Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

RAHASIA PERAWATAN DOMBA EFEKTIF DAN EFISIEN

Perhatikan manajemen kandang, pakan dan manajemen kelompok jika ingin beternak domba efektif dan efisien. (Foto: Istimewa)

“Ada tiga hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, masalah manajemen kandang. Kedua, sedikit masalah pakan. Ketiga, manajemen kelompok. Tiga hal itu yang menentukan keberhasilan,” kata Manajer BUMMas Jetis Berdaya, Husain Fata Mizani, mengawali webinar Rahasia Perawatan Domba Efektif dan Efisien yang diselenggarakan Desa Berdaya Foundation. “Saya ingin sharing kegagalan dan keberhasilan membangun BUMMas Jetis seperti apa.”

Manajemen Kandang
Husain berbagi tips dan pengalamannya memanajemen kandang penggemukan domba. Pada waktu Idul Adha 2020, dirinya pernah mengalami kematian domba penggemukan cukup banyak, sekitar 5% dari 2.500 ekor domba.

Menurutnya, pertama kali yang harus dilakukan dalam loading domba adalah identifikasi. Sebab biasanya kematian domba banyak terjadi di bulan pertama akibat penyakit. Sedangkan di bulan-bulan berikutnya penyakit cukup mudah dikondisikan.

Jadi yang pertama harus dilakukan adalah mengidentifikasi kondisi kesehatan dan penyakit domba. Terutama untuk domba yang didatangkan dari luar kota, karena cukup resisten terhadap kematian di satu bulan pertama.

Dijelaskan, setelah identifikasi segera dilakukan pengobatan apabila ada penyakit yang dicurigai. Lalu Husain menyarankan agar domba diinjeksi dengan antibiotik diikuti dengan injeksi vitamin B kompleks.

“Kalau memang domba benar-benar kondisinya capek kita kasih minuman isotonik sebanyak 1 liter dicampur dengan 10 liter air, lalu kita berikan kepada ternak itu cukup baik untuk pengkondisian loading ternak,” kata Husain yang juga menjabat Ketua HPDKI Madiun.

Kemudian sebelum dimasukkan ke kandang koloni, domba bakalan yang baru saja dating harus dimasukkan ke kandang karantina selama sehari. Sebelum masuk ke kandang penggemukan juga dilakukan pemberian obat cacing. Husain menyarankan selama proses penggemukan selanjutnya domba setiap satu bulan sekali diberikan obat cacing.

Untuk menjaga kesehatan diberikan vitamin B kompleks cair dalam air minum 2-3 hari sekali. Dari pengalamannya, Husain mengatakan hal tersebut cukup efektif mengurangi risiko penyakit pada domba.

Tips Pakan
Pakan yang ideal adalah pakan yang efektif dan ekonomis. Untuk menentukan itu bisa dilakukan perhitungan. “Semua itu bisa dihitung, meskipun demikian saya meyakini namanya hewan ternak yang hidup itu pasti ada titik dimana perhitungan matematis tidak 100% benar. Tapi itu bisa dihitung di awal sebagai parameter kita untuk menentukan benar atau salah, tepat atau tidak,” kata Husain.

Secara umum, pakan kering direkomendasikan Husain untuk peternak yang fokus pada penggemukan agar mendapatkan kualitas daging yang baik. Tapi harus diperhatikan apakah tujuan penggemukan akan dijual untuk keperluan Idul Adha, akikah, atau dijual dagingnya.

Pada Idul Adha 2020, Husain pernah mengalami kekurangan domba dan membuatnya mengambil ternak dari koleganya. Domba itu gemuk namun setelah dipotong ternyata lemaknya sangat banyak. Tidak masuk untuk perhitungan daging, bahkan jika untuk keperlukan akikah pasti akan ditolak.

Kontinuitas produk keluar, keberlanjutan peternakan, pasti akan terganggu jika kualitas produk tidak sesuai ekspektasi. Karena itu setiap kali Husain mengirim domba ke pemotongan, ia menanyakan hasil dagingnya. Jika terdapat banyak lemaknya ia akan melakukan evaluasi pakan.

Manajemen Kelompok
Kemudian Husain menceritakan pengalaman menarik selama menjadi Manajer BUMMas (Badan Usaha Milik Masyarakat) Jetis Berdaya, di Desa Jetis, Madiun. Menurutnya, keberhasilan atau kegagalan pemberdayaan masyarakat dalam hal peternakan, dikarenakan pemberdayanya sendiri bukan peternak. Sehingga tidak berpengetahuan memadai tentang masalah-masalah peternakan. Berikutnya adalah tidak adanya pendampingan yang baik.

BUMMas yang dikelola Husain menggunakan model bottom up. Apa yang dimiliki BUMMas dan masyarakat butuh bisa untuk mengambilnya. Misal BUMMas memiliki 10 ekor domba bakalan, jika ada masyarakat yang mau mengambil untuk dipelihara diperbolehkan.

Namun Husain menegaskan bahwa jangan pernah memberikan domba begitu saja. Sebagian besar warga desa yang diberi domba tanpa pendampingan gagal dalam beternak. Karena domba cenderung dijual dan kegiatan beternak tidak diteruskan.

Hal itu kemungkinan bukan karena warga desa malas beternak. Tapi karena mereka tidak mendapatkan pendampingan yang baik dan ternak terpaksa dijual untuk kebutuhan sehari-hari.

Karena itu Husain akhirnya merumuskan formula dan ternyata menuai hasil baik. Masyarakat yang menerima bantuan domba didampingi dalam beternak dan dibantu memenuhi kebutuhan sehari-harinya. “Peternak atau orang yang bakal diberdayakan itu kita selesaikan dulu masalah perutnya, masalah dapurnya, selesaikan dulu masalah keluarganya baru kita arahkan,” jelas Husain.

Cara yang ditempuh Husain adalah dengan mempekerjakan orang yang diberdayakan pada BUMMas. Setengah hari bekerja mereka digaji Rp 40-50 ribu yang cukup untuk kebutuhan sehari keluarganya. Lalu setengah hari sisanya mereka gunakan untuk memelihara domba mereka sendiri.

“Jadi seperti halnya mereka dapat gaji sehari kerja itu Rp 80 ribu. Kalkulasinya Rp 50 ribu untuk makan, Rp 30 ribu disimpan,” kata Husain. “Karena Rp 30 ribu kalau berbentuk uang itu rata-rata masyarakat desa ini juga bakal habis. Kalau berbentuk ternak maka uang tersebut inilah yang nanti akan menjadi simpanan, bisa diambil saat mereka perlu.”

Husain berkaca pada pengalaman klasik yang ada di peternak. Banyak pemberian ternak dari dinas-dinas terkait maupun NGO tidak lama setelah diberi, dalam jangka 3-4 bulan akan dijual. Dengan berbagai macam alasan seperti sakit, ternak tidak mau makan, ternak akan mati dan sebagainya. Jika yang diberi bantuan 10 orang dan yang berhasil beternak hanya dua itu sudah termasuk bagus.

“Faktanya seperti itu, apalagi bantuan dalam bentuk kambing. Kalau sapi lebih aman meskipun kadang ternaknya tidak karuan bentuknya. Kualitasnya tidak sebanding dengan ekspektasi pemberinya. Tapi kalau kambing itu yang jadi tidak karuan tempatnya, yaitu sudah dijual ke pasar,” ucapnya.

Maka Husain menyarankan agar para pendamping peternak yang belum beternak mulai untuk lebih mengenal ternak. Karena jika tidak begitu, peternak maupun pendampingnya akan sampai pada titik jenuh. (NDV)

DR DRH KRESNO SUHARTO MP DILANTIK SEBAGAI KEPALA BBPMSOH

Dr Drh Kresno Suharto MP dilantik menjadi Kepala Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, Gunungsindur, Bogor menggantikan Drh Maidaswar MSi.

Kresno yang dilantik pada Jumat (13/1/2023) adalah alumni S3 Kedokteran Hewan UGM yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari. (NDV)

TELUR YANG SUDAH MENGINAP MESIN TETAS DIKONSUMSI, AMANKAH?

Terlur infertil dalam keadaan segar masih layak konsumsi, namun dilarang diperjual-belikan secara umum. (Foto: Dok. Infovet)

Telur infertil menjadi tidak sempurna dan busuk jika berada dalam suhu yang tidak cocok. Apakah telur ini masih boleh dikonsumsi?

Sugianto salah satu peternak tampak sibuk mengecek satu per satu telur ayam petelur yang sudah dimasukkan ke dalam mesin tetasnya. Dengan menggunakan lampu pijar yang berada di bagian atas mesin tetas otomatis, peternak ini meneropong dengan teliti seluruh telur.

Telur-telur tersebut sudah empat hari berada di mesin tetas berkapasitas 100 butir. Seperti biasa, di hari keempat Sugianto melakukan pengecekan kualitas telur, memastikan semua telur tersebut layak tetas (fertil) atau tidak (infertil).

Dengan menggunakan lampu pijar, telur yang tampak kemerahan dan ada semacam semburat berwarna merah (menyerupai bentuk akar tanaman) di dalam telur dimasukkan kembali ke dalam mesin tetas. Telur-telur tersebut dipastikan sebagai telur fertil atau telur yang dibuahi. Telur ini dipastikan bisa ditetaskan dengan baik.

Sedangkan telur yang tampak terang dan tak terlihat ada semburat warna merah di keluarkan dari mesin tetas. Beberapa telur yang infertil segera dipisahkan di keranjang. Telur infertil merupakan telur yang tidak dibuahi dan tidak dapat ditetaskan.

Karena baru empat hari di ruang mesin tetas, Sugianto lantas memasak telur-telur tersebut. Saat dipecahkan, kuning telur tampak masih utuh bulat. “Ini masih layak konsumsi, karena kuning telurnya masih utuh. Saya bikin telur mata sapi. Tapi kalau ada telur yang bagian kuningnya bercampur dengan bagian putihnya, langsung saya buang, karena biasanya sudah mulai busuk,” ujarnya.

Apa yang dilakukan Sugianto kemungkinan juga dilakukan para peternak lain. Telur infertil yang sudah empat hari masuk ke mesin tetas, belum mengalami perubahan komposisi kuning dan putih telurnya. Artinya telur masih aman untuk dikonsumsi. Sebab itu, banyak para peternak yang tak membuang telur yang baru empat hari berada di dalam mesin tetas.

Namun demikian, ada juga peternak yang memanfaatkan telur infertil yang sudah empat hari di mesin tetas sebagai sumber protein ayam indukan pejantan. Zulkarnain Nasution misalnya, peternak mandiri ayam kampung di Kota Asahan, Sumatra Utara, mengolah telur-telur infertil menjadi puding. Bukan untuk dimakan, tapi diberikan kepada ayam indukan pejantan. “Ini bisa jadi sumber protein yang bagus untuk ayam pejantan,” ujarnya kepada Infovet.

Selain telur infertil yang masih bagus, Zulkarnain juga membaurnya dengan telur yang sudah bercampur bagian kuning dan putihnya. Langkah ini tentu akan mengurangi biaya pakan. “Saya kan peternak, kalau jumlah telurnya yang infertil terlalu banyak enggak mungkin dimakan semua. Makanya sebagian saya jadikan puding dan dikasih ke ayam pejantan. Ayamnya lebih sehat,” ungkapnya.

Karakteristik Telur Infertil 
Masalah telur fertil dan infertil sempat menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Persoalan telur tetas yang kemudian dinyatakan sebagai infertil tak hanya menjadi masalah para peternak rakyat, namun juga peternak skala industri. Bisa dipahami, dalam skala besar jika jumlah telur tak layak jual akan menjadi beban kerugian perusahaan.

Di level industri, telur infertil merupakan telur yang berasal dari perusahaan pembibitan ayam broiler, yang tidak menetas atau memang sengaja tidak ditetaskan. Telur ini biasa disebut juga dengan telur HE (hatched egg) yang tidak layak dijual sebagai telur konsumsi, karena rentan menjadi tempat pertumbuhan jamur dan bakteri, sehingga menyebabkan telur cepat membusuk.

Telur ini sebenarnya bisa menetas dan menjadi anak ayam jika disimpan dalam suhu yang cocok. Namun, jika disimpan dalam suhu yang tidak cocok, pertumbuhannya tidak akan sempurna, sehingga menyebabkan telur pada akhirnya akan mati dan membusuk. Lantas, apakah telur ini layak dikonsumsi?

Telur infertil boleh dikonsumsi asal bebas bakteri. Telur infertil dan telur biasa memiliki perbedaan yang hanya bisa dilihat dengan cara meneropongnya guna melihat apakah di dalam telur terdapat embrio atau tidak. Bukan itu saja, telur infertil juga memiliki karakteristik berupa bercak tidak sempurna berwarna putih pada bagian kuning telur, yang berukuran sekitar dua milimeter. Untuk melihatnya secara gamblang, harus memutar kuning telur di permukaan tangan secara perlahan.

Dalam laman situs Kementerian Pertanian, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan memberikan penjelasan bahwa berbeda dengan telur infertil, telur biasa memiliki bercak yang bernama blastoderm yang berukuran lebih besar, yaitu sekitar 4-5 milimeter.

Pada dasarnya, mengonsumsi telur infertil tidak berbahaya, selagi telur masih dalam keadaan segar dan belum membusuk. Jika dibandingkan dengan telur biasa pun kandungan gizinya akan sama, karena keduanya memiliki kandungan protein tinggi. Yang membedakan keduanya adalah ada atau tidaknya sperma di dalamnya.

Bukan itu saja, telur ayam juga mengandung lemak dan berbagai macam vitamin, seperti vitamin A, B, D dan E. Selain itu, telur ayam juga mengandung berbagai mineral baik untuk tubuh, seperti zat besi, fosfor, selenium dan asam amino lengkap. Jadi, telur infertil aman dikonsumsi selagi masih segar dan bebas bakteri.

Kendati demikian, pemerintah mengeluarkan larangan dalam memperjual-belikan telur infertil. Hal tersebut diatur melalui Permentan No. 32/Permentan/PK.230/2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi. Melalui peraturan tersebut, para pengelola usaha dilarang memperjual-belikan telur untuk dikonsumsi secara umum, karena dikhawatirkan bahayanya.

Sekali lagi, Edukasi
Telur infertil yang tak jadi lanjut ke proses penetasan dan hanya menginap empat hari di mesin tetas, bisa dikonsumsi. Asalkan antara kuning telur dan bagian putihnya belum bercampur, kualitas telur masih aman dan layak dimakan. Telur-telur ini tetap bisa menjadi sumber protein hewani.

Menggalakkan konsumsi telur di tengah masyarakat juga perlu dilakukan. Selain harga terjangkau, kandungan sebutir telur sangat menopang kesehatan tubuh, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Peringatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) yang digelar setiap tahun menjadi momentum tepat untuk makin mempopulerkan konsumsi telur dan daging ayam.

Untuk konsumsi daging ayam memang terlihat lebih menonjol di masyarakat. Banyaknya kedai ayam goreng dan masakan berbahan baku daging ayam menjadi salah satu indikatornya. Namun untuk konsumsi telur masih perlu ditingkatkan.

Edukasi konsumsi telur ayam kepada anak-anak yang paling efektif adalah melalui para dokter anak di berbagai layanan kesehatan. Sebab, biasanya apa saja yang dikatakan dokter akan dipatuhi pasiennya. Edukasi melalui dokter juga cukup efektif mengurangi maraknya mitos-mitos seputar efek buruk konsumsi telur pada anak balita.

Hanya saja, hingga sekarang masih ada dokter anak yang justru menyarankan pasiennya (anak balita) untuk tidak mengonsumsi telur karena berisiko alergi yang berlebihan. Pemahaman sebagian dokter yang seperti ini, kemudian berkembang menjadi mitos yang berdasar di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan.

Para dokter anak yang masih menganut pemahaman tersebut sudah selayaknya segera diluruskan. Menurut dr Triza Arif Santosa, dokter spesialis anak ini menjelaskan kekhawatiran munculnya bisul pada anak bukan semata-mata karena mengonsumi telur. Diakui, memang ada beberapa anak yang alergi terhadap telur. “Tapi bukan semata-mata karena konsumsi telur lalu keluar bisul,” ujarnya.

Ahli gizi ini menjelaskan, pemberian telur satu butir setiap hari pada bayi usia 6-9 bulan dapat mencegah gangguan pertumbuhan dan stunting. Penelitian dari Washington University, bayi-bayi mulai usia 6-9 bulan yang diberikan satu butir telur setiap hari, kadar kolin dan DHA-nya lebih tinggi dibanding bayi-bayi yang tidak diberikan telur.

Dengan penjelasan detail dan ilmiah dari Triza ini sudah seharus para orang tua tak lagi mempercayai mitos-mitos yang tak jelas sumbernya. Telur merupakan sumber nutrisi penting yang dibutuhkan anak balita dengan harga terjangkau. Jika dihitung, harga telur ayam masih di bawah harga kerupuk yang kandungan gizinya sangat minim. Namun faktanya, masih banyak orang tua yang justru memberikan kerupuk kepada anak balitanya sebagai lauk.

Edukasi tentang pentingnya mengonsumsi telur dan daging ayam kepada masyarakat tampaknya masih perlu terus digalakkan. Maraknya bergam jenis kuliner berbahan daging ayam dan telur ayam mestinya menjadi media edukasi yang efektif. (AK)

OPTIMISME EKSPOR UNGGAS BRASIL TAHUN 2023

Skenario ekspor unggas Brasil yang diproyeksikan pada tahun 2023 positif dengan penjualan di luar negeri mencapai 5,200 juta ton, yang akan meningkat sebesar 8,5%. Produksi unggas Brasil juga dapat tumbuh 2% menjadi total 14,750 juta ton.

Dari sisi konsumsi per kapita, indeks praktis stabil pada 45,5 kg/tahun pada 2021, 45,1 kg/tahun pada 2022, dan 45,5 kg/tahun pada 2023.

Brasil adalah pengekspor utama dan produsen protein ini terbesar kedua di dunia, kedua setelah Amerika Serikat, yang menurut ABPA, harus mengakhiri tahun 2022 sebesar 20,875 juta ton, naik 2,2% dibandingkan tahun 2021.

Risiko utama terhadap prakiraan ini adalah flu burung, yang menyebar ke banyak negara di Amerika Selatan, yaitu Kolombia, Peru, Ekuador, Venezuela, dan Chili. (via Poultryworld)

REKOR EKSPOR UNGGAS BRASIL PADA 2022

Ekspor ayam pedaging Brasil mungkin mencapai rekor baru 4,85 juta ton pada tahun 2022, menurut ABPA (Asosiasi Brasil untuk Protein Hewani). Ini akan menjadi 5% lebih banyak dibandingkan tahun 2021 ketika negara tersebut mengekspor 4,6 juta ton.

Entitas menyajikan angka-angka ini pada bulan Desember, memperkirakan 14,6 juta ton produksi pada tahun 2022, atau 1,5% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Menurut laporan Rabobank, bahkan dengan penurunan 18% dalam pengiriman Brasil ke China (tujuan terbesar ekspor Brasil, terhitung sekitar 12% dari total), ekspor daging ayam terus meningkat.

Pada Oktober 2022, misalnya, ekspor protein meningkat 5% secara volume dan 29% secara nilai. Biaya pakan yang lebih tinggi diserap oleh pasar luar negeri, yang juga meningkatkan daya saing ayam pedaging Brasil di kancah internasional.

Uni Emirat Arab, yang mengikuti China sebagai tujuan terbesar kedua, mencatat peningkatan pengiriman sebesar 22%. Jepang mengalami penurunan 3% pada periode yang sama.

Uni Eropa dan Inggris mengambil alih Arab Saudi sebagai tujuan terbesar keempat untuk daging ayam Brasil, dengan peningkatan pembelian dari Brasil sebesar 16%. Filipina, Singapura, dan Korea Selatan juga meningkatkan impor.

Pada periode yang sama, Meksiko meningkatkan impornya dari Brasil sebesar 29% setelah menurunkan tarif impor menjadi nol, tetap menjadi opsi yang baik untuk Brasil. Rabobank memproyeksikan peningkatan volume ekspor sebesar 4% hingga 5%, year-on-year, untuk tahun 2022. Level yang hampir sama dibandingkan dengan perkiraan ABPA. (via Poultryworld)

PERDAGANGAN DAGING UNGGAS BULGARIA

Daging broiler, yang merupakan 94% dari total impor daging unggas Bulgaria pada tahun 2021, sebagian besar bersumber dari Hongaria (24%), Rumania (19%), Yunani (13%), dan Polandia (13%). Impor daging unggas Bulgaria pada tahun 2021 mengalami penurunan volume sebesar 5,3% karena permintaan domestik yang lebih sensitif terhadap harga tetapi nilainya meningkat sebesar 16,4% dibandingkan tahun 2020 karena harga impor yang lebih tinggi.

Pendapatan ekspor di Bulgaria terutama berasal dari produk itik. Ekspor meningkat sebesar 13,5% dalam volume dan 31,6% dalam nilai karena harga ekspor yang lebih tinggi. Ekspor daging itik ke pasar ekspor utama Prancis dan Belgia pada tahun 2021 meningkat masing-masing sebesar 51% dan 44% secara volume selama tahun 2020. Total ekspor daging broiler meningkat sebesar 8,4% dalam tonase dan sebesar 19,3% dalam nilai pada tahun 2021. (via Poultryworld)

SEKTOR UNGGAS BULGARIA MELIHAT PEMULIHAN YANG SUKSES

Sektor unggas Bulgaria menikmati pemulihan yang sukses pada tahun 2021 dan pertumbuhan yang dipercepat pada tahun 2022. Meskipun terjadi wabah flu burung di peternakan itik dan petelur pada bulan April dan Mei 2022, peternakan yang terkena dampak pulih dengan cepat.

Di Bulgaria pada tahun 2021, jumlah peternakan ayam pedaging menyusut 66,3% karena komersialisasi dan konsolidasi diperluas dengan peternakan menengah dan besar menyumbang lebih dari 98% dari total persediaan ayam Bulgaria. Secara keseluruhan, pada tahun 2021, dilaporkan terjadi pertumbuhan inventaris sebesar 3,1%.

  • Penurunan 80,1% di peternakan kecil (hingga 200 unggas), dan penurunan inventaris 81,8%.
  • Peningkatan sebesar 6,5% pada peternakan berukuran sedang (10.000 hingga 100.000 unggas), dan peningkatan inventaris sebesar 19,2%.
  • Penurunan 23,1% di peternakan besar (lebih dari 100.000 unggas), dan penurunan inventaris 11,4%.

WABAH FLU BURUNG MEMPENGARUHI OUTPUT PRODUKSI UNGGAS BULGARIA

Pada tahun 2021, daging ayam broiler menyumbang 78% dari daging unggas yang diproduksi secara komersial di Bulgaria. Dibandingkan dengan daging itik sebesar 17%, dengan berat karkas yang sedikit lebih tinggi yaitu 1,7 kg dibandingkan dengan 1,6 kg pada tahun 2020. Sementara itu, produksi daging itik menurun sebesar 4,6% dengan industri menderita wabah flu burung di beberapa peternakan besar.

Konsumsi unggas Bulgaria menurun sebesar 2,3% pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2020 (turun 3,7% antara tahun 2019 dan 2020). Hal ini disebabkan oleh penjualan ritel yang tidak menutupi penurunan industri layanan makanan, dan jumlah wisatawan yang lebih sedikit. Konsumsi per kapita (tidak termasuk makan di luar), tumbuh sebesar 5% menjadi 12,6 kg/kapita pada tahun 2021 (12 kg/kapita pada tahun 2020). (via Poultryworld)

PETERNAK DEMO IMBAS HARGA AYAM HIDUP ANJLOK

Aksi demo peternak ayam di Jakarta, kemarin. (Foto: Istimewa)


Peternak yang tergabung dalam Komunitas Peternak Unggas Nasional kembali menggelar demo di depan Kantor Kementerian Perdagangan di Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2023). Mereka menuntut pemerintah mengambil langkah untuk mengatasi harga ayam hidup di tingkat peternak yang jatuh hingga Rp 2.000-Rp3.000 per kilogram (kg), pada awal tahun ini. 

Ketua Komunitas Peternak Unggas Nasional ( KPUN ), Alvino Antonio mengatakan, harga livebird (LB) turun sejak Natal 2022 atau sekitar tanggal 26 Desember 2022. 

Harga LB sempat di angka Rp 15.000 /kg terutama di wilayah Jawa Tengah (Jateng), yang merupakan pusat populasi ayam ras pedaging. Harga dibawah HPP Rp 19.500-20.500 /kg bertahan hingga saat ini. Sedangkan harga ayam karkas di level konsumen harga cenderung stabil yakni Rp 33.000-35.000 per kg.

Dampaknya terasa harga LB turun juga di Jawa Barat yang mencapai Rp 17.500 /kg. “Jadi Jateng ini Tsunami ayam broiler yang berdampak bagi wilayah lain, terutama ayam di supply ke Jabodetabek,” kata Alvino, dalam keterangan resminya.  

Penurunan harga dibawah HPP cukup lama. Indikasinya karena masih banyak perusahaan integrator yang berbudidaya dan menjual ayam hidupnya bersamaan dengan milik peternak UMKM mandiri. Bahkan mereka menjual sangat murah bahkan dibawah Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No. 5/2022, yakni Rp 21.000-23.000 /kg di level peternak.

“Meskipun integrator menjual murah, namun bagi mereka kerugian cenderung sedikit bahkan tidak mengalami rugi sama sekali. Karena mereka memiliki pabrik DOC, pakan sendiri, obat-obatan sendiri bahkan channel distribusi sendiri yang tersistem bekerjasama dengan para broker. Sedangkan kami peternak UMKM mandiri, membeli sapronak DOC dan pakan dari mereka. Tentu dengan harga yang mahal jadi kami kalah bersaing disini, ”ujarnya.

Lebih lanjut Alvino menjelaskan, sejak minggu harga DOC mengalami penurunan yakni Rp 2.500-3.000 per ekor. Namun harga pakan masih tinggi yakni Rp 8.500-8.800 per kg. Padahal tahun lalu harga pakan Rp 7.500 per kg. Harga pakan cenderung naik dengan alasan harga jagung naik. Padahal hari ini harga jagung turun dibawah Rp 5.000 /kg, tapi harga pakan tidak turun.

“Kami menuntut kepada presiden untuk secepatnya menerbitkan Peraturan Presiden tentang perlindungan peternak UMKM mandiri ayam ras,” lanjut Alvino. 

Sebagaimana diatur dalam UU No.18/2009 Jo; UU 41/2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pasal 33 ketentuan lebih lanjut mengenai Budidaya sebagaimana dimaksud Pasal 27 sampai Pasal 32 diatur dengan Peraturan Presiden. 

Dalam jangka pendek, pemerintah menuntut kepada pemerintah untuk segera menyelamatkan peternak UMKM mandiri. Selain itu, peternak berharap untuk segera menyerap LB atau karkas dari jaringan peternak UMKM mandiri sebanyak 1,5 juta per minggu 1.500 ton per minggu.

Menurut Alvino, dari serapan ayam peternak UMKM mandiri ini pemerintah dapat memasok ayam karkas kepada jaringan Badan Usaha Milik Negara. Untuk memenuhi kebutuhan BUMN Seperti PT Freeport, PT Pelni, PT PLN, PT Garuda, PT KAI hingga jaringan hotel milik negara.

“Bahkan seluruh ASN dapat membeli ayam dari peternak UMKM mandiri atau diberikan kepada masyarakat yang kurang mampu untuk Bansos,” imbuh dia. 

Sementara itu, di hari yang sama para peternak juga mengadakan audiensi dengan PT Farmsco Feed Indonesia. 

Dihubungi Redaksi Infovet, Rabu (11/1/2023), Alvino mengatakan bahwa Farmsco tidak memelihara atau budidaya ayam baik itu internal atau bermitra. “Farmsco hanya menjual pakan dan DOC FS,” ujar Alvino.

Niat baik pun disampaikan Farmsco untuk mencari solusi bagi peternak. Farmsco akan berdialog bersama dengan para customer yang mempunyai kesulitan dalam hal pembayaran kredit, sehingga para customer Farmsco yang memang semuanya adalah peternak mandiri usahanya dapat berjalan lancar. (NDV) 


KEKHAWATIRAN JV FORFARMERS DAN BOPARAN

Kekhawatiran telah dikemukakan bahwa kesepakatan antara 2 bisnis unggas terbesar di Eropa dapat menyebabkan biaya yang lebih tinggi bagi peternak.

Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris (CMA) mengatakan usaha patungan antara ForFarmers yang berbasis di Belanda dan Boparan Inggris dapat menyebabkan peternak membayar lebih untuk memberi makan unggas mereka.

ForFarmers dan Boparan (melalui 2Agriculture) memproduksi dan memasok pakan ayam dan jenis pakan unggas lainnya di Inggris. Mereka berencana untuk menggabungkan operasi pabrik pakan ternak mereka dalam usaha patungan, dengan perusahaan yang mengoperasikan 19 pabrik di seluruh Inggris.

Menyusul penyelidikan Fase 1, CMA telah menemukan bahwa kesepakatan tersebut menimbulkan kekhawatiran persaingan di East Anglia, Inggris Barat Laut, dan Wales Utara, di mana hal itu dapat menyebabkan harga pakan unggas yang lebih tinggi, pakan berkualitas lebih rendah, atau kualitas layanan yang lebih buruk.

Sementara kedua bisnis saat ini bersaing untuk mendapatkan pelanggan di masing-masing area lokal ini, CMA khawatir bahwa bisnis gabungan tidak akan menghadapi persaingan yang cukup setelah merger. Otoritas, sebuah badan dari Departemen Lingkungan, Pangan, dan Urusan Pedesaan, juga khawatir bahwa usaha patungan tersebut dapat secara tidak adil menguntungkan bisnis peternakan dan pengolahan ayam Boparan, yang mengakibatkan lebih sedikit pilihan bagi produsen dan pengolah yang lebih kecil.

Selama tahap pertama penyelidikan, CMA menerima beberapa keluhan dari pelanggan dan pelaku pasar lainnya sehubungan dengan dampak usaha patungan tersebut terhadap pilihan pemasok pakan dan harga pakan unggas. (via pPoultryworld)

PROSPEK EKONOMI INDUSTRI UNGGAS AFRIKA

Prospek positif untuk industri unggas Afrika digarisbawahi dalam presentasi oleh spesialis protein hewani global Rabobank, Nan-Dirk Mulder, dalam pertemuan edisi ketiga Poultry Africa di Rwanda. Dia menjelaskan, kenaikan biaya pakan merupakan salah satu tema kunci yang harus dipantau dalam pembangunan daerah.

“Jangka pendek, Afrika Timur dan Barat sedang menghadapi ancaman ini yang telah menyebabkan penurunan dramatis dalam margin keuntungan dalam beberapa bulan terakhir, terutama hingga Q2 2022. Akibatnya, peningkatan permintaan tahun-ke-tahun terhenti.”

Dia melanjutkan, “Ada kebutuhan untuk meningkatkan rantai pasokan pakan lokal. Sebagai contoh, Afrika Selatan, Mesir, dan Kenya masih memimpin produksi pakan Afrika dan kurang bergantung pada impor. Industri pakan sub-Sahara berkembang pesat, terutama pakan unggas, menawarkan peluang investasi di wilayah tersebut, namun saat ini masih ada ketergantungan impor”.

Prospek positif Mulder terutama didorong oleh prakiraan jangka menengah hingga panjang. Ekonomi Afrika menawarkan potensi yang sangat besar dengan pertumbuhan PDB di atas rata-rata global (4%) dan pertumbuhan populasi hingga 2 miliar pada tahun 2050. Hingga tahun 2030, peningkatan permintaan protein hewani di Afrika akan sangat besar, dengan unggas sebagai pemenang protein, menunjukkan peningkatan permintaan sebesar 55% dalam dekade berikutnya.

Alasannya sederhana, kata Mulder, “Unggas dan telur adalah protein pemenang karena arus kas yang cepat, tingkat konversi pakan yang rendah dan berfungsi sebagai model yang ideal untuk peningkatan skala industri dan petani kecil.” (via Poultryworld)

KEMENTAN DAN FAO DISKUSI ONE HEALTH BERSAMA ANIMATOR MUDA

ANTERO Science Discussion bersama pakar dari Kementerian Pertanian, FAO, dan kanal Akar Ilmiah, 

Dalam upaya meningkatkan kesadaran di kalangan anak muda dan  masyarakat umum mengenai One Health dalam menanggulangi zoonosis dan Penyakit Infeksi Baru (PIB), Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO) dengan dukungan Kementerian Pertanian serta Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), menyelenggarakan Diskusi Sains ANTERO di Jakarta yang ditujukan untuk anak muda, bekerja sama dengan Kok Bisa pada (9/1) yang lalu.

Diskusi sains ini merupakan acara penutup dari Program Creators Challenge yang diadakan selama sebulan, yakni sebuah kompetisi video animasi sains yang mengajak para animator muda berusia 18 hingga 25 tahun dari seluruh Indonesia untuk membuat video animasi tentang One Health.  

Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah menjelaskan, One Health merupakan solusi pendekatan holistik yang menyatukan kekuatan bersama untuk menjaga kesehatan manusia dan hewan, termasuk lingkungan dengan menggarisbawahi pentingnya kolaborasi multisektoral. 

Sebagian besar penyakit infeksi dan endemik bersifat zoonosis, yang dapat menular ke manusia dari hewan dan sebaliknya. Oleh karena itu, menurut Nasrullah, komitmen dari semua pihak, termasuk kaum muda, sangat penting dalam menanggapi dan mencegah ancaman keamanan kesehatan yang mungkin terjadi. 

“Anak muda memiliki peran penting dalam menguatkan penerapan One Health karena mereka adalah inovator dan pengguna teknologi dan praktik baru, termasuk media digital“, ungkap Nasrullah. “Keterlibatan dan kepemimpinan pemuda secara intrinsik berkaitan dengan banyak aspek dalam mencapai ketangguhan kesehatan global, salah satunya melalui kreativitas pemuda dalam penggunaan media digital dan teknologi baru untuk menyebarluaskan kesadaran tentang mengenai masalah keamanan kesehatan,” imbuhnya. 

“Keterlibatan anak muda sebagai bagian dari garis depan dalam menjaga kesehatan manusia dan hewan merupakan kekuatan besar untuk memastikan komunitas yang lebih sehat dan kuat. Belakangan ini, peran kaum muda dalam kesehatan sangat diperlukan, dan suara mereka sangat penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan ancaman kesehatan yang muncul,” ujar Rajendra Aryal, perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste dalam kata sambutannya.

“Amerika Serikat, melalui USAID, bangga bermitra dengan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, FAO, dan Kok Bisa untuk memicu minat generasi muda tentang ilmu kesehatan yang penting dengan cara yang kreatif dan menyenangkan,” kata David Stanton, Wakil Direktur Kantor Kesehatan USAID Indonesia. “Konten kreatif tentang One Health akan membantu anak-anak muda memahami bagaimana penguatan kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan hidup akan membantu Indonesia untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons ancaman penyakit menular seperti COVID-19 dengan lebih baik, dan meningkatkan ketahanan dan ketangguhan kesehatan secara keseluruhan dalam jangka panjang.”

Program Creators Challenge mengajak para animator muda yang inovatif untuk membuat video sains yang berkualitas guna meningkatkan kesadaran publik tentang One Health dalam mengatasi zoonosis dan PIB. Program ini terdiri dari tiga hari pelatihan secara daring tentang penelitian, penulisan, dan pembuatan animasi yang mencakup topik One Health untuk tiga puluh kelompok peserta terpilih dari lebih dari 200 pendaftar.  

Pada acara penutupan ini, panitia mengumumkan tiga kelompok pemenang, dan satu kelompok yang menjadi juara favorit. “Selamat kepada seluruh pemenang! Karya Anda akan menginspirasi jutaan pemuda Indonesia untuk berperan aktif sebagai agen perubahan dalam menyebarluaskan kesadaran akan pentingnya menjaga ketahanan kesehatan global di seluruh dimensi sistem pangan dan kesehatan,” kata Rajendra sembari mengapresiasi pencapaian para peserta.

Rangkaian acara ini merupakan bagian dari kegiatan Global Health Security Program (GHSP) yang didanai oleh USAID dalam meningkatkan kesadaran anak muda untuk memperkuat kesehatan global dengan meningkatkan kapasitas nasional untuk mencegah, mendeteksi dan menangani ancaman penyakit, menggunakan pendekatan One Health secara multisektoral. (INF)

PROSPEK POSITIF UNTUK UNGGAS DI SUB-SAHARA AFRIKA

Sebagian besar negara di Afrika Timur dan Barat menghadapi tantangan kenaikan biaya pakan yang telah menyebabkan penurunan margin keuntungan secara drastis dalam beberapa bulan terakhir. Mengatasi masalah mendesak ini, peserta di Poultry Africa dapat mempelajari solusi praktis yang menunjukkan kepada mereka bagaimana menerapkan strategi nutrisi untuk mengurangi biaya pakan bersama dengan praktik terbaik dalam manajemen biaya pakan unggas. Selain tantangan, ekonomi Afrika menawarkan peluang besar dengan pertumbuhan PDB di atas rata-rata global.

Industri ayam pedaging dan petelur di sub-Sahara Afrika berkumpul di edisi ketiga Poultry Africa di Rwanda untuk pertemuan bisnis dengan pemasok global dan pembicara internasional dalam rantai pasokan pakan ke unggas. Hampir 1.600 delegasi profesional dari 53 negara mengunjungi 123 perusahaan peserta pameran untuk membantu mempromosikan masa depan unggas yang sejahtera.

Secara resmi membuka acara tersebut, Menteri Pertanian dan Sumber Daya Hewan, Dr Gerardine Mukeshimana berkata, “Industri unggas Rwanda berubah dari peternakan subsisten menjadi peternakan unggas yang lebih intensif pengetahuan dan berorientasi pasar.”

Menurutnya, unggas adalah salah satu cara untuk berkontribusi pada ketahanan pangan dan gizi nasional Rwanda, peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja. Dia menyatakan bahwa departemennya mendukung penuh pengembangan lebih lanjut sektor ini dengan subsidi, di satu sisi, dan pemotongan pajak impor bahan tambahan pakan, di sisi lain.

“Dengan harga pakan tradisional yang terus meningkat, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk merumuskan sumber pakan alternatif berdasarkan komponen yang tersedia secara lokal dan mudah diakses,” tambah Mukeshimana. Gambaran umum industri di Rwanda ini juga berlaku untuk banyak negara lain di kawasan ini.

Mukeshimana menambahkan bahwa bisnis unggas adalah sub-sektor pertanian yang berkembang di Afrika dan diperkirakan akan terus berlanjut karena permintaan daging dan telur semakin meningkat akibat tekanan demografis, peningkatan pendapatan, dan urbanisasi. (via Poultryworld)

PROSPEK PERDAGANGAN UNGGAS UE

Ekspor unggas UE ke Inggris kemungkinan akan naik 20% pada tahun 2022, tetapi harga UE yang lebih tinggi telah membantu pesaing, seperti Brasil, mendapatkan sebagian pangsa pasar UE di tempat lain, terutama di Afrika dan Asia.

Brasil yang sangat kompetitif juga diharapkan mengekspor sekitar 35% lebih banyak unggas ke UE pada tahun 2022, sementara Ukraina, yang diuntungkan dari penangguhan bea karena perang yang sedang berlangsung dengan Rusia, juga telah mengekspor ke UE dengan volume yang lebih tinggi daripada tahun 2021. Tren ini akan berlanjut pada paruh pertama tahun 2023.

Secara keseluruhan, ekspor unggas UE diperkirakan akan menurun sebesar 2,2% pada tahun 2022 dan tetap stabil pada tahun 2023, sementara impor diperkirakan akan meningkat sebesar 29% pada tahun 2022 dan 7,7% pada tahun 2023. (via Poultryworld)

PRODUKSI UNGGAS UE AKAN TURUN DI TENGAH TINGGINYA BIAYA INPUT DAN FLU BURUNG

Produksi unggas UE turun hampir 1% pada tahun 2022 dan diperkirakan akan terus menurun sebesar 0,4% tahun ini, menurut laporan Outlook jangka pendek Komisi Eropa yang baru-baru ini diterbitkan.

Biaya input yang tinggi dan dampak yang menghancurkan dari flu burung patogenik tinggi telah menyebabkan masalah nyata di banyak negara Eropa, khususnya Italia, Prancis dan Hungaria, yang mengalami penurunan produksi sebesar 11%.

Laporan mengatakan bahwa sektor unggas sangat bergantung pada jagung sebagai sumber pakan, dan panen yang buruk pada tahun 2022 serta ketersediaan yang meragukan dari Ukraina telah menyebabkan kenaikan biaya. Kombinasi dari permintaan yang kuat, pasokan yang ketat, biaya input yang tinggi, dan inflasi keseluruhan telah menghasilkan harga unggas yang sangat tinggi, jauh di atas rata-rata 2017-2021 (+38% pada pertengahan Juli hingga pertengahan September, tahun-ke-tahun). (via Poultryworld)

UKRAINA: PETERNAK TELUR MENINGKATKAN PRODUKSI SETELAH PEMADAMAN LISTRIK BERAKHIR

Segera setelah situasi di pasar energi Ukraina stabil, peternak telur Ukraina akan mulai memulihkan produksi secara bertahap, kata Vladimir Ponomarenko, kepala divisi produksi perusahaan pertanian Ukraina Interbusiness.

Dalam beberapa tahun terakhir, produsen telur Ukraina beroperasi dengan keuntungan minimal pada titik impas, hampir tidak memiliki peluang untuk memperluas kapasitas produksi menggunakan omset mereka, katanya, menambahkan bahwa hanya perusahaan dengan bisnis lain, seperti budidaya tanaman atau yang menarik investasi dari luar, memiliki kesempatan untuk berkembang.

Namun, saat ini, hal-hal telah memburuk secara signifikan di segmen budidaya tanaman, dan tidak ada lagi pilihan untuk menghasilkan uang dari produksi biji-bijian untuk mendanai divisi telur, tambahnya.

Ukraina mengalami gejolak di pasar telur domestik karena penghancuran kapasitas, karena lebih dari setengah peternakan telur terbesar di Ukraina telah menghentikan operasinya. Peternakan yang tersisa mengalami pemadaman listrik berulang kali.

Perusahaan energi negara Ukraina, Ukrenergo, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 17 Desember bahwa konsumsi energi telah turun hingga 50% karena serangan rudal Rusia dan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk memulihkan pasokan listrik daripada setelah serangan sebelumnya.

Infrastruktur energi terpukul di seluruh negeri, mengakibatkan pemadaman total di setidaknya 2 wilayah, serta pemadaman listrik darurat untuk menstabilkan jaringan di wilayah lain, tambah Ukrenergo.

Pemadaman listrik menghambat operasi peternakan unggas dan pabrik pengolahan daging di seluruh negeri, mengakibatkan produksi lebih rendah dan harga lebih tinggi.

Ponomarenko mengatakan bahwa masalah pertanian Ukraina mendorong harga di pasar telur dunia pada 2022.

“Mungkin tidak ada yang sepenuhnya menyadari betapa besar peran yang dimainkan Ukraina di pasar pertanian global. Sejumlah negara belum menerima sebagian besar dari hasil panen murah kami. Ini menyebabkan kenaikan harga telur ayam,” kata Ponomarenko.

Ukraina adalah salah satu pengekspor telur terbesar di Eropa pada tahun-tahun sebelumnya, menjual produk telur terutama ke Timur Tengah dan Afrika Utara. Namun, ekspor tahun ini tetap rendah karena jalur logistik utama terletak melalui pelabuhan laut, yang tetap diblokir sejak awal konflik. Mengekspor telur melalui darat mahal dan tidak menguntungkan.

Di sisi lain, peternak telur Ukraina mendapat dukungan dari biji-bijian pakan murah di pasar domestik. Namun, faktor ini diperkirakan akan mereda di masa mendatang.

“Kita harus memahami bahwa setelah perang berakhir, ketika perusahaan tanaman memiliki kesempatan untuk mengekspor bahan baku biji-bijian melalui pelabuhan, biaya pakan unggas di pasar domestik juga akan meningkat,” tegas Ponomarenko. (via Poultryworld)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer