Suasana seminar ilmiah soal sapi bali dan tantangan dokter hewan yang dilaksanakan KAHMI Vet, Sabtu (24/11). (Foto: Infovet/Untung) |
Sebuah perhelatan Ilmiah yang diselenggarakan oleh Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Veteriner (KAHMI vet), yang diikuti lebih dari 165 peserta, pada Sabtu (24/11), harus berakhir dengan kekecewaan peserta. Pasalnya, Sertifikat Kompetensi Pendidikan Berkelanjutan (SKPB) dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) tidak jadi dikeluarkan.
Beberapa peserta merasa kecewa terhadap panitia. Mengingat panitia sudah sejak awal menjanjikan adanya SKPB atas seminar tersebut.
Seminar bertajuk “Sapi Bali Prospek dan Tantangan Dokter Hewan” itu digelar di University Center (UC) UGM, dengan menghadirkan narasumber/pakar diantaranya Ketua Pusat Kajian Sapi Bali (PKSB) Prof Dr Drh Ni Ketut Suwiti, alumni Universitas Montpellier II Perancis Dr Asmarani Kusumawati, yang menekuni riset tentang produksi vaksin dan alat teknologi diagnosa untuk penyakit jembrana yang berbasis bioteknologi dan Kepala Badan Karantina Pertanian Drh Agus Sunanto, serta Pemerhati Epidemiologi Veteriner Kementan Drh Syafrisson.
Aktivitas seminar berlangsung lancar, bahkan penuh antusias peserta. Ketika ditelusuri oleh awak Infovet terkait kekecewaan peserta yang terjadi, Ketua Panitia, Drh Wikrama Satyadarma, menolak keras jika pelaksanaan forum tersebut dinilai “amatiran”. Namun ketika Infovet bertanya lebih jauh soal gagalnya penerbitan SKPB oleh PDHI, Wikarman tidak membantah bahwa hal tersebut merupakan sebuah ketidakprofesionalan sebuah organisasi.
Diungkapkan oleh seorang panitia lain, Drh Heni Widyastuti, sebelumnya secara prosedural dan mekanisme, pihaknya sudah menemui Ketua PDHI Cabang DIY, Dr Drh Sri Widagdo, untuk meminta arahan dan bimbingannya. Dukungan kuat dari Widagdo diungkapkan secara lisan kepada panitia saat pertemuan itu, yang juga akan membantu terbitnya SKPB kepada peserta seminar. Hal senada juga diperkuat Drh Wisnu, salah seorang Pengurus Harian PDHI Cabang DIY. Menurut dia, mengenai SKPB sempat dibicarakan dan sudah disetujui dalam sebuah Rapat Pengurus Harian. Namun yang terjadi, mungkin adanya perbedaan pandangan dengan Pengurus Besar PDHI, terbitnya Surat tertanggal 21 November 2018 bernomor 11E/KU/PBPDHI/11-2018, yang menolak dan bergeming menerbitkan SKPB, Drh Wisnu pun tak mengetahuinya.
Ditemui terpisah, Widagdo yang sebelumnya sudah bertemu dengan panitia seminar, membenarkan adanya surat tersebut. Saat itu Widagdo memberikan beberapa saran agar menggunakan Organisasi Non Teritori (ONT). Apabila terjadi ketidaknyamanan atau kekecewaan peserta, pihaknya akan mengambil “kebijakan khusus” dengan memberikan “nilai poin” kepada peserta seminar.
“PDHI Cabang DIY akan tetap memberikan poin kepada peserta seminar nasional sapi bali. Ini merupakan bentuk solusi terhadap apa yang sudah terjadi" kata Widagdo kepada Infovet.
Adanya kesan kurang profesional PB PDHI menjadi kekecewaan peserta yang juga pengurus PDHI, yaitu Drh Gigih Bawono dan Drh Sri Herny. Menurut mereka, aktivitas seminar ilmiah itu relatif cukup baik dalam pelaksanaan maupun kompetensi keilmuan dari para pemakalahnya. (iyo)