Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Vaksin | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

VAKSIN RABIES PERORAL PERTAMA DI DUNIA DISETUJUI WOAH

Vaksinasi Pada Anjing Penting Untuk Mencegah Rabies

Sejumlah vaksin rabies oral, baik virus yang dilemahkan maupun rekombinan, telah dikembangkan dan dilisensikan untuk satwa liar, akan tetapi belum ada satu pun vaksin yang mendapatkan persetujuan regulatory untuk anjing.


Seperti untuk satwa liar, perlu dipastikan bahwa vaksin rabies oral, serta umpannya, harus memiliki efektivitas, aman, dan menarik untuk anjing. Sebagian besar kandidat vaksin potensial hanya digunakan secara eksperimental pada anjing, baik di laboratorium maupun di lapangan.

Baru-baru ini, vaksin rabies oral pertama untuk anjing dilaporkan menunjukkan efikasi, imunogenisitas, dan tingkat keamanan yang tinggi baik pada riset yang dilakukan di laboratorium maupun di lapangan. Vaksin ini sedang dalam proses persetujuan penggunaan atau regulatory secara luas.

Vaksin yang aman dan memiliki efikasi yang baik, baik berupa virus hidup yang dimodifikasi (modified live) atau hasil bioteknologi, merupakan pilar utama program ORV untuk anjing. Dilansir dari website miliknya, World Organisation of Animal Health (WOAH) telah menetapkan standar internasional yang ketat terkait efikasi dan keamanan vaksin rabies oral baik untuk satwa liar maupun anjing.

Sehubungan dengan vaksin untuk anjing, standar WOAH melebihi persyaratan untuk target satwa liar dan mencakup penilaian risiko pada manusia yang mempertimbangkan kemungkinan seseorang melakukan kontak dengan vaksin, serta potensi dampak kesehatan akbiat kontak tersebut. (WF)

VIETNAM SIAP DISTRIBUSIKAN VAKSIN ASF KE SELURUH DUNIA

Vaksin ASF Asal Vietnam, Siap Didistribusikan ke Seluruh Dunia 
(Sumber : Vietnampuls.vn)

Vaksin demam babi Afrika (ASF) dengan merk AVAC ASF LIVE yang dikembangkan dan diproduksi oleh AVAC Vietnam Co., Ltd akan segera didistribusikan secara nasional mulai Februari tahun ini,  hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam, Phung Duc Tien.

Hal ini disampaikannya pada pertemuan tentang pengawasan kualitas pada 31 Januari 2023 di Hanoi. Tien meminta AVAC Vietnam untuk terus mengevaluasi tingkat kekebalan vaksin setelah penyuntikan, dan memberikan pedoman dan rekomendasi yang ketat bagi para peternak.Rencananya sebanyak 600.000 dosis vaksin AVAC ASF LIVE akan digunakan pada batch pertama di bulan Februari.

Pengujian vaksin AVAC ASF LIVE dimulai di peternakan babi sejak Maret 2022 dengan tingkat efikasi mencapai 95%. Vaksin tersebut telah disetujui untuk diedarkan pada 8 Juli 2022 dan mulai digunakan di bawah pengawasan petugas yang berwenang di Vietnam.

Setelah disetujui untuk diedarkan, Departemen Kesehatan Hewan Vietnam, MARD terus memantau kualitas 10 batch vaksin pertama yang diproduksi. Mereka juga terus mengevaluasi efektivitas 600.000 dosis vaksin AVAC ASF LIVE pada babi berumur antara 8-10 minggu.

Menurut Nguyen Van Diep, Direktur AVAC Vietnam, pada awal Januari, empat batch pertama vaksin AVAC ASF LIVE yang diproduksi pada tahun 2022 telah diuji dan memenuhi persyaratan kualitas.

AVAC Vietnam juga bekerja sama dengan CP Livestock Joint Stock Company (CP Vietnam) untuk mengadakantriak  terhadap 600.544 babi di 545 peternakan, dan mengambil 5.958 sampel untuk pengujian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 93,34% sampel memenuhi persyaratan teknis.

Pada pertemuan tersebut, para peserta menyampaikan bahwa AVAC Vietnam dan CP Vietnam konsisten dan terus meningkatkan sampling rate untuk mendapatjab penilaian yang lebih akurat.

Tien juga meminta unit terkait agar senantiasa mencatat laporan teknis sedetail mungkin dalam trial tersebut agar MARD bisa membuat penilaian yang akurat sebelum vaksin tersebut digunakan dalam skala besar.

Sejauh ini Vietnam menjadi negara pertama yang berhasil mengembangkan dan memproduksi dua jenis vaksin  ASF. (CR)

MEDION RINTIS FASILITAS PRODUKSI TELUR SPF PERTAMA DI NUSANTARA

Seremonial Peletakan Batu Pertama PT Damar Gayatri Jaya

Sabtu 24 September 2022 menjadi hari bersejarah bagi PT Medion. Perusahaan produsen obat hewan asal Bandung tersebut menggelar seremoni peletakan batu pertama di salah satu unit bisnisnya yang bergerak di bidang peternakan yakni PT Damar Gayatri Jaya.

Kegiatan tersebut bertempat di Desa Mekarjaya, Banjaran, Kabupaten Bandung secara daring dan luring. Dalam kesempatan tersebut turut hadir Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, serta Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.

Toto Winata selaku Direktur Utama PT Damar Gayatri Jaya dalam sambutannya menyampaikan bahwasanya fasilitas produksi telur Spesific Pathogen Free (SPF) tersebut merupakan upaya Medion dalam mendukung sektor peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia. Dimana nantinya produk yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan dalam penelitian dan produksi vaksin di Indonesia. 

"Ini juga merupakan bukti bahwa Medion adalah mitra pelanggan yang dapat diandalkan, diharapkan dari sini dapat mempermudah produsen vaksin, peneliti, dan user lainnya untuk lebih mudah mendapatkan Hatching Egg (HE) SPF tanpa harus mengimpor dari luar negeri," tuturnya.

Ia melanjutkan bahwa ini pun menjadi kebanggaan bagi PT Damar Gayatri Jaya dimana nantinya mereka akan tercatat sebagai perusahaan pertama di Indonesia yang dapat memproduksi HE SPF sesuai dengan ketentuan European Pharmacopoeia

Toto juga menyebut bahwa beberapa tahun belakangan ini juga terjadi peningkatan permintaan vaksin unggas, sehingga kebutuhan HE SPF sebagai bahan baku juga meningkat. Dengan munculnya kebijakan pemerintah yang meminta agar impor bahan baku industri dikurangi maka Medion dengan sigap menjawab tantangan tersebut dan melihatnya sebagai suatu kesempatan.

"Selain mendukung program dan kebijakan pemerintah, PT Damar Gayatri Jaya juga membantu produsen vaksin dalam negeri dalam memenuhi kebutuhan HE SPF Nasional. Diharapkan penggunaan HE SPF lokal selain dapat memangkas biaya produksi juga dapat meningkatkan kualitas produk karena mutunya juga tidak akan kalah dengan HE SPF impor," tandas Toto.

Direktur Kesehatan Hewan Drh Nuryani Zainuddin dalam sambutan yang mewakili Menteri Pertanian memberikan apresiasi yang setinggi - tingginya kepada Medion dan PT Damar Gayatri Jaya. Menurutnya Medion dan PT Damar Gayatri Jaya membuktikan bahwa produk lokal tidak kalah dengan impor serta memiliki daya saing yang tinggi.

"Semoga berdirinya PT DGJ ini dapat memberikan manfaat bagi semua stakeholder, dan kami juga berterima kasih atas sumbangsih Medion dan PT DGJ dalam membangun negeri melalui produk yang berkualitas," kata Nuryani.

Proses pembangunan fasilita PT DGJ akan dimulai pada September 2022 dan diharapkan rampung pada bulan Januari 2024 dan dapat segera beroperasi setelah pembangunannya selesai. Kehadiran PT DGJ diharapkan daoat memberi kontribusi positif bagi perkembangan industri kesehatan hewan di Indonesia dan dunia. (CR)

VAKSINOLOGI DAN IMUNOLOGI PADA HATCHERY VACCINES

Kontrol penyakit viral pada industri perunggasan global umumnya dilakukan via dua buah pendekatan, yaitu praktik biosekuriti dan vaksinasi. (Foto: Dok. Infovet)

Praktik produksi perunggasan global telah menjadi suatu industri yang berkembang pesat, baik itu perkembangan genetik ayam, teknologi pakan, model perkandangan, bentuk sediaan dan teknologi aplikasi vaksin. Untuk mereduksi dampak tantangan penyakit viral, hatchery vaccination merupakan suatu terobosan sediaan dan teknologi aplikasi vaksin yang bertujuan mengoptimalkan imunitas flock ayam menjadi lebih efisien dari segi waktu dan biaya. Tulisan ini akan lebih fokus menyoroti reaksi imunologis ayam modern terkait aplikasi hatchery vaccination.

Salah Satu Strategi
Kontrol penyakit viral pada industri perunggasan global umumnya dilakukan via dua buah pendekatan, yaitu praktik biosekuriti dan vaksinasi (Capua et al., 2011). Implementasi biosekuriti bertujuan mencegah introduksi dan penyebaran virus tidak hanya di dalam lingkup suatu farm, tetapi juga antar farm (Ssematimba et al., 2013).

Di sisi lain, karena tujuan vaksinasi pada peternakan ayam modern adalah agar terbentuknya kekebalan flock (flock immunity) yang cukup protektif dengan keseragaman dan persistensi titer yang baik, maka vaksinasi kebanyakan bertujuan mencegah atau mereduksi morbiditas dan mortalitas daripada mencegah infeksi virus terhadap suatu populasi ayam tertentu (Read et al., 2015). Kondisi inilah yang menjadi salah penyebab kasus penyakit viral subklinis (seperti ND, IB, IBD dan AI) pada peternakan ayam modern mempunyai prevalensi sangat tinggi.

Untuk mereduksi titik lemah ini, maka seorang praktisi lapangan mesti mempertimbangkan penggunaan jenis sediaan dan bentuk aplikasi vaksin yang digunakan agar dapat mereduksi potensi terjadinya perbanyakan virus lapang (viral shedding) dalam populasi ayam, sehingga transmisi horizontal antar kandang atau flock dapat diminimalisir (van der Goot et al., 2005).

Sejarah Imunologi Vaksin
Tonggak sejarah pengetahuan tentang imunologi sebenarnya dimulai abad ke-19.  Pada abad tersebut, pertama kalinya Louis Pasteur dan Robert Koch membuktikan bahwa jasad renik alias mikrooganisme menjadi penyebab sesungguhnya dari suatu kasus infeksius. Penemuan ini di kelak akan menjadi dasar utama pemahaman akan respon imunitas alias imunologi pada manusia dan hewan... Selengkapnya baca di Majalah infovet edisi Juni 2022. (toe)

Ditulis oleh:
Tony Unandar
Private Poultry Farm Consultant

TREN VAKSIN UNGGAS KEKINIAN

Vaksinasi in ovo, bentuk perkembangan teknologi sektor vaksin. (Foto: Istimewa)

Istilah vaksin mungkin sudah tidak asing di telinga masyarakat dikala suasana pandemi COVID-19. Sebagaimana diketahui, pada unggas juga dilakukan vaksinasi untuk mencegah berbagai penyakit utamanya yang berasal dari virus.

Sebagai pengingat, definisi dari vaksinasi sendiri adalah pemberian vaksin/antigen yang berasal dari mikroorganisme patogen yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) sistem imun di dalam tubuh. Tujuannya sebagai upaya pencegahan primer dalam mencegah penyakit infeksius. Tentunya dengan prosedur vaksinasi yang benar diharapkan akan diperoleh kekebalan yang optimal.

Banyak jenis penyakit pada unggas yang dapat dicegah melalui vaksinasi. Mulai dari penyakit viral, bakterial, bahkan parasitik. Contoh vaksin yang biasa diberikan untuk unggas misalnya ND, Gumboro, ILT, IB, AI, Coryza dan lain sebagainya. Tentunya tiap vaksin memilki keunikannya masing-masing, mulai dari aspek pengaplikasian, teknologi yang digunakan, serta aspek lainnya.

Teknologi Beragam, Aplikasi Seragam
Kini seiring dengan berjalannya teknologi dan kemajuan zaman, tekonologi di bidang vaksinasi pun berkembang. Seperti diungkapkan Technical and Marketing Manager PT HIPRA Indonesia, Drh Diptya Cinantya. Menurutnya setiap produsen vaksin tentu sudah memiliki ciri khas dan teknologi masing-masing. Antara produsen satu dengan yang lain pasti akan berbeda, kalaupun ada kesamaan tetap akan ada aspek lain yang berbeda.

“Intinya enggak kaya copy paste, setiap pabrikan pasti ada aja yang unik dan tiap tahun berkembang, menyesuaikan dengan kebutuhan user dan perkembangan penyakitnya juga,” tutur Diptya.

Ia memberi contoh, beberapa tahun ke belakang mungkin banyak peternak masih menggunakan vaksin Gumboro ketika ayam memasuki usia beberapa hari di kandang, biasanya vaksin Gumboro “model lama” diberikan melalui air minum dengan bahan penambah susu skim.

“Kalau sekarang sudah berubah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2022. (CR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer