Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Avian Influenza | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

HARGA TELUR DI AS MELONJAK, KARENA AI ATAU PERMAINAN KARTEL?

Telur Ayam di AS, Harganya Meroket Lebih dari 100%

Kоmіѕі Pеrdаgаngаn Fеdеrаl (FTC) hаruѕ mеnyelidiki harga tеlur уаng melonjak hаrgа di perusahaan telur. Kеlоmроk реtеrnаkаn di AS berasumsi, kаrеnа orang Amеrіkа tеruѕ mеmbауаr lеbіh dаrі sebelumnya untuk bahan роkоk rumаh tаnggа. Oleh karenanya hal ini harus diselidiki.

Rеgulаtоr, petani, dan іnduѕtrі AS ѕеrіng berdebat dаlаm bеbеrара tahun terakhir tеntаng kеkuаtаn реruѕаhааn pertanian terkemuka untuk mеnеtарkаn hаrgа dan menaikkan ара yang dіbауаr konsumen untuk bahan mаkаnаn, ѕереrtі ketika harga dаgіng ѕарі mеrоkеt pada tаhun 2021.

Kеkhаwаtіrаn tеrbаru adalah tеlur, уаng hаrgаnуа nаіk 138% раdа Dеѕеmbеr dаrі tаhun sebelumnya, menjadi $4,25 реr luѕіn, mеnurut Biro Stаtіѕtіk Tеnаgа Kеrjа, dilansir dаrі Rеutеrѕ, Mіnggu 22 Jаnuаrі 2023.

Dераrtеmеn Pеrtаnіаn AS (USDA) mengatakan bahwa wаbаh flu burung ѕеbаgаі аlаѕаn tingginya harga.Tеtарі regulator аntі mоnороlі nеgаrа itu juga hаruѕ mеmеrіkѕа lаbа tertinggi dі perusahaan telur tеrаtаѕ, kata Fаrm Action pada hаrі Kаmіѕ melalui ѕurаt kераdа ketua FTC Lina Khаn.

Cаl-Mаіnе Fооdѕ (CALM.O) yang mеngеndаlіkаn 20% pasar tеlur есеrаn mеlароrkаn, реnjuаlаn triwulanan nаіk 110% dаn lаbа kоtоr nаіk lеbіh dari 600% dibandingkan triwulan yang ѕаmа pada tаhun fіѕkаl ѕеbеlumnуа, menurut pengajuan аkhіr Dеѕеmbеr dengan Sесurіtіеѕ аnd Exсhаngе Cоmmіѕѕіоn.

Secar data, prоdukѕі tеlur AS ѕеkіtаr menurun 5% lеbіh rendah раdа bulаn Oktоbеr dіbаndіngkаn tahun lalu, dаn реrѕеdіааn telur turun 29% pada bulan Desember dіbаndіngkаn dеngаn аwаl tahun.

Basel Musharbash, seorang pengacara di Farm Action mengatakan, Data USDA tеrbаru menunjukkan реnurunаn yang ѕіgnіfіkаn, tetapi mungkin tidak menjelaskan hаrgа tіnggі.

"Kami ingin FTC menggali dаn mеlіhаt apakah kоnѕumеn dicungkil harganya," kata Muѕhаrbаѕh.

Dаlаm ѕеbuаh pernyataan, Cal-Maine mеngаtаkаn bаhwа biaya рrоdukѕі уаng lеbіh tinggi, bersama dengan mewabahnya flu burung, menyebabkan  hаrgа melonjak lеbіh tinggi.

Amеrісаn Egg Bоаrd, ѕеbuаh kеlоmроk реmаѕаrаn telur, mengatakan dаlаm sebuah pernyataan, bаhwа hаrgа tеlur mеnсеrmіnkаn bеrbаgаі fаktоr dan harga grоѕіr tеlur mulаі turun.

Hampir 58 jutа ауаm dаn kalkun telah dibunuh оlеh flu burung аtаu untuk mеngеndаlіkаn реnуеbаrаn vіruѕ sejak аwаl tahun 2022. Menurut USDA, sеbаgіаn bеѕаr pada bulan Mаrеt dan Aрrіl, wаbаh terbesar ѕеbеlumnуа, раdа tаhun 2015, mеmbunuh 50,5 jutа burung. Sаhаm Cаl-Mаіnе telah jаtuh dаlаm bеbеrара minggu terakhir ѕеtеlаh nаіk hampir 50% tahun lalu. (INF)

MARI CEGAH AI SEBELUM MERUGI

Vaksinasi akan berhasil apabila aplikasi dan waktu pemberiannya tepat. (Foto: Dok. Infovet)

Seperti layaknya penyakit infeksius lainnya yang disebabkan oleh virus, Avian Influenza (AI) tidak ada obatnya. Oleh karena itu upaya maksimal perlu diaplikasikan agar AI tidak beranjangsana di kandang, menyebar dan menghancurkan.

Ketika AI bersarang, pastinya akan sukar untuk dihadang. Oleh karena itu, peternak harus selalu siap menabuh genderang perang terhadap penyakit yang satu ini. Karena merupakan penyakit berbahaya, maka sistem keamanan kandang harus berjalan dengan baik.

Jangan Kompromi Biosekuriti
Pasti yang terlintas di benak peternak ketika mendengar kalimat aplikasi biosekuriti yang baik adalah mahal. Sebenarnya aspek biosekuriti tidak harus dan identik dengan hal tersebut. Catur Kuncara peternak layer di daerah Karanganyar, mengalami bagaimana wabah penyakit termasuk AI menggerogoti kandangnya. Kemudian ia mendapat pencerahan ketika tim FAO ECTAD Indonesia mengampanyekan biosekuriti tiga zona kepada peternak di Jawa Tengah.

“Saya awalnya enggak percaya, apa bisa cuma dengan kaya begitu? Tapi karena saya suka mencoba dan yakin bahwa semua yang disampaikan baik, saya jalankan. Hasilnya saya bersyukur ternyata farm jadi lebih aman,” tutur Catur.

Hal serupa dirasakan Robby Susanto, peternak layer yang sudah lebih dulu mengadopsi sistem biosekuriti tiga zona. “Awalnya sulit, karyawan bilang agak ribet, namun lama-kelamaan terbiasa dan performa lebih stabil ketimbang sebelumnya,” kata Robby.

Ia menilai bahwa sistem ini tidak mahal, contohnya ketika berpindah dari zona satu ke yang lain karyawan tidak menggunakan sepatu bot yang berbeda, ia hanya menggantikan sepatu bot dengan sandal jepit. Disinfektan yang digunakan juga sederhana, tidak yang bermerk lokal, hanya berupa pemutih pakaian yang dicampur 1:10 dengan air, selain itu penggunaan obat berupa antibiotik atau yang lainnya juga berkurang karena ayam jarang sakit.

Terkait performa, Robby mengatakan sebelum aplikasi biosekuriti… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2022. (CR)

BAGAIMANA KINI AI MENYERANG?

Gambaran patologi anatomi dan histopatologis AI. (Sumber: Mansour et al., 2018)

Avian Influenza (AI) dikenal sebagai suatu virus yang ganas serta menyerang tanpa ampun. Kini setelah belasan tahun berlalu, apakah AI masih sama ganasnya seperti dulu?

Mengingat Kembali AI
AI adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan, reproduksi, pencernaan dan saraf pada beberapa jenis unggas. Penyakit ini disebabkan virus yang termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Virus AI terbagi atas beberapa subtipe berdasarkan kemampuan antigenitas dua protein permukaannya, yaitu Hemagglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA).

Hingga 2012 telah diidentifikasi terdapat 16 subtipe antingen Hx (H1-H15) dan 9 subtipe Nx (N1-N9) pada unggas. Protein Hx merupakan bagian penting dari virus untuk menempel pada tubuh ayam, sedangkan protein Nx berkaitan dengan kemampuan virus melepas virion (hasil replikasi) dari sel inang. Dari strukturnya, virus AI  merupakan virus yang memiliki amplop, sehingga sensitif terhadap semua jenis disinfektan tanpa pandang bulu.

Di Indonesia dikenal dua jenis AI yang menyerang unggas, yakni High Pathogenic Avian Influenza (HPAI) dan Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI). Kedua jenis AI ini sama-sama menimbulkan kerugian ekonomi bagi peternak.

HPAI adalah AI subtipe H5N1 yang menyebabkan kematian tinggi pada unggas, sedangkan jenis lain tergolong LPAI yang beredar di Indonesia adalah subtipe H9N2. Dikatakan LPAI dikarenakan serangan tunggal oleh AI tipe ini tidak menimbulkan kematian tinggi namun menyebabkan penurunan produksi cukup signifikan.

Selain berdasarkan subtipenya, virus AI juga terdiri dari beberapa clade. Clade merupakan istilah standar dari World Health Organization (WHO) untuk mendeskripsikan keturunan, genetik, galur, atau kelompok virus influenza. Banyaknya clade virus AI di dunia termasuk yang bersirkulasi di Indonesia, beberapa clade dipecah lagi menjadi beberapa sub clade dan sub sub clade.

Virus AI H5N1 yang bersirkulasi di Indonesia termasuk ke dalam HPAI yang terbagi menjadi dua clade, yaitu 2.1.3.2 dan 2.3.2.1c, serta didominasi clade 2.3.2.1c sejak 2015. Penyakit AI pada unggas yang disebabkan virus AI H5N1 clade 2.1.3 telah berlangsung di Indonesia selama lebih dari 10 tahun. Setelah itu muncul clade baru 2.3.2. Hingga 2021 mayoritas kasus yang terjadi menunjukkan bahwa kasus H9N2 terus mendominasi dibanding H5N1. Virus H9N2 tersebut termasuk ke dalam galur Y280.

Tipe Serangan AI
Kerugian pada kasus AI disebabkan karena… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2022. (CR)

MEWASPADAI KEMBALINYA AI

Dibutuhkan ketegasan agar AI tidak merebak. (Foto: Istimewa)

Avian Influenza (AI) pastinya akrab dan populer di telinga insan perunggasan Indonesia. Virus yang pernah meluluhlantahkan Indonesia pada 2003 silam dan menimbulkan trauma besar bagi sektor perunggasan kini hampir tidak terdengar lagi rimbanya, apa menghilang begitu saja?

Kasus Menyeruak di Belahan Dunia
Beberapa minggu belakangan di berbagai belahan dunia kasus AI nyatanya meningkat. Terbaru dilaporkan Israel dimana virus AI memakan korban bangau liar sebanyak 5.000 ekor. Otoritas berwenang di sana juga menyatakan sebanyak 300.000 lebih ayam petelur mati dan terkonfirmasi AI. Pemerintah Israel langsung memusnahkan 240.000 ekor ayam lainnya yang berada di sekitar lokasi yang terinfeksi. Subtipe virus yang dilaporkan menginfeksi beragam, mulai dari H5N1, H5N3, H5N6 dan H5N8 yang merupakan varian High Pathogenic Avian Influenza/HPAI dan berpotensi sebagai zoonosis.

Kementerian Pertanian Israel langsung mengisolasi kawasan yang terinfeksi AI. Selain itu memperketat lalu lintas unggas dan produk-produk perunggasan sementara dihentikan pemasarannya. Berdasarkan berita yang dirilis oleh Jerussalem post, dilaporkan bahwa kini diperkirakan Israel akan mengalami defisit telur konsumsi sebesar 14 juta butir/bulan dalam waktu dekat.

Hal serupa juga terjadi di beberapa Negara Eropa seperti Perancis, Republik Ceko dan Slovenia, dilaporkan mengalami outbreak AI. Kerugian ekonomi akibat wabah pun tak terhitung dan dipastikan pasokan protein hewani yang berasal dari ayam terancam.

Nasib sama juga dialami Negara Tirai Bambu, dimana ribuan jenis ternak unggas mati terinfeksi virus AI subtipe H5N6. Celakanya virus tersebut juga telah dilaporkan menginfeksi manusia. Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) langsung mengeluarkan warning bagi para anggotanya terkait wabah AI yang menyeruak secara mendadak.

Bagaimana di Indonesia?
Menanggapi peringatan OIE dengan serius, Pemerintah Indonesia mengimbau para stakeholder perunggasan agar bersiap menghadapi AI, hal tersebut dikemukakan Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Drh Nuryani Zainuddin.

Nuryani mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2022. (CR)

MENELUSURI KEMBALI SEPAK TERJANG AI

Vaksinasi diperlukan dalam penanganan AI untuk mengurangi gejala klinis dan mortalitasnya, serta selalu lakukan monitoring vaksinasi. (Foto: Istimewa)

Avian Influenza (AI), merupakan penyakit yang paling mendapat perhatian serius banyak peternakan. Berbagai macam upaya dilakukan agar peternakan ayam terhindar dari penyakit yang masih mengancam hingga 2021.

Hasil kajian lapangan menurut berbagai sumber ahli, penyebab AI di Indonesia masih disebabkan oleh virus AI tipe A, sub tipe H5N1 dan HPAI (High Patogenic Avian Influenza). Tingkat homologi (susunan asam amino) antara isolat virus AI dari ayam di tahun 2003 dan 2021 sudah berbeda antara satu sampai dua nukleotida pada rangkaian susunan asam aminonya, terutama pada susunan cleavage-site nya.

Saat ini sebagian besar gejala klinis dan kerusakan alat tubuh yang disebabkan AI berbeda dengan yang ditemukan pada awal wabah penyakit ini pada 2003. Menurut pengamatan para ahli, ada dua bentuk klinis Avian Influenza, HPAI ganas dengan kematian tinggi (sulit dibedakan dengan Newcastle Disease/ND) dan HPAI ringan dengan kematian rendah. Kedua bentuk klinis tersebut masih disebabkan oleh HPAI.

Gejala HPAI ganas ditandai dengan ayam terlihat lesu, kadang terlihat warna kebiruan pada jengger, pial, sekitar muka, dada, tungkai atau telapak kaki. Dapat terlihat gangguan pencernaan, produksi dan saraf. Peningkatan angka kematian (20-40% atau lebih). Pola kematian pada AI berbeda dengan pola kematian ND. Pada Avian Influenza, grafik tingkat kematian meningkat lebih tinggi dan dapat merupakan kelipatan jumlah kematian sebelumnya. Pada ayam petelur, produksi telur terhenti atau sangat menurun.

Gejala klinis HPAI bentuk ringan tersifat dengan adanya penurunan produksi telur yang drastis. Biasa ditemukan pada kelompok ayam dengan titer hasil antibodi yang rendah. Ayam mengalami depresi ringan atau tanpa gejala. Kadang terjadi gangguan pernapasan. Pada layer terjadi juga penurunan produksi telur, baik pada kuantitas maupun kualitas.

Pengaruh HPAI bentuk ringan pada ayam petelur menyebabkan gangguan kualitas telur, berat, ukuran, kerabang, yolk dan albumin. Gangguan tipe penyakit HPAI ringan menyebabkan ayam mudah terkena berbagai penyakit, khususnya ND dan IB. Gangguan respon terhadap pengobatan menjadi rendah, terutama disebabkan karena hati sebagai organ metabolisme utama mengalami gangguan.

Faktor yang Memengaruhi Kejadian AI
Untuk meningkatkan keberhasilan penanggulangan penyakit AI, peternak harus memperhatikan dan mengevaluasi beberapa faktor yang dapat memengaruhi kejadian AI pada suatu peternakan atau wilayah, yaitu... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2022.

Drh Yuni
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
Jl. DR Saharjo No. 264 JAKARTA
Telp: 021-8300300

SEPAK TERJANG AVIAN INFLUENZA DI INDONESIA

Serangan AI menyebabkan kerugian besar di peternakan. (Sumber: British Poultry)

Penyakit viral pada unggas khususnya broiler dan layer terus menjadi kendala peternak yang harus diberikan perhatian lebih. Avian influenza (AI) merupakan salah satu penyakit viral pada unggas yang selalu menjadi momok menakutkan sepanjang penyakit ini pertama kali menginfeksi unggas di Indonesia pada 2003.

Penyakit AI kini menjelma menjadi penyakit viral yang sulit dikendalikan apalagi dimusnahkan. Hal ini terbukti sudah 18 tahun penyakit ini masih sering ditemukan di sentra-sentra peternakan ayam di Indonesia. Kejadian penyakit AI dari masa ke masa mengalami perbedaan yang signifikan. Mulai dari gejala klinis yang ditimbulkan, tingkat mortalitas dan yang paling mencolok adalah perbedaan jenis virus AI yang menginfeksi.

Awal pertama kali virus AI menginfeksi gejala klinis yang khas ditemukan adalah jengger dan kaki yang kebiruan, namun saat ini gejala klinis tersebut sangat jarang sekali ditemukan. Mortalitas ayam akibat infeksi virus AI dulu dapat mencapai 100%, sedangkan saat ini dengan adanya program vaksinasi AI, mortalitas menjadi menurun 5-40% tergantung pada program vaksinasi AI yang dilakukan dan biosekuriti.

Berdasarkan hasil analisis genetik virus AI yang pertama kali ditemukan masuk dalam subtipe AI H5N1 clade 2.1.3, seiring dengan perkembangannya pada 2012 muncul AI baru yang berbeda sub clade yaitu AI subtipe H5N1 clade 2.3.2 yang awalnya di isolasi dari bebek kemudian menyerang semua jenis unggas. Virus AI subtipe H5N1 clade 2.3.2 inilah kemudian mendominasi infeksi yang terjadi pada unggas yang disebabkan oleh virus AI H5N1 pada 2015 hingga dipenghujung 2021. Walaupun demikian ditemukan materi genetik yang bervariasi meski dalam satu clade 2.3.2 ditandai dengan adanya beberapa sub clade 2.3.2.1c dengan jarak materi genetik antar strain 1-6%.

Di Indonesia, selain virus AI subtipe H5N1 (yang bersifat High Pathogenic Avian Influenza/HPAI) juga teridentifikasi… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2022.

Ditulis oleh:
Ir Syamsidar SPt MSi IPM
Marketing Support PT Sanbio Laboratories

MENCERMATI RAGAM PENYAKIT DAN RAMALANNYA DI 2022

Penyakit menjadi hambatan dalam budi daya unggas. (Foto: Dok Infovet)

Salah satu hambatan dalam industri peternakan unggas khususnya sektor budi daya adalah keberadaan penyakit. Baik penyakit yang sifatnya infeksius maupun non-infeksius, semuanya bisa jadi biang keladi kerugian bagi peternak. Menarik untuk dicermati ragam penyakit yang menghampiri di tahun ini dan bagaimana prediksinya ke depan.

Perunggasan sebagai industri terbesar di sektor peternakan Indonesia tentunya paling menjadi sorotan. Perlu dicatat, bahwa Indonesia merupakan produsen telur terbesar sedunia dan produsen broiler nomor 11 dunia, diperkirakan sekitar 4 juta orang bekerja di sektor perunggasan (Dirkeswan, 2021).

Oleh karena itu, segala macam hambatan termasuk penyakit harus bisa dikendalikan agar dapat memaksimalkan produksi. Tiap tahunnya, kejadian penyakit selalu terjadi dan jenisnya pun juga beragam, baik infeksius maupun non-infeksius. Sebagai negara tropis, Indonesia menjadi tempat yang nyaman bagi berbagai jenis mikroorganisme patogen. Tentunya para stakeholder mau tidak mau harus berusaha survive dari hambatan ini.

Perlu diingat bahwa kejadian penyakit berhubungan dengan performa dan produktivitas. Kedua aspek itu akan langsung terkait pada nilai keuntungan yang didapat. Jadi, apabila peternak mampu mencegah terjadi penyakit, sudah pasti mendapat keuntungan lebih baik.

AI Menyeruak di 2021
Avian Influenza (AI) kembali mengudara di beberapa bulan terakhir di 2021, beberapa negara di Eropa dan Asia kena getahnya. Di Inggris dilaporkan virus AI H5N6 menyebabkan ratusan unggas mati dan ribuan lainnya harus dimusnahkan. Sementara di Norwegia virus AI H5NI memakan korban hingga 7.000 ekor ayam.

Korea Selatan juga terancam dengan keberadaan virus AI, ribuan unggas mati karena AI dan 770 ribu lainnya dimusnahkan. Sedangkan di Negeri Sakura sekitar 143.000 unggas harus dimusnahkan karena ratusan lainnya positif AI. Bahkan di China juga dilaporkan sebanyak 21 orang terinfeksi AI dari subtipe H5N6.

Pemerintah Indonesia sudah mewanti-wanti stakeholder perunggasan agar bersiap menghadapi AI, hal tersebut dikemukakan Direktur Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Drh Nuryani Zainuddin.

Nuryani mengatakan, pihaknya telah mengirimkan surat edaran nomor 08113/PK.320/F/11/2021 terkait kewaspadaan nasional terhadap potensi masuknya AI ke Indonesia. “Kami meminta stakeholder agar lebih waspada, jangan sampai wabah kembali menyeruak seperti beberapa tahun lalu, dimana kondisi perunggasan kita luluhlantah akibat AI,” tutur Nuryani.

Ia mengatakan… Selengkanya baca di Majalah Infovet edisi Desember 2021. (CR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer