Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini HATN | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

SEMINAR NASIONAL MENYONGSONG HATN DAN WED 2023

Prof Budi saat memaparkan materinya. (Foto: Dok. Infovet)

Menyongsong peringatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) dan World Egg Day (WED) 2023, Pinsar Indonesia bersama Majalah Infovet, dan didukung USSEC, Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, serta stakeholder perunggasan menggelar Seminar Nasional “Pullet yang Bagus untuk Produksi yang Optimal”.

Acara dilaksanakan secara hibrid di Aula Majapahit Unisba, Kamis (7/9/2023). Rektor Unisba Blitar, Dr Drs Soebiantoro MSi, dalam sambutannya mengatakan sangat mendukung  dan mengapresiasi acara yang berlangsung di kampusnya.

“Kami sangat berbangga hati melalui seminar ini kita bisa mendapat apa yang bisa kita andalkan dalam pemeliharaan pullet. Seperti bagaimana memperhatikan brooding, kerangkanya, kesehatannya, vaksinasi, dan lainnya. Bilamana ini terlewatkan, pullet menjadi tidak berkualitas,” katanya.

Sebab dengan pullet yang berkualitas, lanjutnya, akan mampu menunjang produktivitas unggas. Hal ini akan berujung pada produksi telur yang optimal sebagai sumber protein hewani yang menyehatkan.

Hal itu juga seperti disampaikan Technical Consultant Nutrition and Feed Technology USSEC, Prof Budi Tangendjaja, yang menjadi pembicara. “Telur adalah makanan yang sempurna bagi manusia dari segi gizi, asam amino, vitamin, dan lainnya. Makan dua butir telur sehari sangat baik untuk tubuh,” kata Prof Budi.

Oleh karena itu, untuk menghasilkan produksi telur yang optimal dibutuhkan manajemen pemeliharaan yang baik sejak pullet masuk kandang, seperti pakan, air minum, dan kandang yang memadai, agar keseragaman tercapai dan pertumbuhan organ, tulang, serta kerangka tubuh unggas mumpuni.

Ia menekankan kepada peternak untuk selalu memperhatikan manajemen pakan (pemberian, ukuran partikel pakan), serta kandungan gizi dalam pakan, sebab hal ini menjadi sangat penting bagi tiap fase pertumbuhan ayam. Selain itu, juga perhatikan kualitas air minum, ada atau tidaknya penyakit pencernaan (koksi, NE), vaksinasi, kepadatan kandang, tingkat stres (pindah kandang, potong paruh, cuaca, dan sebagainya), yang dapat memengaruhi kesehatan dan tingkat keseragam ayam.

“Jadi sangat penting sekali ini, sebab kualitas pullet menentukan produksi telur berikutnya, selain peran manajemen pemeliharaan, pakan yang sesuai kebutuhan, dan pemberiannya yang disesuaikan dengan kondisi lapangan,” tukasnya.

Sebagai informasi, seminar kali ini merupakan rangkaian acara HATN dan WED 2023 yang puncak acaranya akan diselenggarkan pada 15 Oktober 2023 di Blitar, Jawa Timur.

“Akan ada rangkaian acara lainnya, kami harapkan semua bisa hadir merayakan dan meramaikan HATN dan WED yang menjadi wadah promosi secara masif akan pentingnya konsumsi daging dan telur ayam. Semoga HATN yang sudah berlangsung selama 13 tahun ini memberikan dampak besar bagi masyarakat,” kata Ketua Pinsar Jawa Timur, Hidayatur Rahman. (RBS)

SEMINAR NASIONAL AYAM DAN TELUR, RANGKAIAN PERINGATAN HATN 2022

Foto bersama pada seminar nasional ayam dan telur, rangkaian kegiatan HATN 2022. (Foto: Dok. Infovet)

Kamis (22/9/2022), dalam rangkaian Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) dan peringatan World Egg Day (WED) 2022, diselenggarkan seminar nasional ayam dan telur 2022 “Kontribusi Ayam dan Telur dalam Penyediaan Protein Hewani untuk Menciptakan Masyarakat yang Sehat dan Tangguh,” yang dilaksanakan secara hybrid di Peternakan Convention Center (PCC) Fakultas Peternakan Universitas Andalas (Unand).

“Ini merupakan rangkaian acara HATN dimana tahun ini Sumatra Barat menjadi tuan rumahnya, semoga ini menjadi berkah bagi kita semua,” kata Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Audy Joinaldy yang menjadi keynote speech sekaligus membuka acara seminar nasional tersebut.

Dalam pembukaannya, ia juga mengungkapkan bahwa pentingnya konsumsi daging dan telur ayam, karena saat ini Indonesia masih menjadi negara terendah dalam konsumsi dua protein hewani tersebut dibanding negara-negara ASEAN lainnya.

“Bicara konsumsi ayam kita masih rendah, hanya 10 kg saja, sementara Malaysia sudah mencapai 40 kg. Begitu juga pada konsumsi telur, kita masih sekitar 130-150 butir, sementara di Malaysia sudah mencapai sekitar 300 butir,” papar Audy.

Kondisi tersebut bisa jadi karena faktor isu-isu yang kurang sedap tentang ayam dan telur yang masih beredar luas di masyarakat. “Stigma negatif mengenai ayam dan telur jangan dipercaya, seperti ayam disuntik hormon dan lain sebagainya. Ayam cepat tumbuh itu karena perbaikan genetik. Sementara soal bisul jika konsumsi telur juga itu tidak ada, saya setiap hari makan daging dan telur ayam,” ucapnya.

Kondisi ini semakin memprihatinkan mengingat tingginya konsumsi rokok dan pulsa di Indonesia. Padahal konsumsi daging dan telur ayam merupakan sumber protein yang baik untuk kesehatan tubuh.

“Semoga dengan adanya kegiatan ini masyarakat semakin teredukasi mengenai pentingnya konsumsi dan gizi dari ayam dan telur, karena itu bagus untuk kecerdasan otak dan kesehatan tubuh,” tukasnya.

Rangkaian acara seminar juga turut menampilkan beberapa makalah keynote speaker diantaranya Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diwakili Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Tri Melasari, Ketua Pinsar Singgih Januratmoko dan Chief Technical Advisor FAO diwakili Gunawan Budi Utomo, serta pemakalah invited speakers Ahli Gizi Fakultas Kedokteran Unand Nur Indrawati Lipoeto, Kadis Pangan Sumbar Efendi dan dari Fakultas Peternakan Unand Rusfrida.

Rangkaian HATN dan WED 2022, masih akan terus berlangsung hingga puncaknya akan digelar pada 16 Oktober 2022, di Bukittinggi, Padang. Pada puncak acara HATN rencananya akan dilaksanakan kegiatan senam jantung sehat, parade delman, bazar UMKM produk unggas, acara hiburan dan pengumuman lomba, serta rekor MURI minum teh Talua (teh telur) bersama. (RBS)

MENYAMBUT PERINGATAN HARI AYAM DAN TELUR NASIONAL 2022

Ricky Bangsaratoe (kiri) bersama Bambang Suharno saat Konferensi Pers HATN 2022. (Foto: Dok. Infovet)

Peringatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) dan World Egg Day (WED) 2022, kembali diselenggarakan yang puncak acaranya akan digelar pada 16 Oktober 2022 di Padang, Sumatra Barat (Sumbar).

Pemimpin Redaksi Majalah Infovet, Ir Bambang Suharno, yang juga panitia penyelenggara HATN, mengatakan rangkaian kegiatan HATN 2022 bertajuk “Healthy Family with Chicken Meat & Egg” sudah berjalan sejak Juli.

“Rangkaian kegiatan HATN sudah mulai berjalan sejak Juli kemarin,” ujarnya dalam Konferensi Pers HATN 2022, Rabu (24/8/2022). Beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan diantaranya seminar nasional “Healthy Family with Chicken Meat & Egg” dan senam bersama anggota grup Bucera yang dilaksanakan di lapangan Futsal Perum Peruri, Kelurahan Sidangmara Timur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.

Rangkaian kegiatan lainnya akan dilaksanakan di Sumbar mulai September 2022. “Kita sudah melakukan audiensi bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar, kemudian Pinsar Sumbar, kepala dinas setempat, Universitas Andalas dan beberapa media massa untuk kesiapan HATN ini,” ungkapnya.

Adapun rencana kegiatan HATN 2022 di Sumbar meliputi talkshow sosialisasi HATN dan WED di stasiun televisi nasional dan lokal, seminar nasional perunggasan di Convention Hall Universitas Andalas, Padang. Kemudian seminar nasional manajemen peternakan unggas, lomba menu masakan berbahan ayam dan telur, talkshow edukasi gizi ayam dan telur di televisi, radio dan YouTube, serta acara puncak HATN yang direncanakan digelar di Plaza Jam Gadang Bukittinggi.

Disampaikan juga bahwa pada kegiatan puncak acara HATN akan dilaksanakan kegiatan senam jantung sehat, parade delman, bazar UKM produk unggas, acara hiburan dan pengumuman lomba, serta rekor MURI minum teh Talua (teh telur) bersama.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Usaha Promosi dan Kerja Sosial Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, yang juga Ketua Panitia HATN, Ricky Bangsaratoe, mengharapkan kegiatan ini bisa secara langsung meningkatkan konsumsi daging dan telur ayam di masyarakat, sekaligus menampik isu-isu hoaks seputar ayam dan telur.

“Terkait banyaknya hoaks soal konsumsi ayam dan telur, seperti bisul, penambahan hormon dan lain sebagainya, jangan terlalu diladenin lah. Mungkin banyak yang masih belum membaca informasi pentingnya konsumsi daging dan telur ayam. Maka dari itu, ikutilah seminar-seminar HATN ini untuk mendapat informasi bermanfaat seputar daging dan telur ayam,” tukasnya.

Dalam acara konferensi tersebut, juga turut diumumkan para pemenang lomba kreasi video dan penulisan artikel ayam dan telur. Untuk pemenang lomba kreasi video, Juara Harapan diberikan kepada Khalid dan Athaya dengan skor 800, sementara Juara III diraih Muhammad Khalid dengan skor 835, Juara II diberikan kepada Sarah Jauharhayati Ulifah dengan skor 885 dan Juara I dianugerahkan kepada SMK Negeri I Ngablak, Kabupaten Magelang dengan skor 910.

Untuk pemenang lomba penulisan artikel, Juara Harapan diberikan kepada Anggy Wira Pambudi dengan skor 930, Juara III diberikan kepada Astanti Prihoetami dengan skor 935, Juara II diraih Wulandari dengan skor 975 dan Juara I diberikan kepada Abdul Kholis dengan skor 990.

Masing-masing pemenang lomba mendapatkan hadiah berupa uang, untuk Juara Harapan sebesar Rp 500 ribu, Juara III mendapat Rp 1 juta, peraih Juara II sebesar Rp 1,5 juta dan Juara I mendapatkan uang sebesar Rp 2 juta. (RBS)

MENINGKATKAN KESEHATAN DAN PRODUKTIVITAS AYAM TANPA AGP

Direktur Pakan, Agus Sunanto, saat menjadi keynote speaker dalam webinar “Training Formulasi Pakan Tanpa AGP”. (Foto: Infovet/Ridwan)

Dampak penggunaan antibiotic growth promoter (AGP) pada industri ayam ras menjadi alasan pemerintah melarang AGP yang biasanya digunakan melalui pakan. Walau diketahui penggunaannya dapat membantu menekan bakteri patogen di saluran pencernaan.

Namun dalam jangka panjang pemberian AGP dapat menimbulkan residu antibiotik pada produk unggas yang berbahaya dikonsumsi manusia, yang turut meningkatkan kasus antimicrobial resistant (AMR).

“Survei WHO pada 2014 menyebutkan angka kematian global akibat AMR sebanyak 700 juta jiwa (low estimate) dan diperkirakan meningkat menjadi 10 juta jiwa di tahun 2050 mendatang. Banyak negara di Eropa melarang semua jenis antibiotik sebagai growth promoter,” ujar Direktur Pakan Ditjen PKH Kementerian Pertanian, Agus Sunanto, dalam webinar “Training Formulasi Pakan Tanpa AGP”, Rabu (8/9/2021), yang merupakan rangkaian kegiatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) dan World Egg Day (WED) 2021 di Provinsi NTT pada Oktober mendatang.

Pelarangan AGP di Indonesia telah diatur melalui berbagai regulasi, diantaranya UU No. 18/2009 jo UU No. 41/2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Permentan No. 14/2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan, Permentan No. 22/2017 mengenai Pendaftaran dan Peredaran Pakan dan Permentan No. 65/2007 tentang Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan.

Dipaparkan Agus, tujuan dari pelarangan AGP tersebut untuk mencegah terjadinya residu obat pada ternak dan resitensi mikroba patogen, mencegah gangguan kesehatan pada manusia, serta menjaga kesehatan lingkungan.

Oleh karena itu, kata dia, langkah strategis yang bisa diupayakan untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas ayam bisa menggunakan alternatif seperti probiotik, prebiotik, asam organik, minyak esensial, enzim, maupun feed supplement berkualitas.

“Juga dengan penerapan biosekuriti tiga zona, peningkatan kualitas pakan dan pemilihan DOC yang sehat, berkualitas dan bersertifikat,” ungkap Agus.

Hal senada juga disampaikan Direktur Nutricell Pacific, Wira Wisnu, yang menjadi narasumber. Dikatakan di era bebas AGP sekarang ini, pelaku budi daya unggas harus lebih jeli dalam perbaikan pemeliharaan.

Dijelaskan Wira, beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan untuk mengoptimalkan performa ayam yakni dengan memperhatikan kepadatan kandang, kebutuhan air, ketersediaan dan kualitas pakan.

“Serta bagaimana kita mengatur temperatur, kelembapan, oksigen, manajemen pH saluran pencernaan (keseimbangan mikroflora), pengelolaan organ hati dan usus, serta meminimalisir kondisi stres pada ayam,” katanya. (RBS)

TEKAN PENYEBARAN PENYAKIT DENGAN BIOSEKURITI DAN DISINFEKSI

Direktur Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin, saat menjadi keynote speaker dalam webinar nasional biosekuriti dan disinfeksi. (Foto: Infovet/Ridwan)

Kemunculan penyakit viral pada ternak unggas berkaitan erat dengan keberhasilan/kegagalan program biosekuriti. Biosekuriti merupakan program yang dirancang untuk melindungi ayam terhindar dari bibit penyakit dari luar dan agar bibit penyakit tidak menyebar keluar peternakan, serta tidak menginfeksi peternakan lain.

Hal tersebut dibahas dalam webinar nasional “Biosekuriti dan Disinfeksi Farm di Tengah Pandemi”, Kamis (26/8/2021), yang merupakan rangkain kegiatan Hari Ayam Telur Nasional (HATN) dan World Egg Day (WED) 2021 yang akan dipusatkan di Kupang, NTT. Kegiatan ini dilaksanakan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia didukung Kementerian Pertanian, Pemerintah Provinsi NTT, USSEC, FAO dan Gita Organizer.

“Biosekuriti menjadi hal utama dalam meminimalisir penyebaran penyakit. Dengan ayam yang sehat kita bisa menekan biaya kesehatan dan mendapat keuntungan yang baik. Penerapan biosekuriti dan disinfeksi menjadi hal utama dalam pencegahan penyakit khususnya di masa pandemi COVID-19 ini, dimana penyebaran virus semakin tinggi,” kata Ketua Pelaksana yang juga pengurus Pinsar Indonesia, Ricky Bangsaratoe.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen PKH, Nuryani Zainuddin dan Plt Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Johanna Lisapaly. Keduanya menyebut bahwa penerapan biosekuriti dan perlakuan disinfeksi memegang peranan penting dalam upaya mencegah dan mengendalikan penyakit pada ternak unggas.

Lebih jauh soal biosekuriti dibahas Koordinator Substansi Pencegahan dan Penyebaran Penyakit Hewan, Ditkeswan, Arif Wicaksono. Dalam paparannya, ia menyebutkan elemen biosekuriti yang terdiri dari isolasi, kontrol lalu lintas, serta cleaning dan disinfeksi.

“Hal itu untuk mencegah penularan penyakit dengan isolasi atau pemisahan, kemudian membatasi pergerakan manusia, hewan, maupun benda yang akan memasuki kandang, serta pembersihan sebagai usaha mensterilkan sesuatu dengan disinfeksi,” kata Arif.

Adapun dijelaskan Arif mengenai biosekuriti tiga zona yang kini sudah banyak diterapkan di beberapa peternakan unggas Indonesia. Dimana pada prinsipnya program tersebut membagi beberapa zona (merah, kuning dan hijau) sebagai pembatas untuk menekan masuk dan keluarnya sumber penyakit.

Pada kesempatan yang sama, penekanan biosekuriti tiga zona diperkuat National Technical Advisor FAO ECTAD Indonesia, Alfred Kompudu. “Biosekuriti tiga zona ini dapat mencegah kuman menginfeksi ternak, menyaring kuman hingga tiga lapisan perlakuan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, sesuai good farming practices, serta meningkatkan daya saing perunggasan,” kata Alfred.

Selain biosekuriti, lanjut dia, pembersihan dan disinfeksi juga menjadi kunci utama meminimalisir munculnya penyakit. “Pembersihan kandang mampu membunuh kuman hingga 80%. Namun melakukan disinfeksi tanpa pembersihan adalah hal yang sia-sia,” ucap dia.

Dalam menggunakan disinfektan, Alfred juga menekankan pentingnya memperhatikan keselamatan diri. Karena disinfekatan merupakan racun berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh.

“Dalam melakukan pemberian disinfektan sebaiknya gunakan alat pelindung diri, baca label, ikuti petunjuk dan aturan dalam kemasan, juga kebutuhan larutan disinfektan (luas P x L: 300 ml/m2, volume 300 ml x 2.5 = 750 ml/m3). Dan perlu diketahui bahwa disinfektan tidak bekerja maksimal jika ada benda organik dan disinfektan membutuhkan waktu kontak di industri peternakan ayam selama 10 menit,” pungkasnya. (RBS)

SEKILAS BIOSEKURITI 3 ZONA: PRODUKSI MAKSIMAL DAN STABIL

Menurut Drh Yunita Widayati dalam webinar HATN ke 10 pada 18/11/2020, dalam konsep biosekuriti 3 zona, peternakan dibagi menjadi 3 zona yaitu zona hijau, zona kuning, dan zona merah.

Zona merah adalah area di luar peternakan, merupakan area kotor yang meliputi di antaranya kantor, halaman, mess karyawan, dan tempat parkir. Di area ini kendaraan yang masuk disanitasi, juga menjad tempat penerimaan dan sanitasi box dan rak telur.

Seluruh area di luar peternakan ini adalah area kotor, yang penuh dengan kuman dan bakteri yang mematikan bagi ayam.

Zona hijau adalah area peternakan dimana tidak sembarang orang boleh masuk. Yang boleh ada di area peternakan adalah peralatan yang khusus dipakai di kandang, kendaraan yang khusus dipakai di peternakan, dan pekerja kandang yang ditugaskan.

Sebelum masuk pekerja harus berganti pakaian dan alas kaki khusus di peternakan. Area ini harus sangat dilindungi bahkan egg tray dari luar pun tidak boleh masuk.

Zona kuning adalah zona perantara antara zona merah dan hijau. Sebelum masuk ke zona ini orang harus didesinfeksi, dan mandi bila perlu, berganti baju kerja dan alas kaki khusus untuk peternakan.

Zona kuning juga menjadi tempat untuk loading barang, dan tempat penyimpanan box dan rak telur yang sudah disanitasi di zona merah.

Yang boleh memasuki zona kuning juga dibatasi, hanya untuk orang yang berkepentingan. Juga kendaraan dan peralatan yang benar-benar diperlukan.

Penerapan biosekuriti yang baik akan menjadikan produksi maksimal dan stabil, ayam terlindungi dari penyakit. Lingkungan di sekitar peternakan pun jadi lebih aman dan nyaman. (NDV)

SUKSES DIGELAR: WEBINAR GIZI AYAM DAN TELUR, BIOSEKURITI DAN PROSPEK BISNIS PERUNGGASAN

Webinar “Gizi Ayam dan Telur, Biosekuriti dan Prospek Bisnis Perunggasan” yang dilaksanakan di hotel Mercure, Samarinda (18/11/2020), dibuka dengan sambutan dari Zamroni Yusro, Ketua Wilayah Pinsar Kalimantan Timur (Kaltim). Kemudian dilanjutkan oleh Ricky Bangsaratoe mewakili Ketua Pinsar Indonesia.

Zamroni Yusro

Ricky Bangsaratoe

Sementara itu I Gusti Made Jaya, Kabid Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim, dalam sambutannya mengatakan ayam dan telur adalah komoditi yang sangat penting di Kaltim. Ikut mewarnai tingkat inflasi di Kaltim dan perlu perlu dijaga kestabilan suplai dan harganya.

I Gusti Made Jaya juga menjadi pembicara pertama, membawakan materi “Pentingnya Ayam dan Telur Untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh”. Dijelaskannya bahwa produksi dan konsumsi ayam di Kaltim selalu meningkat, bahkan produksinya surplus. Sedangkan produksi telurnya lebih sedikit dari konsumsi, namun perlahan-lahan ditingkatkan agar Kaltim bisa memenuhi kebutuhan telurnya sendiri.

I Gusti Made Jaya

"Telur adalah salah satu sumber protein yang baik bagi tubuh. Bisa meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung asam folat, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, dan selenium," kata I Made Gusti Jaya. Lanjut dia, "COVID-19 tidak bisa diprediksi siapa yang terpapar dan siapa yang bakal menularkan. Maka imunitas dan protokol kesehatan harus selalu dijaga."

Pembicara berikutnya adalah Alfred Kompudu, National Technical Advisor - Commercial Poultry, FAO ECTAD Indonesia. Alfred membawakan tema “Gizi Ayam dan Telur Tingkatkan Imunitas”.

Alfred Kompudu

Diantaranya Alfred menjelaskan manfaat makan 2 butir telur ayam setiap hari yaitu dapat menurunkan risiko kanker, menurunkan risiko pernyakit kardiovaskular, menyehatkan tulang dan gigi, dan melindungi otak.

Sedangkan menurutnya manfaat makan daging ayam adalah terhindar dari anemia, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga keseimbangan kolesterol, memperkuat tulang dan menambah massa otot, dll.

Bambang Suharno

Narasumber lainnya dalam webinar ini adalah Drh Yunita selaku perwakilan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Fasilitator Nasional, serta hadir juga Pimpinan Redaksi Majalah Infovet, Ir Bambang Suharno. (NDV)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer