiagro dengan berbagi ilmu dan memberikan pembinaan kepada para petani/peternak untuk lebih aware kepada lingkungan. “Isu lingkungan juga menjadi perhatian, kami punya target bisa menurunkan angka emisi karbon sampai 20% dengan melakukan berbagai efisiensi dan berbagai upaya atau program-program untuk melestarikan lingkungan,” ungkapnya.

Foto bersama peserta yang berkesempatan mendapat cendera mata.

Hal senada juga disampaikan oleh Andre Simangunsong, untuk menjadi agen of change dalam mendorong sustainability, termasuk di industri peternakan.

“Dari kami juga sangat concern dengan hal itu, dengan mengajak peternak memerhatikan bagaimana manajemen pemeliharaan, kepadatan, pengelolaan limbah, hingga biosekuritinya. Dari sisi sustainability ini sangat penting,” ujarnya.

Ia juga menambahkan turut memonitor perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dan akan bekerja sama dengan pihaknya terkait sustainability. “Salah satunya yang terkait dengan jejak karbon yang dihasilkan. Intinya jangan pernah takut untuk memulai sustainability, karena itu juga merupakan efisiensi dari keberlanjutan usaha,” tukasnya. (RBS)

PAMERAN INDO LIVESTOCK 2024 RESMI DISELENGGARAKAN HARI INI

Pembukaan pameran Indo Livestock 2024, di JCC Senayan Jakarta. (Foto-foto: Dok. Infovet)

PT Napindo Media Ashatama (Napindo) dengan bangga kembali menyelenggarakan pameran dan forum internasional yakni Indo Livestock berbarengan dengan Indo Feed, Indo Fisheries, Indo Dairy, Indo Agrotech, dan Indo Vet, pada 17-19 Juli 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta.

Kolaborasi enam pagelaran tahun ini mencapai 12 paviliun negara, di antaranya Indonesia, Belanda, China, Eropa, India, Italia, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Spanyol, Taiwan, dan Vietnam.

"Kami berharap kolaborasi enam pameran ini bisa memberikan banyak manfaat dan memberikan banyak kesempatan untuk bertemu dengan mitra-mitra bisnis yang potensial," ujar Managing Director PT Napindo, Arya Seta Wiriadipoera, dalam pembukaan Indo Livestock, Rabu (17/7/2024).

Pada kesempatan tersebut, ia juga turut memberikan apresiasi kepada seluruh stakeholder dan pemerintah yang turut serta mendukung terselenggaranya pameran kali ini.

"Penghargaan tertinggi kami sampaikan kepada kementerian dan seluruh pihak yang turut mendukung penyelenggaraan pameran tahun ini. Diharapkan pameran ini menjadi sarana yang tepat untuk memajukan sektor pertanian, peternakan, dan akuakultur melalui sinergi yang tercipta demi meningkatkan perekonomian dan ketahanan pangan di Indonesia," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Deputi II Bidang Pangan, Agribisnis, dan Koordinasi Kemenko Bidang Perekonomian, Dida Gardera.

"Sinergi seluruh pihak ini menjadi momentum yang sangat baik, dimana pameran ini menggabungkan semuanya. Ini tentu harapannya menjadi titik temu berbagai pihak untuk sharing experience yang bisa kita maksimalkan di sini," kata Dida.

Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, yang hadir mewakili Menteri Pertanian, sekaligus membuka acara secara resmi mengungkapkan, momentum pameran ini bisa dijadikan sarana untuk berbagi informasi kepada seluruh pihak jika ingin mengembangkan produk-produk yang diperlukan.

"Saya berharap para investor dan para pelaku usaha mari sama-sama kita wujudkan ketahanan pangan kita. Kami sangat apresiasi kepada Napindo dan seluruh pihak yang benar-benar bergandengan tangan untuk menjawab tantangan tersebut," tukasnya.

Dirjen PKH, Nasrullah, saat mengunjungi booth-booth yang tampil di pameran Indo Livestock.

Selama tiga hari ke depan, sekitar 18.000 pengunjung ditargetkan hadir pada pameran tahun ini. Adapun ratusan peserta pameran dari puluhan negara akan menunjukkan inovasi dan solusinya di bidang peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, pertanian, kesehatan hewan, serta alat-alat peternakan, kedokteran hewan, perikanan, dan akuakultur.

Khusus untuk Paviliun Indonesia, tuan rumah menghadirkan enam paviliun, yaitu Paviliun Dairy oleh Kementerian Pertanian, Paviliun Indonesian Seafood oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Paviliun Closed Loop oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Paviliun Kementerian Perindustrian, Paviliun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta Paviliun PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia).

Selain pameran, pengunjung juga dapat menikmati berbagai program unggulan lainnya, seperti seminar dan technical product presentation dari para peserta pameran, juga sosialisasi SDTI (Susu, Daging, Telur, dan Ikan) melalu berbagai program seperti Bazaar UMKM, Gelar Buah Nusantara 2024, demo cooking, talkshow, dan kegiatan anak dalam rangkaian SDTI Fun sebagai gerakan sosialisasi konsumsi protein hewani. (RBS)

KOLABORASI ENAM PAMERAN PETERNAKAN DAN FORUM INTERNASIONAL 2024

 

Konferensi pers sambut gelaran Indo Livestock 2024 (Foto: Istimewa)

Pameran bergengsi skala internasional Indo Livestock kembali digelar pada 17-19 Juli 2024 doi Jakarta Convention Center (JCC). Pada konferensi pers hari ini, Senin (15/7), PT Napindo Media Ashatama (Napindo) selaku penyelenggara mengumumkan enam kolaborasi penyelenggaraan pameran dan forum internasional selain Indo Livestock yakni Indo Feed ke-17, Indo Fisheries ke-14, Indo Dairy ke-15, Indo Agrotech ke-3, dan Indo Vet ke-4.

Lisa Rusli selaku Assistant Project Director PT Napindo Media Ashatama mengungkapkan kolaborasi enam pameran ini merupakan wujud dukungan akan terciptanya sebuah ketahanan pangan nasional sebagai stabilitas nasional.

“Pagelaran ini bertujuan untuk membantu meningkatkan produktivitas industri lokal agar mampu bersaing memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri. Dengan pengalaman Napindo yang mencapai 2 dekade, pagelaran tahunan ini terbukti selalu mendapat apresiasi dan antusiasme positif baik dari pemerintah, pengusaha, maupun masyarakat,” jelas Lisa.

Kolaborasi enam pagelaran ini telah melebihi target awal paviliun negara. Dari yang semula ditargetkan hanya 10 paviliun negara, kini telah mencapai 12 paviliun negara, termasuk Indonesia, Belanda, China, Eropa, India, Italia, Korea Selatan, Malaysia, Singapore, Spanyol, Taiwan, dan Vietnam.

Acara yang menargetkan sebanyak 600 peserta pameran dari 50 negara, menunjukkan kepercayaan luar biasa dari industri maupun komunitas dalam dan luar negeri terhadap inovasi dan solusi industri industri peternakan, pakan ternak, pengolahan susu, pertanian, kesehatan hewan, alat-alat kedokteran hewan, perikanan dan akuakultur.

Sementara itu, Tri Melasari Direktur PPHNAK Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), mengungkapkan kegiatan ini menjadi kesempatan yang bagi pertumbuhan industri pertanian berkelanjutan dan menjadi wadah yang tepat bagi para pemangku kepentingan untuk saling bertukar informasi dan teknologi terkini dalam industri.

Selain menampilkan ragam produk peternakan dan kesehatan hewan berstandar internasional, Kementan menyiapkan ruang bagi para pelaku industri untuk berkonsultasi baik dari sisi produksi hewan, kesehatan, keamanan pangan, konsultasi ekspor, investasi perizinan usaha, dan juga pembiayaan kemitraan. “Kehadiran kami untuk memotivasi perusahaan dalam negeri lainnya untuk melakukan ekspor,” tutur Tri.

Khusus untuk Paviliun Indonesia, tuan rumah kali ini akan menghadirkan 6 paviliun yaitu Paviliun Dairy oleh Kementerian Pertanian, Paviliun Indonesian Seafood oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Paviliun Closed Loop oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Paviliun Kementerian Perindustrian, Paviliun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dan Paviliun PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia). Acara ini menargetkan dihadiri oleh 18.000 pengunjung selama rentang waktu 3 hari penyelenggaraan.

Selain pameran internasional, selama tiga hari pengunjung dapat menikmati berbagai program unggulan lainnya. Antara lain seminar dan technical product presentation.

Ajang tersebut menghadirkan The 2nd Sustainably Integrated Animal, Fishery, and Agribusiness Industry Forum dengan tema "Seminar Revolusi Pangan: Membangun Sistem Integrasi Horizontal Industri Pangan Bangsa" dan Seminar Nasional dengan tema "Strategi dan Kesiapan Dalam Mendukung Program Gerakan Minum Susu dan Makan Bergizi". Tidak hanya pameran dan seminar, Napindo bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) serta didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia menyelenggarakan Indo Livestock Research and Innovation Award 2024 dengan nama penghargaan Widhi Catha Satwa Nugraha. (INF)

 

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer