Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

SREEYA SMART FARM SOLUTION, WAJAH PETERNAKAN DI MASA DEPAN

Kandang closed house bertujuan agar keadaan di dalam kandang bisa dikondisikan dengan baik. Contohnya adalah suhu dimana mempunyai kebutuhan kenyamanan yang berbeda dalam pertumbuhannya. Misalnya anak ayam membutuhkan suhu 34 derajat tapi ketika sudah berumur tiga puluh lima hari hanya butuh suhu 19 derajat.

Kunci mendapatkan produktivitas yang baik adalah dengan memberikan kenyamanan temperatur pada ayam. Agar ayam terhindar dari heat stress yang akan mengganggu pola makan mereka.

Dalam closed house hal tersebut bisa diatur dengan menyesuaikan heater dan kipas. Namun bagaimanapun closed house ada kekurangannya, yaitu:

  1. Pengumpulan data masih manual, diambil dan dicatat di kertas, kebanyakan diambil 2 x sehari sekitar jam 8 pagi dan 3 sore.
  2. Pengoperasian kipas masih manual, misalny pengecekan jam 8 pagi suhu 30 derajat maka kipas diset berdasarkan suhu itu, masalahnya dari rentang jam 8 pagi hingga 3 sore temperatur tidak selalu sama, temperatur selalu bergerak. Maka dengan demikian kita tidak bisa mengontrol dengan baik.
  3. Respon terhadap farm monitoring masih inefisien dan tidak efektif, seringkali 1 operator memegang 2 sampe 3 kandang, mereka harus berpindah-pindah dari satu kandang ke kandang lain sehingga tidak efektif. Owner kandang pun jika ingin mengecek keadaan kandang musti telepon dulu, lewat chatting, dan sebagainya.
  4. Analisa data tidak efisien karena terbatasnya data yang dikumpulkan, sedangkan data itu sangat penting karena dari data bisa diketahui kondisi kesehatan ayam. Pengumpulan data dan analisa yang baik membuat pengambilan keputusan tidak terlambat.

Sreeya Sewu Indonesia menjawab 4 challenge di atas dengan Sreeya Smart Farm Solution:

Data gathering by sensors.

Pengumpulan data dilakukan secara digital, bisa disubmit di handphone, dan pengumpulan data banyak yang menggunakan sensor (misalnya untuk temperatur dan kelembaban).

Fan automation.

Dalam sehari bisa dapat 200 sampe 300 data temperatur, data dikirim ke internet/cloud dan dikirim serta diproses oleh suatu algoritma ke kipas. Kipas akan langsung menghitung seberapa besar kecepatan yang diperlukan. Data update tiap 10 menit karenanya fan automation juga bergerak per 10 menit.

Desktop and phone application.

Semua data di-compile di aplikasi handphone maupun laptop/pc dan bisa diakses oleh semua orang. Tidak hanya orang yang ada di kandang, owner yang di luar kandang pun bisa mengecek kandang langsung secara live.

Easy to use trend analytical dashboard.

Data mudah dilihat tren analisanya, misalnya perkembangan body weight bisa dilihat dari hari pertama sampai hari ke sekian.

Smart farming ini sudah diterapkan di kandang internal Sreeya dan kandang mitra. Hasilnya ada peningkatan IP antara 3 sampai 7%. (Sumber: Melvin Winata, Business Development Manager, PT Sreeya Sewu Indonesia)

KEKURANGAN JAGUNG MELUMPUHKAN INDUSTRI UNGGAS NIGERIA

Industri unggas Nigeria berada di ambang kehancuran dan dapat kehilangan sekitar N1 triliun (US $ 2,6 miliar) setiap tahun, serta mengancam setidaknya 1 juta pekerjaan.

Bank Sentral Nigeria mengeluarkan arahan pada bulan Juni yang melarang impor jagung. Namun, direktur program Lagos Business School Agribusiness Programme, menyatakan bahwa kebijakan tersebut dapat semakin memperparah kesengsaraan para peternak unggas mengingat jagung sangat langka dan, jika tersedia, sangat mahal.

Dua bulan kemudian Gbemisoye Agboola, ketua Poultry Association of Nigeria (PAN), atas nama banyak pemangku kepentingan di industri, termasuk Day Old Chicks Merchants Association of Nigeria, Livestock Industry Foundation for Africa (LIFA), dan Feed Millers Association of Nigeria, mengimbau presiden Nigeria Muhammadu Buhari untuk membantu menyelamatkan industri unggas.

Peternak di ambang kehancuran karena mereka tidak bisa mendapatkan jagung untuk menghasilkan pakan atau mereka tidak mampu membeli pakan jadi untuk memberi makan ayam mereka. Harga jagung, yang sebelumnya N80 / kg (US $ 0,21) pada Maret 2020, telah naik ke N180 / kg (US $ 0,47) hari ini dan masih terus meningkat.

Jagung adalah pakan utama di Nigeria, menempati porsi antara 50% hingga 70%. Permintaan jagung juga tinggi untuk konsumsi manusia. Hal ini, kata Agboola, telah mengakibatkan persaingan yang tidak sehat untuk mendapatkan makanan dan pakan yang penting ini.

PAN cabang negara bagian Oyo, meminta presiden untuk melonggarkan larangan impor jagung untuk jangka waktu sebelum musim tanam berikutnya.


PENTINGNYA ISTIRAHAT KANDANG MINIMAL 14 HARI

Istirahat kandang yang biasa dilakukan setelah panen sekilas seperti merugikan peternak, karena produksi terhenti. Namun justru pengosongan kandang itu bertujuan agar siklus pemeliharaan selanjutnya menjadi tetap produktif.

Setelah ayam dipanen di kandang akan banyak terdapat material seperti feses, bulu, dan lainnya juga bibit penyakit. Maka tahapannya biasanya kandang dibersihkan terlebih dahulu hingga benar-benar bersih. Kemudian kandang disemprot dengan disinfektan untuk meminimalkan bibit penyakit yang ada.

Setelah kandang bersih dan sudah didisinfeksi maka harus diistirahatkan selama minimal 14 hari. Jadi kandang dibiarkan sebisa mungkin benar-benar kosong. Jika harus ada aktivitas pekerja maka aktivitas itu sangat dibatasi.

Fungsi istirahat kandang sangat penting, karena untuk memutus siklus hidup bibit penyakit. Jika bibit penyakit hidup tidak menempel pada induk semang (ayam) dan tidak pada lingkungan yang ideal baginya, maka lama-kelamaan ia akan mati. Kalau tidak mati maka kemampuannya untuk menyerang ayam akan melemah.

Dihilangkannya atau dikuranginya waktu istirahat kandang bisa mengakibatkan kerepotan dan kerugian. Karena bibit penyakit akan terus ada dan penyakit yang sama akan terus berulang. Selain itu ayam yang dipelihara dengan jeda istirahat kandang imunitasnya lebih baik dibanding ayam yang dipelihara tanpa istirahat kandang.

Jadi istirahat kandang ini meski kelihatannya ‘merugikan’ tapi sebenarnya justru menguntungkan. (Sumber: forum pembaca Majalah Infovet)

DIRJEN PKH BERHARAP INFOVET BANYAK SOSIALISASIKAN KEGIATAN EKSPOR PETERNAKAN


Redaksi Infovet pada Selasa (18/8/2020) bertemu dengan Dr Ir Nasrullah MSc, yang pada 6 Agustus 2020 lalu dilantik sebagai Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang baru.

Pada pertemuan itu Nasrullah mengungkapkan keprihatinannya mengenai masyarakat selama ini tahunya Indonesia bisanya hanya mengimpor produk hasil peternakan saja.

Padahal di bidang peternakan Indonesia cukup banyak melakukan ekspor. Diantaranya adalah ekspor domba dan kambing ke Uni Emirat Arab sejak tahun 2018.

Pada tahun yang sama Indonesia juga mengekspor domba ekor tipis ke Malaysia. Kemudian pada 2019 ada permintaan kambing dari Timor Leste dan Malaysia. 

Tak kalah membanggakan adalah ekspor obat hewan yang sudah menembus 93 negara.

“Kami di Ditjen PKH berharap Majalah Infovet sebagai salah satu rekan media, dapat membuat satu kolom khusus yang memuat pemberitaan mengenai pencapaian ekspor sub sektor peternakan,” imbau Nasrullah, ditemui di ruang kerjanya, Gedung C Kementerian Pertanian Jakarta. (NDV)


BRITISH EGG ACADEMY DIDIRIKAN INGGRIS

Kurangnya SDM di industri telur Inggris telah mendorong salah satu pengecer besar negara itu untuk bergabung dengan akademisi, produsen, dan pemangku kepentingan untuk mendirikan British Egg Academy.

Meskipun industri telur Inggris bernilai lebih dari £1 miliar, hanya ada sedikit pelatihan yang tersedia saat ini.

Morrisons, supermarket terbesar ke-4 di Inggris, bekerja sama dengan Chippindale Foods dan 27 perusahaan industri telur untuk membantu mendirikan dan mempromosikan akademi ini di Bishop Burton College, dekat Beverley, Yorkshire.

Kualifikasi satu tahun, mulai Januari 2021, akan menjadi Diploma Level 2 Pertanian dengan pelatihan dan pembelajaran berbasis kerja dari perusahaan pendukung. Penilaian dilakukan melalui metode tradisional dan kontemporer seperti penilaian praktis dan tertulis serta pembelajaran campuran.

Pengalaman kerja merupakan bagian besar dari program dan juga mendapat peluang penempatan seluruh negeri.

GPS EAR TAG UNTUK MENGELOLA TERNAK SAPI

Perusahaan asal Belanda mOOvement mengembangkan GPS ear tag yang dapat digunakan peternak sapi di area yang luas untuk mengelola ternak mereka dari jarak jauh. Peternak bisa tahu di mana sapi mereka berada dan apakah kondisinya sehat.

GPS ear tag ini bekerja dengan cara pelacakan dan penelusuran. Dilengkapi baterai kecil bertenaga surya dan sekaligus solar panel kecil, ear tag mengirim sinyal ke antena yang terhubung ke satelit.

Data masuk ke cloud lalu dikirim kembali ke perangkat sehingga peternak bisa bisa memantau sapi-sapinya. Di masa mendatang ear tag ini dikembangkan agar dapat mengumpulkan dan mengirim lebih banyak data.

Produk ini populer di kalangan peternak di wilayah yang luas seperti Afrika bagian selatan, Australia, dan Amerika Selatan.

GPS ear tag dihubungkan ke antena dan beroperasi melalui LoRA network, yang menggunakan frekuensi radio. Jangkauannya 6 hingga 8 kilometer dan perangkat antena tidak lebih besar dari kotak sepatu.

Posisi optimal antena ditentukan sebelumnya, setelah itu dipasang pada ketinggian 10 meter. Jumlah antena yang dipasang tergantung pada luasnya area.

HARGA MATI BIOSEKURITI

Menggunakan masker dan sarung tangan merupakan penerapan biosekruti. (Foto: Istimewa)

Banyak peternak mungkin mengidamkan kandang closed house dengan segala peralatannya yang canggih dan efisien. Namun semua akan terasa percuma apabila tidak didukung oleh manajemen biosekuriti yang baik dan benar.

Di era non-AGP (antibiotic growth promoter) yang sudah berlangsung kurang lebih dua tahun ini, peternak sudah pasti mengerti bahwa performa ayam di lapangan sedikit berkurang ketimbang pada saat AGP masih boleh digunakan. Berbagai upaya dijajaki peternak dalam mendapatkan performa yang baik, bagi yang mampu akan membangun dan berinvestasi pada closed house, bagaimana dengan yang tidak?

Jangan buru-buru berkecil hati jika tidak dapat membangun closed house, ingat selalu bahwa penerapan biosekuriti yang baik juga akan mendongkrak performa ternak. Fokus beternak adalah membuat hewan senyaman dan sesehat mungkin agar performa mereka meningkat, baik layer maupun broiler.

Yang sering peternak lupakan yakni manajemen biosekuriti yang baik dan benar. Padahal dalam usaha budi daya unggas, manajemen biosekuriti sudah seperti mengucap "dua kalimat syahadat" dalam ajaran Islam alias wajib dilaksanakan dan sangat diproritaskan. Bukan tanpa alasan, hal ini karena biosekuriti merupakan benteng pertahanan utama dalam menghalau berbagai penyakit infeksius. Perlu diingat kembali bahwa prinsip biosekuriti adalah langkah-langkah pengamanan biologik yang dilakukan untuk mencegah menyebarnya agen infeksi patogen pada ternak.

Drh Muhammad Azhar selaku Sekretaris Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI), mengatakan bahwa biasanya kendala penerapan biosekuriti di lapangan paling utama adalah keengganan peternak sendiri.

“Kemitraan, integrator, bahkan peternak mandiri besar mereka pasti punya staf kesehatan hewan, punya program kesehatan hewan, punya program biosekuriti dan lainnya, tetapi kenapa performa jelek kadang menyalahkan hal lain? Bisa dibilang aplikasinya di lapangan yang kurang oleh petugas kandangnya, entah karena malas, lupa, atau apapun itu, harusnya tidak bisa ditolerir seperti itu,” tutur Azhar kepada Infovet.

Ia menambahkan, “Dalam beternak, bukan pemberian obat, antibiotik atau jamu, yang penting itu bagaimana caranya ayam sehat. Percuma juga kalau kita berikan obat terus tapi performa enggak bagus-bagus, malah bahaya buat yang makan (daging ayam). Ini peternak yang sering mindset kaya gitu.”

Menurutnya, bahwa penerapan biosekuriti tidak hanya dapat diterapkan di farm, tetapi juga pada tiap komponen rantai pasokan, sehingga menjaga keamanan pangan yang dikonsumsi alias healthy from farm to table. 

Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Drh Irawati Fari. Menurutnya, era non-AGP kini penerapan biosekuriti harus digalakkan. “Kemarin masih ada AGP cukup terbantu peternak, namun karena peraturannya sudah begini (dilarang), mau bagaimana? Ya dari dulu sih harusnya biosekuriti itu diaplikasikan dengan baik, bukan sekarang-sekarang saja,” kata Ira.

Ia menyebut bahwa dirinya beserta perusahaan tidak henti-hentinya menggalakkan aplikasi biosekuriti yang baik pada peternak. Apalagi ketika kondisi wabah COVID-19 merebak, seharusnya… (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2020) (CR)

TARGET BESAR SUMATERA UTARA MENJADI LUMBUNG DOMBA KAMBING NASIONAL 2023

Wagub Sumatera Utara (Tengah) bersama Safwan Khayat dan drh Adil dikala kunjungan silaturahmi ke peternak kambing domba (sumber : Adil)


Domba dan kambing merupakan salah satu komoditas unggulan di Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari permintaan pasokan domba dan kambing dari provinsi terdekat serta dari negara tetangga, Malaysia. Indonesia melalui Sumatera Utara sudah beberapa kali mengekspor domba ke Malaysia. Hal ini merupakan indikasi bahwa domba kambing Sumatera Utara memiliki kualitas dan daya saing kuat di pasar internasional. 

Menghadapi tingginya demand tadi, produktivitas peternakan domba dan kambing tentunya perlu ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan arahan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara untuk membuat Sumatera Utara sebagai Lumbung Ternak Domba Kambing Nasional 2023. Peternak domba kambing perlu diberikan fasilitas dan akses terhadap kemudahan dalam beternak. Hal ini akan menumbuhkan kepercayaan tersendiri bagi peternak domba dan kambing.

Menyongsong target yang dicanangkan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara dalam hal Lumbung Ternak Domba Kambing Nasional 2023 tersebut, Kapala BNN Serdang Bedagai Safwan Khayat, menginisiasi Silaturahmi peternak domba kambing Sumatera Utara. Selain menjabat sebagai Kepala BNN, Safwan juga merupakan peternak domba di Kota Binjai. Acara silaturahmi ini dimaksudkan agar membuka diskusi antara peternak domba kambing di Sumatera Utara dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. 

Silaturahmi Peternak Domba Kambing Sumatera dilaksanakan pada Sabtu (15/8)di Az Zahra Farm, Jl. Samanhudi, Pasar VI, Kec. Binjai Selatan, Kota Binjai. Acara ini merupakan silaturahmi yang kedua setelah tahun lalu dilaksanakan di Kab. Batu Bara. Acara silaturahmi ini dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, Walikota Binjai Muhammad Idaham, Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin-Angin, serta seluruh perangkat dinas baik tingkat Provinsi Sumatera Utara serta tingkat Kota Binjai dan Kab. Langkat. Acara ini juga menghadirkan drh. Bobby Benedictus Chrisenta yang merupakan salah satu dokter hewan praktisi sekaligus peternak domba dan kambing di Kab. Karo.

Agenda utama silaturahmi tersebut adalah menghimpun masukan dari peternak domba kambing Sumatera Utara dan menggali fakta di lapangan yang dihadapi oleh para peternak. Silaturahmi ini memberikan kesempatan kepada para peternak domba kambing memberikan saran dan masukan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam mengambil kebijakan-kebijakan terkait peternakan domba dan kambing.

“Acara silaturahmi seperti ini sangat bagus. Melalui acara silaturahmi ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memperoleh bahan masukan terhadap kebijakan-kebijakan atau program-program peternakan yang sudah, sedang dan akan ditetapkan. Pada akhirnya Pemerintah mampu memberikan kenyamanan dan keuntungan untuk para peternak sehingga mampu menggenjot produksi ternak, sehingga Sumatera Utara Lumbung Domba Kambing Nasional 2023,” ungkap Musa Rajekshah, dalam sambutannya.

“Peternak domba dan kambing di Sumatera Utara bisa dikatakan merupakan peternak yang mandiri dan bisa belajar sendiri. Peternak memang butuh sosialisasi terkait ilmu dasar serta kebutuhan beternak, seperti obat-obatan hewan, pakan hewan, dan lain-lain. Namun yang lebih dibutuhkan oleh peternak domba kambing adalah akses kepada pemerintah,” ungkap Safwan Khayat.

“Dengan akses yang terbuka, saya yakin peternak domba kambing bisa bersinergi dengan Pemerintah dengan sangat baik. Sinergi yang sangat baik ini, saya yakin Sumatera Utara Lumbung Domba Kambing Nasional 2023 bisa tercapai,” tambah drh. Bobby.

Usaha-usaha yang dapat diturunkan dari ternak domba dan kambing cukup beragam. Mulai dari akikah, kurban, makanan berbahan dasar daging domba/kambing, kulit, serta susu. Secara pribadi dalam acara silaturahmi tersebut, drh. Adil Harahap memperkenalkan produk olahan susu kambing kepada Wakil Gubernur Sumatera Utara.

“Ini merupakan susu kambing yang dihasilkan oleh peternak-peternak binaan saya di Kota Tanjungbalai dan Kab. Asahan. Susu kambing ini sudah melewati proses pasteurisasi. Pasteurisasi merupakan proses pengolahan susu yang bertujuan untuk membunuh organisme pathogen (merugikan), seperti bakteri, protozoa, kapang, dan khamir, sehingga susu ini aman dikonsumsi dan memberikan manfaat yang sangat baik untuk tubuh kita,” ungkap drh. Adil Harahap secara pribadi kepada Wakil Gubernur.

“Saya cukup terkesan dengan susu kambing yang sudah saya minum tadi. Saya senang ada produk-produk seperti ini di Sumatera Utara, apalagi produk ini dihasilkan langsung oleh peternak Sumatera Utara. Produk seperti ini dapat menghasilkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat secara langsung. Selain itu, susu ini akan menciptakan masyarakat dengan tubuh yang sehat dan gizi terpenuhi,” ungkap Musa Rajekshah. 

“Saya akan dukung penuh dan bantu drh. Adil Harahap dan Bapak Safwan Khayat dalam mengurus proses perizinan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) di Kementerian Pertanian. Bantu saya dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk membuat hal seperti ini juga, tapi dalam skala yang lebih besar, yaitu skala Provinsi Sumatera Utara,” tambahnya.

Sekedar informasi, susu kambing merupakan susu yang dihasilkan oleh kambing betina setelah menghasilkan susu kolostrum. Susu kambing memiliki nilai protein yang cukup tinggi dan dipercaya berkhasiat untuk tubuh dan gangguan kesehatan.  Susu kambing diyakini memiliki lebih banyak khasiat seperti kecernaannya yang tinggi, alergenisitas yang rendah, komposisi kimia bermanfaat, dan lebih mirip dengan susu manusia dibandingkan susu sapi. Susu kambing dapat menjadi salah satu susu alternatif selain susu sapi yang saat ini menjadi susu komersial. 

Beternak kambing perah mulai dilirik oleh masyarakat Sumatera Utara. Hal ini disebabkan karena permintaan pasar dan nilai ekonomi yang cukup tinggi di Sumatera Utara. Semoga dengan berkembangnya ternak kambing perah di Sumatera Utara dapat memberikan peningkatan ekonomi bagi masyarakat serta manfaat kesehatan bagi masyarakat yang mengkonsumsinya. (Adil/INF)

PROTAS: SOSIALISASI PERMENTAN NO. 45/2019 DAN SIMPOL

PROTAS sosialisasi Permentan No. 45/2019, aplikasi SIMPOL dan kebijakan baru lainnya. (Foto: Dok. Infovet)

Rabu, 19 Agustus 2020, Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) kembali menggelar Program Temu Anggota ASOHI (PROTAS) melalui aplikasi zoom. Kegiatan kali ini fokus pada sosialisasi Permentan No. 45/2019 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik di Bidang Pertanian, aplikasi SIMPOL (Sistem Informasi Pendaftaran Online) obat hewan dan aturan baru lainnya.

“Di situasi COVID-19 ini pemerintah tetap produktif terkait banyaknya kebijakan baru. Tapi kami rasa perlu ada kejelasan kembali dari pemerintah khususnya pada Permentan 45, karena ini menjadi hot issue di kalangan industri obat hewan. Saya harap lewat PROTAS kali ini kita bisa berdiskusi untuk mencari solusi sesuai harapan kita bersama,” ujar Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari.

Hal senada juga disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal ASOHI, Drh Forlin Tinora, yang menjadi moderator. “Banyak aturan pemerintah yang bagi anggota ASOHI masih perlu di-review kembali, salah satunya Permentan 45 ini.”

Sebelumnya ASOHI melalui surat resminya telah memberikan masukan kepada Direktorat Kesehatan Hewan (Ditkeswan), Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, terkait Permentan No. 45/2019 pada Pasal 77 ayat 1 bagian f nomor 4: menyebutkan mencantumkan persyaratan sertifikat Good Manufacturing Practice (GMP) untuk pemenuhan komitmen pendaftaran obat hewan jadi dan Pasal 96 ayat 1 bagian a nomor 9: mencantumkan persyaratan untuk sertifikat GMP untuk pemenuhan komitmen pemasukan bahan baku obat hewan.

Berdasarkan informasi dari anggota ASOHI, bahwa anggota yang melakukan pendaftaran obat sediaan feed additive, biologik dan biologik kit, serta bahan baku teregistrasi ditolak pada tahap proses verifikasi karena tidak melampirkan sertifikat GMP. Setelah dilakukan pendataan, di beberapa negara seperti USA, Eropa, Korea, China dan lain-lain, tidak menggunakan sertifikat GMP, melainkan Fami-QS atau FCA (Feed Chain Alliance) untuk feed additive dan bahan baku, serta sertifikat ISO untuk biologik kit. Untuk itu diajukan permohonan kepada pemerintah agar meninjau ulang Permentan dan menambahkan bahwa sertifikat Fami-QS, FCA untuk feed additive dan bahan baku, serta ISO untuk biologik kit dapat diterima sebagai alternatif yang setara dengan GMP.

Hal itupun langsung ditanggapi Ditkeswan melalui surat resminya kepada ASOHI. Berdasarkan pertimbangan bahwa FAMI-QS, FCA maupun ISO diterbitkan oleh pihak ketiga yang merupakan lembaga sertifikasi non-pemerintah di negara asal, maka pemenuhan persyaratan GMP harus dipenuhi dengan melampirkan surat pernyataan dari otoritas negara asal yang memuat informasi bahwa produsen tersebut telah menerapkan GMP berdasarkan sertifikasi yang telah diperoleh produsen (FAMI-QS, FCA atau ISO) dan melampirkan FAMI-QS, FCA atau ISO yang dimiliki produsen yang masih berlaku.  

Pemenuhan persyaratan GMP sebagaimana persyaratan di atas juga berlaku untuk pemasukan obat hewan sesuai Permentan No. 45/2019 Pasal 96, terutama untuk pemasukan feed additive, bahan baku obat hewan yang negara asalnya memberlakukan FAMI-QS, FCA dan untuk negara asal yang memberlakukan ISO untuk produk biologik kit.

“Pemerintah terus berupaya menjamin mutu dan kualitas obat hewan agar aman bagi ternak dan manusia, juga agar dapat berdaya saing di pasar internasional. Kita harapkan sinergi dan dukungan ASOHI untuk terus memberi masukan agar pelayanan kami tetap berkualitas dan tetap menjadi mitra yang baik,” ujar Kepala Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, Drh Maidaswar, yang turut hadir dalam PROTAS.

Kegiatan yang dihadiri sebanyak 236 peserta ini turut menampilkan pembicara Kasubdit POH, Drh Ni Made Ria Isriyanthi yang membahas kebijakan di bidang obat hewan dan Ketua Umum ASOHI yang menampilkan dinamika dan proyeksi industri obat hewan di tengah pendemi COVID-19. (RBS)

TRAINING ONLINE SOAL MENGOLAH LIMBAH PETERNAKAN

Memanfaatkan limbah kotoran ternak dengan tepat bisa menguntungkan. (Foto: Istimewa)

Meningkatnya permintaan pangan asal ternak seperti daging, susu dan telur telah mengakibatkan adanya perbesaran skala usaha, perubahan dari sistem ekstensif ke sistem intensif, serta adanya akumulasi jumlah kotoran. Hal tersebut mengakibatkan masalah lingkungan, jika limbah ternak tersebut tidak dikelola dengan baik.

“Limbah peternakan merupakan semua buangan dari usaha peternakan berupa limbah padat (solid), cair (liquid) dan gas (gaseous),” kata Dosen Fakultas Peternakan IPB, Dr Ir Salundik, dalam Training Online yang diselenggarakan oleh Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) dan Fakultas Peternakan IPB dengan tema “Satwa Harapan, Harapan Satwa#3: Teknologi Limbah Peternakan, Efisiensi Produksi Maggot dan Cacing Tanah” Sabtu (15/8/2020).

Lebih lanjut Salundik memaparkan, limbah ternak dapat dikategorikan dalam bentuk cair (hingga 5% padatan), lumpur/semi padat (5-25% padatan), padat (lebih dari 25% padatan) dan gas.

“Menghadapi banyaknya limbah maka harus dilakukan perencanaan pengelolaan dan pengolahan limbah, yang meliputi penentuan sistem dan tipe pengolahan limbah, penentuan ukuran (skala), lokasi pengolahan, fasilitas pengolahan, biaya instalasi dan manajemen proses pengolahan,” jelasnya.

Manfaat dari adanya pengelolaan dan pengolahan, lanjut dia, adalah untuk mengurangi potensi pencemaran yang meliputi fisik, biologi dan kimia, serta untuk meningkatkan atau menambah nilai guna limbah, sehingga memiliki nilai ekonomi.

“Dengan demikian bagi yang telah mendapatkan manfaat positif limbah peternakan, maka kotoran ternak yang menjijikkan dan bau, bagi mereka baunya seperti bau uang,” tukasnya. (IN)

PENGGUNAAN DRONE UNTUK PETERNAKAN SAPI


Mengelola area ternak yang luas dan memantau ternak adalah pekerjaan yang memakan waktu. Namun, dengan adanya drone atau Unmanned Aerial Vehicles (UAV) hal itu bisa diatasi.

Penggunaan drone untuk memantau ternak sapi perlahan mulai digunakan di beberapa negara. Israel dan Australia saat ini kabarnya sudah menggunakan banyak cattle monitoring drone.

Drone dapat digunakan untuk menghitung jumlah hewan, memantau hewan yang sakit, memantau perilaku hewan yang tidak biasa, kelahiran anak sapi, dan sebagainya. Menggunakan drone untuk memantau ternak dapat memberikan hasil yang lebih cepat, fleksibel, dan lebih banyak waktu untuk fokus pada aktivitas penting lainnya.

Para peneliti telah mengembangkan cara penggunaan drone di peternakan selama beberapa tahun terakhir. Sebuah studi oleh Jung dan Ariyur (2017) berhasil menggunakan empat drone quadcopter untuk menggiring ternak ke kandang dengan menggunakan perangkat pembuat kebisingan yang dipasang pada drone.

Menghitung ternak menggunakan drone adalah aplikasi populer lainnya untuk menghemat waktu dan memberikan manajemen peternakan yang lebih baik. Namun, kesalahan penghitungan dengan drone dapat terjadi karena pergerakan sapi dan tipe lanskap (padang rumput yang lebat, rumput kering, lahan kosong, dsb).

Drone komersial untuk peternakan sapi sudah tersedia di pasaran, misalnya DJI dan Barger Drone. Dilengkapi dengan sensor, software, dan beberapa opsi untuk memantau ternak.

Barger Drone menyediakan fitur seperti penerbangan otomatis ke tangki air untuk memeriksa ketinggian air, menggembalakan ternak, memeriksa pagar, dan aplikasi seluler yang memungkinkan ponsel menganalisis foto yang diambil oleh drone.

DJI juga menyediakan fitur serupa dan selain itu memiliki opsi untuk menambahkan kamera termal yang dapat melihat sapi di bawah kanopi pepohonan, membedakan hewan dari sumber panas lainnya, dan juga dapat berguna dalam mendeteksi predator di dekatnya. (Sumber: dairyglobal.net)

PETERNAK LAYER INGGRIS MEMAINKAN MUSIK UNTUK AYAM-AYAMNYA


Glenn Hart adalah peternak layer di UK yang selama 4 tahun ini ‘menerapi’ 60 ribu lebih ayamnya dengn musik. Ia yakin musik yang tepat dapat menurunkan kecemasan dan stres pada ayam.

Ayam perlahan-lahan diperkenalkan pada musik, yang dimainkan pada waktu-waktu berbeda dalam sehari untuk membantu mengontrol rutinitas makan dan tidur mereka.

Glenn mengatakan hasilnya ayam menjadi jauh lebih tenang. Namun dari segi produktivitas memang belum ditemukan musik secara langsung bisa meningkatkan produksi telur. Lebih lanjut Glenn menuturkan musik yang diputar sebaiknya bervariasi.

Penelitian juga menunjukkan bahwa jumlah floor eggs berkurang saat musik dimainkan di kotak kandang karena suara musik menarik ayam ke sana. Artinya para pekerja tidak perlu meluangkan waktu untuk mengambil telur di lantai dan dapat lebih fokus pada pekerjaannya. (Sumber: poultryworld.net)

WEBINAR SERIES #1 INDO LIVESTOCK EXPO & FORUM


WEBINAR SERIES #1 INDO LIVESTOCK EXPO & FORUM – Road To The Most Comprehensive Livestock Event 2021
Tema:
INDO LIVESTOCK AWARD WINNER EXPERIENCES
Pandemi Covid-19 Sebagai Momentum Perbaikan Usaha Peternakan di Indonesia
Sambutan:
Dr. Ir. Nasrullah, M.Sc. * (Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,  Kementerian Pertanian RI)*
Keynote speaker:
Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA. (Guru Besar IPB, Dewan Pembina YAPPI, Anggota AIPI, Dirjen PKH Periode 2015 – 2016)
Moderator: Ir. Setya Winarno (Pengurus YAPPI)
Narasumber:
  1. Hidayatur Rahman  (Owner Jatinom Indah)
  2. Slamet Wuryadi (Praktisi Peternakan Puyuh, Duta Petani Milenial Pembangunan Pertanian Kementan RI)
Hari, Tanggal : Senin, 31 Agustus 2020
Waktu : 14.00 – 16.00 WIB
Platform : Aplikasi Zoom
REGISTRASI: https://bit.ly/INDOLIVESTOCK2021
* peserta diharapkan sudah bergabung 15 menit sebelum webinar dimulai
* agenda dan pembicara dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
  • Jessy Kamelanti : +62 85759990403 / jessy@napindo.com
  • Anita Mira Saraswati : +62 81295364613 / anita.ms@napindo.com 
  • Septia Rahayu : +62 878 8145 8635 /  septia.napindo@gmail.com
Atas partisipasi dan kehadirannya, kami mengucapkan terima kasih

BIOSEKURITI, GARDA TERDEPAN KESEHATAN UNGGAS

Disinfeksi sebelum masuk dan keluar kandang. (Foto: Infovet/CR)

Biosekuriti merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha budi daya peternakan ayam. Biosekuriti ini pada prinsipnya merupakan serangkaian program dalam rangka meminimalkan kontak dengan unggas lain dan membatasi kontak dengan manusia yang akan memasuki areal peternakan. Dengan mewabahnya berbagai penyakit unggas pada akhir-akhir ini, maka program biosekuriti menjadi mutlak dan penting untuk dilakukan secara benar dan teratur.

Manajemen Biosekuriti

Dalam manajemen biosekuriti, sasaran utama adalah mencegah kontaknya ayam dengan agen infeksius berupa virus, bakteri, parasit dan jamur. Untuk itu, pada setiap unit farm peternakan, perlu dibuat prosedur standar operasional (SOP) biosekuriti yang baku.

Terdapat tujuh tahapan pembuatan SOP biosekuriti: 

• Menentukan sasaran biosekuriti, misal terhadap Avian influenza (AI), Gumboro, Mikoplasma, E. coli dan lain-lain.

• Memilih cara pengendalian yang sesuai dengan kondisi dan sumber potensial agen infeksi di masing-masing unit farm. 

• Membuat SOP yang bersifat spesifik untuk masing-masing unit farm dan melakukan pelatihan berkesinambungan untuk seluruh pekerja, agar SOP yang telah dibuat dapat dipahami dan dilaksanakan secara baik dan benar.

• Mencatat dan mendokumentasikan seluruh tindakan operasional biosekuriti dan secara berkala dilakukan pemeriksaan/audit. Catatan ini meliputi pelaksanaan vaksinasi, jadwal kontrol binatang pengerat, pencatatan buku tamu, pemberian disinfektan dan lain sebagainya.

• Memonitor efektivitas operasional biosekuriti dan memastikan bahwa mekanisme biosekuriti yang dibuat untuk mencegah agen infeksi dapat bekerja dengan baik.

• Meninjau status kesehatan ayam. Dengan adanya pencatatan tindakan biosekuriti, maka catatan tersebut dapat selalu dibandingkan dengan data statistik produksi maupun data deplesi. Bila terdapat permasalahan produksi ataupun deplesi, dapat diartikan bahwa perlu ada pembenahan pada SOP bisekuriti.

• Meninjau kembali sasaran biosekuriti, yang merupakan proses lanjutan untuk menentukan apakah langkah-langkah biosekuriti yang sudah ditetapkan perlu ada perubahan atau tidak.

Program Biosekuriti, Perlindungan dari Luar Meliputi:

1. Kontrol Lalu Lintas Orang dan Kendaraan

- Mengunci pintu gerbang/menempatkan penjaga pintu.

- Hanya ada satu jalan untuk keluar-masuk.

- Disinfeksi pengunjung, dipping kaki, mencuci tangan, semprot, mandi.

- Memakai baju, sepatu, topi penutup kepala khusus.

- Untuk kendaraan, bersihkan semua kotoran yang ada di bak, roda dan sekitarnya. Semprot dengan air tekanan tinggi pada celah-celah bagian bawah, agar bahan-bahan organik bisa lepas dan bersih.

- Lakukan penyemprotan dengan… (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2020)


Drh Yuni

Technical Department Manager

PT ROMINDO PRIMAVETCOM

PERAN BIOSEKURITI DALAM MENGENDALIKAN PENYAKIT UNGGAS

Bilik disinfeksi untuk kendaraan yang akan masuk ke peternakan. (Foto: Dok. AKI)

Penyakit merupakan salah satu tantangan besar dalam industri perunggasan. Adanya kontak antara agen penyakit dengan unggas adalah kunci terjadinya suatu infeksi. Apabila infeksi penyakit terjadi, efek kerugian ekonomi yang dirasakan peternak akibat adanya kematian dan penurunan produksi bisa sangat tinggi. Oleh karena itu, untuk membantu mengurangi intensitas kontak tersebut, biosekuriti merupakan salah satu langkah yang penting dilakukan.

OIE (2009) menyebutkan bahwa biosekuriti adalah implementasi tindakan untuk menurunkan risiko pemaparan dan penyebaran agen penyakit. Terdapat tiga elemen utama dari biosekuriti, yaitu segregasi, cleaning dan disinfeksi. Jeffrey (1997) menyatakan bahwa ada tiga komponen dalam biosekuriti yang membatasi masuknya agen penyakit dalam suatu peternakan, yaitu isolasi, kontrol lalu lintas dan sanitasi.

Dalam pemeliharaan ayam, ada berbagai titik yang memiliki pengaruh dalam resiko terjadinya penyakit. Siahaan (2007) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap risiko terjadinya penyakit Avian influenza (AI) adalah keberadaan burung liar yang masuk ke dalam area peternakan, perlakuan terhadap unggas yang sakit dan mati, jarak peternakan dengan rumah penduduk, pembersihan kandang secara berkala, serta penanganan limbah feses.

Selain itu, lalu lintas keluar-masuk peternakan oleh kendaraan maupun personal juga memiliki andil dalam kontak agen infeksi dengan ayam sebagai hospes targetnya. Sebagai makhluk hidup yang sangat kecil, virus dan bakteri memiliki peluang besar untuk terbawa dari satu tempat ke tempat lain. Agen infeksi ini dapat menempel pada pakaian dan alas kaki personal, maupun pada roda kendaraan yang digunakan saat masuk ke dalam suatu peternakan. Saswiyanti (2012) menyebutkan beberapa variabel kontrol lalu lintas yang memiliki pengaruh terhadap paparan penyakit AI adalah kontak unggas dengan pengunjung dan karantina terhadap unggas baru.

Melihat berbagai titik resiko tersebut, pelaksanaan biosekuriti perlu dilakukan secara konsisten untuk menghindari terjadinya penyakit. Pembagian area peternakan menjadi tiga zona (merah, kuning dan hijau) sangat penting agar kontak agen penyakit dengan ayam dapat diminimalisir. Peralatan dari luar, personel yang kontak dengan lingkungan luar peternakan dan kendaraan sebisa mungkin dibatasi hanya pada zona merah. Sementara itu disinfeksi dan pembersihan personel maupun peralatan dapat dilakukan ke zona kuning. Sedangkan zona hijau merupakan area peternakan ayam yang tidak boleh dimasuki tanpa adanya pembersihan di zona kuning terlebih dahulu. Pembatasan akses personel di zona hijau ini juga sangat diperlukan. Seirama dengan pembagian zona biosekuriti ini, pelaksanaan manajemen biosekuriti harus mendapat perhatian khusus. Beberapa contoh pelaksanaan manajemen biosekuriti bisa dilihat... (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2020) (ADV SANBIO)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer