BOGOR, Sabtu 19 Agustus 2017. Bertempat di Desa Lulut, Gunung Putri, Bogor, Ikatan Alumni Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (IKA Fatertan Undip) mengadakan pertemuan Silaturahmi, Sarasehan dan Halal Bihalal yang dihadiri oleh para alumni disekitar wilayah Jabodetabek.
Ir. Slamet Widodo selaku Ketua Panitia menyatakan, kegiatan silaturahmi ini merupakan kegiatan yang kedua kalinya, di mana kali pertama diadakan di Sentul tahun lalu. “Silaturahmi yang bertepatan pula dengan Halal Bihalal diadakan dari kita, oleh kita dan untuk kita.”
Maksudnya, lanjut Widodo, kegiatan silaturahmi ini didanai oleh kami para alumni, diselenggarakan dan diadakan oleh kami semua dan tentunya ditujukan untuk kami para alumni Fatertan Undip.
Ir. Muslikhin Irmat, Ketua Fatertan Undip yang juga peternak unggas di wilayah Bogor ini mengatakan dalam sambutannya, sengaja pertemuan atau silaturahmi kali ini diadakan di kandang sapi. Hal ini untuk mengingatkan kembali kita sebagai sarjana peternakan akan suasana kandang.
“Banyak alumni yang bekerja diluar bidang peternakan. Ada yang bekerja di perbankan, industri makanan, sipil, restoran, butik, IT, dan lain sebagainya. Oleh karenanya, dengan suasana di kandang ini kami ingin hadirkan atau nostalgia kembali bagi para lulusan yang sudah lama meninggalkan profesi peternak ini,” jelas Muslikhin.
Kami, katanya, juga ingin mengajak teman-teman yang ingin memulai usaha bersama dibidang peternakan. Jika belum siap mandiri beternak, bisa bermitra dengan teman yang sudah memulai usaha.
Dengan slogan 3G “Guyub, Gayeng, Greget” silaturahmi dihadiri oleh angkatan tertua yakni angkatan ketiga atau angkatan tahun 60-an hingga angkatan termuda yakni angkatan 2012. Diharapkan ikatan alumni ini terus bisa bersama, saling berkerjasama, semangat (guyub, gayeng, greget).
Dr. Ir. Sutopo, M.Sc., Wakil Dekan III mewakili Dekan FPP Undip turut pula hadir dan menyampaikan apresiasinya atas suksesnya penyelenggaraan silaturahmi tersebut. Saat ini, kampus FPP Undip telah memiliki kandang ayam closed house sendiri dengan kapasitas 33.000 ekor. Di mana yang sudah operasional kapasitas 11.000 ekor dan kandang satunya dengan kapasitas 22.000 yang akan diresmikan pada tanggal 22 September nanti. Setiap tahun juga dapat menjual sapi sekitar 10-15 ekor, kambing 10 ekor. Sehingga setiap bulannya, FPP dapat menyumbangkan dana sekitar Rp.80-100 juta ke universitas.
Talkshow bisnis
Tidak hanya ajang silaturahmi dan HBH saja, talkshow dengan menghadirkan para pembicara yang kompeten turut pula diselenggarakan untuk memberikan inspirasi bagi para alumni.
Beberapa pembicara yang dihadirkan ialah Ir. Bambang Krista yang membicarakan tentang Bisnis Ayam Kampung, Ir. Agus Swarna mengenai Bisnis Ayam Broiler, Ir. Wasdiro tentang Ternak Sapi Potong. Serta tema mengenai Produk Olahan dibawakan oleh Ir. Suprapto.
Ir. Bambang Krista pemilik Citra Lestari Farm merupakan angkatan tahun 1982, dan sudah pernah menekuni bisnis ayam broiler selama 15 tahun. Karena fluktuasi harga ayam hidup broiler yang tidak menentu, Bambang Krista memutuskan untuk beralih budi daya ayam kampung. Selain berbudi daya ayam kampung, Bambang juga tekun menulis buku mengenai ternak ayam kampung dan mengisi beberapa pelatihan.
“Citra Lestari Farm (CLF) sudah berjalan selama sewindu, sejak tahun 2008 setelah 15 tahun budi daya ayam broiler. Ayam kampung dapat dikelola secara modern sehingga dapat memberikan benefit yang banyak bagi pelakunya. Bisnis ayam kampung tapi jangan kampungan,” ucap Bambang.
Artinya, ayam kampung yang dikelola secara profesional tidak kampungan, akan memberikan hasil yang tidak kampungan pula. Hingga kini, CLF sudah masuk sebagai 5 breeder besar peternakan ayam kampung di Indonesia.
Ir. Agus Swarna sebagai pembicara mengenai bisnis ayam broiler, memilih tidak menampilkan presentasi. Menurutnya, jika sudah siang para peserta pasti sudah ngantuk, apalagi jika ditambah dengan pemaparan materi. Agus yang juga merupakan peternak ayam broiler lebih memilih memberikan kuis berhadiah dan mampu menghidupkan suasana siang hari itu.
Sementara Ir. Wasdiro angkatan tahun 1984 alhamdulillah saya melihat para alumni cukup merasa nyaman walaupun acara di kandang sapi. Berarti tidak ada bau yang mengganggu mas mba dan adek-adek yang datang.
“Mulai tahun 1975, Indonesia sudah mulai kekurangan sapi. Terakhir pada tahun 1979 Indonesia pernah ekspor sapi dan kerbau. Sejak tahun itu hingga sekarang, Indonesia terus mengalami kekurangan sapi. Maka sampai sekarang, Indonesia mengimpor sapi dengan kisaran 500.000 - 700.000 ekor per tahun, karena kebutuhan untuk seluruh Indonesia sekitar 3,2 juta ekor. Sementara yang ada di dalam negeri dalam kisaran 2 jutaan ekor,” kata Wasdiro.
Dari data tersebut, terlihat sekali kebutuhan lebih besar dari persediaan, maka timbul suatu peluang bisnis.
Sebagai pembicara terakhir, Ir. Suprapto membawakan materi mengenai Produk Olahan. Menurutnya, industri pengolahan makanan masih terbuka lebar untuk ditekuni. “Usaha ini saya tekuni sejak saya mengundurkan diri sebagai karyawan di perusahaan swasta, dengan menerapkan sistem agensi.”
Diakhir acara, para alumni disuguhi musik country sambil menikmati makan siang dan foto bersama. (WK)