Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini DOC | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PERTIMBANGAN MEMILIH TEMPAT MINUM AYAM

Tempat minum DOC “Baby Drinker”. (Foto: Dok. Darmawan)

Pilihan tempat minum ayam yang berkualitas, membantu meningkatkan kualitas hidup ayam-ayam yang dipelihara. Aspek apa saja yang menjadi pertimbangan dalam memilih tempat minum?

Technical LE, PT Agrinusa Jaya Santosa, Darmawan S. R., menyebutkan lima pertimbangan dalam memilih tempat minum bagi ayam sebagai berikut:
 
1. Kemudahan ayam untuk minum
2. Tempat minum ayam hendaknya terbuat dari bahan yang tidak beracun, tidak bereaksi dengan bahan kimia dan tidak mudah pecah
3. Kemudahan instalasi pemasangan, perawatan dan pembersihan
4. Warna yang menarik untuk ayam
5. Biaya investasi 

Ketika datang ke toko peternakan, bisa ditemui berbagai jenis dan bentuk tempat minum ayam. Mulai dari bentuk bell drinker, PVC atau talang air, galon dan nipple. Dari berbagai bentuk tersebut ada yang sistem manual, semi-otomatis dan otomatis.

Menurut Darmawan, penggolongan tempat minum ayam terbagi menjadi dua sistem, yaitu terbuka dan tertutup.

“Sistem air minum terbuka adalah air minum tersedia di tempat/wadah terbuka, sedangkan sistem air minum tertutup adalah air berada di dalam pipa dan hanya mengalir jika dibutuhkan,” terang Darmawan kepada Infovet, Kamis (10/9).

Adapun kelebihan dan kekurangan dari sistem air minum terbuka dan sistem air minum tertutup, berikut uraiannya:

A. Sistem Terbuka
• Tempat Minum Manual
- Kelebihan: Biaya investasi murah. Kemudian instalasi, perawatan dan pembersihan sangat mudah. Jika terjadi biofilm mudah dibersihkan dengan hanya mencucinya.
- Kekurangan: Ketersediaan air terbatas, peternak harus mengisi ulang secara manual. Mudah terpapar kotoran (misal sekam, feses), serta air mudah tumpah jika tertabrak ayam.

• Semi otomatis (Tempat minum otomatis-bell drinker)
- Kelebihan: Ketersediaan air minum selalu ada. Air tidak mudah tumpah jika tertabrak ayam, karena ada pemberat berupa air di dalam ballast bottle.
- Kekurangan: Mudah terpapar kotoran (sekam, feses). Instalasi membutuhkan pipa PVC. Mudah terbentuk biofilm di PVC, butuh tekanan air besar untuk membersihkan. Kemudian perawatan automatic mechanism harus berkala dan jika terlewat akan terjadi sumbatan yang menyebabkan kebocoran.

B. Sistem Tertutup
Nipple drinker
- Kelebihan: Ketersediaan air minum selalu ada, serta tidak mudah kotor. Perawatan dan pembersihan mudah.
- Kekurangan: Biaya investasi paling mahal. Instalasi membutuhkan keahlian khusus. Lalu, setting ketinggian nipple harus diperhatikan, tidak boleh terlambat dinaikkan. Selain itu kelurusan pipa nipple merupakan hal mutlak, jika tidak lurus akan mudah terjadi jebakan udara di dalam pipa.

Penyumbatan (Biofilm)
Lebih lanjut dijelaskan Darmawan, penggunaan sistem air minum nipple drinker perlu diperhatikan perawatan saluran pipa agar tidak mengalami penyumbatan (biofilm). Langkah pencegahan penyumbatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan filter air.

Upaya berikutnya, saat pemberian obat/vitamin menggunakan medicator (watering systems) jalur pipa minum dengan memperhitungkan dosis dan kebutuhan air minum, diharapkan tidak ada sisa obat maupun vitamin sebagai penyebab utama timbulnya biofilm.

Selesai pemberian obat/vitamin segera dilakukan flushing (pencucian) dengan air bertekanan tinggi. Selama flushing wajib memposisikan “flush” di regulator air.

Instalasi
Mengikuti perkembangan kondisi peternakan saat ini, terjadi pergeseran penggunaan sistem air minum terbuka ke sistem air minum tertutup. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam instalasi tempat minum, diantaranya:

• Ketinggian minimal water torn ke line nipple/regulator air minimal 3 meter
• Ketinggian nipple disesuaikan ketinggian ayam, diposisikan ayam mendongak
• Atur tekanan air dari regulator (lihat ketinggian bola di dalam end line di ujung pipa nipple):
- Hari 0-minggu pertama setinggi 5 cm
- Minggu kedua setinggi 9 cm
- Minggu keempat setinggi 14 cm
- Minggu keenam setinggi 20 cm

Instalasi tempat minum ayam sesuai umurnya. (Foto: Dok. Darmawan)

• Untuk DOC di masa brooding biasanya selain menggunakan nipple juga dibantu penggunaan tempat minum manual, dikarenakan luasan brooding area lebih sempit menyebabkan jumlah nipple tidak sepadan dengan ratio kebutuhan minum ayam. Selain itu bisa juga dengan menggunakan “Baby Drinker” sebagai pengganti tempat minum manual. Jika tempat minum manual ada kerepotan dalam penyediaan air minum dan pembersihan Baby Drinker jauh lebih mudah. Dimana penyediaan air minum menggunakan nipple dengan kombinasi talang.
• Saat masa brooding juga penting diperhatikan suhu air minum yang ada di dalam pipa. Karena pipa terpapar panas dari heater dan menyebabkan air minum menjadi hangat. Air yang hangat akan menurunkan tingkat konsumsi minum. Jaga suhu air minum di 24 °C dengan cara flushing secara berkala. (NDV)

WASBITNAK, KONTROL DAN AWASI BIBIT UNGGAS BERMUTU BAIK

Pengawasan terhadap aspek produksi dilakukan secara preventif dan represif. (Foto: Humas PKH)

Untuk menghasilkan ayam yang baik berawal dari bibit (day old chick/DOC) yang bermutu. Pengawasan dan pengontrolannya pun terus dilakukan pemerintah melalui program Pengawas Bibit Ternak (Wasbitnak). Hal itu juga dilakukan karena jumlah sumber pembibitan yang cukup banyak dan tersebar di seluruh Indonesia.

“Wasbintak diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan benih dan bibit ternak,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, Rabu (8/7/2020).

Dijelaskan, Wasbintak terdiri atas pengawas bibit ternak pusat, pengawas bibit ternak provinsi dan pengawas bibit ternak kabupaten/kota. Ia juga memastikan proses pengawasan tetap sesuai dengan amanat undang-undang.

Sesuai amanat Pasal 13 ayat (6), (7) dan (8) Undang-Undang No. 41/2014 junto Undang-Undang No. 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Pasal 59 dan Peraturan Pemerintah No. 48/2011 tentang Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak dalam pengawasan peredaran benih dan bibit ternak dibutuhkan petugas pengawas bibit ternak yang kompeten, profesional dan berdaya saing.

Ketut menerangkan, dalam Permentan No. 32/2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi, juga disebutkan pada Pasal 13 ayat (1) setiap benih atau bibit yang beredar wajib memiliki sertifikat yang dikeluarkan lembaga sertifikasi yang terkadreditasi atau ditunjuk oleh menteri.

Sementara dalam Permentan No. 42/2014 tentang Pengawasan Produksi dan Peredaran Benih dan Bibit Ternak, pada Pasal 5 dikatakan, pengawasan benih atau bibit harus dilakukan mulai dari proses produksi sampai dengan hasil produksi.

“Pelanggaran terhadap mutu produk yang beredar akan diberikan sanksi sesuai aturan yang belaku, mulai teguran tertulis, penghentian produksi sampai pencabutan izin usaha,” tegas Ketut.

Sementara Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH, Sugiono, mengungkapkan bahwa pada Juni dan Juli 2020, sudah menugaskan Wasbintak kepada sekitar 20 perusahaan pembibitan ayam ras. Ia memastikan pengawasan terhadap aspek produksi dilakukan secara preventif dan represif.

Pengawasan preventif dilakukan dengan melihat kesesuaian proses produksi dalam menerapkan cara pembibitan yang baik sesuai pedoman pembibitan ayam ras yang baik dan pedoman penetasan yang baik, serta kesesuaian hasil produksi benih atau bibit sesuai SNI. Sementara, pengawasan represif dilakukan apabila diduga terjadi penyimpangan persyaratan mutu bibit DOC.

“Pengawasan aspek peredaran dilakukan di pos-pos lalu lintas ternak. Kemudian pengawasan kelengkapan dokumen, diantaranya rekomendasi lalu lintas ternak, surat keterangan kesehatan hewan, sertifikat LSPro (Lembaga Sertifikasi Produk) benih atau bibit dan kesesuaian kemasan menurut jenis. Lalu kesesuaian alat angkut, kesesuaian kondisi fisik sesuai SNI atau PTM, serta kesesuaian label,” imbuh Sugiono. 

Diketahui, pelaksanaan pengawasan ini dilalukan secara berkala setiap enam bulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

“Diharapkan produsen bibit akan selalu menghasilkan DOC yang bermutu, sehingga peternak mendapatkan keuntungan dalam usahanya, serta tentunya produk ayam potong terjamin sampai di tangan masyarakat,” pungkasnya. (INF)

GOPAN IMBAU STAKEHOLDER PERUNGGASAN TURUNKAN HARGA DOC FS


GOPAN berharap harga DOC FS tak lebih dari Rp 5.000 (Foto: poultryscience.in)

Naiknya harga DOC (Day Old Chick) pada level tertinggi Rp. 6.000 – Rp. 6.500 ditengah ketidakpastian harga ayam hidup pada saat periode panen berikutnya, Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) mengimbau kepada stakeholder perunggasan untuk mengambil sikap.

GOPAN melayangkan surat permohonan penurunan harga DOC FS (final stock) kepada perusahaan perunggasan dan Gabungan Perusahaan Perbibitan Unggas (GPPU).

Dalam surat resmi bertanda tangan Ketua GOPAN Herry Dermawan, Selasa (2/6/2020), GOPAN berharap GPPU mengimbau kepada anggotanya agar harga DOC FS tidak lebih dari Rp 5.000 sebagai bentuk empati dan mendukung keberlangsungan usaha peternak mandiri.

“Empati penuruan harga DOC FS ini kami harapkan juga selalu diikuti dengan kualitas DOC FS yang berkualitas dan ketersedian yang cukup bagi peternak mandiri sesuai dengan kebijakan pemerintah yang berlaku,” sebut isi surat resminya.

Sekretaris Jenderal GOPAN, Sugeng Wahyudi dihubungi Infovet, Rabu (3/6/2020) menyatakan pihaknya berharap surat permohonan tersebut segera mendapat feed back positif dari para stakeholder.

Sugeng Wahyudi

Sugeng mengemukakan harga DOC naik bersamaan dengan harga ayam, sangatlah memberatkan. Jika harga DOC mahal, bukan saja rasa was-was peternak yang belum terjamin bagus atau tidaknya di situasi pandemi saat ini.

Imbuh Sugeng selain was-was, apabila kondisi ini masih berlangsung tentunya menjadi pukulan kerugian yang besar karena terjadi sedari Januari hingga April 2020.

“Mohon turunkan harga DOC agar kandang-kandang rakyat bisa terisi dan kelangsungan budidaya ayam tidak terhenti,” pungkasnya. (NDV)



UPAYA TEKNIS MANAJEMEN STRES PADA BROILER MODERN DALAM PERSPEKTIF KONSEP MILEU

Pada saat lingkungan di sekitar ayam mengalami perubahan yang ekstrem, tidak jarang ayam akan terganggu kenyamanannya. (Sumber: Istimewa)

Secara sadar atau tidak, ayam yang dipelihara mau tidak mau, suka tidak suka, harus selalu berinteraksi dengan berbagai macam mikroorganisme di sekelilingnya (bahkan di dalam tubuhnya sendiri) dan berada dalam suatu lingkungan tertentu pada waktu yang sama. dengan kata lain, ayam dan mikroorganisme tersebut hidup dalam lingkungan yang sama, dimana ketika ada perubahan yang terjadi pada lingkungan tertentu maka akan berpengaruh pula terhadap keduanya.

Pada saat lingkungan di sekitar ayam mengalami perubahan yang ekstrem, tidak jarang ayam akan terganggu kenyamanannya (stres dengan berbagai derajad variasi keparahan). Di sisi lain mikroorganisme pada kondisi itu mempunyai peluang yang lebih besar untuk melakukan invasi dan menyebabkan gejala sakit.

Dengan kondisi tersebut, sebagai praktisi lapangan dituntut memahami bagaimana interaksi yang terlibat di dalamnya. Melalui konsep mileu, tahapan analisa dalam melacak faktor pemicu utama sekaligus menghubungkan dengan faktor ikutan terkait dengan tata laksana manajemen akan lebih terarah, lebih menyeluruh (holistik) dan lebih sistimatik. Sehingga upaya untuk meminimalisir dampak negatif yang akan muncul bisa lebih tepat sasaran.

Konsep Mileu
Mileu adalah suatu situasi, kondisi dan realita yang terjadi di sekeliling lingkungan ayam yang bersifat dinamis (berubah dari waktu ke waktu). Situasi, kondisi dan realita tersebut tidak hanya dalam satu pen (sekatan) dalam satu kandang saja, namun juga bisa dalam skala yang lebih besar berupa flock tertentu, farm tertentu bahkan area atau daerah tertentu. Dalam skala tertentu bisa sama-sama dipahami bahwa satu sekatan mempunyai mileu yang berbeda dengan sekatan lain, begitu pula mileu antar kandang, kemudian mileu di sekitar pegunungan/dataran tinggi berbeda dengan yang ada di sekitar pantai, bahkan dalam cakupan yang lebih luas bahwa mileu ayam di negara tropis bisa berbeda dengan mileu ayam di negara sub tropis.

Komponen Mileu
Untuk memahami lebih jauh tentang konsep mileu, ada beberapa hal yang harus ditelaah lebih rinci, yaitu komponen mileu. Secara garis besar ada tiga komponen yaitu: 

1. Komponen fisik. Komponen ini terdiri dari semua faktor yang ada di sekitar lingkungan ayam yang secara fisik sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kenyamanan ayam, diantaranya suhu/temperatur lingkungan, kelembapan lingkungan, kecepatan angin, static pressure pada kandang sistem tertutup, konsentrasi debu, perlakuan-perlakuan fisik tertentu seperti penerimaan DOC, penyebaran DOC di area brooding, pelaksanaan vaksinasi dan lain sebagainya.

2. Komponen kimia. Semua hal terkait dengan unsur kimiawi yang ada di sekitar lingkungan ayam sangat berdampak terhadap kenyamanan ayam, diantaranya konsentrasi NH3 (amonia), CO2 (karbon dioksida), O2 (oksigen), CH4 (gas metan), CO (karbon monoksida), Formalin dan lain-lain. Termasuk di dalamnya adalah pestisida di sekitar kandang yang ada di area persawahan.

3. Komponen biologis. Komponen ini terdiri dari... (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Mei 2020)

Eko Prasetio, DVM
Private Broiler Commercial Farm Consultant

KUNCI KURANGI KEMATIAN AYAM SAAT TRANSPORTASI

Transportasi unggas yang baik juga menjadi kunci penting untuk mengurangi kematian. (Sumber: Istimewa)

Dalam usaha peternakan ayam broiler, layer, maupun breeder, peternak pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk  memperoleh keuntungan (profit). Kendati demikian, ada saja hal-hal yang bisa memangkas pendapatan peternak selain masalah penyakit, manajemen pemeliharaan dan lain sebagainya, salah satu adalah kematian ayam saat transportasi dari kandang menuju tempat pemasaran, atau pemindahan ke Rumah Pemotongan Ayam (RPA). Semakin jauh jarak yang ditempuh dan semakin banyak muatan yang dibawa, maka semakin besar resiko kematian ayam terjadi.

Hal ini terutama disebabkan ayam mudah terkena stres panas karena ayam adalah ternak yang tidak memiliki kelenjar keringat untuk mengatur stabilitas suhu tubuhnya. Ayam menstabilkan suhu tubuhnya melalui sistem termoregulasi, yaitu meningkatkan detak jantung, meningkatkan pernapasan, membuka sayap dan konsumsi air minum. Oleh karena itu, peternak sebagai pemilik dan pelaku transportasi ayam perlu peka terhadap masalah tersebut bila ingin meminimalisir angka kematian saat pengangkutan.

Transportasi DOC
Anak ayam umur sehari (day old chick/DOC) adalah makhluk yang sangat rentan, dimana secara alamiah memerlukan perlindungan dan kehangatan sang induk dan terbebas dari suhu panas yang mencekam maupun suhu dingin yang berlebihan, disamping resiko gangguan jenis hewan lainnya. Maka peternak perlu mencari solusi mengatasi ketiga permasalahan tersebut selama dalam pengelolaannya termasuk saat transportasi, yaitu:

1. Penyediaan boks DOC khusus yang terbuat dari bahan kardus, memiliki lubang ventilasi cukup di kiri-kanan, depan-belakang dan penutup boks dan memberi alas berupa potongan kertas sebagai saat terjadi guncangan atau terjadi kemiringan. Juga dinding boks dibuat agak miring agar pada saat ditempatkan berdampingan dengan yang lain tidak saling menutupi lubang ventilasi.

2. Kapasitas pengisian DOC, harus mengikuti standar internasional yang ditentukan, yaitu 100-102 ekor/boks.

3. Mengatur peletakan sementara boks DOC sebelum transportasi, yaitu boks disusun berkelompok dengan jumlah dan tinggi tertentu di ruang yang sejuk (ruang berkipas angin/AC), sehingga memudahkan penghitungan jumlah boks dan memberi kenyamanan pada DOC.

4. Fasilitas kendaraan pengangkut DOC, ada dua macam kendaraan pengangkutan DOC, yaitu kendaraan boks tertutup rapat tetapi dilengkapi kipas angin/AC untuk transportasi jarak jauh (luar kota) dan kendaraan yang baknya memiliki atap tetapi disamping kiri, kanan, depan dan belakang sebagian berdinding kawat dilengkapi tirai/terpal untuk mencegah percikan hujan pada transportasi jarak dekat.

5. Sanitasi kendaraan, kebersihan kendaraaan pengangangkut DOC sangat penting diperhatikan dengan cara pencucian, sanitasi atau fumigasi sebalum kendaraan dioperasikan, mengingat rawan kontaminasi kuman/bibit penyakit karena kendaraan sering berhubungan dengan dunia luar farm/peternakan.

6. Kehati-hatian saat pengangkutan, dalam arti kendaraan diusahakan seminimal mungkin berhenti selama melakukan perjalanan (kendaraan harus langsung menuju tempat tujuan) terutama bagi kendaraan yang tidak dilengkapi kipas angin/AC.

7. Jangan memberikan pakan/minum sebelum transportasi, hal ini karena DOC selama 2x24 jam tahan tidak makan/minum karena memiliki egg yolk sebagian cadangan makanan/minum. Oleh karena itu diusahakan DOC sampai di tempat tujuan dalam tenggang waktu 2x24 jam dan bila melebihi harus diberi pakan/minum di perjalanan. Bila DOC selanjutnya diangkut menggunakan pesawat terbang atau kapal laut, tetap kondisi penyimpanan baik di bandara, bagasi pesawat, maupun pelabuhan, diusahakan berada di ruang khusus berkipas angin/AC (suhu berkisar 20 °C).

8. Kehati-hatian saat bongkar-muat, dimana selama berlangsungnya bongkar muat jangan sampai boks DOC tertindih dan rusak, juga jangan diperlakukan secara kasar (dilempar).

Transportasi Ayam Remaja/Dewasa
Caranya sedikit berbeda dengan transportasi DOC, namun beberapa hal perlakuannya sama. Pengangkutan ayam remaja/dewasa perlu memenuhi beberapa faktor agar dapat menekan tingkat kematian, diantaranya:

1. Pilihan waktu transportasi, sebaiknya dipilih pada menjelang pagi (subuh) atau malam hari dengan pertimbangan bahwa pada kedua waktu itu udara sejuk/dingin dan jalan masih lengang (terhindar dari kemacetan), karena ayam besar sangat rentan terhadap stres panas. Namun bila terpaksa harus diangkut siang hari sebaiknya dengan kendaraan berkipas angin/AC atau truk bak terbuka.

2. Gunakan keranjang ayam plastik/bambu ukuran besar (kapasitas 15-20 ekor) atau kecil (kapasitas 12-15 ekor) dengan asumsi berat ayam 1,0-1,2 kg/ekor). Pengisian ayam jangan melebihi standar masing-masing keranjang tersebut agar terhindar dari hal buruk.

3. Jangan memberikan pakan penuh selama 8-12 jam sebelum transportasi, agar tidak banyak pakan mubazir terbuang, disamping agar dalam perjalanan tidak banyak feses yang keluar, tetapi boleh memberikan air minum bervitamin anti-stres.

4. Jangan berikan antibiotik minimal 2-10 hari sebelum transportasi, agar organ tubuh tidak terpacu menjadi berat hingga ayam tidak tahan terhadap stres fisik selama perjalanan.

5. Atur keranjang ayam pada truk pengangkut sedemikian rupa, agar ventilasi udara tetap mencukupi, dan bila diangkut siang hari berikan ranting berdaun di keranjang paling atas untuk memberikan keteduhan dan kesejukan bagi ayam.

6. Keranjang dan kendaraan transportasi harus bersih dan steril, dalam arti sebelum dan sesudah digunakan harus dicuci, disanitasi atau difumigasi untuk memotong siklus kuman penyakit yang kemungkinan terbawa dari peternakan ayam lain atau terkontamunasi selama transportasi.

7. Kendaraan tidak berhenti/istirahat di tengah jalan agar ayam tidak banyak mati. Kemudian proses bongkar muat ayam dilakukan tidak kasar, agar ayam tidak cacat (patah kaki/patah sayap) atau stres dan kemudian mati.

8. Catatan jumlah ayam di surat jalan dan di keranjang harus sesuai, ini untuk menjaga kepercayaan pemberi tugas transportasi ayam (pemilik peternakan) kepada pengendara dan petugas pengawalan ayam yang diangkut. Bila terjadi kehilangan ayam dalam jumlah tertentu harus ada sanksi.

Demikianlah mengenai kunci mengurangi resiko kematian ayam saat transportasi, semoga bermanfaat bagi semua pelaku yang terlibat. ***

Ir Sjamsirul Alam
Praktisi perunggasan, alumni Fapet Unpad

BROODING MANAGEMENT, SUHU DAN KELEMBAPAN

Dengan brooding yang benar anak ayam akan merasa nyaman dan ini akan mendorong anak ayam untuk mengonsumsi pakan awal yang optimal untuk pertumbuhan. (Foto: Infovet/Ridwan)

Secara sederhana periode brooding didefinisikan sebagai masa pemeliharaan anak ayam ketika indukan buatan diperlukan untuk menjaga kenyamanan anak ayam. Periode brooding adalah periode transisi anak ayam dari sifat “cold blooded” (berdarah dingin) menjadi “warm blooded” (berdarah panas).

Anak ayam pada saat awal hidupnya mulai saat inkubasi telur di hatchery sampai umur sekitar 7-8 hari setelah menetas memiliki sifat “poikiloterm” dimana suhu tubuhnya akan mengikuti suhu lingkungan. Saat inkubasi di mesin setter dan hatcher di tempat penetasan modern, suhu dan kelembapan dapat dikontrol dengan presisi untuk menjaga suhu embrio tetap pada 100-100,5°F (37.7-38.0°C). Saat anak ayam menetas dan ditempatkan di kandang, pemanas atau indukan buatan (brooder) mutlak diperlukan untuk menghindari anak ayam terpapar suhu lingkungan dan kedinginan.


Mengapa Periode Brooding Sangat Penting?
Dengan brooding yang benar, anak ayam akan merasa nyaman dan ini akan mendorong anak ayam untuk mengonsumsi pakan awal (early intake) yang optimal untuk pertumbuhan. Begitu anak ayam mulai mengonsumsi pakan (dan juga air), vili-vili usus akan berkembang dengan sempurna sehingga luas permukaan usus untuk menyerap nutrien pakan meningkat. Dengan brooding yang baik, perkembangan skeletal dan cardiovascular akan tercapai dengan baik. Selain itu, masa awal pemeliharaan ini juga penting untuk perkembangan kekebalan (immunity) dan ketahanan (robustness) anak ayam terhadap cekaman lingkungan.

Periode brooding adalah saat yang paling efisien dalam pertumbuhan anak ayam, dalam waktu 72 jam pertama, berat anak ayam akan naik 100%. Pada ayam broiler dengan berat panen 2 kg, tujuh hari pertama sudah mencakup 21-22% dari keseluruhan hidup ayam. Proporsi tersebut meningkat setiap tahun selaras dengan perkembangan dan seleksi genetik yang terus dilakukan “breeder principal”. Anak ayam yang tumbuh cepat sejak awal (early growth) akan menghasilkan performance berat badan dan FCR yang lebih baik. Sebaliknya jika pertumbuhan awal tidak optimal, performance flock akan terganggu dan tidak bisa diperbaiki setelahnya.

Pemanasan Kandang Sebelum Ayam Datang (Pre-heating
Pre-heating adalah bagian dari prosedur brooding yang sangat penting namun sering diabaikan peternak. Efisiensi biaya pemanas sering dijadikan alasan untuk melewatkan atau mengurangi waktu pre-heating. Pre-heating merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan brooding sehingga harus dilakukan dengan benar. Pre-heating yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan kondisi kandang dengan tingkat suhu yang telah tercapai dan stabil. Suhu disini bukan hanya suhu ruangan, tetapi yang paling penting adalah suhu litter yang hangat dan stabil, karena litter akan kontak langsung dengan telapak kaki ayam. Umumnya pre-heating dimulai 48 jam sebelum kedatangan anak ayam. Jika pre-heating dilakukan tergesa-gesa, suhu ruang mungkin sudah tercapai tetapi litter masih dingin, litter yang dingin akan dirasakan anak ayam melalui telapak kakinya dan menyebabkan suhu tubuh ayam menjadi dingin. Ayam yang kedinginan tidak akan… (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2020)

Amin Suyono SPt,
Regional Technical Manager
Cobb Vantress Asia Pacific

EROSI GIZZARD PADA DOC, ANTARA JEJAK MASA LALU DAN MASA DEPAN

Lapisan koilin gizzard DOC mengalami erosi (Dok. Giambrone)

Gut health telah menjadi pedoman bagi para ilmuwan dan kalangan industri peternakan untuk menentukan status kesehatan hewan ternak. Komponen gut health mencakup digesti dan absorbsi nutrisi yang efisien, populasi mikroba usus stabil, barrier usus berfungsi optimal, serta sistem imun berjalan efektif (Kogut et al., 2012). Peran saluran pencernaan sangat penting sebagai media tranformasi pakan sekaligus komponen sistim pertahanan.

Gizzard erosion (GE) adalah suatu bentuk abnormalitas organ saluran pencernaan yang ditandai oleh erosi atau ulser mukosa gizzard yang disebut koilin. Pada sistem pencernaan ayam, gizzard bertindak sebagai muscular stomach dengan peran utama penghancur makanan secara mekanis. Oleh beberapa ahli, erosi dan ulser dibedakan berdasarkan ada tidaknya perdarahan, karena ulser mampu menimbulkan kerusakan hingga jaringan yang lebih dalam. Erosi pada gizzard pertama kali diamati oleh Holst dan Halbrook tahun 1933 silam pada ayam umur lima minggu. Dalam perkembangannya, erosi gizzard juga dilaporkan terjadi pada DOC (day old chick), bahkan teramati di masa embrional umur 18 hari inkubasi (Hill, 2004).

Sampai saat ini belum ada data pasti terkait jumlah kasus erosi gizzard pada DOC di Indonesia. Sulitnya mendapatkan informasi karena DOC dengan erosi gizzard tidak menunjukkan gejala patognomonis sehingga sulit diidentifikasi. Pembuktian adanya erosi gizzard harus dilakukan dengan cara membunuh DOC, tentunya sangat merugikan bagi perusahaan pembibitan apalagi peternak. Meskipun tanda patognomonis sulit dikenali, tetapi penelitian Gohda dan Yoshimura (1980), menyebutkan jika erosi gizzard banyak terjadi pada DOC dengan bobot kecil dibandingkan bobot normal. Berbagai studi telah melaporkan tentang penyebab munculnya erosi gizzard pada DOC, antara lain dipicu oleh pakan induk (Mushett dan Ott, 1949), kondisi lambung (Good et al., 1968; Scott et al., 1985), mikotoksin (Giambrone et al., 2005), atau stres (Hayashi et al., 2013).

Penulis berpendapat, dengan gejala yang tersembunyi, erosi gizzard merupakan bentuk gangguan pencernaan bersifat sub-klinis. Sulitnya mengenali DOC berstatus erosi gizzard membuat penanganan menjadi susah ditentukan. Penelusuran penulis, jumlah riset kasus erosi gizzard pada DOC relatif tidak sebanyak pada ayam besar. Keterbatasan informasi dan referensi berdampak pada minimnya rumusan tindakan pencegahan. Lebih jauh dari itu, erosi gizzard pada DOC hanyalah... (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2020)

Drh Rohan Firdaus MSc 
Praktisi Kesehatan Hewan

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer