-->

KEMERIAHAN PERINGATAN HUT PDHI KE - 72 DAN PENGANUGERAHAN PDHI AWARD

Pemotongan Tumpeng Secara Simbolis Memperingati HUT PDHI Ke-72
(Foto : CR)

Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) melaksanakan peringatan hari ulang tahun yang ke-72 pada Sabtu, 11 Januari 2025, di Merlynn Park Hotel, Jakarta Pusat. Kegiatan puncak perayaan HUT ini tambah semarak dengan diberikannya Penganugerahan PDHI Award. 

Acara tersebut dihadiri oleh anggota PDHI dari seluruh Indonesia. Tujuan dari penganugerahan ini yakni memberikan apresiasi kepada dokter hewan serta insan selain dokter hewan yang telah berkontribusi besar dalam dunia kedokteran hewan, kesehatan, serta kesejahteraan hewan di Indonesia.

Membuka acara dengan sambutannya, Ketua Umum PDHI, drh Muhammad Munawaroh menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh anggota yang telah berperan dalam memajukan profesi kedokteran hewan di tanah air. Ia mengungkapkan bahwa selama 72 tahun, PDHI telah berkembang pesat dan berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan hewan, melindungi kesejahteraan hewan, serta menjaga kesehatan masyarakat melalui pencegahan penyakit zoonosis.

"Saya berharap di usianya yang ke -72 PDHI semakin solid, saya juga berharap jumlah dokter hewan di Indonesia akan terus bertambah agar dapat memenuhi kebutuhan di seluruh Indonesia. Saat ini jumlahnya sangat sedikit, tidak sampai 1% dari jumlah penduduk, sehingga semoga kedepannya universitas-universitas yang belum memiliki program studi kedokteran hewan segera membuka program tersebut,” ujarnya.

Dr. Munawaroh juga menambahkan bahwa PDHI berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi dokter hewan dan peran mereka dalam menjaga kesehatan hewan, lingkungan, dan manusia. PDHI juga bertekad untuk mendukung pengembangan riset dan inovasi di bidang kedokteran hewan. Ia juga sedikit menyinggung perihal UU Kedokteran Hewan yang masih dalam tahap pembahasan di DPR, menurutnya UU tersebut penting dalam memperkuat profesi dokter hewan di Indonesia.

Apresiasi dari Dirjen PKH

Dalam kesempatan yang sama, Dr drh Agung Suganda, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada PDHI yang selalu aktif sebagai mitra dalam mendukung pembangunan subsektor peternakan dan kesehatan hewan. Ia mengingatkan bahwa keberadaan dokter hewan sangat vital, terutama dengan perubahan iklim global dan cuaca ekstrem yang telah memicu peningkatan penyakit hewan serta munculnya penyakit baru, yang menjadi tantangan yang harus dihadapi.

“Melalui HUT PDHI ini, saya berharap kita dapat merefleksikan pencapaian yang telah diraih dan merencanakan langkah-langkah strategis untuk terus memajukan profesi dokter hewan di Indonesia. Sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, organisasi, masyarakat, dan profesi lainnya sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi hewan, yang tentu akan berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan manusia,” tambahnya.

Testimoni Tokoh Penting

Acara ini turut dihadiri oleh pejabat pemerintah, termasuk Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi, Rahmat Shah selaku Ketua Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia, serta Ketua Yayasan Arsari, Hashim Djojohadikusumo, yang merupakan adik dari Presiden Indonesia Prabowo Subianto.

Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, menegaskan pentingnya peran dokter hewan dalam memenuhi kebutuhan protein hewani dan mencegah penyakit hewan di Indonesia. Meskipun jumlah tenaga kesehatan hewan masih jauh dari ideal, Viva Yoga mengajak para dokter hewan untuk tetap optimis dalam mendukung program makan bergizi gratis.

“Sayangnya, dari ribuan perguruan tinggi, hanya 14 yang memiliki Fakultas Kedokteran Hewan (FKH),” ujar alumni FKH Universitas Udayana ini. Ia menambahkan bahwa Indonesia saat ini membutuhkan tambahan 50.000 dokter hewan untuk mendukung berbagai program kesehatan hewan dan ketahanan pangan.

Viva Yoga juga mengungkapkan bahwa DPR tengah memperjuangkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pendidikan dan Pelayanan Kedokteran Hewan yang telah masuk dalam program legislasi nasional (Prolegnas). Ia optimistis RUU tersebut dapat disahkan dalam waktu satu tahun jika mendapat dukungan mayoritas fraksi di DPR.

“Ini demi kebaikan masyarakat, bangsa, dan negara,” tegasnya.

Dalam mendukung program makan bergizi gratis, Viva Yoga menekankan pentingnya peran dokter hewan dalam memastikan ketersediaan protein hewani yang berkualitas dan aman, serta mengurangi ketergantungan pada impor protein hewani.

Hashim Djojohadikusumo yang hadir dan menerima penghargaan dalam kategori Outstanding Contributor Non-Vet, menyampaikan kekagumannya terhadap pada dokter hewan Indonesia. 

“Saya sangat surprise dengan acara ini karena banyak penerima penghargaan berasal dari praktisi satwa liar. Pemberian penghargaan ini memperkuat pemahaman saya akan tupoksi dokter hewan dalam menjaga keamanan pangan, yang sejalan dengan program unggulan Presiden Prabowo Subianto, yaitu makan bergizi dan minum susu gratis untuk siswa sekolah,” ujarnya. (CR)


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT SIAP DIRIKAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

Penandatangan MoU ULM Untuk Mendirikan Fakultas Kedokteran Hewan
(Foto : Istimewa)


Gubernur Kalimantan Selatan, Muhidin menyambut baik dan mendukung penuh pendirian Program Studi Kedokteran Hewan di Universitas Lambung Mangkurat. Program ini diharapkan mampu mengatasi berbagai tantangan di sektor peternakan dan kesehatan hewan serta mendorong potensi daerah menjadi lebih maksimal.

Hal tersebut disampaikannya melalui Asisten Administrasi Umum Setda Prov Kalsel, Ahmad Bagiawan pada kegiatan Lokakarya Pendirian Program Studi Kedokteran Hewan di Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin, Senin (23/12/2024).

Kalsel merupakan salah satu provinsi dengan potensi peternakan yang begitu besar, yang sangat membutuhkan kehadiran tenaga dokter hewan yang profesional, kompeten, dan berdaya saing.

Gia menyebutkan, dalam beberapa tahun terakhir, sektor peternakan di Kalsel telah menunjukkan perkembangan positif, dengan program-program strategis yang telah menjadi role model nasional.

“Kita juga memiliki berbagai keunggulan, diantaranya peternakan itik Kalsel yang dikenal sebagai sentra produksi itik. Terutama itik alabio yang merupakan plasma nutfah Kalsel yang telah banyak disistribusikan dibeberapa provinsi di Indonesia. Itik telah menjadi salah satu komoditas unggulan daerah dan melalui program Sitii Hawa Lari telah diadopsi oleh provinsi lain di Indonesia dan terbukti mampu meningkatkan pendapatan peternak,” kata Gia.

Selanjutnya Gia menyampaikan, program peternakan sapi potong Kalsel mempunyai potensi lahan yang luas, terutama pada perkebunan sawit yang dapat diintegrasikan melalui program Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Inti Plasma. 

Kalsel memiliki peluang besar untuk mencapai swasembada sapi, kerbau rawa, keberadaan kerbau rawa di Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah aset budaya dan ekonomi yang harus terus dijaga perkembangan dan kelestariannya karena kerbau juga merupakan salah satu galur yang ada di Kalsel yang dikenal kerbau Kalsel/rawa.

Dengan potensi pasar yang besar, kerbau Kalsel/rawa bisa menjadi produk unggulan khas Kalsel jika pengembangannya didukung oleh riset dan pendampingan berkelanjutan serta sektor unggas dan kambing, populasi ayam ras dan ayam buras di Kalsel terus meningkat. Begitu pula dengan kambing yang mulai dilirik sebagai alternatif peternakan produktif bagi masyarakat.

“Demikian juga dengan sektor perikanan, Kalsel mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan tidak hanya skala nasional melainkan juga skala internasional,” ucapnya.

​Oleh karena itu, kehadiran Program Studi Kedokteran Hewan di Universitas Lambung Mangkurat menjadi sangat strategis. Program ini diharapkan akan menjawab kebutuhan tenaga dokter hewan.

“Fakultas ini nantinya akan menjadi pusat riset dan inovasi di bidang kesehatan hewan, manajemen peternakan, perikanan serta pengembangan teknologi pakan yang lebih efisien,” kata Gia.

​Kedepan diharapkan dengan, hadirnya fakultas ini, juga dapat​ membangun ekosistem peternakan dan kesehatan hewan yang berkelanjutan dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah, perguruan tinggi, swasta, dan peternak, kita dapat membangun ekosistem peternakan yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.

“Saya percaya, saya juga mengajak seluruh pihak baik pemerintah daerah, akademisi, sektor swasta, maupun masyarakat untuk bersinergi mendukung pendirian program ini. Kolaborasi yang solid akan menjadi kunci sukses bagi kemajuan peternakan dan kesejahteraan masyarakat Kalsel,” jelasnya. (INF)

GEBRAKAN AFFAVETI: SINERGISME DOKTER HEWAN DAN APOTEKER DI BIDANG OBAT HEWAN

Seminar sinergisme dokter hewan dan apoteker di bidang obat hewan. (Foto: Dok. Infovet)

Diawali pelantikan pengurus AFFAVETI periode 2024-2029, seminar Gebrakan AFFAVETI "Sinergisme Dokter Hewan dan Apoteker di Bidang Obat Hewan" digelar di Gedung Start Up Center IPB Taman Kencana, Sabtu (24/8/2024).

Sesuai tema yang diangkat, Ketua AFFAVETI, Drh Ni Made Ria Isriyanthi, mengatakan bahwa sinergisme ini menjadi suatu ajang ilmiah untuk bisa berbagi pengetahuan terkait farmasi veteriner ke depan.

"Ini menjadi suatu ajang ilmiah bagaimana kita bisa sharing ke depannya antara dokter hewan dan apoteker," katanya.

Seminar yang dipandu oleh Wakil Ketua I AFFAVETI, Dr Drh Andriyanto MSi, menghadirkan pembicara di antaranya Dr Apt Nunung Yuniarti SF MSi (Fakultas Farmasi, Apotek Veteriner UGM), Drh M. Munawaroh (Ketua PDHI), dan Drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa PhD.

"Dengan beragam isu yang ada seperti AMR, medicated feed, kemudian adanya cara pembuatan obat hewan yang baik, dan cara distribusi obat hewan yang baik, sehingga memunculkan peran sinergisme antara apoteker dan dokter hewan," ujar Nunung Yuniarti.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa apotek veteriner memiliki peran utama, yakni menjamin ketersediaan obat hewan, menjamin penggunaan obat hewan yang benar dan aman, menjamin distribusi obat hewan yang benar dan aman, serta menyediakan kebutuhan terapi veteriner meliputi pelayanan resep veteriner, alat kesehatan, dan sarana penunjang lainnya.

Pada kegiatan tersebut juga ditampilkan pleno pembukaan Prodi Farmasi Veteriner SKHB IPB yang disampaikan oleh Dekan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, Dr Drh Amrozi, yang mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak di antaranya pemerintah, asosiasi, perusahaan, dan lain sebagainya. (RBS)

VISION : BAKTI SOSIAL ALA PDHI JABAR VI

PDHI Jabar VI Sukses Menggelar Bakti Sosial Bertajuk Vison
(Foto : CR)


Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia yang ke-79, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Jawa Barat VI yang meliputi Kota dan Kabupaten Sukabumi, serta Kabupaten Cianjur mengadakan acar bakti sosial bertajuk Vision (Veterinary Social Action). Acara tersebut digelar di Living Plaza Sukabumi pada Minggu 11 Agustus 2024 yang lalu. 

Ketua panitia Vision Drh Muhammad Supika dalam sambutannya menyatakan rasa syukurnya karena acara tersebut banyak mendapat dukungan dari masyarakat, komunitas, dan stakeholder di daerahnya sehingga dapat terlaksana dengan baik. Ia juga mengatakan bahwa acara ini digelar sebagai bentuk pengabdian dokter hewan Indonesia khususnya di area kerja PDHI Jabar VI.

"Sebagaimana semboyan PDHI, manusya mriga satwa sewaka, kami di dalam acara ini berusaha memberikan yang terbaik bagi lingkungan sekitar kami baik dalam urusan kesehatan hewan serta menjamin kualitas bahan pangan asal hewan. Tentunya semua itu adalah bentuk pengabdian kami dalam mewujudkan kesejahteraan manusia melalui dunia hewan," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, ketua PDHI Jabar VI yakni Drh Riki Barata dalam sambutannya juga menyatakan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam acara tersebut. Menurutnya ini bukan kali pertama PDHI Jabar VI melakukan kegiatan bakti sosial, dimana setiap tahun acara bakti sosial rutin mereka gelar.

"Kami alhamdulillah setiap tahun proaktif melakukan acara serupa, bentuknya pun berbeda. Pada saat Covid kemarin, kami membagikan 1000 masker kepada masyarakat, kemudian ada juga kegiatan bakti sosial lain yang berkaitan dengan profesi," kata dia.

Dirinya juga berharap agar PDHI Jabar VI dapat terus rutin melaksanakan kegiatan serupa meskipun dengan bentuk yang berbeda tiap tahunnya. Karena menurutnya kegiatan bakti sosial amat krusial selain sebagai ajang eksistensi dan silaturahmi, tetapi juga sebagai pengejawantahan kepedulian dokter hewan kepada masyarakat.

Mewakili PJ Walikota Sukabumi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Sukabumi Adrian Hariadi menyampaikan rasa banggan dan mengapresiasi kegiatan tersebut setinggi - tingginya. Adrian menyebut bahwa PDHI Jabar VI merupakan salah satu mitra strategis Pemerintah Kota Sukabumi yang kiprahnya selalu dinantikan.

"Kami mendukung penuh kegiatan ini, dan juga menyambut baik acara ini. Kebetulan acara seperti ini sudah kesekian kalinya oleh PDHI Jabar VI dan kalau saya melihat dari antusiasme warga, acara ini bisa dibilang sukses. Semoga PDHI Jabar VI tetap eksis dan berkontribusi bagi wilayah kerjanya dengan kegiatan - kegiatan yang positif," tutup Adrian.

Minum Susu dan Makan Telur Sebagai Bentuk Kampanye Gizi
(Foto : CR)


Kegiatan Bermanfaat Nan Edukatif 

Masyarakat Antusias Mendonorkan Darah
(Foto : CR)

Dalam acara Vision tersebut terdapat berbagai rangkaian kegiatan yang dilangsungkan oleh PDHI Jabar VI. Mulai dari senam pagi, pemeriksaan kesehatan hewan gratis, layanan USG gratis, vaksinasi rabies gratis, donor darah, kampanye gizi protein hewani, expo dan bazar, serta acara talk show mengenai nutrisi hewan peliharaan. 

Dalam acara talkshow narasumber yang dihadirkan pun bukan kaleng - kaleng. Bertindak sebagai narasumber yakni Drh Moh Zaenal Abidin Mursyid selaku Veterinary Development Manager dari MARS Pet Nutrition. Talkshow tersebut dimoeratori oleh Drh Wingke yang juga merupakan salah satu dokter hewan praktisi hewan kecil asal Kota Sukabumi.

Semakin Meriah Dengan Adanya Doorprize dan Hadiah
(Foto : CR)

Secara gamblang Drh Abid banyak menjelaskan kepada masyarakat yang hadir akan pentingnya pemberian nutrisi hewan kesayangan secara seimbang. Ditambahkan dengan berbagai tips merawat hewan kesayangan dari Drh Wingke yang semakin membuat acara talkshow semakin meriah. Berbagai pertanyaan dari pemilik hewan pun ditanyakan langsung, sehingga terjadi disuksi yang interaktif dan menarik. 

Pemeriksaan Kesehatan Hewan Gratis
(Foto : CR)

Berdasarkan data yang dihimpun oleh panitia, sekitar 150 ekor hewan kesayangan yang terdiri dari berbagai macam spesies mulai dari kucing, anjing, ayam, dan hewan lain telah diperiksakan oleh tim dokter hewan dalam acara Vision tersebut. 

Dari kegiatan donor darah, sebanyak lebih dari 70 orang yang hadir dalam acara tersebut datang mendonorkan darahnya. Sejatinya ada 100 orang yang mendaftarkan diri, namun karena alasan kesehatan, hanya 70 orang saja yang diperbolehkan mendonorkan darahnya pada hari itu. 

Acara kian meriah dengan dibagikannya doorprize kepada peserta yang hadir. Doorprize diberikan secara diundi bagi mereka yang beruntung dan juga melalui kuis interaktif yang diadakan oleh panitia. Semoga kegiatan serupa dapat dilangsungkan oleh PDHI di cabang lainnya sebagai bentuk kepedulian dan eksistensi dokter hewan Indonesia dalam membangun bangsa. (CR)


FAO DAN KEMENTAN UNDANG BARA GELAR WORKSHOP AMR

Foto Bersama Para Peserta dan Trainer

Resistensi antimikroba (AMR) tentunya sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Isu tersebut bahkan merupakan salah satu topik yang dibahas oleh para pemimpin dunia pada KTT G-20 di bali beberapa waktu yang lalu.

Indonesia sendiri masih berjuang dalam mengendalikan resistensi antimikroba. Dengan tujuan studi banding sekaligus berbagi pengalaman, FAO ECTAD Indonesia bersama Kementan melaksanakan kegiatan workshop mengenai AMR bertemakan MPTF - BARA Traning and Workshop di Hotel Aston Priority, Jakarta Selatan (23/5) lalu. Pesertanya merupakan semua stakeholder baik pemerintah dan swasta yang bergerak dalam bidang medis, akuakultur, dan pertanian yang bersinggungan dengan penggunan antimikroba. 

Kasubdit POH Drh Ni Made Ria Isriyanthi yang hadir mewakili Direktur Kesehatan Hewan dalam sambutannya menyatakan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung keberlangsungan acara tersebut. Ia menyebut bahwa pelatihan ini merupakan upaya dari pemerintah dalam mengendalikan resistensi antimikroba.

"Kita berkolaborasi dengan BARA dan FAO juga bukan tanpa alasan, di Bangladesh kampanye AMR ini sangat masif, dan kita bisa mengambil hal - hal positif dari mereka," tutur Ria.

BARA (Bangladesh AMR Response Alliance) sendiri merupakan organisasi independen yang terdiri dari bermacam profesi yang berhubungan dengan medis seprti dokter, dokter hewan dokter gigi, apoteker, dan semua pihak yang berkecimpung di sektor keamanan pangan, akuakultur, dan pertanian secara luas.

Hal tersebut disampaikan oleh Jahidul Hasan selaku fasilitator / trainer dalam acara tersebut Pria yang berprofesi sebagai apoteker tersebut juga merupakan salah satu anggota BARA. Ia mengatakan bahwa BARA terbentuk sejak tahun 2018 atas keresahan mengenai resistensi antimikroba yang terjadi di Bangladesh.

Di negaranya, Jahidul mengatakan bahwa penggunaan antimikroba di berbagai sektor dapat dibilang sangat serampangan. Bahkan ia menyebut bahwa seorang profesor di satu rumah sakit besar di Bangladesh sampai terkaget - kaget bahwa bakteri yang diisolat dari rumah sakit tempatnya bekerja merupakan superbug alias bakteri yang resisten terhadap berbagai macam jenis antibiotik.

"Ini tentu sangat meresahkan, oleh karena itu kami berinisiatif membangun BARA. semua sektor kami rangkul, dokter, dokter gigi, dokter hewan, bahkan dari sektor akuakultur dan pertanian juga boleh, kami tidak membatasi keanggotaan kami, siapapun yang merasa terpanggil akan masalah ini boleh menjadi anggota kami," tuturnya.

Kegiatan yang dilakukan BARA antara lain melakukan penyuluhan, pendampingan, konsultasi, dan pelatihan ke masyarakat, pelajar, mahasiswa, kalangan medis, bahkan petani, peternak, dan pembudidaya ikan. Mereka umumnya melaksanakan kegiatan dengan pendekatan yang persuasif dan menyenangkan sehingga masyarakat menerima kedatangan mereka.

"Kami memulai dari bawah, mengumpulkan data, melihat apa yang terjadi, dan melakukan action sesuai dengan permasalahan yang ada di lapangan. Pemerintah pun ikut andil dalam hal ini, karena kami tahu bahwa data adalah hal yang penting juga bagi mereka dalam mengambil keputusan," kata Jahidul.

Dari data yang terkumpul, BARA kemudian mengolahnya dan menjadikanya aplikasi yang dapat digunakan oleh masyarakat. Dari situlah masyarakat dapat mengakses isu tentang AMR, teredukasi, dan lebih menyadari pentingnya isu tersebut.

Dalam kesempatan yang sama Drh Erianto Nugroho selaku perwakilan FAO ECTAD Indonesia mengatakan bahwa program ini sangat bagus dan esensial bagi Indonesia yang tengah berjuang menghadapi AMR. Ia menilai dari sini Indonesia bisa banyak belajar, membagi dan berbagi pengalaman terutama challenge di lapangan terkait pengendalian AMR.

"Bisa saja kita membuat semacam organisasi kaya BARA, orang yang ikut yang benar - benar independen. Tapi sebagus - bagusnya program yang dibuat kalau masyarakatnya tidak aware akan hal ini juga rasanya percuma, jadi fokus utamanya bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat dulu ya mungkin," tutur dia.

Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari dimulai dari 23-26 Mei 2023. Diharapkan dengan selesainya kegiatan ini kapasitas Indonesia dalam mengendalikan AMR semakin meningkat dan lebih baik. (CR)


KEMERIAHAN ACARA PERINGATAN HUT PDHI KE-70

Ketum PDHI membuka acara jalan santai

Tiap tahun di tanggal 9 Januari merupakan hari yang spesial bagi dokter hewan Indonesia. Pasalnya, pada tanggal tersebut diperingati sebagai hari lahir organisasi yang menaungi Dokter Hewan di Seluruh Indonesia yakni Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).

Kini organisasi yang dipimpin oleh Drh Muhammad Munawaroh tersebut genap berusia 70 tahun. Dalam rangka memperingati tujuh dekade PDHI, pengurus pusat PDHI mengadakan acara puncak peringatan hari lahirnya dengan menggelar acara bertajuk Vet and Family Fun Walk.

Acara tersebut digelar pada Minggu (29/1) yang lalu bertempat di Taman Marga Satwa Ragunan, Jakarta. Dengan Tema PDHI Bersinergi & Berkolaborasi untuk negeri acara tersebut digelar dengan meriah. Tidak kurang sekitar 1000 orang dokter hewan hadir bersama dengan keluarganya dalam acara jalan santai tersebut.

Eksis dan Produktif

Ketua Umum PB PDHI Drh Muhammad Munawaroh dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa acara ini digelar untuk menunjukkan esksistensi profesi dokter hewan di Indonesia. Selain itu ajang ini juga menjadi media silaturahmi para kolega dokter hewan dari seluruh Indonesia agar saling memperkuat jejaraing dan lebih dapat produktif dan berkontribusi untuk negeri.

"Kita di sini sesekali mengadakan acara jalan santai, sambil ngobrol, menikmati udara pagi yang segar, kan enak toh?. Kita berbaur bersama, menikmati kebersamaan, seru – seruan bareng. Pesertanya juga bukan cuma dokter hewan di Jabodetabek saja, dari daerah juga banyak yang menuju kesini bela-belain hadir, demi silaturahmi," tutur dia.

Ketua panitia acara tersebut Drh Ani Juwita Handayani dalam sambutannya mengatakan bahwa ia tidak menginginkan acara ini bukan hanya sekedar kongko – kongko dan bag – bagi doorprize saja. Namun acara ini harus dapat dimanfaatkan oleh para anggota untuk berkolaborasi dan bersinergi agar dapat memberi kontribusi bagi negeri, dimana negeri ini sedang banyak mengalami wabah penyakit hewan dan tantangan lain yang membutuhkan peran dokter hewan untuk mengambil perannya.

Tidak lupa Drh Ani menyatakan rasa terima kasihnya kepada para panitia, peserta, dan sponsor yang telah berpartisipasi atas terselenggaranya acara tersebut sehingga dapat dilaksanakan dengan meriah, gegap dan gempita.

Artis dan Presenter Irfan Hakim Menerima Penghargaan dari PDHI


Penghargaan Bagi Insan Inspiratif

Dalam acara tersebut, PDHI memberikan beberapa penghargaan kepada beberapa insan yang dinilai memiliki kontribusi positif di dunia kedokteran hewan Indonesia. Salah satu penerima penghargaan tersebut yakni pencipta Mars Dokter Hewan Drh. Jiyono Notokesumo (Alm). Penghargaan tersebut pun diwakili oleh putra Drh Jiyono yakni Drh R. Nurcahyo. Ia pun mengungkapkan terima kasih dan rasa bangganya kepada PDHI atas penghargaan yang diberikan.

"Terima kasih kepada PDHI atas penghargaan yang diberikan, semoga PDHI semakin eksis, semakin berkontribusi untuk Indonesia dan semakin jaya. Sangat membanggakan mendengar lagu ciptaan almarhum dinyanyikan oleh ribuan dokter hewan di sini," tuturnya.

Insan lain yang mendapatkan penghargaan yakni artis dan presenter kondang Irfan Hakim. Dirinya dirasa memberikan kontribusi positif sebagai public figur yang menjadi penggagas edukasi pecinta Hewan di Masyarakat. Irfan juga dinilai membuat profesi dokter hewan semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia melalui kanal Youtube-nya.

"Saya gimana enggak dekat dengan dokter hewan coba, anak saya memang cuma ada 5, tapi itu yang manusia. Yang hewan ada banyak ratusan, mulai dari unggas, mamalia, ikan, semuanya ada. Kalau mereka sakit kan saya harus ke dokter hewan, saya harus nanya kepada pakarnya. Makanya saya merasa harus dan wajib ke dokter hewan," tuturnya.

Irfan juga mengatakan bahwa secara khusus ia mempekerjakan beberapa dokter hewan untuk menjaga hewan peliharaannya tetap sehat dan dalam kondisi prima.

"Kalau satwa liar saya konsul ke drh Slamet Raharjo, untuk burung saya ke drh Peter Kombo, belum lagi drh yang stay di rumah. Pokoknya saya serahkan semua masalah kesehatan hewan ke tangan yang tepat, karena memang merekalah yang mengerti," ungkap Irfan.

Ia juga mengungkapkan rasa bangga dan terima kasih yang sebesarnya kepada PDHI yang telah memberikan penghargaan dan menganggapnya sebagai bagian dari keluarga dokter hewan Indonesia. Selama ini Irfan juga mengaku puas dengan pelayanan yang diberikan oleh dokter hewan Indonesia.

Selain penghargaan, peserta juga berkesempatan mendapatkan doorprize yang diundi oleh panitia. Hadiah yang diberikan mulai dari merchandise menarik, sepeda, dan bahkan alat elektronik branded. Selamat ulang tahun yang ke-70 PDHI, semoga dokter hewan Indonesia tetap eksis dan komap sehingga dapat bersinergi dan berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai masalah di bidang kesehatan hewan di Indonesia (CR).

PELANTIKAN PENGURUS PDHI 2022-2026 BERLANGSUNG MERIAH

Foto Bersama Pengurus PB PDHI Periode 2022-2026


Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) melaksanakan pelantikan kepengurusan periode 2022-2026 di Hotel Borobudur pada Sabtu (3/12) yang lalu. Sejak terpilih kembali pada kongres yang berlangsung di Makassar di bulan Oktober yang lalu, Ketum PDHI Drh Muhammad Munawaroh mengambil langkah cepat agar PDHI dapat bekerja lebih maksimal.Mengusung tema “PDHI Menuju Organisasi Profsional, Transparan, dan Akuntabel”, diharapkan kepengurusan baru dapat bekerja dengan lebih maksimal dari yang sebelumnya. 

Drh Muhammad Munawaroh dalam sambutannya menjelaskan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang menanti organisasi di tahun - tahun kedepan. Mulai dari isu di penyakit hewan menular, resistensi antimikroba, peran profesi, hingga isu otoritas dan undang - undang kedokteran hewan dibahas oleh beliau. 

"Saya berharap kita dapat berkontribusi bagi profesi kita dan masyarakat. Kami juga berharap feedback dari para stakeholder lainnya dalam bentuk, saran, kritik, maupun ide yang membangun agar organisasi ini dapat menjadi semakin baik," tutur Munawaroh.

Ia juga meminta komitmen dari tiap pengurus dalam menjalankan organisasi, dimana para pengurus harus siap untuk di re-shuffle apabila kinerja dan kontribusinya dinilai belum maksimal untuk organisasi.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kesmavet Drh Syamsul Ma'arif yang mewakili Dirjen PKH mengatakan bahwa sekarang adalah saat yang tepat bagi dokter hewan Indonesia untuk menunjukkan eksistensi dan memberikan kontribusi bagi masyarakat.

"Kita diuji dengan penyakit hewan menular, serta isu lain yang merujuk pada one health. Oleh karena itu kita harus bisa lebih berkontribusi, bukan berarti kemarin - kemarin tidak ada kontribusinya," kata dia.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Prof Drh Wiku Adisasmito Guru Besar UI sekaligus juru bicara pemerintah dalam penanggulangan PMK. Beliau menyebut bahwa kinerja dokter hewan Indonesia sudah baik dalam penanganan PMK, sehingga hingga kini wabah PMK cukup terkendali.

Namun begitu, Wiku masih menyayangkan akan kurangnya SDM dokter hewan di berbagai daerah, terutama ketika dalam kondisi wabah yang kini melanda peternakan Indonesia. 

"Kami sempat diprotes, kenapa menggunakan TNI - Polri dalam vaksinasi PMK kemarin, padahal kami juga sudah mengajak para kolega untuk berkontrbusi. Namun nyatanya memang tidak ada sistem dimana dokter hewan dari berbagai daerah untuk migrasi membantu penanganan wabah. Jadi kita hanya memanfaatkan sumber daya yang ada di daerah itu saja, mudah - mudahan nanti kita punya semacam peraturan yang bisa membuat itu terjadi, sehingga wabah ini segera berakhir," tutur Wiku.

Ia juga sedikit menyayangkan bahwa dokter hewan Indonesia masih dinilai mementingkan ego sektoral oleh sebagian kalangan, terutama pemerintah pusat. Oleh karenanya ia berharap di kepengurusan berikutnya, PDHI harus lebih "extrovert" lagi kepada jajaran pemerintah pusat agar tetap eksis.(CR)

SUSUNAN PENGURUS BESAR
PERHIMPUNAN DOKTER HEWAN INDONESIA MASA BHAKTI 2022 – 2026
Pembina :
Prof. drh. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc., Ph.D.
Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepsSc, Ph.D
Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, SU., M.Sc
Prof. drh. Bambang Purwantara, M.Sc.Ph.D
Prof. Dr. drh. NLP Indi Dharmayanti, Msi
Prof. drh. Aris Junaidi, PhD
Dr. drh. Teuku Sahir Sahali, MM, M.Ak
Dr. drh. Rohidin Mersyah, MMA
Penasihat :
drh. Tri Satya Putri Naipospos, MPhil., PhD
drh. Lukas Agus Sudibyo
drh. Sujarwanto
drh. FX. Sudirman
drh. Makmun, M.Si
Dr. drh. Nuryani Zaenudin, M.Si
drh. Syamsul Ma’arif, M.Si
drh. Indra Exploitasia Semiawan, M.Si
drh. Enny Pudjiwati, MM
Ketua Umum : Dr. drh. Muhammad Munawaroh, MM
Ketua I : drh. Bonifasius Suli Teruli Sitepu
Ketua II : Dr. drh. Agustin Indrawati, M.Biomed
Ketua III : drh. Ady Sasmita CPBC., CPPC
Ketua IV : drh. Siti Komariah
Sekretaris Jenderal : drh. Andi Wijanarko
Wakil Sekretaris Jenderal I : drh. Sariyanti, M.Si
Wakil Sekretaris Jenderal II : drh. Sugiyono
Bendahara Umum : drh. Suhartono, MM., M.Vet., CAT., CSA
Wakil Bendahara I : drh. Ani Juwita Handayani
Wakil Bendahara II : drh. Mirjawal
Ketua I Bidang Organisasi dan Keanggotaan, Advokasi dan Perlindungan Hukum Bidang Organisasi dan Keanggotaan
Koordinator : drh. Bayu Sulistya
Anggota :
drh. Moch. Nova Raditya, M.Sc
drh. Ramzi CA
drh. Denni Kurnia
Bidang Advokasi dan Perlindungan Hukum
Koordinator : Kol. Kes. drh. Martha Mangapulina, SH, MH
Anggota :
drh. Bilqisthi Ari Putra, M.Si
drh. Kemaz Aditya Dewangga, SH., M.Kn
Ketua II Bidang Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Profesi, Kepemimpinan Veteriner Bidang Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Profesi
Koordinator : drh. Vivin Aulia Rahmi
Anggota :
drh. RR Susthira Astasari
Dr. drh. Ambar Retnowati, M.Si
Bidang Kepemimpinan Veteriner
Koordinator : Drh. Agung Budiyanto, MP., PhD
Anggota :
Dr. Med. Vet. drh. Denny Widaya Lukman, M.Si
drh. Joko Daryono
Ketua III Bidang Usaha Dana dan Kesejahteraan Anggota, Pembinaan Cabang dan UPNT Bidang Usaha Dana dan Kesejahteraan Anggota
Koordinator : drh. Ismanto
Anggota :
drh. Erry Setyawan, MM., PCAH., MAHM
drh. Vici Imshar
Bidang Pembinaan Cabang dan UPNT
Koordinator : drh. Puput Ridjalu Widjaya
Anggota :
drh. Jeck Ruben Simatupang
drh. Vici Eko Handayani
drh. Eka Dewi Wulandari, LCPC
Ketua IV Bidang Antar Lembaga, Hubungan Masyarakat dan Hubungan Luar Negeri Bidang Antar Lembaga dan Hubungan Masyarakat
Koordinator : drh. Shinta Rizanti Binol
Anggota :
drh. Dwiana Hayati
drh. Eko Prasetio
Bidang Hubungan Luar Negeri
Koordinator : Dr. drh. Sophia Setyawati, MP
Anggota :
drh. Loisa, M.Si
drh. Wywy Goulda March

PELATIHAN PJTOH ANGKATAN XXIII SUKSES DIGELAR VIRTUAL

Pelatihan PJTOH angkatan XXIII dibuka oleh Dirkeswan Dr Drh Nuryani Zainudin MSi, Rabu (23/3). (Foto: Dok. ASOHI)


JAKARTA, 23-24 Maret 2022. Melalui fasilitas zoom meeting, Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) kembali melaksanakan Pelatihan Penanggung Jawab Teknis Obat Hewan (PJTOH) angkatan XXIII mengingat situasi pandemi COVID-19 yang belum usai.

Drh Forlin Tinora selaku Ketua Panitia dalam laporannya menyampaikan, dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan bagi Penanggung Jawab Teknis Obat Hewan, ASOHI bekerja sama dengan Direktorat Kesehatan Hewan secara berkesinambungan melaksanakan Pelatihan PJTOH Bersertifikat dimana saat ini sudah mencapai angkatan XXIII.

Adapun materi pelatihan PJTOH secara garis besar tidak berubah, meliputi tiga bagian yaitu materi tentang perundang-undangan, materi kajian teknis (biologik, farmasetik feed additive, feed supplement, obat alami) dan materi tentang pemahaman organisasi dan etika profesi.

“Untuk ini kami menghadirkan pihak-pihak yang kompeten untuk menjadi narasumber yaitu Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Pakan, BBPMSOH (Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan), Komisi Obat Hewan (KOH), Tim CPOHB (Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik), PB PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia), Pusat Karantina Hewan, PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil), Ketua Umum ASOHI, beserta Ketua Bidang Peredaran Obat Hewan-ASOHI,” jelas Forlin.

Ia menambahkan, hingga tahun ini minat dokter hewan dan apoteker untuk mengikuti acara pelatihan PJTOH masih cukup tinggi. Peserta angkatan XXIII mencapai 100 orang dari perusahaan obat hewan dan pakan dari berbagai daerah. Hal ini menunjukkan tingginya kesadaran perusahaan dan para penanggungjawab teknis obat hewan/calon penanggungjawab teknis obat hewan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai tugas dan tanggung jawabnya.

Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari, dalam sambutannya menjelaskan tugas dari PJTOH. “Yakni memberikan informasi peraturan perundangan bidang obat hewan; memberikan saran dan pertimbangan teknis mengenai jenis obat hewan yang akan diproduksi/diimpor; menolak produksi, penyediaan, peredaran dan repacking obat hewan ilegal; serta menolak peredaran dan repacking obat hewan yang belum mendapat nomor pendaftaran.”

Sementara PJTOH di pabrik pakan, ia menambahkan, memiliki tugas penting menolak penggunaan bahan baku atau obat hewan jadi yang dilarang dicampur dalam pakan ternak dan menyetujui penggunaan bahan baku obat hewan jadi yang dicampur dalam pakan yang memenuhi syarat mutu atau menolak apabila tidak sesuai dengan ketentuan peraturan di bidang obat hewan.

“Selain pelatihan PJTOH tingkat dasar ini, ASOHI merencanakan akan menyelenggarakan Pelatihan PJTOH Tingkat Lanjutan (advance). Pelatihan PJTOH tingkat lanjutan akan membahas topik-topik yang lebih mendalam, sehingga ilmu yang diperoleh dari pelatihan tingkat dasar ini akan terus berkembang dan bermanfaat sesuai perkembangan zaman,” tukasnya.

Pada hari pertama pelatihan, pembicara pertama diisi oleh Direktur Kesehatan Hewan, Dr Drh Nuryani Zainuddin MSi, yang menyampaikan paparan berjudul Sistem Kesehatan Hewan Nasional. Kemudian dilanjutkan paparan dari Koordinator Substansi Pengawasan Obat Hewan, Drh Ni Made Ria Isriyanthi PhD, yang menyampaikan update seputar peraturan terbaru terkait obat hewan.

Pelatihan PJTOH Angkatan XXIII sangat dirasakan manfaatnya oleh peserta untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan, khususnya dalam menjalankan tugas sebagai penanggung jawab teknis obat hewan. (WK)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer