Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini LPAI | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

FAKTOR INFEKSI AI BERULANG PADA UNGGAS

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab berulangnya infeksi AI pada unggas. (Foto: Shutterstock)

Setidaknya ada empat yang menjadi faktor berulangnya infeksi Avian Influenza (AI) pada unggas. Yaitu dinamika virus AI itu sendiri, genetik ayam, lingkungan dan manajemen.

Dinamika Virus AI
“Kita mulai dari faktor dinamika virus, bahwa virus ini tadi mudah mutasi. Tetapi masalahnya adalah di lapangan itu ada high pathogenic avian influenza (HPAI) dan low pathogenic avian influenza (LPAI),” jelas Guru Besar FKH Universitas Airlangga dan pendiri Profesor Nidom Foundation, Prof Chairul Anwar Nidom, pada webinar mengenai AI beberapa waktu lalu.

HPAI memiliki gejala dan tingkat kematian yang jelas, sedangkan LPAI tidak terlihat gejala klinisnya sehingga bisa terkecoh antara LPAI dengan HPAI. Reseptor LPAI pada ayam hanya pada daerah trakea bawah, saluran pencernaan dan indung telur. Sementara reseptor HPAI sampai pada otak dan semua organ akan diserang.

Ketika ada unggas bersamaan terinfeksi LPAI dan HPAI bisa saja gejala klinisnya tidak terlihat. LPAI bisa meningkatkan infeksi H5N1, terkadang di laboratorium H5N1 tidak terdeteksi. Infeksi campuran antara LPAI, HPAI dan infeksi lain memungkinkan gejala klinis dan laboratoriumnya bisa keliru.

“Kemudian kalau LPAI bersama-sama dengan IB, virus IB meningkatkan gejala klinis H9. IB tidak terlihat tetapi H9 yang akan terlihat ayamnya mengalami depresi, bulu kusut, konjungtivitis dan lain-lain,” jelas Nidom.

Jika ayam terinfeksi LPAI dan ND, maka... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2023. (NDV)

DUET MAUT AI & IBH PENGHANCUR MASA DEPAN PETERNAK

Ayam layer dengan gejala jengger kebiruan yang  terinfeksi virus H5N1 clade 2.3.2.1. (Istimewa)

Avian influenza (AI) dan Inclusion body hepatitis (IBH) merupakan penyakit fenomenal di tahun 2018 dan diperkirakan masih menjadi momok di tahun-tahun berikutnya. Bagaimana tidak, peternak zaman now dibuat frustrasi dengan kehadiran penyakit tersebut dan seolah-olah peternak justru semakin “teledor” dalam mengelola ayam karena sifat penyakit yang sulit dikendalikan dan menyerang semua tipe kandang, baik kandang terbuka (open house) maupun tertutup (closed house).

Perkembangan penyakit AI sejak ditemukan pertama kali di Indonesia pada 2002 sangat pesat, dan baru-baru ini ditemukan jenis terbaru Low Pathogenic Avian Influenza (H9N2) yang menjadi menjadi ancaman terbesar peternak layer dengan penurunan produksi 90% menjadi 40%. Demikian juga dengan IBH, sejak ditemukan di Indonesia pada 2017 penyakit ini kini telah tersebar ke seluruh Indonesia dengan tingkat mortalitas rata-rata 10-80%.

Avian Influenza
Penyakit ini masih menjadi primadona dan banyak diperbincangkan, tidak hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia. Agustus 2017 lalu, pemberitaan tentang teridentifikasinya virus AI H5N1 di Filipina juga tidak luput menjadi perbincangan, sedangkan di Indonesia H9N2 lebih banyak dibicarakan porsinya dibandingkan H5N1 karena ada beberapa laporan baru mengenai teridentifikasinya virus ini di lapangan.

Penyakit AI secara garis besar dikategorikan menjadi dua, yaitu Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI), misal H5N1 dan Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI), misal H9N2. 

• HPAI
Sudah lama diketahui bahwa ayam petelur yang mendapatkan serangan virus H5N1 akan mengalami gangguan produksi telur dengan atau tanpa kematian. Variasi gejala dan tingkat kematian yang muncul pada ayam masa produksi sangat tergantung kekebalan ayam, kepadatan virus yang menantang dan kondisi umum ayam.

Virus H5N1 yang akhir ini didominasi clade 2.3.2.1 juga masih menjadi ancaman bagi ayam petelur. Tidak jarang gejala yang muncul hanya penurunan produksi telur tanpa ada kematian, hal ini salah-satunya diakibatkan perlindungan dari program vaksinasi hanya melindungi dari kematian tetapi tidak terhadap penurunan produksi.

Untuk mendapatkan perlindungan yang bagus terhadap tantangan H5N1 di masa produksi, tingkat dan keseragaman kekebalan juga penting. Penggunaan vaksin kill AI H5N1 sangat membantu perlindungannya dan tentu saja didukung dengan antigenic matching dari bibit vaksin yang digunakan.

• LPAI
Salah-satu virus AI yang digolongkan LPAI antara lain H9N2, virus ini pertama kali dilaporkan di kalkun yang mengalami gangguan pernafasan ringan tahun 1966 silam. Di dunia, virus H9N2 dibagi menjadi dua garis keturunan utama, yaitu North America dan Eurasian, sedangkan Eurasian dibagi menjadi tiga, yaitu G1-like, Y280-like dan Y439-like.

Sifat virus ini mayoritas bereplikasi di sel epitel pernafasan dan pencernaan yang bersifat lokal dikarenakan cleveage site yang monobasic. Hal ini yang menyebabkan penyebaran virus... 

Drh Sumarno
Head of AHS Central & Outer Island PT Sierad Produce, Tbk


Selengkapnya baca Majalah Infovet edisi Februari 2019.

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer