-->

PETERNAK MASIH BERHARAP TUAH DARI PROGRAM MBG

Peternakan Ayam Broiler 

                                (Sumber : Istimewa)


Presiden Prabowo Subianto resmi memulai pelaksanaan Program makan bergizi gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 yang pada implementasinya menargetkan dapat menyelesaikan sejumlah persoalan pangan RI termasuk memperbaiki rantai pasok komoditas pangan, menciptakan lapangan kerja, hingga menambah daya dorong pertumbuhan ekonomi.

Namun demikian, sebulan berjalan peternak ayam yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Peternak Ayam Indonesia (GOPAN) belum merasakan dampak MBG untuk mengatasi oversupply ayam.

Sekjen Gabungan Organisasi Peternak Ayam Indonesia (GOPAN), Sugeng Wahyudi mengatakan program MBG berharap dilibatkannya UMKM peternak ayam agar dapat menyerap produksi ayam sehingga peternak bisa mendapatkan harga jual yang di atas harga pokok produksi (HPP).

GOPAN berharap pemerintah dapat terus menyerap produksi ayam dari peternak kecil lewat program MBG bisa melibatkan peternak kecil mengingat sudah 10 tahun peternak merugi akibat kelebihan supply pasokan ayam. Diharapkan jumlah dapur makan bergizi atau satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) diperbanyak sehingga bisa banyak menyerap ayam dari peternak.

Sugeng yang juga mewakili peternak agar berharap Badan Gizi Nasional (BGN) dapat berkoordinasi langsung dan melibatkan peternak dalam program MBG. 

"Kami berharap juga untuk dilibatkan secara langsung, karena ini merupakan program yang sebenarnya potensial untuk menanggulangi over supply di sektor perunggasan," tuturnya.

Broiler Masih Merugi

Sementara itu, Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (PINSAR) Indonesia melaporkan bahwa program makan bergizi gratis (MBG) yang diharapkan menyerap stok daging ayam dalam jumlah besar belum berjalan optimal. Hal ini menyebabkan peternak ayam broiler mengalami kerugian akibat harga jual yang merosot.

Hal tersebut dikemukakan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PINSAR Indonesia Samhadi. Dirinya menyebutkan banyak pelaku usaha perunggasan telah mempersiapkan stok untuk program tersebut. Namun, realisasinya yang lambat justru mengakibatkan kelebihan pasokan di pasar.

"Begitu Pak Presiden mencanangkan program ini sebagai program mercusuar, ekspektasi dan animo peternak luar biasa tinggi. Para peternak ayam broiler sudah mempersiapkan sangat matang untuk stok yang akan memenuhi kebutuhan dari program MBG," ujar Samhadi dalam Rapat Koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Menjelang HBKN Puasa dan Idul Fitri 2025. 

Samhadi melanjutkan, namun begitu, dikarenakan ada sedikit kelambatan dalam putaran program ini, ekspektasi peternak menjadi buyar. Hal ini terbukti ketika memasuki bulan Januari, gerak cepat yang dilakukan peternak tidak bersambut, sehingga yang terjadi malah sebaliknya, overstock.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan saat ini stok ayam nasional dalam kondisi surplus, dengan produksi mencapai 65-70 juta ekor per minggu, sementara kebutuhan hanya sekitar 58-60 juta ekor per minggu.

Dengan adanya kelebihan pasokan sekitar 12 persen hingga bulan Maret, serta kapasitas cold storage yang sudah penuh hingga 300 ribu ton, harga ayam justru jatuh ke level yang merugikan peternak.

"Hari ini harga di sekitar Rp17.500 per kilogram, artinya ini masih di bawah harga HPP. Saat ini peternak sedang mengalami kerugian untuk beberapa waktu, khususnya dari akhir Januari kemarin. Dari kondisi yang sudah baik dari Oktober sampai Januari, tapi saat ini sedang tidak baik-baik saja dan peternak sudah mulai gelisah," jelasnya.

Samhadi berharap adanya perbaikan dalam tata kelola industri broiler, termasuk percepatan implementasi program MBG agar stok ayam yang telah disiapkan dapat terserap dengan baik.

Selain itu, ia juga meminta perhatian dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk membantu mengelola sistem perunggasan agar kondisi peternak tidak semakin terpuruk.

"Kita harapkan nanti begitu memasuki Lebaran ini akan segera ada perbaikan, termasuk saat puasa dan selanjutnya dengan semakin banyak dapur yang dibangun dan operasional. Kita berharap stok yang sudah disiapkan oleh para stakeholder di broiler segera bisa terserap," tutupnya.

Harap - Harap Cemas Peternak Layer

Sementara itu peternak ayam petelur yang tergabung dalam Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (KPUS) Jawa Tengah dilanda kebingungan lantaran janji pemerintah pusat yang akan menyerap pasokan telur untuk kebutuhan makan bergizi gratis (MBG) tak kunjung terealisasi. Berdasarkan catatan produksi dari KPUS Jawa Tengah, keseluruhan produksi telur ayam di 12 kabupaten/kota mampu mencukupi keperluan program MBG. 

Ketua KPUS Jawa Tengah, Suwardi mengatakan dalam sehari pihaknya sanggup memproduksi telur ayam sebanyak 12 juta ton. 

Produksi telur sebanyak itu dihasilkan 1.600 peternak yang sebarannya ada di Kabupaten Kendal, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Kendal. 

"Tapi nyatanya fakta di lapangan pelaksanaan MBG hanya euforia belaka. Kami yang tadinya akan dilibatkan kegiatan MBG, sampai sekarang tidak ada kabarnya lagi. Semua peternak unggas se-Jawa Tengah tidak dirangkul sama sekali. Adapun pelaksanaan hanya ada di ranah kodim-kodim," kata Suwardi, dikutip dari IDN Times.

Ia juga bilang sebetulnya menjadi hal yang mudah bagi peternak ayam petelur untuk memasok kebutuhan telur untuk kegiatan MBG. Sebab apabila diestimasikan satu sekolah yang menggelar kegiatan MBG bisa dipasok 3.000 butir telur. 

Kemudian jika kebutuhannya untuk seminggu, maka jumlah pasokan telur sebanyak 600 ribu butir. Secara keseluruhan pihaknya memastikan Jawa Tengah sudah dalam taraf swasembada telur. 

"Karena produksi sehari saja sudah 12 juta ton, Mas. Suplai kita sangat cukup. Kita surplus telur dan tidak ada kendala sama sekali," akunya. 

Oleh karenanya, pihaknya menyatakan kesiapan penuh bila peternak ayam petelur diminta membantu memasok kebutuhan telur. 

"Kita kemarin dalam forum resmi dengan Pak Mentan (Amran Sulaiman) juga sudah menyampaikan kalau untuk makan bergizi, harga telur yang kita siapkan Rp1.350 per butir. Kami sudah hitung dengan harga segitu bisa masuk ke anggaran makan bergizi," tuturnya. 

Kendati begitu saat mengikuti rapat koordinasi dengan Kementerian Koperasi (Kemenkop), Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie tetap meminta peternak ayam petelur turut aktif mendukung pelaksanaan MBG. 

"Kita tetap diminta sama pak menteri untuk dukung kelancaran MBG. Makanya niat baik kami harus direspon oleh pusat. Karena kita juga butuh kejelasan apakah memang kami dilibatkan atau tidak," tandasnya. 

Perasaan yang sama juga dirasakan oleh para peternak ayam petelur di Kabupaten Blitar. Mereka menginginkan program unggulan Presiden RI Prabowo Subianto yakni makan bergizi gratis (MBG) bisa menyerap maksimal produksi telur. Apalagi, Kabupaten Blitar termasuk daerah pemasok telur terbesar di Indonesia.

Hal ini dikatakan oleh Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Kabupaten Blitar, Sukarman usai menerima kunjungan Menteri Perdagangan (Mendag) RI di kandang ayam petelur miliknya pada Selasa (4/2/2025).

Dia menyebut, sejak program makan bergizi gratis (MBG) digulirkan pada 13 Januari 2025 lalu, pihaknya belum menerima pesanan yang masuk mengenai kegiatan program MBG itu.

"Kalau sampai saat ini memang belum ada pesanan yang masuk di koperasi kami. Boleh saya bilang, koperasi telur ini merupakan pemasok 30 persen kebutuhan telur di Indonesia," kata dia, Selasa (4/2/2025).

Meski begitu, Sukarman tetap menyambut baik dan positif dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia pun berharap penggunaan telur sebagai salah satu menu MBG bisa dipesan di koperasi peternak Blitar. Jika pesannya di pedagang, maka yang dapat untuk hanya pedagang. Namun, jika pesan melalui koperasi peternak akan membatu meningkatkan aktivitas produksi peternak ayam petelur.

"Kalau beli lewat koperasi peternak, tentu keuntungan yang dapat bisa kembali ke peternak sebagai SHU," ujarnya.

Terkait dengan hal ini, Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso mengaku akan melakukan koordinasi lebih lanjut. Artinya, Kementrian Perdagangan (Kemendag) mengupayakan pemesanan telur untuk kebutuhan MBG bisa melalui koperasi peternak ayam petelur.

"Kami inginya, semua bisa merasakan manfaat dari program MBG. Salah satunya untuk peternak ayam petelur," ucap Menteri.

Lebih lanjut Mendag RI berharap peternak ayam petelur khususnya di Kabupaten Blitar bisa meningkatkan produksinya. Karena dengan adanya program MBG, kebutuhan telur dipastikan akan meningkat dan agar bisa memenuhi stok dalam negeri. (CR)











PERTAMINA BERIKAN PELATIHAN WIRAUSAHA PETERNAKAN AYAM

Pelatihan Yang Diselenggarakan Pertamina Sebagai Bentuk Kepedulian Kepada Masyarakat
(Foto : Pertamina)


Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel melalui Fuel Terminal Jambi, mendukung pengembangan usaha terpadu di Kelurahan Sejinjang dengan membangun rumah usaha peternakan ayam pedaging, serta memberikan pelatihan kewirausahaan. Program ini merupakan bagian dari Kampung Sejinjang Maju dan Berdikari (JEMARI), yang bertujuan menciptakan desa mandiri dengan kemandirian ekonomi melalui integrasi budidaya maggot dan peternakan ayam.

Program dilaksanakan pada Senin (23/9) dalam dua bentuk kegiatan yaitu Peresmian Rumah Usaha Peternakan Ayam Pedaging dan Pelatihan Wirausaha Peternakan Ayam sebagai Usaha Integritas Turunan Budidaya Maggot BSF. Pelatihan kewirausahaan peternakan ayam yang dipandu oleh, Budi Rahman, seorang wirausahawan dan peternak sukses ini diikuti oleh 24 masyarakat Kelurahan Sejinjang.

Dalam pelatihan, peserta disuguhi materi mengenai teknik pembesaran ayam pedaging, pembuatan kandang, dan pencegahan gagal panen. Ayam pedaging yang memiliki waktu pertumbuhan cepat, yaitu 5-8 minggu, dinilai sebagai pilihan yang tepat untuk usaha integrasi dengan budidaya maggot karena menghasilkan perputaran modal yang efisien.

Pada kesempatan ini, Lurah Sejinjang Zulkarnain, menyampaikan apresiasi atas dukungan Pertamina Patra Niaga dalam pengembangan usaha masyarakat. Menurutnya, program ini menjadi langkah signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan warga dengan memanfaatkan potensi lokal, khususnya melalui usaha peternakan ayam yang diintegrasikan dengan budidaya maggot BSF.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pertamina, karena telah memberikan usaha lanjutan budidaya maggot BSF, yang diintegrasikan dan dikembangkangkan dengan pembangunan rumah usaha peternakan ayam pedaging. Harapannya, program bantuan yang telah diberikan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Kelurahan Sejinjang,” ungkap Zulkarnain.

Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, menegaskan bahwa program ini merupakan komitmen Pertamina dalam menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kapasitas masyarakat.

“Diharapkan program ini dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi warga Sejinjang dan mendukung kemandirian ekonomi di wilayah tersebut. Hal ini pun mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Tujuan Nomor 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta Tujuan Nomor 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab,” tegas Nikho. (INF)

DINAS PETERNAKAN JOMBANG FOKUS TINGKATKAN PRODUKTIVITAS PETERNAK

Salah Satu Kelompok Ternak Yang Diberdayakan Oleh Dinas Peternakan Kabupaten Jombang
(Sumber : Rada Jombang, 2024)

Dinas Peternakan Kabupaten Jombang kini tengah fokus untuk melakukan pemberdayaan peternak.Tahun 2024, terdapat 51 kelompok ternak yang mendapat bantuan hibah melalui kegiatan penjaminan peredaran benih/bibit ternak dan kegiatan pengawasan peredaran bahan pakan.

”Kelompok penerima bantuan bertanggung jawab sepenuhnya atas pelaksanaan atau penggunaan dana bantuan belanja hibah,” tegas Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang Agus Susilo Sugioto.

Dipaparkan Agus, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pengajuan proposal di tahun 2023. Guna kelancaran kegiatan, dinas peternakan melalui bidang budi daya dan bidang agribisnis serta P4H (petugas peternakan wilayah kecamatan) telah melaksanakan identifikasi dan pembinaan kelompok. Dinas Peternakan Jombang juga melakukan sosialisasi kegiatan pada kelompok calon penerima manfaat.

”Tupoksi kita melakukan identifikasi dan pembinaan kelompok,” bebernya.

Kelompok penerima manfaat kegiatan berjumlah 51 kelompok. Mereka terdiri dari  5  kelompok ternak unggas, 2 kelompok ternak sapi perah, 11 kelompok ternak sapi potong, 24 kelompok ternak kambing, 9 kelompok ternak domba.

”Belanja barang sesuai dengan jumlah dan spesifikasi yang tercantum di surat kesanggupan kelompok dan menyampaikan laporan dan pertanggungjawaban kepada bupati melalui Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang,” katanya.

Penerimaan hibah  terbagi menjadi III termin. Termin I sejumlah 18 kelompok terealisasi di bulan Februari 2024. Termin II sejumlah 17 kelompok dan termin III sejumlah 9 kelompok terealisasi di bulan Maret 2024.

”Sedangkan 7 kelompok masih dalam proses pemenuhan kelengkapan administrasi pencairan bantuan,” bebernya.

Tidak berhenti di situ saja, selama pelaksanaan kegiatan, dinas peternakan memberikan pendampingan teknis dan administrasi. Pendampingan itu diberikan pada kelompok serta membantu menyelesaikan kendala yang ada.

”Semisal pemeriksaan kesehatan ternak, pelaksanaan vaksinasi,  manajemen pemeliharaan ternak  serta kelembagaan kelompok,” ungkapnya.

Dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan populasi dan produktivitas ternak. Kegiatan itu, diharapkan juga bisa meningkatkan pendapatan anggota kelompok, menciptakan dan mengembangkan pola pemberdayaan masyarakat. Selain itu juga untuk meningkatkan kualitas SDM peternak. Untuk mencapai tujuan tersebut memang tidaklah mudah karena minat generasi muda untuk berwiraswasta di sektor peternakan menurun dan beralih ke sektor industri.

"Ini yang terus kita upayakan karena kebutuhan produk hasil peternakan meningkat,” katanya. (INF)

BEGINI CARA AMERIKA SERIKAT TINGKATKAN MINAT GENERASI MUDA TERHADAP PETERNAKAN

Salah Satu Sudut National Western Stock Show 2024
(Sumber : VOA)

Di Denver, Colorado, Amerika Serikat, sebuah pameran pertanian dan peternakan berusaha menarik minat generasi muda. Remaja dan anak dilibatkan dalam berbagai kegiatan untuk menumbuhkan minat mereka terhadap sektor yang semakin miskin peminat itu. 

Dalam pameran tahunan yang disebut National Western Stock Show 2024 yang digelar 6 hingga 21 Januari lalu, anak dan remaja mendapat perhatian khusus. Mereka didorong tidak hanya untuk menonton, tapi juga unjuk kemampuan, berkompetisi dan terlibat dalam riset ilmiah.

Di tempat itu, contohnya, ada kompetisi sapi khusus untuk peternak junior. Sapi yang mereka bawa ke tempat itu dilombakan dan dinilai berdasarkan kelurusan punggung dan sudut kaki-kakinya.

Beberapa dari mereka membawa kuda pertunjukan untuk dinilai berdasarkan keseimbangan, otot, dan presentasi.

Beberapa lainnya membawa domba mereka untuk dinilai, bersama dengan diri mereka sendiri, dalam acara yang disebut Pertunjukan Pasar Domba Junior.

Bagi pengunjung yang sangat muda, di sana ada hewan ternak yang bisa disentuh dan dielus-elus. Tiketnya gratis, namun pengunjung dianjurkan membeli pakan yang disediakan panitia untuk diberikan kepada hewan-hewan.

Colorado State University, sebagai penyelenggara utama, berusaha menjangkau pengunjung muda dengan pameran langsung tentang ilmu pertanian dan peternakan, termasuk genetika pemuliaan tanaman.

“Kami memiliki benih-benih terbaik, dan itulah yang akan kami tanam tahun depan. Kemudian kami menyimpan benih-benih dari tanaman-tanaman terbaik dan menanamnya tahun depan. Pokoknya selama 10.000 tahun, kita akan punya cukup jagung!,” kata Katharine Eshelman, dosen ilmu pertanian di perguruan tinggi tersebut.

Menurut Eshelman, anak-anak diajarkan mengenai ilmu pembiakan tanaman selektif dengan cara sederhana. Mereka diminta mencampurkan berbagai cat warna hingga menghasilkan warna yang mereka inginkan, persis bagaimana para ilmuwan menggabungkan berbagai sifat positif tanamana melalui rekayasa genetika sehingga menghasilkan tanaman unggul.

Di pameran itu, ada juga lomba menunggang kuda Equicross, khusus untuk mereka yang berusia 14 hingga 18 tahun. Equicross adalah lomba keterampilan berkuda yang terdiri dari empat kegiatan, termasuk menyelamatkan orang, berebut bendera, dan berebut tali lubang.

Zuri George dan Grace Bejarano, dua remaja putri yang ikut serta dalam acara itu. George menjelaskan bagaimana ia dan rekannya bersiap untuk ikut lomba tersebut.

“Saya menunggu lampu berubah menjadi hijau. Kuda yang saya tunggangi kemudian akan berlari, dan saya mengambil orang yang saya harus selamatkan. Kami berdua berkomunikasi dan berlatih sebelumnya. Saya yang menunggang kuda, dan Grace menjadi orang yang saya selamatkan.”

Pemenang Equicross remaja menerima beasiswa lebih dari $1,200. (INF)

PETERNAK DIIMBAU JANGAN MALAS URUS SKKH UNTUK LALU LINTAS TERNAK

Sapi, Salah Satu Ternak Yang Sering Dikirim Ke Berbagai Daerah

Aktivitas pengiriman ternak dari Kabupaten Blitar ke luar daerah diduga banyak yang tidak dilengkapi surat keterangan kesehatan hewan (SKKH). Padahal, dokumen ini penting untuk mencegah penyebaran virus dan penyakit hewan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar, Nanang Miftahudin. Ia mengatakan, harus ada pemeriksaan kesehatan hewan sebelum hewan dikirim ke luar daerah. Itu untuk membatasi penyebaran virus dan penyakit pada hewan.

Terkait pemeriksaan kesehatan hewan di Kabupaten Blitar, itu diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 17 Tahun 2023 tentang Tata Cara Pengawasan Lalu Lintas Hewan, Produk Hewan, dan Media Pembawa Penyakit Hewan lainnya di Dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Di dalamnya itu ada berbagai persyaratan. Salah satunya, rekomendasi penerimaan dari daerah tujuan. Yang di mana persyaratan tersebut merupakan permintaan dari daerah tujuan. Biasanya itu ada surat keterangan bebas PMK,” terangnya.

Dalam praktiknya, dinas akan mengirimkan personel untuk melakukan pemeriksaan dan pengecekan hewan. Ada retribusi yang harus dibayar untuk pelayanan kesehatan hewan ini.

“Semua hewan itu kalau dikirim memerlukan SKKH, termasuk jangkrik, ulat hongkong, dan hewan lainya. Untuk biaya retribusinya macam-macam, yang saya ingat sapi, kuda, dan kerbau itu Rp 10 ribu per ekor. Lalu, kambing dan domba itu Rp 2 ribu per ekor, serta babi Rp 10 ribu per ekor,” kata dia.

Dalam sebulan, rata-rata ada 1.000 ekor kambing dan 250 ekor sapi yang keluar dari Bumi Penataran. Mayoritas daerah tujuannya adalah kota-kota di luar pulau Jawa.

Sebenarnya, sambung Nanang, ada banyak kota besar di Jawa yang juga menjadi tujuan pengiriman ternak dari Kabupaten Blitar. Misalnya, wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jabodetabek. Sayangnya, para peternak atau pedagang enggan mengurus SKKH untuk pengiriman lokal Jawa ini.

Nanang mengaku sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan dinas perhubungan untuk memantau mobilitas ternak antardaerah yang tidak dilengkapi dengan SKKH. Jika tidak membawa hasil pemeriksaan kesehatan hewan, ternak tersebut akan disita.

Sayangnya, pengendalain penyebaran virus dan penyakit ini tidak mudah. Ada banyak jalan tikus yang bisa digunakan untuk menghindari operasi. Selain itu, pemerintah juga tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan pengendalian.

“Untuk area controling cek poin itu hanya ada beberap titik, SDM-nya juga terbatas. Makanya dalam satu pulau banyak yang lolos. Untuk daerah Jawa Timur saja hanya ada di Ngawi dan Tuban. Sehingga banyak penjual yang menghindari titik tersebut,” ujarnya.

Nanang menambahkan, mayoritas penggunaan SKKH di Kabupaten Blitar untuk pengiriman day old chicken (DOC) alias anakan ayam, anakan puyuh, anakan bebek, dan anakan kalkun. “Yang paling banyak itu DOC, biasanya dikirim ke seluruh NKRI,” bebernya. (INF)

PETERNAK DI KABUPATEN TABALONG BUTUH FASILITAS KESEHATAN HEWAN

Salah Satu Peternakan Sapi Milik Warga Desa Uwie, Kabupaten Tabalong

Keberadaan layanan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan)  menjadi kebutuhan para peternak dan pemilik hewan peliharaan di Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan.  Harapan keberadaan Puskeswan ini sempat diutarakan oleh sejumlah peternakan di Desa Masingai II, Kecamatan Upau, Kabupaten Tabalong, Kalsel. 

Wardiyono misalnya, Ketua Kelompok Ternak Rukun Jaya Masingai II mengharapkan adanya Puskeswan di Kecamatan Upau. Apalagi selama ini untuk penanganan medis hewan ternak, khususnya sapi, kelompok ternak di Masingai II harus menghubungi menteri hewan yang jarak tempat tinggalnya cukup jauh. 

Jarak tersebut dianggap menjadi kendala, karena penanganan pun tidak bisa cepat. Namun tak jarang pula mentri hewan datang untuk pemeriksaan secara rutin. Adanya Puskeswan di kecamatan kata Mardiyono tentu akan mempermudah layanan kesehatan hewan di desa-desa.

Sebenarnya,  Puskeswan ini juga telah menjadi program yang akan dijalankan oleh Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Tabalong. Sebagaimana yang diutarakan oleh Kepala Disbunak Kabupaten Tabalong, Saleh, pihaknya sudah menyiapkan rencana untuk ketersediaan Puskeswan pada tiap kecamatan. Keberadaan Puskeswan ini dilakukan secara bertahap dan memanfaatkan bangunan milik Disbunak yang sudah tidak digunakan. 

"Pengadaan Puskeswan akan kami lakukan secara bertahap. Tahap pertama  ini mulai di Kecamatan Tanta, Murung Pudak dan Tanjung, lalu berlanjut di Kecamatan Upau, Desa Masingai dan Kecamatan Haruai," kata Saleh, Selasa (22/11/2023).

Di Puskeswan nantinya pula kata Saleh akan menjadi tempat tinggal bagi medik veteriner yang belum memiliki tempat tinggal. Sementara untuk dokter hewan dijadwalkan datang seminggu sekali. Sementara ini ujar Saleh, karena Puskeswan belum merambah ke kecamatan, pelayanan pun berjalan di Kantor Dinas Peternakan dan Perkebunan. Selain itu mengerahkan PPL secara berkala untuk layanan kesehatan hewan. (INF)


EKSISTENSI PPUN MENDUKUNG PETERNAKAN RAKYAT

Pelantikan & Pengukuhan Pengurus PPUN 2023-2028


Meskipun keberadannya kian terkikis, peternak unggas mandiri nyatanya masih eksis. Hal tersebut dibuktikan dengan berkumpulnya para peternak yang tergabung dalam Peternak Pembudidaya Unggas Niaga PPUN di IPB International Convention Center, Bogor pada Rabu (8/11) yang lalu. 

Dalam agendanya kali ini PPUN melangsungkan pelantikan dan pengukuhan pengurus periode 2023-2028.  Wismarianto resmi dilantik dan dikukuhkan sebagai Ketua Umum PPUN beserta para perangkatnya oleh Maino Dwi Hartono, selaku Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Ketika ditemui Infovet Wismarianto mengatakan bahwa dalam waktu dekat ini PPUN akan segera melakukan koordinasi bersama pemerintah serta para integrator perunggasan untuk duduk bersama dan mencari solusi mendongkrak harga jual live bird yang layak diatas harga pokok produksi (HPP). 

"Kita harus duduk bersama untuk menguraikan benang kusut ini, semua pemain baik peternak, pemerintah, perusahaan besar serta akademisi harus mau mencari solusi. PPUN sendiri berharap peternak kecil bisa tumbuh dan berkembang, begitupun pada perusahaan yang besar, mereka juga harus tetap tumbuh,” tegasnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwasanya PPUN juga telah memberikan beberapa usulan yang  ditujukan kepada pemerintah dan perusahaan integrasi agar usaha peternakan bisa berkelanjutan dan berdaya saing dengan negara lain.

Usulan - usulan tersebut diantaranya adalah : 

1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Permentan No 32 Tahun 2017, dengan cara mengaudit jumlah populasi ayam broiler skala nasional sehingga bisa diseimbangkan dengan permintaan pasar.

2. Mendorong pelaksanaan Permentan No 32 Tahun 2017, khususnya kuota DOC FS 50 persen untuk peternak mandiri dan 50 persen untuk perusahaan besar agar bisa dilaksanakan secara benar.

3. Mendorong agar pelaksanaan pembangunan RPA untuk mengamankan 100 persen Live Bird bagi perusahaan yang sudah diperintahkan sejak 2017 dengan janji penyesuaian selama 2 tahun segera bias direalisasikan.

4. Dengan adanya kuota GPS di hulu , seharusnya tidak disertai dengan kebijakan SE di hilir (final stock) dengan pertimbangan kuota di hulu sudah mencerminkan supply demand di final stock. (CR)

BAPANAS: IMPOR 250 RIBU TON JAGUNG DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN PETERNAK

Jagung, Bahan Baku Pakan Yang Paling Banyak Digunakan Dalam Formulasi


Harga jagung untuk bahan baku pakan di tingkat konsumen meroket hingga mencapai Rp 7.282/kg atau di atas Harga Acuan Pemerintah (HAP) sebesar Rp 5.000/kg. 

Merespon hal ini, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mendorong percepatan penugasan impor kepada Bulog sebanyak 250 ribu ton pada tahap awal. 

"Impor jagung tersebut dilakukan secara terukur dengan mempertimbangkan harga jagung di tingkat petani tetap baik," kata Arief dalam keterangannya, Kamis (19/10). 

Arief memastikan impor ini akan dilakukan secara terukur sesuai kebutuhan peternak kecil. Untuk itu, data peternak penerima jagung pakan harus detail by name by address dan dikoordinasikan bersama Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan serta Dinas Pertanian/Pangan setempat.

Pihaknya menjelaskan pertimbangan lain percepatan impor ini lantaran berdasarkan rilis data BPS, Senin (16/10) luas panen dan produksi jagung diperkirakan sebesar 2,49 juta hektar atau mengalami penurunan 0,28 juta dibandingkan tahun sebelumnya. 

Sementara itu, untuk produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen pada 2023 sebesar 14,46 juta ton. Hal ini pun berarti adanya penurunan sebanyak 2,07 juta ton atau 12,50 persen dibandingkan tahun lalu. 

Selanjutnya berdasarkan prognosa neraca jagung nasional, diperkirakan dalam empat bulan akhir tahun 2023 neraca bulanan jagung mengalami defisit. 

"Karena itu, untuk membantu peternak rakyat yang saat ini memerlukan pasokan jagung pakan yang memadai," jelas Airef. 

Diketahui, Pemerintah sudah memutuskan untuk melakukan impor sebanyak 500 ribu ton jagung pada tahun ini. Pada tahap awal Bulog diharuskan merealisasikan 250 ribu ton impor. 

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto memastikan akan merealisasikan penugasan impor dalam waktu dekat. 

Pihaknya juga mengatakan telah ada tiga negara yang akan menjadi sumber pendapatan impor jagung yaitu Amerika Serikat, Brazil dan Aregentina. 

"Penugasan sudah ada saat ini sedang pengurusan perubahan Neraca Komoditas dan Persetujuan tinggi," ujar Suyamto. (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer