Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

KUNJUNGAN SEKOLAH VOKASI IPB KE PT WONOKOYO

Rombongan mahasiswa Sekolah Vokasi IPB mengunjungi PT Wonokoyo (Foto: Dok. Wonokoyo)

Sabtu, 11 Januari 2020 Wonokoyo kedatangan tamu rombongan dari Sekolah Vokasi IPB. Kunjungan inii menjadi ajang silaturahmi dan membuka kerjasama dengan Wonokoyo, sekaligus memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang sistem pemeliharaan ayam di farm. Untuk farm yang dikunjungi rombongan adalah Farm Pakis Malang unit Commercial Farm PT Wonokoyo.

Drh Tety Barunawati MSi selaku dosen pendamping mengungkapkan, kunjungan ini sekaligus membuka pintu kerjasama antara pihak universitas dengan perusahaan. Beliau berharap ke depannya dapat melakukan kerjasama lagi dengan perusahaan dalam bentuk yang lain.

Kunjungan yang dimulai dari pagi hingga siang ini memperoleh respon positif dari mahasiswa. Mereka mengaku senang dapat berkunjung ke farm Wonokoyo.

Para mahasiswa pun senang dapat mengetahui secara langsung mengenai tata cara pemeliharaan ayam broiler, serta manajemen kandang open house maupun closed house. (Sumber: www.wonokoyo.co.id)

DAMPAK NEGATIF IMPOR DAGING KERBAU PADA USAHA SAPI POTONG INDONESIA

Kajian tentang dampak importasi daging kerbau terhadap usaha sapi potong di Indonesia yang digelar PB ISPI bersama PB PDHI di Jakarta. (Foto: Andang/ISPI)

Populasi sapi di Indonesia mengalami peningkatan secara perlahan sejak 2005-2013, seiring dengan peningkatan konsumsi dagingnya. Total konsumsi daging sapi secara nasional pada 2017 mencapai 60.966 ton dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2018 misalnya, tercatat 662.540 dan 2019 pronogsa Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan bahwa konsumsi nasional diperkirakan mencapai 712.893 ton, sementara harga daging segar juga masih berkisar Rp 100.000-115.000/kg.

Perkembangan positif industri sapi pedaging tersebut sayangnya terkendala oleh adanya importasi daging kerbau dari India, yang berdampak negatif terhadap industri sapi pedaging Indonesia. Atas hal itu, Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (PB ISPI) dan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) menggelar kajian tentang dampak importasi daging kerbau terhadap keberadaan usaha sapi potong yang berkembang di Indonesia, melalui sebuah seminar di Jakarta, Kamis (23/1/2020).

Dipandu oleh Ketua Umum PB ISPI, Ir Didiek Purwanto, seminar menghadirkan pembicara Dr Ir Andre Revianda Daut (ISPI) yang membahas dampak importasi daging kerbau terhadap usaha sapi potong di Indonesia, kemudian Dr Drh Tri Satya Putri Naipospos (PDHI) yang turut mengupas tema dampak importasi daging kerbau terhadap perkembangan penyakit mulut dan kuku (PMK) serta penanganannya di Indonesia.

Berdasarkan informasi data impor dari ITC Calculation based on Un Comtrade Statisyics, tercatat pemasukan daging kerbau asal India sebesar 173.534 ton (2016-2018) dan rencana di 2019 sebanyak 100.000 ton. Namun itu ternyata belum mampu menurunkan harga daging sapi menjadi Rp 80.000/kg, bahkan peredarannya cukup masif ke pasar-pasar becek yang tentunya bila tidak dikontrol dengan baik bisa menimbulkan persalahan baru terhadap daya saing usaha sapi potong para peternak maupun keamanan PMK.

Diperkirakan ada 22 unit Meat Plants di India yang disetujui untuk dapat mengekspor daging kerbau ke Indonesia ditengarai berada di wilayah endemik PMK. Hal ini menyebabkan produk yang dihasilkan berisiko menambah ancaman bagi indonesia yang berstatus bebas PMK.

Fakta tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 17/Permentan/PK.450/5/2016 tentang pemasukan daging tanpa tulang dalam hal tertentu yang berasal dari negara atau zona dalam suatu negara asal pemasukan, khususnya di dalam Pasal 9 huruf (g) berbunyi tidak terjadi kasus PMK sekurang-kurangnya 1 bulan sampai pengapalan daging beku tanpa tulang.

Dari kajian yang sudah dilakukan dalam acara tersebut, PB ISPI dan PB PDHI menyimpulkan antara lain bahwa importasi daging kerbau hanya menguntungkan peternak India dan pelaku tata niaga. Bahkan dampak negatif bagi peternak Indonesia, usahanya menjadi tidak bergairah karena tidak berdaya saing, serta kehilangan pasar potensial hariannya di rumah pemotongan hewan.

PB ISPI dan PB PDHI menyarankan, perlu adanya keberpihakan terhadap peternak rakyat dengan meninjau ulang kebijakan importasi daging asal India. Misalnya, distribusi impor daging kerbau benar-benar hanya untuk industri, juga segmentasi harga daging kerbau, sapi impor dengan lokal. (IN)

PENCAPAIAN LUAR BIASA DI 2019, FARMSCO BERSIAP MELESAT DI TAHUN 2020


Foto bersama seluruh keluarga besar Farmsco Indonesia (Foto: Infovet/NDV)

Pencapaian luar biasa diraih PT Farmsco Feed Indonesia di tahun 2018 hingga 2019 dengan mencetak penjualan pakan melebihi target yang ditetapkan manajemen Head Quarter Farmsco Korea. Farmsco bersiap melesat cepat dengan menargetkan penjualan pakan pada 2020 sebesar satu setengah kali lipat dibanding tahun 2019.

Penyebutan target oleh master of ceremony (MC) tersebut disambut riuh tepuk tangan para udangan yang memenuhi Golden Ballroom, Hotel Sultan, Jakarta. Acara megah bertajuk “2020 Vision Completion Farmsco Indonesia: Kemajuan Bisnis Farmsco Indonesia” sukses digelar pada Jumat, 27 Desember 2019.

Acara yang dihadiri oleh seluruh jajaran direksi dan karyawan PT Farmsco dari berbagai divisi ini digelar untuk yang kedua kalinya. Sebelumnya tepat pada akhir tahun 2018 lalu, keluarga besar Farmsco berkumpul di Hotel JS Luwansa, Jakarta.

Berbeda dengan tahun lalu, kali ini tim kepanitiaan yang juga dari kalangan karyawan terpilih Farmsco  mengemas acara secara lebih megah dan diwarnai banyak hiburan. Antara lain menampilkan pentas seni oleh Farmsco employee, atraksi taekwondo, serta kehadiran bintang tamu Duo Biduan.

Diawali dengan perkenalan para direksi sekaligus para karyawan lintas divisi, agenda acara berikutnya pemberian penghargaan kepada karyawan terbaik sekaligus pemberian waktu bagi karyawan berprestasi untuk mempresentasikan hasil pencapaian kinerja di tahun 2019.

Peraih “2019 Yearly Award” kategori Best Sales adalah Aysa Yunaidi, kategori Excellent Sales diraih Ali Nurdin, disusul dengan penerima kategori Best Area Sales yaitu Ian Tjung Ie Sien.

Pengumuman selanjutnya yaitu kategori Best Harim diraih Haris Badole, kemudian tiga penerima penghargaan Best Support yakni Jumadi, Anggiat Sitompul, dan Novly Junaedi.

Para peraih penghargaan ini berhak mendapatkan hadiah yaitu berwisata ke Korea Selatan dan ke Bangkok untuk beberapa nama yang keluar sebagai pemenang kategori Best Broiler Sales serta Best Support.

Agenda acara berikutnya adalah presentasi Aysa Yunaidi, peraih penghargaan Best Sales yang memaparkan data market share pakan Farmsco pada November 2019.

Presentasi berikutnya berjudul “Achievement Sales Jabotabek Jabar” di tahun 2019 oleh Ian Tjung selaku Area Sales Manager Jabotabek Jabar.

Target 2025

Ucapan selamat dan terima kasih kepada seluruh karyawan atas prestasi yang diraih diungkapkan Park Ju Hyun selaku Vice President Sales and Marketing PT Farmsco Feed Indonesia.

“Keberhasilan ini tercapai berkat dukungan kuat dari top management, tim produksi (QC, logistik), R&D, purchasing, dan tentunya semua staf. Selamat dan terima kasih atas kerja kerasnya” ucap Park Ju Hyun.

Ia menyampaikan 4 strategi utama untuk mencapai target penjualan pakan yang sudah ditargetkan.

Pertama memacu penjualan sebanyak 45.000 ton setiap bulannya dan secepatnya. Kedua, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan pelatihan-pelatihan. Ketiga, value sales dan different product, serta keempat meningkatkan daya saing perusahaan salah satunya dengan pengembangan produk.

Park juga mengatakan target lima kali lipat di tahun 2025 yang telah ditetapkan manajemen. “Untuk mencapainya kita akan berlari seperti kereta api,” ujar Park kepada seluruh karyawan yang hadir.

Pemberian Kuota

Sesi kedua gelaran tahunan Farmsco ini diisi dengan acara pemberian kuota untuk Divisi Produksi, Purchasing, Admin, Harim Group, Cahaya Teknologi Unggas, serta Sales&Marketing.

Tahun ini, Farmsco juga menyiapkan “2020 Yearly Awards Program” dengan beberapa kategori beserta syarat dan ketentuannya.

Menjelang puncak acara, ditandai dengan momen Presiden Direktur PT Farmsco Feed Indonesia, Kwun Chun Nyun yang menaiki podium panggung untuk mempresentasikan “Target Bisnis Tahun 2020”.

“Misi Farmsco adalah memimpin industri pakan ternak dan berkontribusi terhadap kebahagiaan pelanggan,” ungkap Kwun.

Lebih lanjut Kwun memaparkan, core value dan janji masa depan Farmsco mengedepankan komunikasi dan kepercayaan pelanggan.

“Kami terus-menerus mempertimbangkan dan memperbaiki diri. Tentunya kami juga selalu
berusaha menjadi nomor satu sekaligus menjadi yang terbaik,” ungkapnya.

Farmsco hadir dengan 4 bisnis utamanya di Indonesia yaitu jagung, pakan, telur, dan DOC (ayam umur sehari). Pada tahun 2019 keempat divisi bisnis utama Farmsco mencatatkan prestasi perusahaan yang memenuhi target manajemen Head Quarter Farmsco Korea. Pakan ternak menjadi penyumbang angka penjualan terbesar di tahun 2019.

Seluruh direksi, karyawan Farmsco beserta para istri/suami dan putra-putrinya membaur untuk makan malam dan menikmati family time dengan menyaksikan berbagai hiburan yang sudah disiapkan.

Suguhan menarik dari Farmsco employee berupa pentas seni yang mengisahkan kehidupan petani peternak di pedesaan sangat menginspirasi.

Berlanjut dengan penampilan atraksi taekwondo yang mengundang decak kagum dan diakhiri dengan suara merdu Duo Biduan mengajak para undangan untuk berdendang sekaligus berjoget. Sukses terus Farmsco Indonesia! (ADV/NDV)


REMBUK PERUNGGASAN NASIONAL HASILKAN BEBERAPA KEPUTUSAN

Industri perunggasan Indonesia masih dihantui bayang-bayang over supply. (Foto: Dok. Infovet)

Awal tahun pasti semua kalangan berharap bahwa tahun 2020 menjadi tahun yang lebih baik daripada tahun sebelumnya, tanpa terkecuali kalangan perunggasan nasional. Sebagaimana diketahui bersama bahwa industri perunggasan nasional terus diterpa oleh kenyataan pahit, dimana harga jual live bird yang sangat sulit distabilkan tiap tahunnya.

Para pelaku usaha sudah jengah dengan memburuknya sektor perunggasan nasional, hampir setiap beberapa bulan sekali mereka para peternak mau tidak mau, suka tidak suka, dari hulu ke hilir banyak pihak yang memang sangat bergantung kehidupannya dari sektor ini.

Dalam rangka duduk bersama dan menuntaskan permasalahan tersebut, atas dasar inisiasi dari peternak dan asosiasi peternakan unggas, digelarlah rapat bersama dengan tema "Rembuk Perunggasan Nasional" di Hotel Santika, Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan peternak, asosiasi peternakan unggas, integrator, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Satgas Pangan.

Keadaan over supply yang makin tak terkendali, tentunya menjadi biang keladi atas anjloknya harga jual live bird di tingkat peternak. Tercatat sejak September 2019 hingga kini, pemerintah masih harus melakukan "rekayasa" berupa cutting telur tetas DOC FS hingga Januari 2020. Hal ini dilakukan untuk menjaga harga jual live bird tetap stabil dan menguntungkan untuk peternak mandiri.

Hingga pada Rabu, 22 Januari 2020, ada sekitar 117,9 juta butir telur tetas yang di cutting, angka tersebut sebetulnya masih kurang dari target seharusnya yang sebanyak 127 juta butir. Dengan kata lain, baru 92,38% dari target yang terealisasi.

Dalam pertemuan rembuk perunggasan nasional, menghasilkan beberapa keputusan untuk menjaga harga jual live bird tetap stabil di atas HPP, diantaranya: 

1. Wilayah Jawa Barat mulai Kamis (23/1/2020), ayam yang berukuran 1,2 kg ke bawah agar ditahan untuk dijual selama empat hari. Kalaupun hendak dijual, harganya minimal Rp 16.000/kg atau boleh dijual dengan syarat dipotong di RPA sendiri. Sedangkan untuk ayam berukuran di atas 1,2 kg, mulai Kamis (23/1/2020), harus dijual dengan harga terendah Rp 16.000/kg.
2. Wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur mulai Kamis (23/1/2020), harga ayam yang dijual terendah Rp 16.000/kg (Jawa Tengah) dan Rp 16.000/kg (Jawa Timur).
3. PT Charoen Pokphand Indonesia, Japfa Comfeed dan Malindo di wilayah Jawa Tengah mulai Kamis (23/1/2020), tidak boleh sama sekali melakukan penjualan live bird.
4. PT CJ Feed Indonesia, Wonokoyo, CISF, Sinta Prima, New Hope dan peternak mandiri tidak boleh melakukan penjualan live bird pada Jumat (24/1/2020) di wilayah Jawa Tengah.
5. Harga jual minimal live bird adalah Rp 16.000/kg.
6. Hari Sabtu dan Minggu (25-26 Januari 2020), semua perusahaan diperbolehkan menjual live bird dengan harga minimal Rp 16.000/kg.
7. Harga DO yang berlaku sesuai dengan tanggal tangkap.
8. Pemerintah wajib melakukan pengawasan.
9. Harga akan dievaluasi kembali tiap empat hari, dimulai pada senin (27/1/2020).
10. Harga DOC FS yang dijual kepada peternak mandiri skala kecil, jangan dinaikkan dulu. (CR)

AGAR AMAN DI SEGALA MUSIM

Kejelian peternak dibutuhkan untuk mempertahankan kondisi ternaknya pada saat cuaca ekstrem. (Foto: Dok. Infovet)

Indonesia merupakan salah satu negara dengan iklim tropis dua musim. Tentunya perkembangan peternakan unggas di indonesia juga tergantung dengan kondisi iklim yang sedang terjadi. Terutama perubahan dari musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Perubahan yang sangat mendasar dari musim kemarau ke musim hujan sangat dipengaruhi oleh suhu, kecepatan angin, kelembapan, kadar oksigen dan curah hujan. Kelima faktor tersebut yang akan mempengaruhi bagaimana manajemen pemeliharaan unggas di musim penghujan, yang meliputi kualitas air, kualitas pakan, manajemen kandang, manajemen pemeliharaan dan penyebaran bibit penyakit.

Untuk dapat bertahan di dalam kondisi cuaca yang ekstrem dan perubahan musim yang terkadang tidak terprediksi dibutuhkan trik tertentu. Oleh karenanya, kejelian peternak dalam membaca situasi sangat diperlukan. Beberapa pengalaman dan saran para ahli di bawah ini setidaknya dapat menjadi referensi agar performa tetap terjaga di segala kondisi musim.

Cegah Heat Stress di Musim Kemarau
Heat stress merupakan suatu cekaman yang disebabkan akibat suhu udara yang melebihi zona nyaman (> 28 °C). Gangguan ini dikarenakan ayam tidak bisa menyeimbangkan antara produksi dan pembuangan panas tubuhnya. Mekanisme pengeluaran panas tubuh ayam akan berfungsi normal (optimal) saat ayam dipelihara pada zona nyaman (comfort zone), dengan suhu kandang 21-28 °C dan kelembapan 60-70%. Problem heat stress memang kerap kali terjadi di musim kemarau, utamanya pada peternak yang masih menggunakan sistem kandang terbuka.

Heat stress kerap terjadi pada ayam dewasa. Biasanya ayam mengalami panting (nafas terengah-engah), yaitu bernapas melalui tenggorokan atau melakukan evaporasi (penguapan). Saat panas, konsumsi ransum juga menurun sehingga asupan nutrisi ayam tidak terpenuhi, nilai FCR membengkak dan pertumbuhan bobot badan pun terhambat. Selain itu, sistem kekebalan tubuh juga akan melemah (bersifat imunosupresif) dan dampak paling parah yang ditimbulkan ialah kematian mendadak.

Ada beberapa trik yang dapat dilakukan dalam mencegah heat stress di musim kemarau. Prof Charles Rangga Tabbu, praktisi perunggasan yang juga guru besar FKH UGM, memaparkan bahwa... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2020. (CR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer