Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini FKH UGM | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

GURU BESAR FKH UGM MERAIH PENGHARGAAN BESTARI AWARD



Prof. Michael (tengah) bersama perwakilan PDHI dan Tim Qilu Pharmaceutical 

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM Prof. Dr. Drh Michael Haryadi Wibowo M.P. dinobatkan sebagai peraih penghargaan Bestari Award oleh PDHI bersama Qilu Pharmaceutical pada Sabtu (27/11) yang lalu.

Kepada Infovet ketika ditemui di Grha Dokter Hewan Indonesia yang berlokasi di jalan JOE Jakarta Selatan, Prof. Michael mengutarakan rasa syukur dan terima kasihnya atas penghargaan tersebut.

"Ini merupakan suatu hal yang istimewa dan luar biasa bagi saya, terima kasih untuk berbagai pihak yang telah memberikan support, terutama PDHI dan Qilu Pharmaceutical atas kepercayaannya kepada saya. Mudah - mudahan ini menjadi penambah motivasi saya dalam berkarya dan terus memajukan negeri ini dari sektor kesehatan hewan," tuturnya.

Prof. Michael dinilai layak mendapatkan penghargaan tersebut atas prestasi, inovasi, kreasi, dan kontribusinya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang peternakan. Hal tersebut diutarakan oleh Dr. Heriyanti O. Utoro MA, Corporate Public Relation Qilu Pharmaceutical dalam kesempatan yang sama.

"Kami Qilu Pharmaceutical peduli akan perkembangan sains dan teknologi di bidang kesehatan dan nutrisi hewan, penghargaan ini tentunya merupakan pengejawantahan hal tersebut. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Michael atas kontribusinya di bidang kesehatan hewan," kata wanita yang akrab disapa Ibu Oyen tersebut.

Ia melanjutkan bahwa Bestari Award juga memiliki filosofi tersendiri dimana makna dari kata Bestari yakni merujuk pada seseorang yang memiliki pengetahuan luas, berpendidikan baik, memilki budi pekerti yang luhur serta memiliki prakarsa, gagasan orisinal, inovatif, dan tentunya profesional. 

"Biasanya ungkapan bestari disandingkan dengan kalimat bijak bestari, yang memiliki makna cerdas dan bijaksana. Bestari ini bagi kita juga merupakan akronim yakni belajar, beramal seperti semangat matahari, dan kata Bestari pun sudah dibakukan dalam KBBI," tuturnya. 

Heryati juga menuturkan bahwasanya Bestari award nanti juga akan dianugerahkan kepada orang dari bidang lain seperti agribisnis, nutrisi ternak, bahkan bidang kebudayaan yang dinilai memiliki kriteria seperti di atas. 

Ketua Umum PB PDHI Dr. Drh Muhammad Munawaroh MM. memberikan sedikit testimonialnya terkait terpilihnya Prof. Michael sebagai peraih Bestari Award.

"Beliau merupakan salah satu orang yang berkontribusi dalam mitigasi wabah AI di Indonesia pada tahun 2003, yang sekarang sudah banyak lahir vaksin AI dari hasil mitigasi beliau. Selain itu beliau juga yang proaktif dalam meneliti bahkan menemukan beberapa penyakit unggas lainnya di tanah air seperti IB Varian, IBH, dan lainnya. Jangan juga dilupakan peran beliau dalam membantu peternak dan kontribusi beliau di dunia pendidikan, tentunya ini merupakan suatu hal yang luar biasa dan layak diapresiasi," kata Munawaroh.

Webinar Koksidiosis

Koksidiosis merupakan salah satu momok bagi peternak lantaran dapat menyebabkan hambatan dalam pencapaian performa ayam maksimal. Hingga kini koksidiosis menjadi momok menakutkan bagi peternak ayam baik broiler, layer, bahkan untuk level indukan (PS dan GPS).

Atas dasar tersebut Qilu Pharmaceutical bersama PDHI menyelenggarakan webinar dengan tema "Strategi Pengendalian Koksidiosis dan Efektivitas Antikoksidia" di hari yang sama melalui daring zoom meeting. Tercatat lebih dari 800 orang menghadiri webinar tersebut.

Bertindak sebagai keynote speaker dalam webinar tersebut yakni Dr Drh Muhammad Munawaroh MM. Pembicara yang dihadirkan pun merupakan konsultan dan juga guru besar FKH UGM yankni Prof. Charles Rangga Tabbu dan Prof. Gao Xing dari pihak Qilu Pharmaceutical Group. Webinar berdurasi lebih dari dua jam tersebut dimoderatori oleh praktisi perunggasan Drh Eko Prasetyo.

Prof. Charles memaparkan presentasinya sebanyak dua kali, dimana pada presentasi pertama beliau menjelaskan mengenai strategi pengendalian koksidiosis dan dalam presentasi kedua beliau memaparkan mengenai efektivitas sediaan antikoksidia dan aplikasinya. Sementara Prof. Gao Xing dalam presentasinya membawakan presentasi terkait pendekatan praktis dalam mengendalikan koksidia di peternakan broiler. 

Prof. Charles Rangga Tabbu memberikan materi webinar

Qilu Pharmaceutical merupakan perwakilan Qilu Pharmaceutical group di Indonesia yang merupakan salah satu produsen berbagai jenis produk Animal Health & Agricultural Solution terbesar di dunia. Dengan teknologi yang canggih dan muktahir, Qilu Pharmaceutical menghasilkan produk-produk yang berkualitas yang menguasai 50% market share Pharmaceutical dunia untuk produk Salinomycin, Monensin, Maduramicin, Ceftiofur, Apramycin, Tylosin, Tilmicosin, Neomycin dan lain-lain.

Selain itu, untuk produk Biopestisidanya juga menguasai 60% market share dunia seperti Abamectin dan Spinosad.

Dengan hadirnya Qilu Pharmaceutical di Indonesia, diharapkan dapat turut menyumbang peran dalam membangun dunia peternakan dan agrikultural Indonesia yang lebih baik. (CR)



ASOHI ADAKAN WEBINAR NASIONAL KESEHATAN UNGGAS DI MASA PANDEMI COVID-19

Webinar Nasional Kesehatan Unggas yang dilaksanakan ASOHI. (Foto: Dok. Infovet)

Rabu, 9 September 2020. Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) sukses menyelenggarakan Webinar Nasional Kesehatan Unggas dengan tema “Perkembangan Penyakit Unggas di Masa Pandemi COVID-19” yang dihadiri sekitar 160 orang peserta.

“Ini menjadi seminar luar biasa yang membahas mengenai penyakit unggas. Sebab informasi mengenai perkembangan penyakit unggas di lapangan terkendala pandemi COVID-19 yang tentunya menyulitkan banyak pihak,” ujar Drh Andi Wijanarko, selaku moderator webinar.

Hal itu juga seperti yang disampaikan Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari, dalam sambutannya. 

“Pandemi COVID-19 ini banyak mengubah pola kerja kita. Walau di industri obat hewan masih memberikan kontribusi dan pelayanan kepada peternak maupun pabrik pakan, namun tenaga technical kita agak terbatas di lapangan,” kata Ira.

Oleh karena itu, melalui webinar kali ini Ira berharap ada update informasi terbaru seputar penyakit unggas di lapangan.

“Informasi penyakit tepat sekali kita bahas, kami harapkan ada update informasi penyakit di industri unggas di tengah pandemi kali ini. Agar kita dapat menentukan langkah-langkah dan memberikan layanan terbaik kepada masyarakat peternakan dengan kondisi yang serba keterbatasan ini,” ucapnya.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan), Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa, yang turut hadir mengimbau kepada masyarakat peternakan untuk tetap waspada terhadap kehadiran penyakit khususnya di sektor perunggasan.

“Kemarin kita baru terima informasi mengenai outbreak Avian influenza (AI) yang terjadi di Australia dan Taiwan, kita harus tetap waspada. Sebab di era pandemi ini informasi mengenai penyakit kurang terekspos. Padahal teknologi salah satunya di industri obat hewan sudah semakin maju guna mendukung keamanan pangan, seperti berkembangnya pengganti antibiotic growth promoter (AGP),” kata Fadjar.

Dr Drh NLP. Indi Dharmayanti dan Prof Dr Drh Michael Haryadi Wibowo saat mempersentasikan materinya. (Foto: Dok. Infovet)

Webinar yang dimulai pada pukul 13:00 WIB turut menghadirkan narasumber yang andal di bidangnya, yakni Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner (BBLitvet), Dr Drh NLP. Indi Dharmayanti MSi, yang membahas materi “Perkembangan Penyakit Viral pada Unggas di Masa Pandemi COVID-19” dan Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Drh Michael Haryadi Wibowo MP, yang menyajikan materi mengenai “Pengendalian Penyakit Unggas di Masa Pandemi COVID-19”. (RBS)

FKH UGM SELENGGARAKAN WEBINAR BERTEMA DESINFEKTAN DAN BIOSEKURITI


Dua narasumber vet-webinar FKH UGM (Foto: Ist)

Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM dan GAMAVET menyelenggarakan webinar bertema “Desinfektan yang Aman bagi Manusia, Hewan dan Lingkungan: Belajar dari Penerapan Biosecurity Farm Unggas”, Rabu (3/6/2020). Menghadirkan narasumber Drh Heri Setiawan (Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia) dan Dr Drh Agustina DW, MP (Ketua Departemen Farmakologi FKH UGM) dan dipandu oleh moderator Drh Aria Ika Septana. 

Webinar diikuti lebih dari 300 orang dari berbagai daerah di Indonesia. Tingginya antusiasme peserta dalam sesi diskusi, moderator memutuskan untuk menambah waktu acara ini.

Dalam paparannya, Drh Heri menyebutkan tiga elemen dalam biosekuriti adalah isolasi, kontrol lalu-lintas dan sanitasi.

“Isolasi bertujuan menciptakan lingkungan agar ayam terlindungi dari penyebaran bibit penyakit atau mikroorganisme patogen. Elemen kontrol lalu-lintas guna mengendalikan lalu-lintas manusia, peralatan, kendaraan masuk/keluar area peternakan dan sanitasi berupa penerapan pelaksanaan pembersihan dan desinfeksi secara teratur dan menjaga kebersihan para pekerja di area farm,” terang Heri.

Dijelaskan Heri lebih lanjut, persyaratan desinfektan antara lain memiliki spektrum aktivitas luas, berdaya penetrasi kuat hingga efektivitas tinggi pada berbagai kondisi. Selain itu pemilihan produk desinfektan harus memperhatikan amankah bagi manusia, hewan dan lingkungan serta tidak memicu resistensi. (NDV)

UGM DESAK PEMERINTAH ATASI KEMELUT HARGA AYAM BROILER

Fakultas Peternakan UGM  (Foto: UGM)



Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Fakultas Kedokterah Hewan UGM mendesak pemerintah untuk segera mengatasi kemelut harga ayam broiler hidup atau live bird. “Kami menyerukan untuk dilakukan penyelamatan peternak dan pelaku industri peternakan ayam mandiri ini,” kata Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Dr Ir Ali Agus, kepada wartawan menanggapi anjloknya harga ayam broiler di kalangan peternak, Selasa (26/6/2019).

FKH UGM

Pemerintah diharapkan, imbuh Prof Ali Agus, agar menetapkan harga acuan atas dan harga acuan bawah baik untuk bibit, ayam hidup dan karkas.

Harga ayam broiler hidup atau live bird selama lebih dari dua pekan jatuh ke titik terendah yakni sebesar Rp 7.000-Rp 9.000. Sementara harga pokok produksi setiap kilogram mencapai Rp 16.000 hingga Rp 18.000 per kilogram (kg) sehingga banyak peternak yang mengalami kerugian besar, bahkan terancam bangkrut dan gulung tikar.

Kendati harga ayam hidup di tingkat peternak jatuh, namun harga di tingkat konsumen Rp 18.000 per kg untuk ayam hidup dan Rp 26.000 hingga 32.000 untuk karkas.

Kesenjangan harga di tingkat peternak dengan konsumen ini, menurut Ali Agus, perlu ditelusuri pemerintah dan pihak berwenang agar peternak mandiri tidak merasa dirugikan. “Setiap pelaku usaha harus memiliki ruang yang adil dalam memperoleh keuntungan usahanya,” katanya.

Selain menetapkan harga acuan, Prof Ali Agus juga meminta pemerintah melalui Kementerian dan Bulog bisa mengendalikan keseimbangan ketersediaan dan kebutuhan daging ayam broiler di pasaran dengan mengurangi stok produksi bibit secara transparan.

“Soal kebutuhan dan ketersediaan ini harus dilakukan secara cermat dan sungguh-sungguh,” tegasnya.

Proporsi usaha di sektor budidaya juga ditingkatkan, sehingga memungkinkan pelaku usaha peternakan ayam mampu bertahan dan memperoleh kesejahteraan. “Meski jumlah peternak mandiri ini hanya 20 persen dari seluruh pelaku usaha, namun puluhan ribu keluarga dan pekerja akan terancam jika usaha mereka bangkrut,” lanjutnya.

Seperti yang dilakukan oleh pelaku usaha dari perusahaan besar di bidang usaha budidaya, pemerintah diminta untuk memfasilitasi para peternak dan pelaku usaha supaya memiliki usaha pemotongan bersama, gudang penyimpanan dan infrastruktur perkandangan yang lebih memadai.

“Perlu restrukturisasi kebijakan di bidang industri perunggasan agar lebih efisen, berkeadilan dan memberikan pemerataan akses berusaha lebih luas,” pungkasnya. (Humas UGM/INF)

Guyub Rukun Temu Kangen Gamavet 2019

Temu kangen Gadjah Mada Veterinarian (Foto: Dok. Gamavet)

Temu Kangen Gadjah Mada Veterinarian (Gamavet) 2019 digelar Minggu (3/2) di Putri Duyung Ancol, Jakarta. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang juga merupakan Ketua Harian Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) turut hadir di acara ini.

“Kita semua di sini merupakan alumni Universitas Gadjah Mada, kita harus bisa memberikan sumbangsih yang nyata kepada negara dimanapun kita hadir. Bagi yang dipe losok pun, kita tunjukkan bahwa sebagai alumni UGM mampu turut berkontribusi,” tegasnya.

Drh Ismanto selaku Ketua Panitia acara mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh alumni Fakultas Kedokteran Hewan UGM yang telah berkenan menghadiri acara Temu Kangen Gamavet. Guyub rukun selalu diharapkan para alumni lewat kegiatan ini.

Para alumni Fakultas Kedokteran Hewan UGM datang dari berbagai profesi seperti dosen, praktisi, pengusaha, peneliti dan sebagainya. Menurut Ismanto, hal Ini menjadi sebuah kekuatan bagi dokter hewan untuk terus berkontribusi kepada negara sesuai bidang yang digeluti masing-masing.

Acara kangen-kangenan semarak dengan fun games dan hiburan (Foto: Dok. Gamavet)

Sekitar 200 orang lebih alumni dari seluruh wilayah Indonesia memeriahkan temu kangen ini. Acara semarak dengan berbagai kegiatan seperti seminar, fun games, dan hiburan lainnya. (NDV)

Peran Dokter Hewan Menggaung di Seminar One Day Scientific Expo

Ir Achmad Dawawi sebagai salah satu pembicara seminar One Day Scientific Expo (Foto: Nunung/Infovet)

Keluarga Alumni Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (Gamavet) menggelar One Day Scientific Expo, Sabtu (2/2/2019) di Hall Candi Bentar, Putri Duyung Ancol, Jakarta. Menggaungkan tema  bertajuk “Peranan Dokter Hewan dalam Penyediaan Protein Hewani di Jabodetabek dan dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Hewan Secara Profesional di DKI Jakarta”, acara ini diisi dengan agenda seminar edukasi.

Beberapa narasumber berkompeten di bidangnya antara lain Dr Ir Tri Hariyanto MM (Fungsional Utama Dirjen Perikanan Budidaya KKP RI), Drh Nanang Purus Subendro (Presiden Direktur PT Indo Prima Beef), Ir Achmad Dawami (Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas), Dr Y Sari Murti SH MHum (Dekan Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya) dan Drh Andi Wijanarko (Asosiasi Obat Hewan Indonesia).

Acara yang terselenggara atas kerjasama dengan Pemda DKI Jakarta ini dibuka dengan video Gubernur DKI Jakarta, Anies Bawesdan yang menyampaikan apresiasinya dengan diadakannya kegiatan One Day Scientific Expo.

Kegiatan ini dihadiri alumni dari berbagai daerah dan berbagai angkatan, tidak hanya Jabodetabek tapi juga Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, juga Sumatera.

Alumni FKH UGM dari berbagai daerah dan berbagai angkatan. (Foto: Nunung/Infovet)

“Dokter hewan sebagai salah satu profesi yang bersinggungan dengan hewan juga memiliki peran penting dalam penyediaan protein hewani bagi masyarakat luas. Dimana aspek keamanan pangan asal hewan selalu menjadi prioritas,” ujar Teuku Sahir, Bhakti Alumni Fakultas Kedokteran Hewan UGM dalam kontribusi pemikiran dan kinerja di DKI Jakarta serta nasional.

Ketua Panitia seminar One Day Scientific Expo, Drh Ismanto, mengatakan bahwa suplai telur sebagai salah satu sumber protein hewani yang murah untuk DKI Jakarta dipenuhi dari Blitar dan daerah penyangga yang ada di sekitar Jakarta, bahkan ada pula yang dari Lampung dan Palembang.

“Blitar saja per harinya bisa mencapai 700 ton, itu baru separuh kebutuhan Jakarta,” ujarnya.

Dia menambahkan, acara ini merupakan salah satu cara Gamavet mengapresiasi peran dokter hewan yang turut serta aktif meningkakan protein hewani yang berguna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan masyarakat, juga peningkatan pelayanan dokter hewan untuk masyarakat.

“Acara ini merupakan salah satu bentuk asah asih asuh Gamavet sebagai wujud pembinaan terhadap anggotanya, terutama dokter hewan yang ada di wilayah Jabodetabek,” tuturnya saat dijumpai Infovet usai acara.

Lanjut dia, peran dokter hewan sangatlah penting. Apalagi, para dokter hewan memiliki semboyan yang tidak main-main yaitu “Marga Manusya Mriga Satwa Sewaka”.

Semboyan itu, sambung Ismanto, memiliki makna yang sangat dalam. Secara harfiah diartikan sebagai sehatnya manusia melalui sejahteranya hewan.

 “Pemuliaan terhadap hewan itu akan memberikan kesejahteraan hewan yang lebih baik lagi. Sehingga hewan lebih sejahtera dan produktif,” tandasnya.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Drh Syamsul Ma’arif MSi dalam paparannya menjelaskan bahwa rata-rata konsumsi pangan hewani masyarakat Indonesia masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan data yang ada, konsumsi untuk daging sapi baru mencapai 2,5 kg/kapita/tahun, ayam 12,13 kg/kapita/tahun, dan telur 6,69 kg/kapita/tahun.

“Saya pikir ini menjadi tugas bersama termasuk dokter hewan, bagaimana bisa berperan dalam penyediaan protein hewani. Di sisi lain juga harus terus mengajak masyarakat untuk meningkatkan konsumsinya, sebagai upaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” papar dia. (NDV)

KAHMI VET AGENDAKAN BAKSOS 2017

Foto bareng saat Baksos aktivis KAHMI Vet.
Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta (KAHMI Vet), akan kembali mengadakan kegiatan Bakti Sosial (Baksos) di kawasan wisata Tawangmangu Karanganyar, Jawa Tengah.
Menurut Ketua Penyelenggara Baksos, Drh Sari Dewi, kegiatan ini merupakan aktivitas tahunan dari KAHMI Vet yang rutin digelar, jika pada tahun sebelumnya target ternak adalah kambing dan sapi, maka untuk 2017 ini adalah ternak Kuda. Pemilihan ternak kuda karena di daerah wisata itu, populasi jenis ternak ini relatif cukup banyak, sekitar 76 ekor ternak kuda yang menjadi salah satu andalan untuk obyek wisata.
Dalam kesempatan itu, nantinya akan diterjunkan langsung salah seorang ahli pada ternak kuda yang juga alumni KAHMI Vet, Dr Drh Yuriadi dan beberapa dokter hewan pendamping. Selain itu, menurut Sari, juga dilakukan Baksos berupa pemberian paket bingkisan.
Kegiatan akan digelar pada 2-3 Desember 2017 nanti, diperkirakan akan diikuti sekitar 60 orang alumni dari berbagai daerah di Indonesia, kemudian juga seorang alumni KAHMI Vet Drh Rohidin, seorang Gubernur Jambi yang khusus datang dengan tujuan silaturahmi dan juga berbagi pengalaman dengan para alumni. 
Namun, kata Sari, agaknya terjadi penurunan peserta daripada penyelenggaran tahun sebelumnya yang diikuti sekitar 80 orang alumni, hal itu karena banyaknya agenda dari para alumni. Kendati begitu, diperkirakan kegiatan akan berlangsung menarik dan sukses.
“Memang benar dalam hal peserta Baksos mengalami penurunan jumlah, namun Saya yakin, acara ini akan berlangsung meriah, berisi dan memberikan manfaat bagi warga masyarakat dan juga peserta,” pungkas Sari. (iyo)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer