Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Ayam Layer | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PATAKA DESAK PERPRES BARU KOMODITAS PETERNAKAN STRATEGIS

Ternak ayam broiler. (Foto: Infovet/Ridwan)

Carut-marut bisnis perunggasan tidak lepas dari persaingan usaha antar korporasi, peternak menengah atas hingga skala kecil (peternak rakyat). Misalnya komoditas ayam broiler yang mengalami pertumbuhan signifikan pada perusahaan skala integrasi melalui PMA/DAN panjang dua dekade.

Hal itu membuat Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) mendesak terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) terkait perbaikan komoditas peternakan strategis.

Dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/9/2021), Ketua Pataka, Ali Usman, membeberkan tumbangnya para peternak skala rakyat akibat persaingan usaha yang dinilai tidak sehat. Salah satunya jebloknya harga ayam panen (live bird) yang kerap berada di bawah harga acuan pemerintah Rp 19.000-21.000/kg.

"Hal itu akibat meluapnya pasokan (oversupply) di hulu, meskipun dilakukan cutting tetapi persoalan masih terjadi. Derasnya investasi asing yang juga diperbolehkan melakukan budi daya membuat oversupply terjadi," jelas Usman.

Selain ternak broiler, lanjut dia, usaha ternak layer kini juga mengalami nasib serupa. Kelebihan produksi membuat harga telur terpuruk. Apalagi ditambah lesunya permintaan karena PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) akibat pandemi COVID-19.

Usman juga menambahkan, selain oversupply, persoalan langkanya pasokan jagung dan harganya yang melambung juga membuat biaya pakan membengkak. Padahal sebanyak 40-60% jagung merupakan komponen utama pakan ternak unggas. Harga jagung pun kini berada di atas Rp 6.000/kg.

Desakan dari peternak pun, kata dia, sudah terdengar sampai ke telinga presiden, akibat salah satu peternak membentang poster soal mahalnya harga jagung.

“Meskipun presiden telah menerima kunjungan dari perwakilan peternak, saya merasa pesimis persoalan ini bisa diselesaikan dengan cepat. Mengingat pasokan jagung dalam negeri langka. Sekalipun ada impor, harga jagung dunia juga mahal menyentuh di atas Rp 5.000/kg sampai ke Indonesia,” jelas Usman.

Lebih jauh diungkapkan, persoalan industri peternakan broiler dan layer bukan masalah baru. Oversupply terjadi selama dua dekade, tetapi pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian belum mampu menuntaskan. Padahal dalam UU No. 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam Pasal 32 Ayat (1) mengatakan pemerintah dan pemerintah daerah mengupayakan agar sebanyak mungkin warga masyarakat menyelenggarakan budi daya ternak. Artinya pemerintah berkewajiban membina dan memfasilitasi masyarakat untuk mengajak berusaha, sehingga tercipta usaha peternakan yang dapat membantu usaha rakyat dan memajukan roda perekonomian.

“Selama ini banyak peternak melakukan budi daya tetapi kegairahan peternak merasa terganggu akibat kebijakan-kebijakan yang tidak pro terhadap peternak rakyat," ucapnya.

Oleh karena itu, Pataka mendesak Presiden Joko Widodo segera menerbitkan Perpres tentang Komoditas Peternakan Strategis guna melindungi peternak rakyat. Perpres menata industri perunggasan dari hulu-hilir agar semua pihak dapat diuntungkan.

"Presiden harus mengajak seluruh stakeholder untuk bertumbuh bersama agar industri perunggasan berkembang dengan baik. Sebab nilai bisnis perunggasan lebih dari Rp 500 triliun. Semua pelaku usaha anak bangsa harus bisa menikmati, jangan hanya kelompok usaha tertentu, terutama perusahaan asing," pungkasnya. (INF)

APABILA PULLET LAYER OVERWEIGHT

Apa yg harus dilakukan apabila pullet layer over bodyweight? Apakah harus menunda produksi juga?

Secara umum tidak masalah ketika berat ayam berada di atas standar. Tetapi lebih penting untuk mengetahui perkembangan pada usia yang lebih muda.

Misalnya ketika berat badan 5 minggu terlalu rendah, peternak mencoba untuk mengkompensasi berat badan dengan pakan lebih banyak protein. Ini hanya menghasilkan otot dan tidak ada perkembangan.

Juga mempertimbangkan perkembangan tubuh adalah penting untuk memutuskan menunda produksi atau tidak.

(Sumber: Kokot Februhadi, De Heus Indonesia)

PROGRAM PENCAHAYAAN UNTUK AYAM LAYER

Bagaimana management program pencahayaan layer yang baik, mulai dari DOC sampai dewasa? Rekomendasi program pencahayaan untuk iklim panas seperti di Indonesia sebagai berikut:

  • Hari 1: 23 jam.
  • Hari 2: 22 jam.
  • Minggu 1: 20 jam.
  • Minggu 3: 18 jam.
  • Minggu 4: 16 jam.
  • Minggu 5: 15 jam.
  • Minggu 6: 14 jam.
  • Minggu 7: 13 jam.
  • Minggu 8: 12 jam.

Ketika pemeliharaan akhir tercapai (17 minggu) ketika ayam mencapai target berat badan tingkatkan cahaya dengan 1 jam per minggu menjadi 16 jam per hari.

(Sumber: Kokot Februhadi, De Heus Indonesia)

CARA DEBEAKING UNTUK MENDAPATKAN PULLET AYAM LAYER YANG OPTIMAL

Bagaimana cara debeaking yang bagus untuk mendapatkan pullet ayam layer yang optimal? Debeaking (potong paruh) yang tepat dimulai dengan peralatan yang baik dan orang-orang yang terlatih dengan baik. Untuk debeaking yang baik dibutuhkan program pelatihan.

Tujuan utama potong paruh adalah untuk menghindari kanibalisme/saling patuk dan pakan sisa. Potong paruh pertama dilakukan saat pullet berumur 10 hari, potong paruh kedua (bila perlu) dilakukan saat pullet berumur 8-10 minggu.

Persiapan sebelum potong paruh antara lain:

  • Hentikan makan 12 jam sebelum potong paruh.
  • Jangan memotong paruh ayam yang sakit.
  • Sediakan vitamin dan elektrolit yang mengandung vitamin K dalam minum selama 2 hari sebelum dan sesudah potong paruh.
  • Atur suhu kandang sedemikian rupa agar ayam merasa nyaman, jangan lakukan potong paruh saat udara panas, ayam harus dapat minum air bersih.
  • Beri pakan sesaat setelah potong paruh.
  • Jaga ketebalan pakan di tempatnya beberapa hari setelah potong paruh, jangan sampai tipis, paruh sakit saat terbentur tempat pakan.
  • Lakukan hanya orang yang berpengalaman.
  • Lakukan potong paruh dengan tidak terburu-buru, lakukan dengan hati-hati.
  • Beri tambahan lampu 1 jam lebih lama selama 3-5 hari.

(Sumber: Kokot Februhadi, De Heus Indonesia)

HISTOPATOLOGI DAN PATOGENESIS NE PADA AYAM PETELUR

Prevalensi NE terjadi paling tinggi di awal produksi. (Foto: Dok. Infovet)

Sektor perunggasan merupakan sektor usaha yang menjadi tulang punggung sumber protein hewani di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Penyakit pencernaan merupakan penyakit penting yang menjadi konsen pada industri perunggasan karena menimbulkan penurunan produksi, peningkatan kematian, menurunkan tingkat kesejahteraan ungags dan meningkatkan risiko kontaminasi produk unggas untuk konumsi manusia.

Selama ini dikenal penyakit Necrotic Enteritis (NE) di seluruh dunia menyerang pada broiler, menyebabkan kerugian ekonomi sangat signifikan di seluruh dunia. Menurut Van der Sluis (2000), total kerugian ekonomi secara global yang ditimbulkan oleh outbreak NE pada peternakan broiler diperkirakan lebih dari U$ 2 juta.

Sementara pada peternakan layer/ayam petelur, penyakit tersebut bisa menyerang sejak fase starter, grower, developer  hingga laying, dengan predisposisi manajemen kurang optimal disebabkan oleh Clostridium perfringens yang bersifat akut atau subakut.

Manajemen nutrisi secara kualitas dan kuantitas sangat penting untuk mencapai produktivitas. Secara kuantitas, kebutuhan pakan ayam petelur tercermin dari daily feed intake-nya. Ayam pada fase produksi puncak, membutuhkan feed intake yang optimal. Produksi 95% membutuhkan feed intake 115-120 gram pakan/ekor/hari. Menjadi sangat berbahaya jika produksi puncak, namun tidak di-support feed intake optimal. Sebaliknya, feed intake yang tidak maksimal tidak akan mendapatkan hasil produksi yang maksimal pula. Feed intake secara umum dapat dipengaruhi beberapa hal meliputi ketersediaan pakan, ketersediaan air minum, bahan baku pakan,  keseragaman ayam, status kesehatan, pencahayaan, stressor (cuaca terlalu panas atau dingin).

Pakan yang berkualitas bagi ayam petelur adalah pakan yang memiliki unsur nutrisi memadai bagi produksi, pertumbuhan, kesehatan dan tidak mengandung unsur non-pakan yang berbahaya bagi ayam. Pakan yang baik tidak akan memperberat kerja sistem pencernaan dan lebih memproteksi kerja saluran pencernaan pada jangka waktu lama. Kesehatan ayam akan menghindari kerugian, menghindari tingginya kematian dan menghindari penurunan produksi, serta menghindari risiko cemaran mikrobia pada produk peternakan. Kerusakan secara fisik, kimiawi dan biologis pada saluran pencernaan akan berakibat munculnya penyakit.

Sebanyak empat ayam layer berasal dari peternakan di Lampung dengan riwayat umur 28-30 minggu (puncak produksi), kematian 5-10% dari populasi dan penurunan produksi telur hingga 20%. Empat ayam layer diterima dalam konsidi masih hidup, dilakukan eutanasi dan dinekropsi di laboratorium patologi. Pengamatan dilakukan pada perubahan setiap organ masing masing ayam. Organ yang mengalami perubahan diambil sampel untuk pengujian polymerase chain reaction (PCR) untuk penyakit Avian Influenza. Organ yang mengalami perubahan menciri lainya diproses untuk pengujian histopatologi meliputi fiksasi, trimming, embedding, sectioning, pewarnaan hematoxyline eosin (HE) dan pembacaan preparat histopatologi. Fiksasi dilakukan dengan menyimpan potongan jaringan ke dalam buffered neutral formalin 10% selama 24 jam. Jaringan selanjutnya dilakukan trimming, dehidrasi, embedding, kemudian dipotong dengan mikrotom 3-5 mikron dilanjutkan dengan pewarnaan HE.

Hasil nekropsi menunjukan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2021.

Ditulis oleh:
Drh Joko Susilo MSc
Medik Veteriner, Balai Veteriner Lampung
Koresponden Infovet daerah Lampung

BICARA KHASIAT SEDIAAN HERBAL

Penggunaan herbal sudah lama digunakan pada ternak unggas. (Foto: Istimewa)

Sediaan herbal dan minyak esensial digadang-gadang sebagai sediaan alternatif pengobatan yang alami, aman dan berkhasiat. Namun, perlu juga ditelusuri seberapa jauh sediaan tersebut dapat memberikan khasiat dan mafaat.

Kaya Khasiat
Sebagaimana disebutkan bahwa terdapat kurang lebih 9.000-an spesies tanaman yang berkhasiat sebagai obat untuk ternak, khususnya unggas. Dari berbagai macam khasiat yang ada, sederhananya penggunaan sediaan herbal berupa jamu berkhasiat menambah nafsu makan, menurunkan angka kematian dan lain sebagainya.

Namun sebenarnya, dalam level yang lebih mikro alias di tingkat molekular banyak manfaat yang didapat dari penggunaan sediaan herbal dan minyak esensial. Misalnya sebagai anti-inflamasi, memperbaiki performa saluran pencernaan, memenuhi kebutuhan nutrisi, anti-bakterial, antivirus, anti-parasitik dan lain sebagainya.

Beberapa fungsi sediaan herbal. (Sumber: Istimewa)

Kusno Waluyo, merupakan satu dari banyak peternak yang merasakan khasiat herbal pada ayam petelur. Dirinya mengaku sudah 13 tahun menambahkan suplementasi herbal dalam ransum ayam petelurnya. Selama itu pula dirinya mengaku mendapat… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2021. (CR)

AGAR LAYER TETAP EKSIS BERTELUR

Fenanza Perkasa Putra, punya solusi tingkatkan persistensi bertelur layer

Peternak mana yang tidak mau jika ayam petelurnya nya memiliki performa yang baik dan konsisten?. Pastinya memiliki ayam petelur dengan performa yang konsisten menjadi dambaan semua peternak. Atas tujuan tersebut PT Fenanza Putra Perkasa mengadakan webinar bertajuk "Maintaining Persistency and Egg Shell Quality in Modern Laying Birds" pada hari Rabu (2/6) yang lalu. 

Tidak tanggung - tanggung, konsultan perunggasan sekelas Tony Unandar didapuk menjadi pembicara dalam webinar tersebut. Seperti yang diduga, webinar tersebut ramai dibanjiri oleh para peserta yang mencapai kurang lebih 200 orang. 

Memahami Genetik Layer Modern

Dalam paparannya Tony Unandar mengatakan bahwa ayam petelur modern sangat berbeda dengan ayam petelur jadul. Perbedaannya terutama pada masa pemeliharaan, kecepatan tumbuh, juga performa produksi. Secara rataan kata Tony, ayam petelur modern dapat bertelur hingga 500 butir dalam satu siklus pemeliharaan dalam waktu hingga 100 minggu. Sangat berbeda dengan ayam jadul yang hanya mampu menghasilkan setengahnya.

"Nah, karena genetik dari mereka sangat berbeda, perlakuan dan cara pemeliharaan yang harus diaplikasikan juga harus berbeda, jangan memelihara ayam modern dengan sistem jadul. Peternak kita kebanyakan masih belum terbuka mindset-nya," kata Tony.

Tony juga menyebutkan bahwa ada beberapa titik kritis pada masa pertumbuhan ayam petelur modern yang perlu diperhatikan. Misalnya dari DOC hingga pullet, ayam harus dipersiapkan dengan baik sehingga target bobot badannya pada saat memasuki masa laying tercapai dengan komposisi yang proporsional.

"Hingga usia 7 - 8 minggu itu perkembangan organ dalam, baru setelahnya (8-16) minggu perkembangan frame (tulang) dan otot ikut berkembang. Proporsi otot dan tulang serta perlemakan di tubuh ayam harus diperhatikan. Jadi bukan hanya bobotnya saja yang masuk, tapi perototan dan pertulangan harus memiliki proporsi yang baik, dengan konformitas yang baik, dan keseragamannya baik," tutur Tony.

Ia menyebutkan kebanyakan pada fase pullet peternak "malas" menyortir alias grading. Seperti yang tadi disebutkan, jika sudah terlihat masuk bobotnya maka ayam dianggap siap berproduksi, padahal dibutuhkan kondisi paling prima dan proporsional agar ayam dapat berproduksi secara baik dan konsisten di masa laying.

Selain itu Tony juga menyebutkan bahwa kebanyakan peternak kurang memperhatikan diet ayam pada masa pullet. Karena terlalu mengejar bobot badan, ayam diberikan pakan dengan energi yang terlampau tinggi, sehingga ayam terlihat gemuk dan bobotnya tercapai tetapi yang tumbuh bukanlah otot dan frame-nya tetapi justru gemuk karena lemak.

Menyadari Pentingnya Fungsi Hati

Hati merupakan organ yang perannya sangat penting dalam tubuh, termasuk ayam petelur. Tony Unandar menjabarkan lebih spesifik mengenai fungsi dan peran hati pada ayam petelur. Dimana hati sangat berperan dalam proses metabolisme dan detoksifikasi berbagai zat yang ada dalam tubuh ayam.

"Kalau saya melihat hati itu seperti organ yang dianaktirikan. Padahal hati ini ada hubungannya dengan produksi telur dan keberlangsungan fase bertelur pada laying period," tutur Tony.

Di dalam organ hati kata Tony, terjadi metabolisme lemak, protein, dan segala macam nutrisi lainnya. Nah, dalam hal ini nutrisi terutama glukosa akan dimetabolisme menjadi asam lipoprotein yang kemudian didistribusikan VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Dimana VLDL digunakan sebagai sumber pemebntuk oosit (sel telur), yang jika jumlahnya berlebih akan ditimbun pada jaringan adiposa. Nah proses pembentukan VLDL di hati ini akan berjalan dengan smooth apabila fungsi organ hati berada dalam keadaan yang prima.

"Kebanyakan karena salah manajemen, di lapangan yang saya temukan adalah sindrom fatty liver, dengan bentukan hati yang pucat agak kekuningan. Jika ada temuan seperti ini, bisa dipastikan bahwa ayam tidak akan perform dengan baik, makanya ini jangan sampai terjadi," pungkas Tony.

Agar Hati Tetap Terjaga

Kita mungkin pernah mendengar potongan sajak ini "Hati itu kerajaan tubuh, kalau lalim anggota pun rubuh". Jika sajak tersebut dimaknai secara dentotatif, hal yang sama alias buruk juga akan terjadi. Oleh karenanya, mengigat pentingnya organ hati pada ayam petelur, patut kita beri perhatian lebih agar organ ini senantiasa dalam keadaan yang prima.

Alexander Peron Strategic Marketing & Technology Director Provimi memiliki salah satu solusi dalam menjaga organ hati agar tetap prima. Tim Provimi sadar betul bahwa problem yang tadi disebutkan oleh Tony tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

"Kami juga melihat ini juga menjadi masalah di seluruh dunia. Organ hati itu sangat penting dan harus dijaga agar fungsinya tetap prima, karena kaitannya dengan keberlangsungan laying period serta kualitas, dan kuantitas telur," tukas Alexander.

Solusi yang ditawarkan oleh Alexander yakni berupa produk dengan pemberian produk milik Provimi yang berisi asam - asam organik serta garamnya. Dengan menambahan produk tersebut, ayam jadi lebih prima, persistensi bertelurnya meningkat, dan kualitas dan kuantitas dari produksi telur yang dihasilkan juga baik.

"Kami sudah melakukan trial di berbagai negara, dan hasilnya memuaskan. Keuntungan jadi bertambah dan yang terpenting ternak dalam keadaan prima," tutup Alexander. 

BELAJAR LEBIH JAUH KUALITAS PULLET BERSAMA FARMSCO

Farmsco E-Learning Part 6, Lebih Dalam Mengenal Kualitas Pullet


Telur merupakan salah satu protein hewani yang paling ekonomis dan gemar dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan data FAO (2018), Indonesia masuk ke peringkat ke-4 sebagai negara penghasil telur dunia dibawah Tiongkok, Amerika Serikat, dan India.

Berkembangnya teknologi dalam sektor pembibitan dan genetik ternak tentunya juga mempengaruhi produksi ternak. Yang tentunya jika dibarengi dengan manajemen pemeliharaan yang baik akan menghasilkan performa produksi yang semakin optimal. 

Pada edisi ke-6 nya kali ini, PT Farmsco Feed Indonesia kembali menggelar webinar Farmsco E- Learningnya yang bertajuk "Kupas Tuntas Fase Pullet Layer Modern" pada Kamis (27/5) yang lalu. Kali ini kembali Farmsco berkolaborasi dengan Hendrix Genetics mengupas lebih dalam mengenai manajemen pullet yang baik dan benar.

Erwan Julianto selaku Technical Service Manager Hendrix Genetics Indonesia & Filipina menjadi pembicara utama. Dalam presentasinya yang berdurasi sekitar 40 menit, Erwan memaparkan berbagai hal mengenai ayam petelur modern. Dalam presentaisnya ia juga menjabarkan faktor - faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pullet.

Mulai dari genetik, tata cara pemeliharana, brooding, bahkan sampai pentingnya memiliki recording yang baik dijelaskan dengan apik oleh Erwan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh para peserta webinar. Salah satu yang ia garisbawahi dalam presentasinya adalah pentingnya mengejar target bobot badan pada masa pullet karena akan berpengaruh pada fase selanjutnya.

"Bobot badan di masa pullet ini penting untuk dikejar karena berkaitan juga dengan nanti fase peak laying. Produktivitas, kesehatannya, serta keuntungan yang didapat tentu akan baik jika persiapan di fase pullet baik, oleh karenanya penting sekali diberlakukan manajemen pemeliharaan yang baik," tutur Erwan.

Penyampaian mengenai manajemen oleh Erwan kemudian diperkuat oleh Intan Nursiam, Nutrisionis PT Farmsco Feed Indonesia. Berdasarkan paparannya, pemilihan dengan bentuk, serta kandungan nutrisi yang tepat akan menunjang manajemen pemeliharaan pullet agar tetap sehat dan nantinya akan memiliki performa yang baik pada fase puncak produksi.

"Memang disini agak tricky kadang memilih pakan memang tidak semudah itu, ada waktunya kapan harus ganti pakan yang tepat, pakan dengan bentuk apa yang dipakai, makanya kita harus benar - benar dapat mengambil keputusan dengan tepat," papar Intan.

Di akhir sesi, PT Farmsco Feed Indonesia mengadakan kuis seputar materi webinar. Sepuluh pemenang yang beruntung akan mendapatkan hadiah - hadiah menarik sebagai apresiasi dari PT Farmsco Feed Indonesia. (CR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer