Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Equipment | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

KANDANG UNGGAS PEB, BERKULITAS DAN LEBIH MURAH

Kandang unggas terus mengalami perbaikan dalam hal adopsi teknologi, bahan yang digunakan, maupun peralatan dalam kandang, juga konstruksinya. Dari segi konstruksi sekarang ini sudah ada kandang Pre Engineered Building (PEB). Sebuah teknologi konstruksi dimana struktur bangunan sudah didesain dengan cermat, dibuat secara prefabrikasi di pabrik. Kemudian dipasang di lokasi proyek dengan lebih mudah dan sangat cepat, karena hanya memerlukan proses instalasi tanpa ada proses pengerjaan bahan ataupun pengelasan.

Apa Itu Sistem Konstruksi PEB

Sistem konstruksi PEB adalah teknologi konstruksi baru yang hadir di Indonesia kurang dari satu dekade. Selama ini telah menjadi pilihan sebagai sistem konstruksi yang efektif dan efisien untuk bangunan berskala menengah dan besar.

Semua proses fabrikasi dilakukan di luar lokasi pembangunan. Meliputi berbagai tahap dari desain, pengukuran, perhitungan, pemotongan, pengeboran, dan lainnya. Menghasilkan sebuah bangunan dalam kondisi terurai atau belum dirakit.

Kemudian uraian bangunan tersebut dibawa ke lokasi pembangunan untuk dirangkai menjadi sebuah konstruksi bangunan yang utuh. Untuk menyambung bagian-bagian bangunan tidak digunakan las namun menggunakan mur dan baut. Karenanya akan mengurangi waktu dan biaya pemasangan.

Ada dua jenis PEB, yaitu PEB Heavy yang menggunakan baja berat/tebal dengan mutu baja normal. Dan PEB Light yang menggunakan baja ringan dengan mutu baja tinggi. PEB Light inilah yang umumnya digunakan untuk kandang unggas.

Sistem konstruksi PEB memungkinkan bangunan mempunyai ruang yang maksimal karena minimnya kolom struktur di tengah bangunan. Sehingga sangat cocok digunakan untuk kandang unggas.

PEB adalah tren baru dalam konstruksi bangunan yang semakin menanjak popularitasnya karena berbagai keunggulannya. Selama ini telah digunakan untuk bangunan industri dan komersial seperti pabrik, hanggar pesawat, gudang, stadion, dan lain sebagainya. Sekarang mulai digunakan juga untuk kandang ternak terutama unggas.

PEB termasuk bangunan yang ramah lingkungan karena menghemat energi dan mengurangi CO2, juga mengurangi polusi suara karena pemasangannya tidak menyebabkan kebisingan.

Keunggulan Kandang Unggas PEB

“PEB adalah pengembangan dari teknologi struktur baja berat, dimana digunakan baja ringan dengan mutu yang lebih tinggi. Juga memiliki lapisan tahan karat yaitu hot dipped galvanized,” jelas Sales Manager PT Universal Pratama Sintesa, E. Krisyanto STPar, yang memiliki produk kandang unggas Kencana PEB.

Sehingga dihasilkan kandang PEB dengan masa pakai bangunan lebih panjang dan tetap kuat walaupun berat struktur jauh lebih ringan. Kandang tidak hanya rangka struktur, tapi juga lengkap dengan atap, dinding, dan rangka lantai.

Profilnya memiliki tingkat presisi yang sangat baik sehingga hasil instalasi lebih rapi. Karena prefabrikasi maka porses pembangunan atau instalasi kandang lebih cepat.

Kandang tidak memerlukan cat tahan karat tambahan dan pengelasan. Sehingga pemakaian tenaga kerja lebih efisien, minim biaya pemeliharaan dan perawatan.

Desain bisa dibuat cukup fleksibel sesuai kebutuhan kandang yang diinginkan. Dibuat oleh engineer terlatih dan berpengalaman, dengan menggunakan perangkat perhitungan yang tepat dan memakai pembebanan berstandar internasional. Menghasilkan kandang yang setidaknya bisa awet sampai dengan 10 tahun atau lebih.

Kandang unggas PEB memiliki kekedapan udara dan insulasi suhu yang sangat baik. Yang akan lebih memudahkan peternak dalam pemeliharaan unggas dan kontrol peralatan, serta menghasilkan efisiensi pakan dan tingkat pertumbuhan unggas yang ideal.

Selain itu juga dirancang untuk dilengkapi dengan sistem penggantung peralatan unggas seperti sistem feeding dan drinking, winch, dan lain-lain. Pemasangan dinding untuk kipas maupun cooling pad akan disesuaikan dengan peralatan kandang yang dipakai, sehingga sirkulasi udara kandang berfungsi secara optimal.

Spesifikasi Teknis

Baja yang digunakan adalah baja ringan dengan minimum yield strength 450 MPa, minimum tensile stress 450 MPa, modulus elastisitas 200.000 N/mm2, dan ketebalan lapisan tahan karat/galvanis 220 gram/m2.

Sistem perhitungan atau building code yang digunakan adalah wind codes ASCE 7-10, earth quake IBC 2006/2009, ASCE 7-05, dan SNI 1726:2012. Design code yang digunakan AISI 1996, 2001, dan 2016. Design load yang digunakan PPURG1987 dan SNI 1727:2013.

Salah satu bagian terpenting dari struktur PEB adalah penggunaan alat sambung dan konektor yang tepat, sehingga struktur PEB mampu memikul beban sesuai dengan yang telah diperhitungkan sebelumnya.

Profil baja yang digunakan cukup lengkap sehingga bisa menyesuaikan permintaan pelanggan yaitu C100, C140, C200, dan C250. Dengan ketebalan yang bervariasi antara 1-3 mm.

Proses Produksi dan Harga

Setiap komponen kandang PEB menggunakan bahan terbaik untuk menghasilkan profil dengan tingkat presisi yang baik. Produksi menggunakan mesin dan teknologi fabrikasi terdepan sehingga standar mutu dan kualitas konstruksi akan sesuai dengan rencana desain.

“Tahap pengerjaan di kami dimulai dengan gambar kerja lengkap, pengajuan proposal harga dilanjutkan proses kontrak. Kemudian dilakukan pengukuran ulang dan pembuatan gambar rencana detail. Setelah itu masuk ke proses produksi prefabrikasi struktur, setelah jadi dilakukan pengiriman dari pabrik. Sesampainya di lokasi dilakukan perakitan dan pemasangan,” papar Krisyanto.

“Jadi awalnya dijelaskan langsung ke pembeli berdasarkan gambar desain lalu berlanjut ke tahap-tahap selanjutnya. Produksi dari pabrik di Cibitung. Perakitan dan pemasangan dari tim PEB sudah termasuk dalam hitungan harga area Jawa.”

Kandang PEB ringan, menggunakan sistem knockdown sehingga mudah ditransportasikan. Pemasangan di lokasi proyek akan mudah, cepat, efisien, dan tidak memerlukan alat berat. Tidak ada pekerjaan las di lokasi karena semua profil dan konektor baja sudah diprefabrikasi di pabrik.

Tidak memerlukan pondasi cor, borepile, atau semacamnya. Bisa didirikan hanya dengan menggunakan kolom pedestal. Umumnya dibangun maksimal tiga lantai, namun bisa disesuaikan dapat dihitung teknikalnya sesuai desain.

Harga kandang PEB tergantung dari desain yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Contoh kasarnya untuk kandang dua lantai ukuran 12 x 120 m + gudang 6 m² dan tinggi setiap lantai ± 2,5 m biayanya sekitar Rp 1,5 miliar. Masih lebih murah dibandingkan jika konstruksinya memakai baja berat WF 250.

Memang bagaimanapun kandang unggas PEB memiliki beberapa keterbatasan. Namun segala kelebihannya menjadikan PEB salah satu alternatif terbaik bagi mereka yang ingin membangun kandang ayam berkualitas dengan biaya lebih murah.

TATA LAKSANA PERALATAN DAN AKTIVITAS BROODING AYAM PEDAGING

Perisode brooding merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ayam. (Foto: Dok. Infovet)

Periode brooding merupakan masa paling kritis dalam siklus kehidupan ayam, baik ayam bibit (breeder), petelur (layer), maupun pedaging (broiler). Karena DOC (day old chick) mengalami proses adaptasi dengan lingkungan baru sejak menetas.

Periode ini juga merupakan masa proses pembentukan kekebalan tubuh dan masa awal pertumbuhan semua organ tubuh. Masa brooding pada ayam ialah periode pemeliharaan dari DOC (chick-in) hingga umur 14 hari (atau hingga pemanas/brooder tidak digunakan).

Baik tidaknya performa ayam di masa selanjutnya sering kali ditentukan dari bagaimana pemeliharaan di masa brooding. Satu hal yang perlu diperhatikan oleh peternak ialah kesalahan manajemen pada periode ini dan akibatnya sulit dipulihkan kembali, berdampak negatif terhadap performa periode pemeliharaan berikutnya (grower/finisher).

Persiapan sebelum Chick-in
Berikut peralatan dan aktivitas yang perlu dilakukan pada masa brooding, antara lain:

• Biosekuriti ketat. Biosekuriti adalah kunci menekan penularan berbagai penyakit dari ayam periode sebelumnya, dimana untuk mewujudkannya dapat melakukan tindakan/perlakuan selama pre chick-in yang dimulai dari tahap persiapan kandang yang optimal seperti pengangkatan kotoran ayam, penyikatan hingga ke sela-sela kandang, perbaikan kerusakan kandang dan disinfeksi kandang. Disinfeksi tempat minum dan pakan sebelum digunakan kembali dan masa istirahat kandang yang cukup sebelum chick-in (minimal 14 hari setelah disinfeksi).

• Persiapan dan perlengkapan kandang. Pemilihan bahan litter (sekam padi/jerami/serutan kayu halus/kertas), penyediaan tempat pakan (feeder chick/nampan), tempat minum DOC dan indukan pemanas gas. Sekam padi bahan yang umum dipakai sebagai litter dan ditabur di lantai dengan ketebalan 8-12 cm. Sebelum masuk kandang, sekam padi perlu dikeringkan dan difumigasi dulu atau disemprot dengan disinfektan agar mematikan kuman penyakit mungkin ada. Usahakan agar jumlah peralatan sesuai standar kebutuhan DOC agar tidak terjadi persaingan antar DOC, baik dalam hal pakan, air minum, dan ruang gerak. 
Adapun kebutuhan peralatan dan perlengkapan periode brooding per 1.000 DOC, bersumber dari Manajemen Brooding Medion (2010), di antaranya chick guard (1.000 ekor, diameter 4-5 meter, satu buah), kemudian indukan pemanas gas (1.000 ekor, satu buah), tempat pakan/nampan/feeder chick (50-63 ekor, sebanyak 16-20 buah), tempat minum (satu galon, untuk kapasitas 80-120 ekor, sebanyak 10-12 buah), dan lampu pijar (75 watt, sebanyak satu buah).

• Menyalakan alat pemanas. Alat pemanas sebaiknya dinyalakan satu hari sebelum DOC tiba, dengan tujuan agar suhu di sekitar lingkungan sudah hangat dan merata. Suhu yang diperlukan untuk DOC bisa diukur dengan menggunakan termometer yang diletakkan 5 cm di atas permukaan sekam di pinggir chick guard. Melansir dari Sukses Beternak Ayam Broiler (2006), kebutuhan suhu pada masa brooding yakni: umur DOC 0-3 hari (32-35° C), 4-7 hari (29-34° C), 8-14 hari (27-31° C), dan 15-21 hari (25-27° C).

• Menyiapkan tempat minum. Tempat minum diisi air gula merah/aren dengan takaran 50-60 gram gula aren/liter air untuk 6-8 jam pertama, dengan tujuan agar DOC memperoleh energi baru setelah transportasi dari penetasan menuju peternakan.

Chick-in
• Penimbangan dan penghitungan DOC. Saat chick-in, pertama kali lakukan penimbangan (timbang DOC bersama-sama boksnya lalu dikurangi berat boks kosong) dan penghitungan jumlah DOC. Sambil memindahkan DOC ke chick guard, lakukan penyeleksian DOC dengan mengisolasi yang lesu, bulu kusam, kerdil, dan mata keruh, karena akan menurunkan uniformity dan menjadi sumber penyakit.

• Pemberian Pakan. Pada 3-4 jam setelah semua DOC minum, baru berikan pakan starter (kandungan protein 19-21%) sedikit demi sedikit dengan cara ditabur, karena daya tampung tembolok yang terbatas dan terjaga kesegaran pakan akan memacu nafsu makan DOC agar tetap tinggi dan lebih sering mengontrol DOC. Berikut disajikan frekuensi pemberian pakan pada tabel berikut:

Frekuensi Pemberian Pakan Masa Brooding

Umur (Hari)

Frekuensi Pemberian

Pakan (kali)

Waktu Pemberian (Jam)

1-3

9

6

8

10

12

14

16

19

21

23

4-6

8

6

8

10

12

14

16

19

21

-

7-10

7

7

10

13

15

17

19

21

-

-

11-14

5

7

10

13

16

19

-

-

-

-

Sumber: Manajemen Brooding (2010).


• Pemberian air minum. Setelah 6-8 jam pertama dan air minum mengandung gula aren habis, isi tempat minum dengan air biasa plus vitamin elektrolit agar perkembangan tubuh DOC lebih optimal.

• Kontrol kondisi tembolok DOC. Lakukan pemeriksaan konsumsi ransum dan air minum 2-3 jam setelah pemberian pakan pertama, dengan cara meraba tembolok dari sampel DOC. Bila 75% dari sampel ternyata temboloknya terasa kenyal dan lunak, berarti konsumsi pakan dan air minum cukup. Kemudian pengontrolan diulang 24 jam kemudian dan diharapkan 95% tembolok terasa kenyal dan lunak. Bila tembolok terasa keras, kemungkinan DOC banyak memakan sekam dan air minum.

• Kontrol kondisi sekam. Pada 1-3 jam setelah chick-in, lakukan pengontrolan suhu sekam/litter apakah sudah nyaman atau belum. Salah satu teknik mendeteksinya ialah dengan memperhatikan kondisi kaki DOC, dimana bila litter terlalu panas maka kaki akan tampak kemerahan dan pecah-pecah di bagian kuku dan telapaknya, juga DOC yang mengalami hal ini biasanya akan berkumpul menjauh dari brooder. Sebaliknya bila litter terlalu dingin maka kaki DOC teraba dingin, yang dampaknya konsumsi pakan menurun karena DOC cenderung diam meringkuk mendekati brooder.

• Kontrol chick guard. Chick guard diperlebar setelah tiga hari pertama untuk menambah luas lantai, dimana pelebaran ini harus diulang setiap dua hari sekali sekitar 0,3-0,5 m. Setiap pelebaran harus diimbangi dengan penambahan tempat pakan dan tempat minum. Floor space yang diperlukan untuk ayam broiler selama tiga minggu pertama sekitar 10-11 m2, tergantung strain ayam.

• Melakukan seleksi dan grading. Seleksi dilakukan secara rutin setiap hari sejak minggu pertama, dengan tujuan memisahkan DOC yang kerdil, kaki kering, omphalitis dan abnormal (kaki pincang, paruh bengkok, tubuh lemas) dari anak ayam yang masih sehat dan normal. DOC afkir harus segera dimusnahkan dan dicatat pada form sebagai penyusutan. Sedangkan grading adalah aktivitas pengelompokan ayam menjadi beberapa kelompok dengan standar berat badan yang ada. DOC yang kecil diisolasi tersendiri lalu diberikan perlakuan (treatment) khusus  agar mampu mengejar ketertinggalan berat badannya dengan cara sesering mungkin membangunkan DOC untuk makan, pemberian pemanas lebih lama, pemberian vitamin elektrolit dan mengurangi perbandingan tempat makan/tempat minum dengan populasi ayam. Grading dilakukan sejak ayam berumur 17-22 hari.

• Mengatur sirkulasi udara kandang. Hal ini perlu dilakukan terutama untuk kandang terbuka (open house), yang dilakukan 2-3 hari masa brooding (tergantung pada kondisi udara di dalam kandang). Mengatur sirkulasi udara yaitu dengan cara membuka layar/tirai dari bagian atas ke bawah (minggu kesatu 1/3 bagian, minggu kedua 2/3 bagian dan minggu ketiga semuanya). Namun bila malam hari, saat hujan turun atau ada hembusan angin, layar bagian bawah tetap ditutup hingga ayam berumur empat minggu, dalam arti pertumbuhan bulu sudah sempurna menutupi seluruh tubuh.

• Mengganti tempat pakan dan tempat minum. Nampan (feeder chick) mulai diganti dengan tempat pakan tabung kapasitas 5 kg secara bertahap, yaitu 25% sejak DOC berumur 5-10 hari. Selanjutnya pada hari ke-15 diganti sebanyak 50% dan pada hari ke-18 sampai 21 diganti 100%. Demikian pula untuk tempat minum.

• Membuat laporan (recording). Pencacatan laporan pada masa brooding bertujuan untuk mengetahui perkembangan ayam menyangkut pertambahan berat badan mingguan, tingkat kesragaman (uniformity), tingkat konsumsi pakan (feed intake) dan perkembangan kesehatan. Laporan memuat jumlah ayam yang mati/afkir, jumlah dan cara pemberian pakan, obat, vaksin, berat badan mingguan dan tingkat keseragaman. Data perkembangan berat badan mingguan dan konsumsi pakan kemudian digambarkan dalam grafik standar berat badan dan konsumsi pakan mingguan. ***


Ditulis oleh:
Ir Sjamsirul Alam
Koresponden Infovet daerah Bandung
Praktisi perunggasan

EMPAT PILAR PENTING MANAJEMEN BROILER MODERN

Kandang ayam broiler dengan sistem closed house. (Foto: Istimewa)

Ayam broiler terus berkembang genetiknya dari masa ke masa. Broiler sekarang ini berbeda dengan broiler beberapa dekade lalu. Karenanya penanganan peternakannya pun juga berubah.

Regional Technical Manager Cobb Asia Pacific, Amin Suyono, dalam sebuah webinar mempresentasikan empat pilar penting dalam manajemen broiler modern.

Pre-Heating
Lakukan pre-heating setidaknya 48 jam sebelum ayam datang, dengan tujuan 24 jam sebelum ayam datang target suhu sudah tercapai dan stabil. Pre-heating dilakukan dengan menyalakan pemanas atau heater lebih awal sebagai upaya untuk mencapai suhu kandang yang sesuai dengan kebutuhan ayam dan stabil sebelum ayam datang di kandang.

• Suhu lantai harus di pre-heated minimal 28° C.
• Ukur suhu litter, targetnya jika menggunakan furnace/force heaters suhu harus 32° C, jika menggunakan radiant heater suhu di bawah pemanas harus 40,5° C.
Ambient temperature sekitar 33° C.

Target suhu litter sangat penting karena anak ayam akan terpapar langsung dengan litter melalui telapak kakinya. Jika suhu udara sudah tercapai tapi suhu litter belum, anak ayam akan tetap merasa kedinginan.

Akibatnya anak ayam diam dan tidak aktif, mengurangi intake pakan dan air sehingga mengurangi pertumbuhan. Alas kandang yang masih dingin menyebabkan telapak kaki dingin sehingga menurunkan suhu tubuh internal.

Suhu internal anak ayam bisa diukur dengan menggunakan termometer yang dimasukkan dengan lembut ke kloaka. Cek minimal 15 ekor anak ayam per kandang. Suhu internal anak ayam harus dipertahankan pada 40-40,6° C.

Early Feed Intake
Maksimalkan intake pakan awal, caranya tambah feeder space dengan menggunakan kertas. Tutup 50% area brooding dengan kertas berkualitas bagus (bisa tahan lima hari), tempatkan kertas di kiri dan kanan tempat minum. Tempatkan pakan 75 gram/ekor di atas kertas dan tempat pakan lainnya sebelum ayam datang.

Setelah anak ayam datang taruh langsung di atas pakan sehingga early intake yang diharapkan bisa terjadi. Ayam bisa langsung mengenali dan mengonsumsi pakan jadi mereka tidak perlu mencari tempat pakan. Tempat minum dan air minum juga harus sudah tersedia.

Cara mengevaluasi early feed intake yaitu ambil sampel anak ayam 100 ekor merata di kandang dan diraba temboloknya (crop fill check). Targetnya 95% anak ayam temboloknya harus sudah terisi pakan dan air keesokan hari setelah penempatan. Target konsumsi pakan adalah 25% dari berat DOC pada 24 jam pertama.

Early feed intake penting karena ketika anak ayam makan lebih awal sistem pencernaannya mulai bekerja, vili usus tumbuh bagus, permukaan usus makin luas, sehingga pertumbuhan bisa lebih cepat. Metabolisme juga mulai berjalan, produksi panas tubuh dimulai, risiko kedinginan menghilang, dan kontrol suhu tubuh (termoregulator) akan bekerja lebih awal.

Jika anak ayam terlambat makan maka tidak ada produksi panas, suhu tubuh lebih rendah, lebih banyak ayam culling, kemampuan termoregulator tertunda.

Sebagai evaluasi apakah brooding yang dilakukan sudah benar, cek target tujuh hari meliputi berat badan 4,6 x berat DOC atau lebih dari 200 gram, deplesi di bawah 1% atau 1,25-1,5% bagi yang menjalankan program antibiotic free, keseragaman flock CV 8-10.

Ventilasi yang Optimal
Ventilasi berfungsi untuk memastikan sirkulasi udara di dalam kandang berjalan dengan baik, memenuhi kebutuhan udara yang berkualitas dengan suhu yang tepat sesuai kebutuhan ayam. Kemudian membuang panas yang berlebih dari dalam kandang. Membuang kelebihan kelembapan, gas beracun, serta mensuplai oksigen untuk kebutuhan ayam.

Kriteria kualitas udara yang baik meliputi oksigen minimum 19,6%, karbon dioksida maksimum 3.000 ppm, RH% (kelembapan) maksimum 70%, karbon monoksida maksimum 10 ppm, amonia maksimum 10 ppm, debu terhirup maksimum 3,4mg/m3 udara.

Jawaban untuk broiler modern adalah ventilasi aktif untuk closed house. Maintenance kandang juga harus bagus agar tidak terjadi kebocoran di kapasitas ventilasi. Dengan closed house selain bisa memanajemen kecepatan angin, ventilasi, juga bisa memanipulasi lighting, meningkatkan density hingga 40kg/m, serta bisa menjalankan sanitasi dan biosekuriti dengan lebih baik.

Pada sistem open house sulit untuk mendapatkan performa yang optimal karena ventilasinya pasif hanya tergantung pada aliran udara alami. Solusinya adalah instal stirring fan untuk membantu aliran udara di kandang. Atau lebih baik lagi berinvestasi upgrade ke closed house untuk strategi jangka panjang.

Manajemen Air Minum
Air merupakan nutrisi penting dalam produksi ternak. Sebanyak 70% berat badan ayam adalah air. Air berperan besar dalam regulasi suhu tubuh, juga untuk mengalirkan gas-gas, oksigen, dan karbon dioksida di dalam tubuh. Mentransport nutrisi, glukosa, asam amino, vitamin, mineral, dan membawa produk-produk limbah sisa metabolisme ke hati dan ginjal untuk dieliminasi.

Seekor broiler sampai dengan 35 hari (2,25 kg) mengonsumsi setidaknya total 6 liter air. Pada 24 jam pertama konsumsi air minum idealnya 1 ml/ekor/jam (1 hari 24 ml, kira-kira 50% berat DOC). Konsumsi air akan menstimulasi konsumsi pakan.

Untuk mengetahui dengan pasti kualitas air memang harus dilakukan tes laboratorium. Namun gampangnya jika air tidak bagus untuk manusia maka juga tidak bagus untuk ayam.
Higienitas dan sanitasi air minum harus dijaga. Sanitasi pipa yang buruk bisa meningkatkan pertumbuhan biofilm, yaitu lapisan mikroorganisme yang membentuk kerak/lendir di dalam pipa air. Merupakan tempat berkembangnya bakteri patogen termasuk E. coli.

Pencegahannya adalah dengan flushing pipa air minum secara rutin saat brooding tiga kali sehari, setelah itu sekali seminggu. Untuk sanitasi bisa klorinasi dengan level 3-4 ppm, menggunakan filter air dan penyinaran UV.

Broiler modern tumbuh lebih pesat, mengonversi pakan lebih baik, dan menghasilkan panas tubuh lebih banyak. Aplikasikan tips manajemen yang penting untuk mencapai performa optimal yaitu pre-heating, intake pakan seawal mungkin, ventilasi kandang yang memadai, serta air minum yang selalu tersedia dan higienis. ***

Ditulis oleh:
Nunung Dwi Verawati
Koordinator Peliputan & Redaksi Majalah Infovet

MENGENAL RPA DAN FUNGSI PERALATANNYA

Mesin pencabut bulu/plucker (Foto: Mulia Abadi Sarana)

Rumah Pemotongan Ayam (RPA) dibutuhkan oleh pelaku-pelaku usaha yang memerlukan produk ayam dengan kualitas baik, higienis dan siap diolah. Daging ayam yang berkualitas dan memiliki tingkat higienis tinggi umumnya berasal dari RPA modern yang melakukan prosedur pemotongan secara benar.

RPA harus memiliki standar pengecekan quality control yang ketat serta menggunakan mesin canggih untuk menunjang kualitas. Dalam sebuah RPA terdapat beberapa mesin dan peralatan yang membuat RPA bisa berfungsi dengan baik sesuai tujuannya.

“Secara garis besar cara kerja mesin RPA adalah mengolah ayam hidup menjadi ayam siap pakai atau siap diolah menjadi makanan. Baik dalam bentuk parting atau bagian-bagian dan juga dalam bentuk ayam beku atau frozen,” jelas Entang Rukmana dari Mulia Abadi Sarana, perusahaan yang menjual, merakit dan memasang RPA, saat berbincang dengan Infovet.

Untuk mengolah ayam hidup menjadi ayam yang siap digunakan, RPA menggunakan bermacam peralatan dengan fungsi yang saling menunjang satu sama lain.

Peralatan Hanging, Killing, Defeathering

Hanging, killing dan defeathering adalah suatu proses saat ayam hidup digantung, kemudian dipingsankan lalu disembelih sesuai syariat Islam, setelah itu dibersihkan dari bulunya. Berikut mesin-mesin yang digunakan.

Grafiti conveyor berfungsi untuk memindahkan kotak ayam hidup dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat dan mudah.

Peniris darah (Foto: Mulia Abadi Sarana)

Kemudian pentiris darah yang digunakan untuk menampung dan mentiriskan darah ayam yang berceceran dari proses sembelih. Setelah disembelih ayam dimasukkan dalam scalder yaitu alat yang digunakan untuk memanaskan air pada suhu tertentu dan dilakukan pencelupan ayam untuk memudahkan proses pencabutan bulu.

Adapun pencabut bulu (plucker) adalah mesin yang digunakan untuk mencabut bulu kasar maupun bulu halus pada ayam. Plucker finisher berfungsi sama seperti plucker, tetapi bedanya bertujuan untuk membersihkan bulu yang masih tersisa di plucker sehingga bulu ayam benar-benar bersih dan tidak ada yang menempel.

Pemotong kepala dan leher digunakan untuk memisahkan antara kepala dan leher ayam dengan bagian badannya. Selain itu, terdapat juga pemotong kaki digunakan untuk memotong dan memisahkan antara kaki dengan badan ayam.

Sementara pembersih sackle adalah alat yang digunakan untuk membersihkan penggantung ayam (sackle) dari sisa-sisa kotoran bulu halus dan lainnya. Penyaring limbah bulu adalah mesin untuk memisahkan bulu yang telah bercampur dengan air (menyaring limbah bulu), sehingga saluran limbah tidak tersumbat oleh bulu.

Perebusan/scalder (Foto: Mulia Abadi Sarana)

Peralatan Eviscerating

Eviscerating adalah proses mengeluarkan organ dalam ayam seperti hati, ampela, empedu, usus dan jantung dengan cara membuat sayatan kecil pada kloaka ke arah tulang dada.

Eviscerating conveyor adalah rangkaian lintasan rel yang digunakan untuk menggantung ayam untuk proses eviserasi (mengeluarkan jeroan ayam). Sebelum proses eviserasi ayam ditampung dan digantung pada meja rehanging.

Proses eviserasi sendiri dilakukan di atas meja eviscerating. Setelah selesai proses eviserasi ayam dibersihkan menggunakan alat prewashing shower sehingga sisa kotoran dan darah bisa bersih maksimal.

Kemudian karkas ayam secara otomatis diturunkan ke chilling room menggunakan mesin carcass unloader.

Alat-alat Chilling Room

Chilling room adalah ruangan yang digunakan untuk mendinginkan ayam yang telah diproses dengan suhu tertentu bertujuan untuk mengawetkan sehingga ayam tidak mudah membusuk. Chilling room juga dilengkapi dengan alat-alat tersendiri.

Diantaranya screw chiller washer yang berfungsi membersihkan karkas ayam dari sisa-sisa kotoran setelah proses eviserasi. Kemudian setelah ayam bersih didinginkan dalam screw chiller cooler menggunakan air dingin maupun es.

Proses dilanjutkan menggunakan rotary drum untuk meminimalkan kandungan air (mentiriskan karkas) setelah proses di mesin screw chiller washer. Sehingga karkas yang nantinya dimasukkan ke dalam mesin pendingin tidak banyak mengandung air yang dapat memicu tumbuhnya mikroba.

Adapun meja pentiris yang berfungsi untuk menampung sekaligus mentiriskan air yang ada pada karkas. Sedangkan karkas gril adalah papan yang digunakan untuk mentiriskan karkas, bentuk permukaan atasnya berlubang-lubang, dimana lubang bergaris sejajar berguna untuk memudahkan proses pentirisan.

Alat Pelengkap RPA

RPA juga bisa dilengkapi peralatan tambahan tergantung pada produk yang hendak dihasilkan. Misalnya ingin menghasilkan karkas utuh, parting, fillet, ayam yang sudah dimarinasi dengan bumbu dan lain sebagainya.

Berikut beberapa contoh peralatan pelengkap RPA yakni meja grader, adalah meja yang digunakan untuk memisahkan karkas sesuai dengan bobotnya dengan cara ditimbang. Meja pemisah jeroan digunakan untuk memisahkan jeroan ayam per bagian-bagian seperti hati, ampela, usus dan jantung.

Kemudian meja packing digunakan untuk mengemas karkas yang sudah siap, untuk memudahkan bisa dengan bantuan alat corong packing. Meja boneless digunakan untuk memisahkan atau menghilangkan tulang pada ayam sehingga menghasilkan ayam boneless atau lebih dikenal dengan sebutan ayam fillet.

Meja dan mesin parting digunakan untuk memotong ayam, sehingga dihasilkan bagian-bagian ayam dalam potongan yang lebih kecil. Bak thawing digunakan untuk merendam dan mencairkan karkas yang telah dibekukan.

Mesin marinasi digunakan untuk mencampur bumbu dan ayam secara otomatis. Dilengkapi dengan sistem vakum, sehingga bumbu akan meresap dan merata di seluruh bagian. Mesin marinasi ini cocok untuk industri yang menjual produk ayam siap masak, ataupun untuk restoran yang ingin menjaga standar kualitas dan rasa masakannya.

Pembersih kaki/kulit juga terdapat untuk digunakan dalam membersihkan kaki ayam dari kulit dan kotoran lainnya.

Mini RPA

Untuk memenuhi kebutuhan industri rumahan yang lahannya terbatas atau industri yang baru mulai dengan modal minim, serta untuk pembelajaran dan praktikum di sekolah maupun universitas, Mulia Abadi Sarana juga menyediakan pembuatan mini RPA.

“Mini RPA ini memiliki kapasitas memotong 250-500 ekor per jam, sedangkan RPA biasa memiliki kapasitas 1000-4000 ekor per jam,” kata Entang Rukmana. “Kami menggunakan bahan stainless karena tidak berkarat sehingga aman untuk produk makanan.”

Menurut Entang, tata letak rangkaian peralatan RPA maupun mini RPA bisa disesuaikan dengan denah dari tempat yang ingin dipasang mesin RPA, selama ruangannya masih memungkinkan.

Entang juga berbagi tips merawat alat-alat RPA berdasarkan pengalaman perusahaannya berkecimpung di dunia RPA sejak 2015. “Selalu dibersihkan setelah pemakaian, serta dicek secara berkala baik kelistrikan maupun mesin dari bagian-bagian alat RPA itu sendiri. Sehingga akan diketahui mesin atau alat mana yang perlu diservis atau diganti akibat pemakaian,” tandasnya. (NDV)

KIPAS KANDANG AYAM BROILER & LAYER: PENGETAHUAN ESENSIAL

“Jadi begini, kalau secara pengertian antara exhaust fan, blower dan fan sendiri memiliki definisi yang berbeda-beda,” ujar GM Technical Grand Parents Stock-Poultry Specialist, PT Janu Putra Abadi, Sofin Faiz, saat diwawancara Infovet, Rabu (25/1) secara daring.

“Dan teman-teman bisa cari informasi mengenai definisi tersebut dari berbagai sumber. Namun, mari kita sederhanakan dan sesuaikan pengertian kita di dunia peternakan ayam.”

Blower fan pengertian sebenarnya adalah kipas tiup, biasa digunakan sebagai sirkulasi udara. Sifatnya positive pressure, mengalirkan udara dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Biasanya blower atau kipas tiup ini ditemukan di open house.

Sedangkan exhaust fan adalah kipas yang sifatnya mengisap. Menimbulkan tekanan negatif (negative pressure) di dalam kandang dan di luar kandang kipas tersebut menimbulkan positive pressure. Tekanan negative pressure di dalam kandang ayam tersebut akan menghasilkan angin dengan kecepatan tertentu.

“Namun di lapangan peternak biasanya menggunakan istilah blower dan exhaust fan untuk menyebut jenis yang sama,” tambah Sofin.

Fungsi Kipas Kandang Ayam

Kipas pada kandang berfungsi mencukupi kebutuhan udara segar bagi ayam yang dipelihara di dalam kandang semi closed house atau kandang closed house. Juga untuk mengeluarkan gas-gas beracun atau sisa metabolisme yang dihasilkan ayam di kandang.

Kemudian untuk menghasilkan angin pada kecepatan tertentu di dalam kandang ayam sehingga tercapai efek dingin (wind chill effect) pada ayam. Bertujuan menyamankan ayam, sehingga potensi genetiknya tercapai maksimal.

Jenis Kipas Untuk Kandang Ayam

Kipas blower biasanya digunakan untuk sirkulasi saja, kebanyakan dipakai pada open house broiler maupun layer.

Sedangkan exhaust fan atau kipas isap, digunakan untuk menimbulkan negative pressure di dalam kandang. Jenisnya biasanya dilihat dari ukuran. Ada yang berukuran 36, 50, 54 dan 72 inch. Beserta spek dinamonya, jenis-jenis tersebut akan menghasilkan kapasitas tertentu.

Selain itu, juga banyak variasi di cara kerja mesin exhaust fan. Ada yang on/off, ada pula yang variable fan (variable speed fan) dimana kipas terus berjalan, namun kecepatannya bisa berkurang atau bertambah menyesuaikan sensor lingkungan.

Sofin Faiz

Sofin Faiz juga berbagi pengetahuannya di Youtube dan Instagram

Penggunaan Exhaust dan Blowing Fan

“Kalau kandang masih open bisa dipakai blowing fan. Kalau kandang sudah menggunakan semi closed atau full closed house maka exhaust fan saja sudah cukup,” jelas Sofin.

Sofin juga menjelaskan penggunaan blowing fan sekaligus exhaust fan dalam satu kandang bisa dibilang tidak perlu. Jika ada peternak memiliki kandang semi closed house atau closed house, namun masih menggunakan blowing fan, menurutnya mereka harus menggunakan kipas yang kapasitasnya terstandar.

Untuk masa brooding, blowing fan mungkin masih bisa digunakan. Namun saat growing penggunaan kedua jenis kipas di dalam satu kandang justru tidak efisien. Karena masa growing yang dibutuhkan ayam adalah kecepatan angin.

Bagaimanakah Pengoperasian Kipas Yang Ideal?

Pengoperasian kipas tergantung pada beberapa hal. Pertama, kebutuhan ayam karena ayam per kg memiliki kebutuhan udara minimum dan maksimum, khususnya di saat masa brooding dan pada kandang yang menggunakan side-mode ventilation. Artjnya kebutuhan minimum ayam harus terpenuhi.

Kedua, tergantung pada ambience temperature/temperatur lingkungan di dalam kandang. Jadi, pengaturan kipas nyala dan mati bukanlah hal baku, wajib menyesuaikan dengan keadaan lingkungan. Pengoperasian di pegunungan dengan di tepi pantai tidak bisa disamakan.

Ketiga, tergantung controller apakah menggunakan manual atau otomatis. Jika manual biasanya hanya memiliki sedikit sensor, sehingga pekerja kandang harus selalu memperbarui set point suhu disesuaikan umur dan kebutuhan ayam, temperatur lingkungan dan wind chill effect. Peternak perlu membuat catatan khusus mengenai pengaturan set point di kandang mereka.

Sedangkan contoller otomatis, high end controller menggunakan banyak sensor, sehingga controller akan menyesuaikan penggunaan kipas blower/exhaust secara otomatis.

Perawatan Kipas Kandang Ayam

Pastikan tegangan listrik stabil, tidak mudah naik turun. Keamanan jaringan kabel harus diutamakan untuk menghindari korsleting. Bersihkan blower setelah panen, atau memang jika ditemukan banyak kotoran.

Kontrol dan ganti fan belt secara berkala. Cek pully-pully setelah dibersihkan, jika perlu ditambahkan pelumas. Jika ada blade bengkok atau rusak, lebih baik segera diganti, karena akan memberatkan kerja dinamo yang berefek pada biaya listrik naik.

Tips Memilih Kipas Kandang Ayam

Ketika membeli kipas pastikan ada keterangan kapasitas kipas yang jelas. Jika penjual tidak memilikinya, artinya mereka tidak mengetahui apa yang mereka jual. Sofin menjelasksan, “Efek jangka panjangnya nanti ke peternak sendiri jika tidak berfungsi dengan baik. Kapasitas kipas berkaitan dengan jumlah kipas yang dibutuhkan nantinya.”

Selain itu, pemilihan kipas perlu menyesuaikan kebutuhan kandang dari segi dimensi, populasi, suhu dan kelembapan area kandang.

Kenali bahan kipas, beberapa produsen membuat kipas dari full metal, sebagian lain full fiber dan ada yang kombinasi menggunakan fiber pada blade/baling-balingnya dan metal pada rangkanya.

Baling-baling fiber lebih ringan sehingga berpengaruh pada biaya penggunaan listrik yang lebih rendah. Namun jika ada benda asing masuk, baling-baling fiber akan mudah patah jadi harus mempunyai spare parts cadangan.

Sedangkan baling-baling dari besi lebih kokoh dan kuat. Jika ada benda asing yang masuk tidak mudah patah namun bisa membuat presisinya berkurang. Dari presisi yang berkurang akan membuat kerja dinamo semakin berat.

Ketahui juga produsen kipasnya, beberapa produsen kipas memiliki standardisasi kipas agriculture industry dunia, seperti Besslab dan sebagainya.

Ketahui berapa lama keawetannya, biasakan mencari informasi dan riset sebelum membeli kipas. Utamakan menggunakan kipas yang berkualitas, jangan mengutamakan harga murah.

“Sebagai peternak perlu mulai berpikir investasi, return of investment dari sistem yang dibeli, keawetannya bagaimana? Terkadang harga yang mahal, ternyata maintenance lebih murah dan lebih awet. Dibanding kipas yang murah tapi tjap beberapa periode sudah harus ganti,” pungkas Sofin. (NDV)

POTENSI VIRTUAL HERDING DAN VIRTUAL FENCE UNTUK TERNAK SAPI

Peternakan sapi yang digembalakan. (Foto: Istimewa)

Sejumlah penelitian dilakukan di Australia untuk mengetahui sejauh mana potensi penerapan virtual herding (penggembalaan secara virtual) terhadap ternak sapi. Salah satunya dilakukan oleh Dana Campbell dan timnya dari CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation).

Cara Kerja Virtual Herding
Untuk menerapkan virtual herding, Dana dan timnya memasang kalung GPS pada sapi-sapi yang ditempatkan di kandang paddock. Pada area kandang diatur garis pagar virtual (virtual fence) yang menciptakan zona inklusi di mana sapi dikehendaki berada dan zona eksklusi di mana sapi tidak boleh memasukinya.

Ketika sapi berada di zona inklusi mereka tidak menerima sinyal atau isyarat apapun dari perangkat. Ketika sapi mendekati garis pagar virtual, perangkat akan mengeluarkan nada peringatan audio yang diikuti oleh kejutan elektrik jika sapi terus bergerak maju.

Jika sapi terus menyeberang ke zona eksklusi, mereka masih akan menerima audio dan kejutan elektrik juga saat mereka terus bergerak lebih jauh ke dalam zona eksklusi. Namun, jika sapi berbalik untuk bergerak kembali ke arah zona inklusi, mereka tidak lagi menerima peringatan apapun.

Sistem tersebut melatih sapi untuk menanggapi peringatan audio sehingga mereka dapat menghindari menerima kejutan elektrik jika berhenti segera setelah mendengar peringatan audio tersebut.

“Kami melakukan serangkaian penelitian untuk memeriksa respons hewan terhadap pelanggaran pagar virtual dan melihat penerapan teknologi ini untuk dapat menggembalakan ternak,” kata Dana.

“Kami kemudian melakukan studi skala yang lebih besar untuk melihat respons kesejahteraan hewan jika kami memaparkannya ke pagar listrik standar versus pagar virtual. Kemudian menjajaki penerapan teknologi untuk membatasi hewan dari area yang sensitif atau terlarang untuk mereka.”

Respons Sapi Terhadap Pagar Virtual
Penelitian pertama dirancang untuk melihat bagaimana sapi merespons jika pagar virtual dipindahkan. Hal itu dengan pemahaman bahwa produsen atau peternak mungkin ingin membuat pagar sementara untuk sapinya.

Paddock dipasang dan sapi diberi akses penuh ke seluruh paddock pada awalnya sehingga mereka dapat terbiasa dengan area tersebut. Kemudian satu garis pagar virtual dibuat yang memungkinkan sapi hanya memilik akses ke 40% area paddock. Sapi-sapi tersebut dilatih untuk mengenali sinyal peringatan pagar virtual selama sekitar satu minggu.

Kemudian garis pagar digeser sehingga sapi memiliki akses ke 60% area dan digeser lagi sehingga sapi bisa mengakses 80% area paddock. Selanjutnya garis pagar sedikit diubah menjadi memanjang di sepanjang paddock untuk melihat seberapa baik sapi benar-benar merespons sinyal peringatan.

Hasilnya sapi tetap berada di zona inklusi. Tapi ketika pagar virtual digeser sehingga zona inklusi lebih luas, mereka hanya dalam waktu empat jam untuk mengetahuinya dan bergerak ke zona yang semula eksklusi.

Virtual Herding
Dana menuturkan, “Studi berikutnya yang kami lakukan adalah melihat penerapan teknologi ini untuk dapat menggembalakan sapi dalam jarak dekat. Kami menggunakan gadget untuk berkomunikasi dengan perangkat yang terpasang pada sapi dan paddock serta untuk mengatur pagar virtual.”

Beberapa jenis desain pagar dicoba pada beberapa kelompok sapi dengan protokol yang sama. Pada hari pertama sapi ditempatkan di paddock. Hanya GPS yang diaktifkan dan pagar virtual tidak dipasang.

Kemudian setelah sapi terbiasa dengan paddock pada hari ketiga pagar virtual diaktifkan. Di hari keenam sapi digiring ke salah satu sisi paddock dan pada hari ketujuh digiring ke arah yang berlawanan.

“Kami menemukan bahwa jenis pagar virtual yang paling berhasil adalah back fence. Jadi saat hewan bergerak kami mengaktifkan pagar di belakang mereka dan kami menggesernya saat hewan terus bergerak,” jelas Dana.

Back fence didesain agar sapi tidak bisa berputar balik. Tidak ada peringatan yang diberikan selama sapi bergerak ke arah yang diinginkan. Tapi jika mereka berbalik dan mencoba bergerak kembali maka mereka akan menabrak garis pagar virtual dan mendapatkan peringatan.

Dengan back fence sapi bisa digiring sepanjang 300 m dalam waktu kurang dari 20 menit. Hal ini relatif, tergantung dari kecepatan sapi dalam bergerak. Saat digiring sapi sebagian besar tetap bersatu sebagai satu kelompok dan tidak ditemukan adanya sinyal stres pada mereka.

Dampak Terhadap Animal Welfare
Penelitian ketiga dilakukan bertujuan untuk benar-benar memahami apakah teknologi pagar virtual memiliki dampak terhadap animal welfare dan bagaimana perbandingannya dengan pagar listrik yang sudah digunakan secara luas.

Sapi yang digunakan dalam penelitian selain dipasangi kalung GPS juga dipasangi alat IceQube untuk merekam profil perilaku sapi. Kemudian sapi dicatat berat badan awalnya. Setelah diberikan waktu seminggu untuk menyesuaikan diri dengan paddock, sapi diambil sampel tinjanya untuk memeriksa metabolit hormon stresnya.

Kemudian pada kelompok yang berbeda pagar virtual dan pagar listrik diaktifkan. Zona inklusi yang diberikan seluas enam hektare. Selama masa penelitian dilakukan pengukuran berat badan dan pengambilan sampel tinja mingguan. Tidak ada perbedaan besar antara sapi yang diberi pagar listrik dengan pagar virtual.

 “Kami menemukan sapi yang terpapar pagar virtual menunjukkan waktu berbaring yang sedikit lebih rendah setara dengan kurang dari 20 menit per hari. Kami tidak yakin apakah itu mungkin memiliki implikasi lain dalam jangka panjang atau apakah 20 menit itu relevan secara biologis untuk sapi atau tidak,” kata Dana.

Disimpulkan bahwa perilaku dan fisiologis animal welfare menunjukkan perbedaan minimal antara pagar listrik dan pagar virtual.

Mencegah Sapi Memasuki Area Terlarang
Penelitian terakhir yang dilakukan adalah melihat penerapan teknologi virtual herding untuk mencegah sapi memasuki area sensitif atau terlarang. Ini berguna jika peternak memiliki area yang tidak mudah dipagari atau area yang mungkin diinginkan memasang pagar sementara.

Uji coba pertama adalah zona riparian komersial dilakukan di peternakan komersial di New South Wales. Pagar virtual dibuat selama sekitar 10 hari. Ada satu titik dimana empat ekor sapi menyeberang ke zona eksklusi selama sekitar 30 menit sebelum teknologi virtual herding membalikkan dan menggiring mereka ke kawanannya.

Ketika pagar virtual dinonaktifkan, sapi-sapi mengakses lebih banyak area daripada sebelumnya. Terjadi sangat cepat yaitu hanya beberapa jam setelah pagar virtual dinonaktifkan.

Teknologi virtual herding juga bisa menjauhkan sapi dari area pohon atau tanaman muda yang sedang beregenerasi. Uji coba yang dilakukan di Australia Selatan menunjukkan sapi tetap berada di dalam zona inklusi untuk sebagian besar waktu.

“Teknologi virtual herding bekerja di banyak situasi yang berbeda, tetapi tentu saja ada lebih banyak aplikasi yang dapat kami coba untuk benar-benar memahami dimana teknologi dapat diterapkan. Kami belum menemukan dampak kesejahteraan hewan yang besar saat ini berdasarkan langkah-langkah yang telah kami gunakan,” tukasnya. (NDV)

KANDANG OTOMATIS UNTUK BROILER DAN LAYER

(Foto: Istimewa)

Fitur menonjol yang dimiliki kandang ayam otomatis adalah efisiensi kerja. Beberapa pekerjaan dikerjakan oleh mesin secara otomatis sehingga menghemat waktu dan tenaga kerja. Namun selain itu, menurut Andy dari Retech Farming, China, ada beberapa aspek yang dipertimbangkan ketika memilih kandang otomatis untuk broiler maupun layer.

Pertama adalah apakah kandang tersebut bisa memenuhi kebutuhan. Misalnya jika menginginkan pembersihan manur bisa dilakukan secara otomatis, cepat dan benar-benar bersih. Maka kandang harus mempunyai fitur yang mampu melakukan hal tersebut.

Kedua adalah apakah kandang otomatis tersebut bisa meningkatkan produktivitas. Maka sebaiknya jika memungkinkan selain dari produsen juga mencari informasi ke peternakan yang sudah menggunakan alat tersebut. Juga mempelajari fitur-fitur kandang apakah sekiranya manfaat dari fitur tersebut bisa meningkatkan produktivitas.

Ketiga adalah harga dan daya tahan kandang. Apakah harganya terlalu mahal untuk sebuah investasi. Berapa tahun kandang tersebut bisa beroperasi dengan baik, apakah ada garansi dan bagaimana maintenance-nya.

Keempat adalah apakah kandang sesuai dengan desain farm yang dimiliki. Produsen yang baik tidak hanya menjual peralatan, tapi juga mempunyai pengetahuan memadai dan mampu memberi saran bagaimana kandang otomatis bisa memberikan hasil maksimal sesuai dengan desain farm yang ada.

Kandang Broiler Otomatis Tipe H
Kandang ini berbentuk seperti huruf H, karena itu umum disebut sebagai kandang tipe H, dengan fungsi pemberian pakan dan air minum otomatis, pengontrolan manur otomatis dan pemanenan ayam otomatis.

Sistem air minumnya memiliki 12 nipple, dengan enam nipple di setiap sisi kandang. Pipa jalur air dapat dinaik-turunkan sesuai tinggi ayam di umur yang berbeda-beda.

Setiap kandang memiliki dua feeding pan (tempat pakan). Dilengkapi dengan dispenser pakan, dari dispenser ini pakan akan dialirkan dan masuk ke dalam masing-masing tempat pakan.

Sistem pengontrolan manur otomatis membuat kotoran ayam bisa dibersihkan lebih efisien dan lebih sering. Terdapat belt dengan material plastik PP sebagai tempat menampung manur, yang dapat menggerakkan manur ke ujung kandang untuk ditampung. Vertikal dan horizontal belt bekerja bersama, dilengkapi dengan empat scraper sehingga manur dapat dibersihkan dengan tuntas. Manur akan bisa dikeluarkan dari kandang dengan cepat.

Ketika ayam sudah siap dipanen alas kandang akan ditarik keluar sehingga ayam akan jatuh pada belt. Kemudian belt akan membawa ayam ke ujung kandang lalu ditampung. Seterusnya dibawa ke catching platform di mana para pekerja akan mengambil ayam dari platform.

Pemanenan ini berlangsung efisien dan pekerja tidak perlu masuk ke dalam kandang. Kemampuan panennya bisa sampai sekitar 6.000 ekor/jam.

Kandang tipe H ini bertingkat, setiap kandang di setiap tingkat umumnya bisa menampung 100 ekor lebih ayam. Namun hal itu juga tergantung pada target berat panen. Misalnya berat panen yang ditargetkan 2 kg tentu jumlah ayam per kandang akan lebih sedikit dibanding dengan berat panen 1,2 kg.

Pengaturan kepadatan penting agar ayam tetap mempunyai ruang gerak yang cukup, namun tidak menjadikan mereka terlalu banyak beraktivitas. Ayam yang aktivitasnya berlebihan akan makan lebih banyak sehingga cost pakan lebih tinggi.

Alas kandang juga mempunyai batas maksimum berapa kilogram berat yang bisa ditahan dengan baik. Sehingga mengatur kepadatan sesuai target berat panen sangatlah penting.

Kandang Layer Otomatis Tipe H
Bentuknya sama dengan kandang tipe H untuk broiler. Perbedaannya kandang layer tipe H ini memiliki penampung pakan yang berfungsi juga sebagai troli pakan. Dari silo pakan akan dimasukkan ke penampung, kemudian penampung berjalan menebar pakan di tempat pakan.

Desain tempat pakan dibuat melebar di atasnya sehingga ayam lebih mudah makan dan mencegah pakan berceceran. Setelah ayam selesai makan, feeding collector akan bekerja mengumpulkan sisa pakan, dimasukkan kembali ke penampung agar bisa digunakan lagi.

Sistem air minumnya menggunakan dua pipa untuk memudahkan ayam. Juga jika salah satu pipa air bermasalah maka pipa yang satunya masih bisa bekerja agar ayam tidak kekurangan minum. Kandang disekat namun memiliki semacam sharing window, sehingga ayam bisa mengakses nipple air minum yang sama.

Layer memproduksi telur maka kandang juga dilengkapi dengan alat egg collector. Telur digerakkan oleh belt ke ujung kandang di mana terdapat elevator, berupa semacam rak bertingkat yang bisa berputar. Dari elevator telur dimasukkan ke dalam collecting station sehingga pekerja kandang bisa dengan mudah mengambil telur.

Untuk peternakan besar, masing-masing kandang layer tipe H bisa dihubungkan ke satu central egg collector, sehingga semua telur dari semua kandang akan berkumpul.

Pembersihan manur tidak jauh berbeda dengan kandang otomatis broiler tipe H. Belt penampung manur akan berjalan dan mengumpulkan manur di ujung kandang. Belt yang baik dalam kondisi normal akan bisa terus dipakai setidaknya selama delapan tahun.

Alas kandang didesain dengan kemiringan yang tepat, sekitar 8°. Karena jika terlalu miring ayam akan kesulitan berdiri, jika terlalu datar telur akan sulit untuk bergulir masuk ke belt penampung.

Kandang layer otomatis tipe H ini cocok digunakan pada peternakan dengan populasi tinggi, sekitar 30.000 ke atas. Untuk populasi sedang atau kecil direkomendasikan menggunakan kandang tipe A.

Kandang Layer Otomatis Tipe A
Kandang ini berbentuk seperti huruf A. Feeding system, drinking system dan egg collecting tidak jauh berbeda dengan kandang layer tipe H. Namun pengontrolan manurnya berbeda.

Terdapat deflector untuk mencegah manur jatuh pada ayam yang berada pada kandang di tingkat bawah. Juga untuk memastikan semua manur jatuh ke bawah kandang sehingga mudah dibersihkan. Pembersihan manur bisa dengan menggunakan belt berjalan. Opsi lainnya manur ditampung lalu dibersihkan menggunakan scraper.

Kelebihan kandang layer tipe A adalah fleksibilitasnya. Bisa dibuat beroperasi secara manual, semi otomatis, atau full otomatis. Pengoperasian manual berarti segala fungsi otomatis ditiadakan, termasuk belt pada sistem manur bisa dilepas. Bisa dioperasikan benar-benar manual, hanya kandang saja, yang tidak memerlukan tenaga listrik.

Untuk semi otomatis hanya sebagian fungsi otomatis yang dipasang misalnya hanya egg collecting atau hanya feeding system, sehingga lebih hemat biaya listrik. Sedangkan full otomatis membutuhkan listrik yang lebih besar dan disarankan agar di-support dengan generator sebagai cadangan sumber listrik. (NDV)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer