Kambing dan domba adalah hewan ternak yang cocok untuk dikelola oleh rakyat. Kelebihan dua jenis hewan ternak ini dibandingkan hewan lainnya adalah daur perkembangbiakannya yang cepat. Pernyataan ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo ketika menghadiri temu wicara dengan peternak domba dan kambing di Kebun Raya Bogor, Sabtu 27 Agustus 2016.
"Dua tahun tiga kali beranak. Umur panen cepat dan modalnya tidak besar. Tidak butuh lahan yang luas," jelas Presiden.
Selain keunggulan tersebut, Presiden juga meminta adanya sosialisasi kepada masyarakat untuk menjelaskan bahwa daging kambing merupakan jenis makanan yang aman untuk dikonsumsi.
"Daging kambing lebih sehat. Saya setiap hari makan daging kambing, asal dagingnya ya, bukan jeroannya. Kolesterol saya rendah," ujar Presiden.
Himpunan Pengusaha Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) harus menjaga dan melestarikan keberadaan plasma nutfah domba dan kambing di Indonesia. Dalam temu wicara itu, seorang peternak asal Ciamis menyebutkan bahwa kini domba banyak dibeli oleh pengusaha asal Malaysia. "Kami menghawatirkan nanti domba Garut nasibnya seperti reog Ponorogo yang diakui sebagai budaya dari negara lain," ucap peternak tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Presiden meminta agar para peternak yang terhimpun dalam Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) menjaga betul plasma nutfah. "Plasma nufah harus betul-betul dilindungi dan dijaga, jangan sampai dibeli negara lain. Keturunan jangka panjang bisa hilang. Proses jangka panjang melindungi plasma nutfah itu. Yang bisa menjaga ternak kita, domba kita, kambing kita adalah Bapak/Ibu semua," pesan Presiden.
Hasan, seorang peternak asal Sulawesi Barat mengeluhkan mahalnya memperoleh bibit unggul. "Harganya bisa menjadi enam kali lipat dari harga asalnya di Pulau Jawa karena tingginya biaya transportasi," keluh Hasan.
Presiden mengakui bahwa biaya transportasi antar pulau, antar kabupaten masih mahal. "Dibanding Singapura dan Malaysia, kita 2,5 kali lebih mahal," ujar Presiden.
Presiden memberi contoh, tidak mengherankan bila harga BBM di Papua dapat mencapai 30 ribu rupiah sampai 60 ribu rupiah per liternya karena mahalnya biaya transportasi untuk pengangkutan BBM tersebut. Itulah sebabnya, lanjut Presiden, pemerintah sangat fokus membangun infrastruktur untuk menekan biaya transportasi.
Presiden Minder Lihat Domba Bibit
Sebelum memulai temu wicara, Presiden mengatakan bahwa semula dirinya hendak membawa domba-domba yang dimilikinya untuk ditunjukkan kepada peternak.
"Saya masuk ke sini kaget sekali. Saya kan punya domba 5, belinya 3 juta sampai 5 juta rupiah per ekor. Saya pikir sudah mahal sekali. Tapi, begitu lihat domba di sini, langsung minder," ucap Presiden yang merasa beruntung tidak jadi membawa domba peliharaannya.
Saat melihat-lihat domba-domba tersebut, Presiden mengatakan dirinya dibisiki Ketua Umum HPDKI Yudi Guntara, bahwa harga satu ekor domba yang berada di Kebun Raya Bogor ini berada di kisaran 50 juta sampai 120 juta rupiah.
"Untung saya tidak jadi membawa domba-domba peliharaan saya. Minder saya," imbuhnya.
Seorang peternak menjelaskan bahwa seekor domba dapat mencapai harga puluhan bahkan ratusan juta karena mengikuti kontes. "Domba Bapak Presiden juga bisa mencapai 20 juta rupiah setelah mengikuti kontes. Untuk itu kami mohon ada kontes domba yang memperebutkan Piala Presiden," kata peternak itu.
Usulan kontes domba memperebutkan Piala Presiden tersebut langsung mendapatkan respons dari Presiden. "Saya perintahkan kepada Menteri Pertanian untuk menyiapkan tahun ini, bulan Oktober atau November. Tempat di Bogor atau Jakarta. Hadiah, piala dan sertifikat. Hadiahnya besar, 1 miliar rupiah untuk pembinaan," kata Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden pada acara tersebut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Dalam acara tersebut juga dilaksanakan kontes domba Garut memperebutkan Piala Kemerdekaan Republik Indonesia yang diikuti oleh 875 domba yang berasal dari kota dan kabupaten se-Jawa Barat dengan kategori Raja Pedaging, Raja Petet, Raja Kasep dan Ratu Bibit.
Selain kontes domba, juga digelar pementasan kambing perah dan domba catwalk. Yang menarik pada domba catwalk, dipertunjukkan pula lima domba yang dimiliki Presiden, yang memiliki nama Bera, Beri, Nyai, Edo dan Dogar. (wan)
"Dua tahun tiga kali beranak. Umur panen cepat dan modalnya tidak besar. Tidak butuh lahan yang luas," jelas Presiden.
Domba Garut Indonesia kuat, gagah, dan memukau dengan segala keunikan dan keunggulannya. |
"Daging kambing lebih sehat. Saya setiap hari makan daging kambing, asal dagingnya ya, bukan jeroannya. Kolesterol saya rendah," ujar Presiden.
Himpunan Pengusaha Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) harus menjaga dan melestarikan keberadaan plasma nutfah domba dan kambing di Indonesia. Dalam temu wicara itu, seorang peternak asal Ciamis menyebutkan bahwa kini domba banyak dibeli oleh pengusaha asal Malaysia. "Kami menghawatirkan nanti domba Garut nasibnya seperti reog Ponorogo yang diakui sebagai budaya dari negara lain," ucap peternak tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Presiden meminta agar para peternak yang terhimpun dalam Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) menjaga betul plasma nutfah. "Plasma nufah harus betul-betul dilindungi dan dijaga, jangan sampai dibeli negara lain. Keturunan jangka panjang bisa hilang. Proses jangka panjang melindungi plasma nutfah itu. Yang bisa menjaga ternak kita, domba kita, kambing kita adalah Bapak/Ibu semua," pesan Presiden.
Hasan, seorang peternak asal Sulawesi Barat mengeluhkan mahalnya memperoleh bibit unggul. "Harganya bisa menjadi enam kali lipat dari harga asalnya di Pulau Jawa karena tingginya biaya transportasi," keluh Hasan.
Presiden mengakui bahwa biaya transportasi antar pulau, antar kabupaten masih mahal. "Dibanding Singapura dan Malaysia, kita 2,5 kali lebih mahal," ujar Presiden.
Presiden memberi contoh, tidak mengherankan bila harga BBM di Papua dapat mencapai 30 ribu rupiah sampai 60 ribu rupiah per liternya karena mahalnya biaya transportasi untuk pengangkutan BBM tersebut. Itulah sebabnya, lanjut Presiden, pemerintah sangat fokus membangun infrastruktur untuk menekan biaya transportasi.
Presiden Jokowi tengah memberi makan domba dan kambingnya yang diberi nama Bera, Beri, Nyai, Edo dan Dogar. |
Sebelum memulai temu wicara, Presiden mengatakan bahwa semula dirinya hendak membawa domba-domba yang dimilikinya untuk ditunjukkan kepada peternak.
"Saya masuk ke sini kaget sekali. Saya kan punya domba 5, belinya 3 juta sampai 5 juta rupiah per ekor. Saya pikir sudah mahal sekali. Tapi, begitu lihat domba di sini, langsung minder," ucap Presiden yang merasa beruntung tidak jadi membawa domba peliharaannya.
Saat melihat-lihat domba-domba tersebut, Presiden mengatakan dirinya dibisiki Ketua Umum HPDKI Yudi Guntara, bahwa harga satu ekor domba yang berada di Kebun Raya Bogor ini berada di kisaran 50 juta sampai 120 juta rupiah.
"Untung saya tidak jadi membawa domba-domba peliharaan saya. Minder saya," imbuhnya.
Seorang peternak menjelaskan bahwa seekor domba dapat mencapai harga puluhan bahkan ratusan juta karena mengikuti kontes. "Domba Bapak Presiden juga bisa mencapai 20 juta rupiah setelah mengikuti kontes. Untuk itu kami mohon ada kontes domba yang memperebutkan Piala Presiden," kata peternak itu.
Usulan kontes domba memperebutkan Piala Presiden tersebut langsung mendapatkan respons dari Presiden. "Saya perintahkan kepada Menteri Pertanian untuk menyiapkan tahun ini, bulan Oktober atau November. Tempat di Bogor atau Jakarta. Hadiah, piala dan sertifikat. Hadiahnya besar, 1 miliar rupiah untuk pembinaan," kata Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden pada acara tersebut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Dalam acara tersebut juga dilaksanakan kontes domba Garut memperebutkan Piala Kemerdekaan Republik Indonesia yang diikuti oleh 875 domba yang berasal dari kota dan kabupaten se-Jawa Barat dengan kategori Raja Pedaging, Raja Petet, Raja Kasep dan Ratu Bibit.
Selain kontes domba, juga digelar pementasan kambing perah dan domba catwalk. Yang menarik pada domba catwalk, dipertunjukkan pula lima domba yang dimiliki Presiden, yang memiliki nama Bera, Beri, Nyai, Edo dan Dogar. (wan)