-->

MUSYAWARAH BESAR IKA KOMISARIAT FAPET UNPAD RESMI PILIH KETUA BARU

Musyawarah Besar Ikatan Alumni Komisariat Peternakan Universitas Padjadjaran. (Foto: Istimewa)

Pada acara Musyawarah Besar Ikatan Alumni Komisariat Peternakan Universitas Padjadjaran (IKA Fapet Unpad), pada Sabtu (27/7/2024) di Kampus Fapet Unpad, memutuskan bahwa presidium menerima hasil pertanggungjawaban dari pengurus IKA Fapet 2020-2024 dan memilih ketua baru periode 2024-2028.

Secara aklamasi, Reka Gayantika selaku Alumnus angkatan 1999 terpilih menjadi Ketua IKA Komfak Peternakan 2024-2028 menggantikan Dadan Ari Wardhana. Pada acara tersebut, Reka dilantik secara resmi oleh Ketua Umum IKA Unpad, Irawati Hermawan.

Pada kesempatan tersebut, Dewan Pakar dari IKA Fapet 2020-2024, Rochadi Tawaf, menyatakan bahwa alumni-alumni dari Civitas Akademika Fapet Unpad harus lebih memiliki daya saing, maka dari itu peran kampus sebagai pencetak alumnus dan para alumni yang sudah bekerja, harus bisa saling bersinergi untuk mencetak tokoh nasional dari kalangan Fapet Unpad.

“Saya yakin kita mampu dan memang sudah banyak alumni yang dengan jalan yang mereka tempuh sudah bisa mendapatkan posisi strategis secara nasional. Memang jika dilakukan sendiri-sendiri akan sulit, tetapi jika dilakukan bersama-sama maka jalannya tentu akan lebih mudah,” kata Rochadi.

Sementara menurut Dekan Fapet Unpad, Rahmat Hidayat, yang juga Ketua Dewan Pembina IKA Komfak Peternakan Unpad yang turut hadir, menyampaikan bahwa saat ini sedang ada pergeseran paradigma kampus dalam memandang alumni dan bagaimana cara kampus mencetak alumni.

“Saat ini Fakultas Peternakan Unpad sedang merubah paradigma dari pembelajaran yang berbasis knowledge transfer, menjadi knowledge creation. Artinya, nanti di kampus itu akan lahir ilmu-ilmu baru yang belum pernah ada sebelumnya, serta relevan dengan apa dibutuhkan industri,” jelas Rahmat.

“Oleh karena itu, kurikulum yang dibuat harus bisa mendukung dan mempersingkat proses kreasi inovasi. Tentu hal ini harus bisa diselaraskan dengan para alumni yang sudah berkecimpung di dunia kerja.”

Hal senada juga disampaikan oleh Reka Gayantika, dalam sambutan pertamanya, bahwa sebuah organisasi bisa berjalan dengan baik perlu dukungan banyak pihak. “Saya kaget, ternyata setelah menjadi ketua saya mendengar banyak masukan dari para senior yang memang bertujuan untuk membawa IKA Fapet ini menjadi jauh lebih baik lagi. Maka dari itu, saya meminta semua alumni supaya bisa ikut memberikan kontribusi bagi nama Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran,” katanya. (PI/INF)

TIGA PRODI DI FAPET UNPAD RAIH AKREDITASI LEMBAGA INTERNASIONAL

Dekan Fapet Unpad Berfoto Bersama Setelah 3 Prodinya Raih Akreditasi ASIIN
(Sumber : Unpad, 2024)

Sebanyak tiga program studi Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran meraih akreditasi internasional dari lembaga akreditasi ASIIN yang berbasis di Jerman. Tiga prodi tersebut, yaitu Sarjana Peternakan, Sarjana Peternakan Kampus Pangandaran, dan Program Doktor Peternakan.

Dekan Fapet Unpad Dr. Ir. Rahmat Hidayat, M.Si., menjelaskan, persiapan akreditasi internasional telah dilakukan sejak Maret 2023 lalu. Mulai dari mempelajari pedoman akreditasi ASIIN, melakukan studi banding, menyusun dokumen Self Assessment Report (SER), serta menjalani asesmen luring oleh tim asesor pada 13-14 Desember 2023.

“Sebelumnya kita diberikan standar-standar, dan kita harus sanggup memenuhi standar dari mereka,” kata Rahmat saat diwawancarai Kanal Media Unpad. Setelah dokumen SER selesai dan dikirim, pihak ASIIN kemudian mengevaluasi secara detail dokumen tersebut," tuturnya. 

Diakui Rahmat, berdasarkan hasil korespondensi yang dilakukan, pihaknya melakukan beberapa kali revisi dokumen berdasarkan saran dari tim asesor. Setelah itu, pihak ASIIN kemudian melakukan asesmen lapangan. Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, proses asesmen dilakukan langsung oleh pihak asesor ASIIN untuk menggali kesesuaian informasi yang sudah atau belum tercantum pada dokumen SER. Ada lima standar yang dipersyaratkan dalam SER, mulai dari informasi seputar program studi, evaluasi/penilaian, sumber daya, dokumentasi dan transparansi, serta quality management.

Proses asesmen tersebut mengikutsertakan seluruh elemen Unpad, mulai dari pimpinan universitas, pimpinan Fapet, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, hingga mitra/pemangku kepentingan dari prodi. Dari asesmen tersebut, ada beberapa masukan dari pihak asesor berupa perbaikan dan penyesuaian untuk menstandarkan prodi yang diajukan sehingga mampu berstandar internasional. Rahmat mengatakan, perbaikan tersebut di antaranya dari sisi kebijakan, implementasi kurikulum, penguatan SDM, hingga perbaikan sarana dan prasarana pendidikan.

“Yang paling penting adalah tahapan pascaakreditasi. Kita review temuan dan masukan dari pihak ASIIN dan kita respons dengan proses perbaikan.  Ini harus sesuai jadwal,” imbuh Rahmat.

ASIIN sendiri merupakan lembaga akreditasi non-profit untuk bidang ilmu keteknikan, informatika, ilmu alam, dan matematika. Lembaga ini telah teregistrasi The European Quality Assurance Register for Higher Education (EQAR) dan juga diakui oleh Kemendikbud. Hal ini yang mendorong Fapet Unpad untuk mengajukan perolehan akreditasi dari ASIIN.

Dengan meraih akreditasi internasional, Rahmat mengatakan, tiga prodi Fapet Unpad telah terekognisi secara global. Hal ini penting untuk menjamin kualitas proses pendidikan Fapet Unpad dapat menghasilkan lulusan yang diakui internasional.

“Melalui akreditasi internasional ini dipastikan mutu kampus akan meningkat yang berimplikasi pada pengakuan kampus di kancah internasional. Selain itu, akreditasi internasional memungkinkan dan mempermudah program staff exchange/mobility dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam riset maupun dalam proses perkuliahan,” kata Rahmat.

Ke depan, lanjut Rahmat, Fapet akan terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kapasitas kurikulum, kapasitas dan kompetensi staf, serta peningkatan kualitas sarana dan prasarana, salah satunya adalah laboratorium. Sebelumnya, Fapet Unpad sendiri telah meraih pengakuan mutu internasional melalui perolehan ISO 9001: 2015 tentang Sistem Manajemen Mutu.

“Ke depan, fakultas akan mencoba meningkatkan layanan kualitas laboratorium melalui ISO 17025,” pungkasnya. (INF)

KONTRIBUSI FAPET UNPAD MEMAJUKAN PETERNAKAN DI DESA SAYANG

Para Staff Pengajar FAPET UNPAD Memberikan Pelatihan Peternakan
(Foto : UNPAD)

Dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas peternakan rakyat serta alih teknologi di bidang peternakan domba, Pemerintah Desa Sayang Kecamatan Jatinangor menggandeng Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran untuk memberikan pelatihan pakan ternak domba dan pemanfaatan limbah peternakan menjadi pupuk di Demplot Rumah Pangan Lestari, Jatinangor, Selasa (19/9/2023). 

Dalam sambutannya, Kepala Desa Sayang Dodi Kurnaedi menyampaikan harapannya untuk pelatihan ini dapat meningkatkan mutu dan kualitas peternak terutama di dalam pembuatan pakan dan pemanfaatan limbah peternakan untuk dijadikan pupuk. Hal ini pun bertujuan untuk lebih mempermudah dan meningkatkan proses produksi, baik peternak breeding, usaha penggemukan ternak, serta pertanian. 

“Dengan (adanya) pelatihan ini bisa merubah pola pikir peternak yang biasanya beternak secara tradisional beralih ke peternak ke arah modern dalam pembuatan pakan ternak dan pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk. Mudah-mudahan dengan diadakan pelatihan ini (dapat) mendorong semangat peternak dan petani untuk menembangkan perternakannya,” ujar Dodi.

Pemerintah Desa Sayang dan Fapet Unpad menghadirkan sejumlah narasumber yang terdiri dari Ir. Atun Budiman, M.Si., Dr. Lin Susilawati, S.Pt., MP., Lizah Khaerani, S.Pt., MT., M.Agr., Dr. Ir. Eulis Tanti Marlina, S.Pt., M.P., IPM., dan Deden Zam Zam Badruzaman, S.Pt., M.S. 

Dalam materinya yang bertajuk “Cara Membuat Pakan Hijauan dan Wawan Silase” Atun menjelaskan dengan gambar mengenai macam-macam rumput untuk pakan ternak dan cara membuat pakan ternak ruminansia fermentasi.

“Hijauan pakan adalah produk yang dihasilkan dari tanaman pakan atau tumbuhan lain yang menghasilkan biomasa dan berklorofil yang dapat berfungsi sebagai hijauan pakan, sehingga hijauan pakan dapat diperoleh dari semua tanaman pakan atau tanaman lain seperti jagung, jerami padi, kakao, pelepah kelapa sawit, pelepah pisang, pelepah sagu, dan lain-lain,” ujar Atun.

Lebih lanjut Atun juga menjelaskan bahwa hijauan pakan berperan sangat penting baik secara strategis maupun teknis dalam upaya mengembangkan ternak ruminansia. Sebagai sumber utama serat kasar, pakan hijauan dari jenis rumput dan legume mampu menyuplai kebutuhan protein bagi ternak sapi untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi daging, dan reproduksi.

Berkaitan dengan pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk, DedenBadruzaman dalam pemaparannya menyampaikan limbah peternakan merupakan produk dari usaha peternakan, yang keberadaannya tidak dikehendaki sehingga harus dibuang. Limbah peternakan terdiri dari banyak jenis sesuai ternak yang menghasilkannya.

Deden juga menjelaskan bahwa salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh limbah ternak (khususnya kotoran sapi) secara sederhana dan cepat serta memberikan manfaat ekonomis bagi para peternak adalah melakukan proses pengolahan dengan menggunakan bantuan EM4 (Effective Microorganism 4).

Dalam hal ini, kotoran ternak sapi dapat dijadikan bahan utama pembuatan kompos karena memiliki kandungan nitrogen, potassium, dan materi serat yang tinggi. Kotoran ternak ini perlu penambahan bahan-bahan seperti serbuk gergaji, abu, kapur dan bahan lain yang mempunyai kandungan serat yang tinggi untuk memberikan suplai nutrisi yang seimbang pada mikroba pengurai. Selain proses dekomposisi dapat berjalan lebih cepat, hal ini juga dapat dihasilkan kompos yang berkualitas tinggi.

“Dengan pelatihan ini diharapkan masyarakat dapat tertarik untuk beternak domba, karena beternak domba sangat menguntungkan bagi peningkatan perekonomian masyarakat, kalau dikelola dan di-manage peternakan dombanya dengan baik. Serta masyarakat dapat memanfaatkan dagingnya maupun limbahnya untuk dapat meningkatkan ekonomi yang produktif, serta dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan di masyarakat,” ucap Deden. (INF/UNPAD)


FAPET UNPAD BERIKAN PELATIHAN PETERNAKAN DI DESA CIPTASARI

Domba, Komoditas Peternakan Primadona di Desa Ciptasari 

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Pemerintah Desa Ciptasari, Pamulihan, Sumedang, dan P4S Karya Mandiri Prima menggelar pelatihan peternakan domba yang digelar di Aula Desa Ciptasari, Kamis (5/1/2023).

Kepala Desa Ciptasari Iis Lisnawati mengatakan, pelatihan yang digelar untuk kelompok ternak Desa Ciptasari ini diharapkan dalam meningkatkan sumber daya peternak dan mengetahui berbagai pengetahuan seputar alih teknologi dalam beternak domba. Lebih lanjut Iis mengatakan, pelatihan ini bertujuan mendorong peternak untuk tidak bingung lagi dalam mengolah pakan ternak. Peternak tidak perlu lagi mengarit, tetapi sudah memakai alat pencacah dan kemudian dilakukan fermentasi.

“Cara yang lebih mudah dan simpel sehingga pada musim penghujan dan musim kemarau  tidak bingung untuk kegiatan ngarit untuk memenuhi  kebutuhan ternak mereka,” imbuhnya.

Narasumber pada pelatihan ini terdiri dari dua dosen Fapet Unpad, yaitu Ir. Tidi Dhalika, M.S., dan Dr. Ir. Sondi Kuswaryan, M.S., serta perwakilan dari P4S Karya Mandiri Prima Yoyo Kusnadi. Ketiganya menyampaikan materi mengenai pakan ternak, dinamika kelompok, dan praktik pembuatan pakan fermentasi.

Dalam pemaparannya Tidi menekankan, bagi masyarakat yang akan beternak sapi atau domba perlu menetapkan tujuan awal yang spesifik, contohnya fokus di aspek pembibitan, breeding, atau penggemukan. Hal tersebut diperlukan agar sejak awal, peternak mampu memilih bibit yang bagus, melakukan manajemen pakan dan kandang yang sesuai, serta menyesuaikan dengan potensi yang ada.

“Pemberian pakan dengan memperhatikan kandungan nutrisi yang ada dapat meningkatkan berat domba. dan dalam pemilihan pakan domba haruslah tepat protein, nutrien, dan energi,” ujarnya.

Sementara Sondi menyampaikan mengenai definisi kelompok ternak. Kelompok ternak sebagai pelaku utama menjadi salah satu kelembagaan peternakan yang berperan penting dan menjadi ujung tombak dalam pembangunan peternakan. Menurutnya, beternak domba saat ini sangat menjanjikan.

Banyak permintaan domba untuk kebutuhan kurban dan akikah dapat menjadi peluang bagi peternak untuk meningkatkan kualitas ternaknya dengan memanfaatkan teknologi budi daya domba, sehingga akan menghasilkan ternak domba dengan kualitas baik. Setelah pemaparan teori, pelatihan dilanjutkan dengan praktik pembuatan pakan fermentasi oleh Yoyo Kusnadi. (INF)

PULANG KANDANG 2022: REUNI AKBAR FAPET UNPAD


Setelah dua tahun lebih tantangan pandemi, event yang paling ditunggu-tunggu para alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Fapet Unpad) kembali hadir, yaitu PULANG KANDANG 2022.

“Babarengan Bakti Ka Sarakan” merupakan tema yang diusung dalam event dua tahunan kali ini, dimana filosofi yang terkandung di dalamnya adalah ajakan kepada seluruh Alumni Fapet Unpad dimanapun berada untuk terus menyambung silaturahmi dan bersama-sama membangun kampus dan bangsa yang tercinta.

PULANG KANDANG 2022 berfungsi sebagai wahana berkumpulnya para alumni dan berkontribusi memajukan almamater melalui berbagai program yang selaras dengan tujuan, visi dan misi Fapet Unpad.

Tak lupa, PULANG KANDANG 2022 tentunya akan menampilkan rangkaian acara yang seru dan dapat mempererat persaudaraan para alumni.

Catat waktunya: Sabtu, 19 November 2022, di Kampus Unpad Jatinangor.

Ayo Akang/Euceu semua, kita dukung dan ikut berpartisipasi untuk kemajuan almamater Fapet Unpad dengan hadir di acara PULANG KANDANG 2022.

@pulangkandangunpad
@fapet.unpad
@ajolers

KOLABORASI CHAROEN POKPHAND INDONESIA BERSAMA UNPAD

Foto bersama usai penandatanganan perjanjian kersajama antara CPI dan Unpad


PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) kembali menjalin kerjasama bersama perguruan tinggi di negeri ini, kali ini mereka merajut kerjasama dengan Universitas Padjajaran (Unpad). Nota kesepahaman kerjasama antara CPI dan Unpad ditandatangani di Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jawa Barat (13/1) yang lalu. Kerjasama tersebut nantinya berupa pembangunan Closed Housed  dan pengembangan kewirausahaan yakni Enterpreneur Training Center (ETC).

 

Dalam sambutannya Dekan Fakultas Peternakan Unpad Dr. Ir. Rahmat Hidayat menjelaskan, PT Charoen Pokphand Indonesia memberikan hibah berupa pembangunan closed house bernilai Rp 2,235 miliar sebagai media pembelajaran dan riset bagi Fapet Unpad, khususnya budidaya unggas.

 

“Closed house ini merupakan bagian dari rencana besar Fapet untuk pengembangan laboratorium lapangan untuk berbagai komoditas dan bidang ilmu peternakan yang terintegrasi dalam suatu sistem sustainable livestock technopark,” kata Rahmat.

 

Unggas sendiri menjadi bidang ilmu prioritas di Fapet Unpad. Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, kurang lebih sebanyak dua persen lulusan Fapet Unpad terserap di industri perunggasan. Selain itu, banyak guru besar dan jabatan akademik dosen yang dilahirkan dari riset mengenai perunggasan.

 

Rahmat juga mengatakan, selain wadah pengembangan budidaya unggas, closed house ini juga bermanfaat sebagai sarana Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, penambahan fasilitas pembelajaran modern, hingga peningkatan keterampilan kompetensi mahasiswa dan lulusan di bidang budidaya ayam broiler.

 

Dalam kesempatan yang sama Tjiu Thomas Effendy selaku Presiden Direktur PT CPI sekaligus Ketua Umum Charoen Pokphand Foundation Indonesia mengatakan bahwa CPI berkomitmen mendukung pembelajaran di perguruan tinggi melalui pembuatan closed house maupun teaching farm. Selain mendukung kegiatan perguruan tinggi, pembangunan closed house bertujuan untuk menyiapkan lulusan fakultas peternakan yang siap pakai dalam industri perunggasan.

 

“Selain materi perkuliahan, mahasiswa juga harus dibekali skill dan jiwa enterpreneur,” kata Thomas.

 

Karena itu, kerja sama ini juga dibarengi dengan implementasi program ETC. Tujuannya agar mahasiswa dapat memperoleh bekal mengenai pengelolaan budidaya unggas hingga mengelola unsur komersial yang diperoleh dari hasi budidaya tersebut. Bentuk lain kerja sama antara CPI dan Unpad adalah pemberian beasiswa bagi mahasiswa yang memiliki nilai akademik baik namun kurang mampu secara finansial.

 

Rektor  Unpad Prof. Rina Indiastuti pun mengapresiasi terjalinnya kerja sama dengan CPI. Ia berharap pembangunan closed house diharapkan menjadi prototipe pembelajaran mahasiswa dalam mengelola budidaya unggas. Selain itu, fasilitas ini juga harus dapat mendukung peningkatan kualitas penelitian khususnya di Fapet Unpad.

 

Selain pembangunan closed house dan pengembangan ETC penandatanganan perjanjian kerjasama antara CPI dan Unpad juga terjalin dibidang kemitraan dengan anak perusahaan CPI yakni PT Multi Sarana Pakanindo dan PT Primafood International (CR).

 

 


MENGGAGAS LUMBUNG PANGAN DAN SWASEMBADA DAGING 2026

Bincang Peternakan: Food Estate dan Swasembada Daging 2026. (Foto: Istimewa)

Keberadaan sektor pertanian di Indonesia sangat penting mengingat peranannya dalam memenuhi kebutuhan pangan yang semakin meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk. Lemahnya permodalan dan teknologi pada sektor pertanian khususnya pada sub sektor tanaman pangan merupakan salah satu kendala bagi peningkatan produksi pangan Indonesia. 

Dalam hal pemenuhan pangan dari sumber hewani, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya mewujudkan swasembada daging sapi 2026. Kini, upaya untuk mewujudkan swasembada tersebut tidak sebatas hanya pada kemampuan penyediaan daging yang cukup bagi masyarakat, namun juga harus disertai dengan peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat yang berbasis sumberdaya lokal.

Hal itu dibahas dalam Bincang Peternakan: Food Estate dan Swasembada Daging 2026, melalui sebuah aplikasi daring pada Minggu (15/11/2020). Webinar diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran (Fapet Unpad), Panitia Musyawarah Nasional XVI Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Seluruh Indonesia (ISMAPETI) dan Indonesia Livestock Alliance (ILA).

Kegiatan menghadirkan tiga narasumber penting yakni Ir Sugiono (Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH) yang membawakan materi cara memperkuat lumbung pangan nasional, kemudian Dr Ir Andre Rivianda Daud SPt MSi IPM (Akademisi Fapet Unpad) yang membawakan materi swasembada daging di 2026, serta Dr Ir Rochadi Tawaf MS (Sekjen Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia) yang membawakan materi ketersediaan daging nasional.

Dihadiri sekitar 170 peserta, bincang peternakan tersebut menjadi wahana bagi para peserta untuk dapat mengetahui, memahami dan mendalami program pemerintah yaitu food estate dan swasembada daging 2026, serta dapat menjadi bekal bagi para generasi muda yang akan berkecimpung di dunia peternakan.

Dalam kesempatan itu, Rochadi menjelaskan bahwa ketersediaan daging sapi dapat disiapkan dari produksi daging domestik dan juga impor, baik ternaknya maupun dagingnya.

“Namun yang harus dikritisi adalah impor daging kerbau asal India berdampak negatif terhadap program ketersediaan daging domestik,” kata Rochadi.

Ia mengharapkan, ketersediaan daging sapi domestik bisa difokuskan pada program breeding yang terarah.

“Pola kluster kawasan pengembangan vilagge breeding center (VBC) dan kemitraan peternak dengan industri menjadi pendukung dalam ketersediaan daging domestik ini,” katanya. (IN)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer