Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini daging ayam | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

DAGING & TELUR AYAM, SUMBER PROTEIN UNTUK KESEHATAN TUBUH

Seminar “Protein For A Healthier Life” dalam rangkaian kegiatan HATN 2023 yang digelar secara daring dan luring di Gedung TP PKK Bitar. (Foto: Dok. Infovet)

Isu negatif seputar daging dan telur ayam masih kerap menghantui masyarakat. Belum lama adalah pernyataan seorang dokter yang menyebut daging ayam tumbuh besar karena disuntik hormon. Adapun isu lainnya yakni telur ayam sebagai penyebab bisul dan kolesterol masih dipercayai masyarakat luas.

Padahal kedua sumber pangan asal protein hewani tersebut mengandung banyak gizi yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Hal tersebut seperti dibahas dalam seminar “Protein For A Healthier Life”, Selasa (10/10/2023), dalam rangkaian kegiatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) 2023, yang puncak acaranya akan diselenggarkan di Blitar pada Minggu, 15 Oktober 2023.

“Edukasi mengenai daging dan telur ayam sangat penting sekali untuk menangkis isu-isu tersebut,” ujar USSEC Human Protein Consultant, Dr Dadi Hidayat Maskar yang menjadi pembicara. Mitos penggunaan hormon pada ayam adalah hoaks, karena faktanya peraturan yang ada telah ditegakkan untuk memastikan keamanan konsumen, dimana penyuntikan hormon dilarang di seluruh dunia.

Adapun juga yang memercayai bahwa mengonsumsi telur meningkatkan kolesterol dan sebagai penyebab bisul. Kendati telur ayam mengandung sekitar 200 mg kolesterol, namun dari riset terbaru kolesterol asal makanan dari telur tidak berbahaya, justru yang harus diperhatikan adalah proses memasaknya jika digoreng.

Selain itu dijelaskan juga oleh Dadi, studi klinis dan epidemiologis menyebutkan bahwa kolesterol asal makanan dari telur tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular atherosklerotis.

“Sedangkan soal telur sebagai penyebab bisul mungkin ada persepsi yang menjadikannya seperti itu, padahal bisulan itu disebabkan oleh alergi, manifestasinya pun banyak. Tidak ada komponen-komponen di dalam telur yang berpotensi menyebabkan bisulan. Dari penelitian juga menyebut tidak ada hubungannya antara telur dengan bisul,” jelas Dadi. Walau sebagian orang bisa mengalami alergi telur, namun alergi dapat teratasi seiring bertambahnya usia.

Mitos-mitos tersebut semakin memperkeruh karena saat ini Indonesia masih mengalami permasalahan gizi. Salah satu cara mengatasinya adalah mengonsumsi daging dan telur ayam yang memiliki banyak keunggulan dan mudah terjangkau. Daging unggas menduduki urutan paling signifikan dan merupakan sumber pangan yang banyak disukai, serta bergizi karena merupakan sumber yang baik dari protein, zinc, zat besi, selenium, dan vitamin B kompleks.

“Demikian juga telur, merupakan pangan yang padat gizi, disukai, dan terjangkau masyarakat. Telur kaya dengan berbagai zat gizi seperti protein, vitamin D, selenium, dan vitamin B kompleks, “ ungkapnya.

Lebih lanjut dijelaskan, protein merupakan salah satu zat gizi makro yang penting bagi manusia. Asupan protein yang cukup (nabati dan hewani) untuk memenuhi kecukupan gizi dan berkontribusi dalam pengentasan masalah gizi di Indonesia. (RBS)

BLITAR SIAP SUKSESKAN HATN 2023, AYO IKUTAN


Sepanjang September hingga Oktober 2023, Kota dan Kabupaten Blitar, Jawa Timur, diramaikan dengan berbagai acara dalam rangka menyambut Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) ke-13 sekaligus perayaan Hari Telur Sedunia (World Egg Day
).

Rangkaian acara dimulai dengan seminar peternak unggas pada 7 September di Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, yang menghadirkan narasumber pakar nutrisi dan pakan ternak, Prof Budi Tangendjaja. Seminar tersebut dilaksanakan secara hybrid, diikuti para peternak unggas Blitar dan sekitarnya, serta kalangan peternak dan akademisi dari berbagai kota.

Adapun kegiatan lainnya difokuskan pada edukasi seputar ayam dan telur dengan seminar gizi dan seminar penyakit zoonosis. Selain itu, ASOHI Jatim juga ikut memeriahkan HATN dengan mengadakan seminar terkait AMR yang diadakan di Kampung Coklat Blitar.

Ragam kegiatan lainnya seperti lomba pembuatan video kreatif oleh mahasiswa FKH Unair Surabaya, lomba essay nasional, lomba chicken dance, lomba mewarnai maskot ayam telur, dan lomba kreasi video masak olahan ayam dan telur juga turut dilakukan untuk memeriahkan HATN.

Rencananya acara puncak HATN akan digelar pada Minggu, 15 Oktober 2023 di Blitar yang akan dihadiri Gubernur Jatim, serta sejumlah pejabat Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, bersama Badan Pangan Nasional. Nantinya acara juga akan dimeriahkan dengan jalan sehat, senam bersama, pengumuman pemenang lomba, dan sejumlah hiburan.

Panitia khusus HATN Blitar, Suyanto, mengatakan bahwa diperkirakan sekitar 5.000 orang akan berkumpul di Blitar pada acara puncak HATN. Pihaknya pun mengapresiasi Blitar sebagai tuan rumah HATN 2023 karena merupakan sentra peternakan unggas dan dikenal sebagai produsen telur terbesar di Indonesia.

"Kami mengajak para peternak dan stakeholder peternakan ikut berpartisipasi untuk suksesnya acara ini,” katanya. (INF)

MERAMU PAKAN MURAH DAN SEHAT UNTUK AYAM KAMPUNG PEDAGING

Maksud hati ingin berhemat, meramu pakan sendiri justru bisa menjadi bumerang jika dilakukan secara asal-asalan. (Foto: Istimewa)

Ayam cepat gemuk, tapi tulang kakinya kurang kuat? Awas, jangan asal meramu pakan.

Meramu pakan sendiri memang menjadi solusi alternatif agar bisa melanjutkan usaha berternak ayam. Apalagi saat harga pakan pabrikan tidak bersahabat. Meskipun tidak bisa menggantinya secara keseluruhan, setidaknya biaya pakan yang dikeluarkan bisa lebih dihemat.

“Hari ini tidak ada pakan yang harganya 300 ribuan,” Begitu protes salah seorang komentator di Masadhy Channel, saluran YouTube milik Mastur Adhy Sudrajat, biasa disapa Masadhy, peternak bebek dan ayam kampung dari Desa Jatinom, Kanigoro, Blitar. Untuk menunjukkan bahwa konten yang dibuat bukan abal-abal, Masadhy pun membuat video khusus saat membeli pakan di salah satu poultry shop di Kota Blitar.

Tak Ada Rotan, Akar pun Jadi
Bicara soal harga pakan memang tidak bisa dipukul rata. Antara satu daerah dengan daerah lainnya bisa saja berbeda. Begitu pula dengan bahan baku yang digunakan untuk pakan campuran. Semakin jauh peternakan dari sentra produksi pakan, harga semakin mahal. Maklum, ada biaya distribusi yang harus diperhitungkan.

Maksud hati ingin berhemat, meramu pakan sendiri justru bisa menjadi bumerang jika dilakukan secara asal-asalan. Hal ini disebabkan dalam setiap fase pertumbuhan ayam kampung pedaging membutuhkan nutrisi sesuai umurnya. Apalagi ada zat anti-nutrisi yang keberadaannya justru membuat produktivitas yang diharapkan tidak tercapai.

Untuk menyiasati harga pakan anakan ayam yang tinggi, Masadhy meramu sendiri pakan untuk anakan ayam kampungnya. Untuk kepentingan ini, ia menggunakan pakan untuk anakan bebek pedaging dari salah satu produsen pakan. Pakannya berwarna kecokelatan dan berbentuk crumble. Dari sisi harga jauh lebih murah dibanding harga pakan untuk anakan ayam pedaging pada umur yang sama.

“Saya sengaja menggunakan ini karena sudah merasakan. Beberapa periode saya gunakan untuk pakan DOC dan hasilnya… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2023. (RA)

DI BALIK RASA NIKMAT HATI AYAM

Kendati memiliki purin yang tinggi, namun hati ayam tetap memiliki kandungan nutrisi, maka itu konsumsi sewajarnya saja. (Foto: Shutterstock)

Hati ayam termasuk jeroan yang banyak disukai. Namun di balik rasanya yang nikmat, olahan organ ayam ini menjadi pemicu penyakit yang membuat persendian “nyeri tiada tara”.

Pagi itu udara masih terasa dingin. Jarum jam masih menunjuk angka 5 lewat 30 menit. Rukiyat berjalan tertatih-tatih sepulang dari masjid tak jauh dari rumahnya. Sesekali langkahnya terhenti, ia membungkuk sambil memijit sendi di pergelangan kaki. Lelaki 50 tahun itu meringis, menahan sakit.

“Berasa bener sakitnya di persendian. Mungkin asam urat saya kambuh lagi,” ujar Rukiyat kepada Zainal tetangganya yang juga jamaah di masjid yang sama di Komplek Bumi Sawangan Indah, Depok.

Sekitar jam 9, Rukiyat segera ke tempat praktik dokter tak jauh dari rumahnya. Hasil diagnosis ternyata benar, asam urat lelaki paruh baya ini sedang kambuh. Hasil pemeriksaan dokter, asam uratnya mencapai angka 9. Ia baru teringat sehari sebelumnya makan hati dan ampela ayam bumbu balado.

Olahan hati ayam dan ampela memang nikmat. Apalagi disantap bersama nasi hangat. Namun, jika porsi makannya berlebih, maka asam urat pun bisa kumat. Maka itu, makanlah dengan porsi yang bijak, agar tetap sehat.

Apa yang dialami Rukiyat bisa jadi dialami juga oleh banyak orang. Meski tiap orang memiliki ketahanan tak sama terhadap asam urat, namun makanan yang menjadi sumber penyakit ini sebaiknya dihindari. Sekali terserang, rasa nyeri di persendian tak berkesudahan.

“Sebenarnya saya sudah pernah dengar kalau hati ayam itu punya kandungan purin yang tinggi, bisa bikin asam urat,” tutur Rukiyat kepada Infovet. Namun, rasa nikmat olahan hati ayam sambal balado terkadang tak mempedulikan kandungan purinnya.

Dalam sebuah tulisan dr Alvin Nursalim, ahli nutrisi di Jakarta, menyebutkan hati ayam termasuk kelompok jeroan. Jeroan hati ayam dalam 100 gram mengandung 116 kkal kalori, 345 mg kolesterol, serta 4,83 gram lemak. Jeroan dapat menjadi penyebab utama terjadinya peradangan pada sendi.

Orang yang mengalami radang sendi disarankan tidak mengonsumsi jeroan karena dapat memperparah keluhan. Kandungan purin yang tinggi dalam jeroan juga dapat menyebabkan gejala asam urat.

Di sisi lain, jeroan memang kaya akan vitamin B, seperti vitamin B12 dan folat. Makanan ini juga tinggi mineral, termasuk zat besi, magnesium, dan selenium, serta vitamin-vitamin penting yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K.

Akan tetapi jeroan berupa hati ayam juga mengandung kolesterol, lemak, dan kalori yang cukup tinggi. Jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih, tentu dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Selain hati ayam, sumber purin penyebab asam urat ada pada hasil laut. Beberapa jenis makanan laut, seperti kerang udang dan teri diyakini menjadi pemicu asam urat karena memiliki kadar purin yang juga tinggi. Demikian juga ikan sarden dan makarel. Dari semua jenis tersebut, ikan teri kering mengandung purin paling tinggi, mencapai 1.108,6 mg per 100 gram, sedangkan ikan sarden segar mengandung 210,4 mg purin.

Nutrisi Menyehatkan Juga
Ahli nutrisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Budi Setiawan, juga membenarkan bahwa hati ayam memiliki kandungan purin tinggi. Menurutnya, hati ayam per 100 gram mengandung 312,2 mg purin dan dikategorikan sebagai makanan dengan kadar purin yang sangat tinggi.

Dosen dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB ini, menyebut hati ayam termasuk dalam bahan makanan paling sering dikonsumsi masyarakat Indonesia. Hati ayam juga bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan yang memiliki rasa nikmat.

Hanya saja, mengingat hati ayam juga berfungsi sebagai penyaring berbagai racun tubuh, banyak orang yang menyebut hati ayam termasuk dalam bahan makanan tidak sehat.

Namun demikian, hati ayam tetap memiliki kandungan nutrisi baik. Dalam hati ayam terdapat beberapa nutrisi yang menyehatkan seperti vitamin B12, vitamin A, D, E, dan K. Sayangnya, sebagaimana yang dikhawatirkan banyak orang, mengonsumsi hati ayam sebaiknya tidak dilakukan terlalu sering karena kurang baik bagi kesehatan.

Di dalam hati ayam ternyata ada kandungan lemak dan kolesterol cukup tinggi. Hal ini bisa membuat kadar asam urat di dalam darah meningkat. Hal ini tentu akan membuat risiko terkena penyakit asam urat atau gout ikut meningkat mengingat zat purin semakin menumpuk di persendian. Karena alasan ini pulalah penderita asam urat tidak boleh mengonsumsi hati ayam.

Tak hanya bisa menyebabkan asam urat jika dikonsumsi berlebihan, hati ayam juga bisa meningkatkan risiko terkena masalah tekanan darah tinggi. Hal ini disebabkan kadar kolesterol di dalam hati yang bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat di dalam darah.

“Ini tentu akan memicu penumpukan plak pada pembuluh darah dan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Yang menjadi masalah adalah hipertensi bisa berimbas pada meningkatnya masalah penyakit jantung yang mematikan. Melihat adanya fakta ini, ada baiknya kita tidak sering-sering mengonsumsi hati ayam,” ujar Budi.

Dalam Batas Wajar
Jika membandingkan secara langsung antara daging dan hati, tentu saja akan ada perbedaannya. Dari sisi kandungan gizi, hati sebagai jeroan memiliki kandungan kolesterol dan lemak lebih tinggi ketimbang daging. Tetapi daging juga memiliki kandungan lemak, ada yang tinggi, ada pula yang sedikit. Selain kolesterol dan lemak, jeroan memiliki purin yang tinggi atau yang lebih dikenal dengan asam urat.

“Tapi lagi-lagi, kalau kita hanya mengonsumsi dalam batas wajar, misal hanya makan satu porsi, maka tidak perlu terlalu khawatir. Intinya, untuk makan apapun, baik daging maupun jeroan, tidak boleh berlebihan karena akan berdampak kepada kesehatan,” ucap Budi. 

Bagaimana dengan olahan hati ayam yang juga disertai bahan pengawet? Menurutnya, penggunaan bahan pengawet memiliki aturan sesuai kebijakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jika penggunaannya sesuai aturan, maka takarannya juga akan sesuai sehingga tidak terlalu bahaya.

Yang membuat khawatir adalah jika dalam proses pembuatan olahannya melebihi standar karena ingin lebih awet, artinya produsen akan menambahkan bahan pengawet melebihi batas ketentuan, ini berbahaya bagi kesehatan yang mengonsumsinya.

Artinya selama penggunaan bahan pengawet masih sesuai aturan BPOM, masyarakat tidak perlu fobia terhadap makanan yang dibeli. Hanya saja apapun yang berlebihan dalam penggunaan bahan pengawet maupun mengonsumsi makanan secara berlebihan sangat berisiko bagi kesehatan.

Karena itu, harus sewajarnya saja. Termasuk dalam kebutuhan seperti vitamin dan mineral harus dengan ukuran yang pas. Maka itu, ada istilah angka kecukupan gizi yang harus dipatuhi. Angka kecukupan gizi merupakan batasan wajar yang perlu dikonsumsi untuk ukuran orang dewasa, anak-anak, dan ibu hamil.

“Bagi masyarakat umum, angka kecukupan gizi ini tidak mudah untuk diterapkan karena ada kebiasaan bahwa yang namanya makan harus kenyang,” ungkap Budi.

Selain hati ayam dan jeroan, masih banyak jenis makanan yang sebaiknya dikurangi jumlah konsumsinya jika sedang menderita asam urat. Sumber makanan berupa daging merah (sapi, kambing, domba), serta daging putih tertentu (daging entok, kalkun, angsa, burung puyuh, dan kelinci) dapat menjadi penyebab asam urat. Jenis makanan ini tergolong memiliki kandungan purin sedang atau berada di atas 100 mg per 100 gram daging mentah.

Budi pun memberi tips agar tetap sehat dan aman mengonsumsi jeroan termasuk hati ayam. Pertama, jangan berlebihan. Yang menjadi masalah sering kali jeroan dimasak dengan menggunakan santan, ini yang mengundang risiko karena semakin bertambahnya kandungan lemak dan kolesterol di dalamnya, termasuk kandungan purin yang tinggi.

Kedua, cara mengolah jeroan, termasuk hati ayam adalah dengan direbus. Hati ayam dan jeroan lainnya yang diolah dengan cara digoreng akan berbahaya karena minyaknya juga sudah mengandung lemak. Demikian sedikit tips yang bisa dijadikan pegangan dalam mengonsumsi olahan jeroan. (AK)

TIDAK MUDAH: GAMBARAN SINGKAT BISNIS RPHU

Bisnis RPHU cukup rumit. (Foto: Shutterstock)

Koordinator Humas, Media, dan Publikasi Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (ARPHUIN), Thomas Kristiyanto, mengatakan total jumlah RPHU di Indonesia menurut informasi terakhir adalah 451 unit.

Namun yang telah terdata sebanyak 355 unit dan yang sudah memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) baru 215 unit. Sebanyak 320 unit RPHU masih beroperasi dan 35 unit tidak beroperasi. Hal itu disampaikannya dalam webinar Indonesia Livestock Club #27 “Dinamika Rantai Dingin Produk Hasil Unggas 2023” pada (21/5/2023).

Kategori RPHU
Berdasarkan pelaku usahanya RPHU dibagi menjadi tiga, yaitu integrasi, mandiri, dan pemotong. “Integrasi artinya RPHU yang dimiliki oleh perusahaan yang terintegrasi. RPHU mandiri adalah perusahaan atau perorangan yang berdiri sendiri artinya dia tidak memiliki bisnis integrasi,” jelas Thomas.

“Pemotong ini masih kita jumpai biasanya tidak memiliki NKV. Ada di beberapa pasar bahkan pasar modern pun ada. Tetapi ini tidak diakui sebetulnya karena sesuai dengan Permentan 381 Tahun 2005 yang mengatur tentang pedoman sertifikasi NKV, untuk usaha pangan asal hewan itu harus memiliki NKV.”

Berdasarkan pengelolanya RPHU ada yang dikelola oleh dinas (66 unit), kelompok (11 unit), perorangan (24 unit), dan swasta (254 unit). Dari skala usahanya dibagi menjadi dua, yaitu RPHU dan skala kecil. Definisi skala kecil adalah jika keuntungan bersihnya maksimal Rp 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan.

Bisnis RPHU Tidak Mudah
Terdapat beberapa komoditas dalam produk hasil unggas, yaitu ayam, telur, bibit, dan karkas sebagai hasil dari ayam pedaging. Tiga komoditas pertama kecenderungannya adalah uncontrollable. Dari sisi biaya produksi bisa dihitung namun harga jualnya biasanya cukup sulit untuk memprediksi harga telur, DOC, dan live bird. Sedangkan karkas lebih bisa dikontrol harganya.

Profil harga live bird pada 2022 dari Pinsar Indonesia menggambarkan bahwa di daerah-daerah kota besar di seluruh Indonesia fluktuasinya cukup tinggi. Thomas mengatakan, “Live bird sampai dengan hari ini masih menjadi PR kita bersama. Sehingga meskipun dari pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan PKH sudah memberikan Permentan 32 tahun 2017, yang kita ketahui bersama itu arahnya sebetulnya sudah cukup baik, untuk mengarahkan supaya live bird tidak menjadi pasar utama dikonsumsi masyarakat kita, tetapi dagingnya.”

Permentan No. 32/2017 Pasal 12 Ayat 1 menyatakan pelaku usaha integrasi, pelaku usaha mandiri, koperasi, dan peternak yang memproduksi ayam ras potong (live bird) dengan kapasitas produksi paling rendah 300.000 ekor per minggu wajib mempunyai rumah pemotongan hewan unggas (RPHU) yang memiliki fasilitas rantai dingin.

Tapi menurut Thomas, memang tidak mudah untuk melakukan bisnis di RPHU. Dijelaskannya bahwa secara sederhana produk RPHU hanya tiga, yaitu karkas, boneless, dan parting, baik fresh maupun frozen. Lebih rinci lagi di dalam bisnis RPHU ada lebih dari 48 item produk belum termasuk produk marinasi.

Karena itu di bisnis RPHU tidak mudah bagi pelaku usaha untuk mengatur bagaimana presentase produksi ketiga produk tersebut. Kemudian menentukan apakah akan dijual fresh atau frozen.

Konsumen RPHU
Baseline konsumen RPHU ada lima kelompok, yaitu pasar modern, processing food, trader, catering, dan fast food. Pasar modern setelah pandemi cukup tergerus bisnisnya dan sebagian ada yang gulung tikar.

Processing food masih menjadi backbone sebagian pebisnis RPHU, karena ada added value terutama untuk penjualan boneless. Trader atau pedagang memiliki jaringan yang cukup luas di Indonesia, kebanyakan memiliki modal yang cukup. Kadang trader juga memiliki cold storage yang unindentified oleh pemerintah maupun pelaku RPHU. Sementara pada bisnis catering cenderung naik turun, sedangkan fast food mulai berkembang.

Model Pemasaran RPHU
RPHU integrasi kebanyakan menjual produknya untuk B2B, meski sebagian ada yang B2C melalui gerai-gerai kecil dengan berbagai brand. B2C tersebut menurut Thomas meski berkembang jumlahnya, namun dari sisi profitabilitas belum cukup berkembang. Masih dalam taraf mengedukasi masyarakat.

“Terkait dengan pemasaran ini sekarang kita juga sudah mulai lihat berkembang, dengan anak-anak muda yang secara mandiri melakukan usaha sendiri. Marketing secara mandiri melalui media sosial mereka dan mereka juga melakukan analisis dan marketing strategy sendiri,” jelas Thomas.

Dinamika Produksi dan Distribusi
RPHU yang terintegrasi memiliki HPP sendiri, sehingga ketika harga live bird naik turun tidak terlalu memengaruhi. Namun untuk RPHU mandiri ataupun perorangan, harga live bird sangat berpengaruh bagi bisnis mereka.

“Sehingga dinamikanya itu akan mengikuti dinamika harga live bird,” ujar Thomas. “Satu sisi bagaimana harga live bird ini juga terjaga, tapi di sisi lain ketika kita bicara RPHU yang mandiri dan perorangan ya pasti dinamikanya tergantung dengan harga live bird.”

Dinamika distribusi RPHU menutut Thomas cukup besar. Distribusi RPHU adalah rantai dingin, menggunakan cold storage hingga produk sampai ke customer. Hal itu sangat tergantung pada modal, serta cara dan kreativitas masing-masing RPHU. (NDV)

URGENSI SERTIFIKASI HALAL BISNIS RPHU

Bisnis RPHU akan berdaya saing tinggi manakala menerapkan proses produksi halal dan thayyib di setiap alur prosesnya. (Foto: Istimewa)

RPHU yang sudah mendapatkan sertifikat halal akan meningkat daya saing bisnisnya, karena akan memberikan ketentraman lahir dan batin bagi konsumen produk hasil unggas dan olahannya.

Dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri yang meliputi halal sekaligus thayyib. Apalagi menurut lembaga peneliti internasional telah disebutkan bahwa muslim adalah segmen konsumen dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Setiap perusahaan yang tidak mempertimbangkan bagaimana melayani mereka akan kehilangan kesempatan yang signifikan dari hulu sampai ke hilir (A.T. Kearney, 2008).

Rumah pemotongan hewan unggas (RPHU) yang merupakan suatu bangunan atau kompleks bangunan dengan desain dan syarat tertentu yang digunakan sebagai tempat memotong unggas bagi konsumsi masyarakat umum, akan memiliki daya saing kompetitif jika dapat menghasilkan produk hasil unggas yang halal dan thayyib. Untuk itu sangat penting bagi para pelaku bisnis RPHU dalam menjalankan usaha untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan RPHU, yang mencakup tidak hanya kehalalan, namun juga higiene, sanitasi, dan kesejahteraan hewan.

Sebagai catatan, RPHU di Indonesia saat ini berjumlah 355 unit, baik yang berskala besar maupun kecil, serta dikelola beragam lembaga baik swasta, perorangan, kelompok, ataupun kedinasan. Dari 355 unit, terdapat 320 unit yang beroperasi dan 215 unit di antaranya sudah bersertifikat Nomor Kontrol Veteriner (Arphuin, 2023).

Untuk dapat menjadikan bisnis RPHU yang berdaya saing bisnis tinggi, sangat diperlukan langkah memaksimalkan peranan RPHU sebagai penyedia daging unggas yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH), dengan cara mengontrol dan meningkatkan pelaksanaan manajemen RPHU, peningkatan sarana dan prasarana proses produksi maupun kualitas produk, pengembangan inovasi produk, serta peningkatan kemampuan sumber daya manusianya.

Daging unggas yang dihasilkan RPHU perlu diperhatikan proses produksinya, karena daging unggas termasuk dalam produk pangan yang mengandung zat gizi sangat baik untuk kesehatan dan pertumbuhan manusia, yang dikategorikan sebagai pangan yang mudah rusak (perishable food) dan pangan yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia (potentially hazardous food).

Agar daging unggas yang dihasilkan RPHU dapat bermutu baik, aman, dan layak untuk dikonsumsi, maka perlu penanganan daging yang aman dan baik mulai dari tingkat kandang sampai dikonsumsi (safe from farm to table). Dan salah satu tahap yang sangat menentukan kualitas dan keamanan daging unggas dalam mata rantai penyediaan daging adalah tahap di RPHU.

Halal dan Thayyib
Halal berarti suatu produk tidak mengandung bahan haram, mulai dari jenis, asal-usul, cara memperoleh, pengolahan, bentuk akhir, sampai pengemasan. Sedangkan thayyib berarti produk itu baik dan aman untuk kesehatan, yang antara lain mencakup kebersihan, higienitas, dan ramah lingkungan.

Ada banyak manfaat mengonsumsi pangan halal dan thayyib, yakni terhindar dari kebiasaan dan lingkungan yang buruk, terbiasa berperilaku hidup bersih dan sehat, memperoleh zat gizi yang tepat dan bermanfaat bagi tubuh, serta tubuh menjadi lebih sehat dan terhindar dari segala jenis penyakit.

Sertifikasi, registrasi, dan verifikasi halal di Indonesia dilakukan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), yang merupakan lembaga di bawah Kementerian Agama. Sertifikasi halal dikeluarkan berdasarkan fatwa Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), setelah menelaah hasil kajian Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI.

Untuk mendapatkan sertifikasi halal, suatu RPHU harus memiliki Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH), yakni suatu sistem yang terintegrasi, disusun, diterapkan, dan dipelihara untuk mengatur bahan, proses produksi, produk, sumber daya, dan prosedur dalam rangka menjaga kesinambungan proses produk halal (PPH). SJPH harus diterapkan pelaku usaha RPHU untuk menjaga konsistensi produksi selama masa berlakunya sertifikat halal. Adapun proses produk halal (PPH) adalah rangkaian kegiatan untuk menjamin kehalalan produk, yang mencakup penyediaan bahan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian produk. Dengan demikian, lokasi, tempat, dan alat PPH harus selalu dijaga kebersihan dan higienitasnya, serta bebas dari najis dan bahan tidak halal (LPPOM MUI, 2023).

Untuk lokasi penyembelihan, pelaku usaha RPHU wajib memisahkan lokasi penyembelihan unggas dengan ternak lain yang tidak halal. Dipersyaratkan untuk membangun tembok pembatas minimal tiga meter untuk mencegah lalu lintas orang, alat, dan produk antara rumah potong. Lokasi bangunan juga tidak dibangun di daerah rawan banjir, tercemar asap, bau debu, dan kontaminan lain, memiliki fasilitas penanganan libah padat dan cair yang terpisah dengan rumah pemotongan hewan tidak halal, kemudian kontruksi dasar seluruh bangunan harus mampu mencegah kontaminasi, memiliki pintu yang terpisah untuk masuknya ternak yang disembelih, dengan keluarnya karkas dan daging.

Sementara untuk alat penyembelihan, pelaku usaha RPHU juga dipersyaratkan menggunakan alat penyembelihan yang memenuhi syarat, antara lain tidak menggunakan alat sembelih secara bergantian yang digunakan untuk penyembelihan hewan lain yang tidak halal, menggunakan sarana berbeda untuk yang halal dengan yang tidak halal dalam pembersihan dan pemeliharaan alat.

Tempat pengolahan juga harus dipisahkan antara yang halal dan tidak, yang meliputi penampungan bahan, penimbangan bahan, pencampuran pencetakan produk, pemasakan produk, dan proses lainnya yang memengaruhi pengolahan produk.

Kemudian tempat pengemasan juga harus dipisahkan antara yang halal dan tidak, yang meliputi bahan kemasan yang digunakan untuk mengemas produk dan sarana pengemasan produk.

Adapun tempat penyimpanan juga dipisahkan antara yang halal dan tidak halal, meliputi penerimaan bahan, penerimaan produk setelah proses pengolahan, dan sarana yang digunakan untuk penyimpanan bahan dan produk.

Tak berbeda juga dengan tempat pendistribusian yang juga harus dipisah antara yang halal dan tidak, meliputi sarana pengangkutan dari tempat penyimpanan ke alat distribusi produk dan alat transportasi untuk distribusi produk.

Sukses Memperoleh Sertifikasi Halal 
Terdapat lima kiat sukses untuk mendapatkan sertifikasi halal RPHU:
• Berkomitmen untuk senantiasa menyelenggarakan pemotongan unggas yang halal dan konsisten.

• Menyiapkan sumber daya yang mendukung terwujudnya RPHU bersertifikat halal, yakni dengan menyiapkan sebaik mungkin fasilitasnya, baik lokasi, tempat, dan alat yang dikhususkan untuk proses produksi halal, serta penjagaan sanitasi dan higiene dalam proses produksi di RPHU tersebut.

• Menyiapkan juru sembelih halal (Juleha) dan penyelia halal yang kompeten, yang harus sudah tersertifikasi kompetensinya sesuai SKKNI 147: 2022 (untuk Juleha), dan SKKNI 21: 2022 (untuk penyelia halal).

• Menjalankan proses produk halal (PPH) secara konsisten.

• Menerapkan sistem jaminan produk halal (SJPH) secara konsisten dan berkesinambungan. ***

Ditulis oleh:
Andang S. Indartono SPt
Koordinator Badan Pengembangan Peternakan Indonesia (BPPI)

REFLEKSI KRITIS: KOLI SANG OPORTUNIS

Prevalensi dan kemungkinan transmisi atau penyebaran E. coli patogen yang ekstra-intestinal pada ayam modern cukup tinggi. E. coli dari kelompok inilah yang pada ayam disebut APEC dan sering menyebabkan problem kolibasilosis dalam berbagai bentuk peradangan berupa air-sacculitis, sinusitis, rhinitis, laryngitis, tracheitis, conjunctivitis, cellulitis, pleuritis, pneumonia, peritonitis, ovaritis, oviditis, salpingitis, synovitis, omphalitis, koli granuloma sampai septisemia.

Oleh: Tony Unandar (Private Poultry Farm Consultant - Jakarta)

Kasus kolibasilosis pada peternakan ayam modern ibarat “naza” alias bahan adiktif, sering ketagihan atau mengulang. Intim dengan ayam broiler, karib dengan ayam petelur, bahkan juga akrab dengan ayam bibit. Apakah benar ayam modern lebih peka terhadap kuman koli? Atau apakah teknik pemeliharaan ayam yang semakin efisien secara tidak sengaja telah membuat kuman koli menemukan “surga”nya?

Di tengah hingar-bingarnya tekanan implementasi konsep one world one health dan kekhawatiran terhadap AMR (Antimicrobial Resistance), tulisan singkat yang berisi pengalaman seorang praktisi lapangan dan dilengkapi dengan sejumlah info dari jurnal ilmiah terkini menjadi sumber inspirasi yang adekuat untuk dicermati.

Mengenal Escherichia Coli
Peribahasa Latin kuno, “Inter faeces urinumque homo est natus” (artinya: manusia dilahirkan di antara feses dan urin), mengandung makna akan adanya suatu kesadaran awal terkait kesamaan mikroflora komensal antara ibu dan anak. Ketika Theodor Escherich (1885) berusaha mencari hubungan antara mikroflora feses bayi dengan kasus-kasus infeksi enterik, beliau menemukan Bacterium coli commune sebagai patogen pada usus bayi dan ibunya (Metchnikoff, 1907). Belakangan, sebagai tanda penghargaan baginya, mikroba tersebut diberi nama Escherichia coli (E. coli).

Sejak penemuan Escherich tersebut, secara alamiah peranan kuman koli selalu menjadi perdebatan, apakah sebagai mikroba patogen atau mikroba komensal pada manusia dan hewan. Baru pada 1947, saat Kauffmann menemukan klasifikasi kuman koli berdasarkan uji serologis, maka ekologi dan taksonomi kuman koli menjadi lebih jelas. Crichton dan Old (1992) memberikan sumbangan tambahan pada klasifikasi tersebut ditinjau dari aspek “resistotyping”, pola kepekaan kuman koli terhadap preparat antibiotika.

Hari ini, klasifikasi keragaman strain E. coli dalam perbedaan serotipe berdasarkan tiga jenis antigen yang ditemukan pada sel bakteri E. coli itu sendiri yaitu:... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2023. (toe)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer