Pemanfaatan teknologi bioreaktor mulai banyak
diterapkan oleh produsen vaksin dunia dibanding dengan cara konvensional.
Karena metode ini dinilai memberikan manfaat penekanan biaya produksi dan
menghasilkan vaksin dalam jumlah lebih banyak dengan waktu yang lebih
singkat.
|
CelCradleTM System dari VacciXcell |
Vaksin merupakan salah satu produk bioteknologi yang
terbuat dari sel virus. Vaksin diproduksi pada skala besar dengan mengkultur
sel virus di dalam reaktor berpengaduk. Namun, sifat sel yang sensitif membuat
sel mudah rusak saat terjadi pengadukan. Maka untuk mengatasi hal ini digunakan
reaktor airlift yang menggunakan udara sebagai agitator dan aerator.
Demikian sedikit intisari dari seminar Kultur Sel
yang diselenggarakan oleh PT Esco Utama bekerjasama dengan prinsipalnya
VacciXcell Singapore. Seminar yang diselenggarakan pada Rabu, 11 Mei 2016 ini
bertempat di Hotel Santika TMII dan diikuti oleh puluhan anggota Asosiasi Obat
Hewan Indonesia (ASOHI) perwakilan perusahaan produsen vaksin hewan. Serta ada
pula beberapa ahli dan tenaga laboratorium dari lembaga penelitian dan Fakultas
Kedokteran Hewan di Indonesia. Acara dipandu oleh Eka M. Wiyanto, Sales Executive PT Esco Utama.
Seminar mengangkat tema "Kebutuhan Bioreaktor
di Negara Berkembang: Pandemik Zoonosis", menghadirkan pembicara pakar Min
Kyung Kim (Korea), Xiang Liang Lin
(Singapore) dan Ching Ming Chang (Taiwan). Materi yang disampaikan meliputi
konsep dasar bioprocessing, bioreaktor untuk teknologi vaksin hewan (aplikasi
bioreaktor pasang surut VacciXcell untuk industri vaksin hewan-flu burung,
rabies, JEV, flu babi), serta pengenalan grup perusahaan Esco, VacciXcell,
produk dan layanan purna jualnya.
|
Foto bersama seluruh peserta seminar dengan narasumber dan Tim dari PT Esco Utama. |
Teknologi Bioreaktor
Menurut President VacciXcell Mr. Xiang Liang Lin kebutuhan
akan vaksin hewan di dunia belakangan ini meningkat pesat seiring banyak
terjadinya wabah penyakit hewan yang meluas (pandemik) dan bersifat zoonosis.
Sementara proses produksi vaksin dengan teknologi
konvensional menggunakan telur ayam berembrio (telur SPF/Specific Pathogen
Free) memiliki banyak kelemahan di antaranya membutuhkan waktu lama dan
menyebabkan beban biaya tinggi sehingga berdampak pada relatif mahalnya harga
vaksin hewan yang dihasilkan.
Dalam menghadapi kondisi pandemik penyakit hewan
terutama yang bersifat zoonosis (yang
dapat menular dari hewan ke manusia) diperlukan jumlah vaksin yang lebih
banyak dan lebih cepat dalam
pembuatannya dan tentu dengan harga yang terjangkau mengingat pandemik penyakit
hewan juga banyak terjadi di negara miskin dan negara berkembang.
“Untuk itu, kini teknik dengan menggunakan perangkat bioreaktor menjadi
pilihan dalam memproduksi vaksin hewan. Berbagai produsen vaksin hewan berskala
besar pun kini mulai banyak beralih mengaplikasikan teknologi bioreaktor,
karena cara ini dinilai bisa menekan biaya produksi dan dapat menghasilkan
vaksin dalam jumlah lebih banyak dengan waktu yang lebih singkat,” jelasnya.
“Produksi vaksin atau anti virus untuk
pengendalian/pencegahan penyakit hewan merupakan kegiatan yang rumit karena di
dalamnya terjadi suatu proses biologis perbanyakan sel virus. Sementara sifat
sel virus sendiri sangat rentan terhadap shear
stress (stress adukan) dan kondisi lingkungan di mana dia berada,” jelas
Xiang Liang Lin yang juga menjabat sebagai CEO produsen peralatan bidang
produksi vaksin asal Singapura ini.
Perangkat bioreaktor yang merupakan sistem tertutup yang
sangat mendukung berjalan lancarnya suatu proses bioteknologi sekaligus memberikan
lingkungan yang mendukung bagi pertumbuhan atau perkembangbiakan mikroorganisme termasuk sel
virus.
“Kami dari VacciXcell menawarkan CelCradle,
perangkat untuk memproduksi vaksin yang sangat mendukung proses perbanyak sel
virus. Kami berharap sarana ini bisa meluas digunakan di negara berkembang termasuk
Indonesia,” tuturnya.
Lebih lanjut, XL Lin menjelaskan dengan menggunakan
sarana pembiak sel berbentuk botol air mineral dengan pergerakan secara
vertikal (ke atas-ke bawah) memungkinkan sel virus mendapatkan nutrisi sekaligus
oksigen secara cukup sehingga sel akan tumbuh dan bereproduksi secara optimal. “Perangkat
CelCradle sangat praktis dan mudah dioperasikan. Proses pemanenan sel virusnya juga
menjadi lebih mudah,” kata XL Lin.
|
Peserta seminar terlihat antusias mengikuti jalannya seminar hingga usai. |
Kelebihan dan Kemudahan
CelCradleTM sangat hemat biaya, siap
digunakan, kombinasi yang tepat antara sistem bioreaktor kultur sel densitas
tinggi. CelCradleTM dirancang berdasarkan prinsip gerakan pasang
surut dimana hembusan kompresi dan dekompresi memungkinkan pemaparan secara
berselang antara nutrisi dan udara terhadap sel. Hal ini membuat pergeseran
menjadi rendah, aerasi yang tinggi serta lingkungan kultur yang bebas busa.
Sistem bioreaktor CelCradleTM terdiri
dari dua komponen yaitu botol steril CelCradleTM sekali pakai dan
kompresor penghembus CelCradleTM Stage 3000. Masing-masing botol
standar CelCradleTM memuat 5.5g BioNoc™ II , tempat dimana sel-sel
menempel dan tumbuh.
Selama bekerja, botol CelCradleTM
ditaburkan benih sel dan sebagian lainnya diisi dengan media. Media ini
kemudian dinaik-turunkan secara bergantian untuk menenggelamkan dan mengeskpos
sel, menciptakan antarmuka yang dinamis antara udara dan media pada permukaan
sel untuk memaksimalkan serapan nutrisi dan transfer oksigen.
Karena nutrisi dan transfer oksigen yang efisien,
satu botol CelCradleTM dapat memproduksi sel yang sebanding dengan
18 hingga 20 botol roller. Karena permukaan BioNoc™ II diperlakukan secara
khusus, sistem CelCradleTM dapat menumbuhkan sel anchorage-dependent
dan memungkinkan untuk memanen sel utuh, komponen sel serta sekresi protein
dengan mudah.
Sistem CelCradleTM dapat diaplikasikan
untuk berbagai kebutuhan diantaranya kultur sel mamalia dan serangga, produksi
protein dan virus, produksi antibodi monoklonal, penelitian proteome, penemuan
obat, studi Farmakokinetik, serta terapi gen dan sel. Setiap CelCradleTM
mampu mengakomodasi hingga empat botol sekali pakai, membuatnya menjadi alat
yang ideal untuk proses penyaringan pada pengujian formulasi media atau sel
berbeda baris.
|
Para pembicara seminar Kultur Sel oleh PT Esco Utama dan VacciXcell Singapore. |
Sekali Pakai, Hemat Ruang dan
Pekerja
Bioreaktor CelCradleTM merupakan sistem
bioreaktor yang mudah digunakan dan sekali pakai, dengan hampir tidak ada waktu
pemanasan dan kurva kalibrasi. Produk ini merupakan produk yang diperkecil
dengan satu botol yang menyediakan luas permukaan spesifik sebesar 15.000 cm2.
Hal ini memungkinkan pertumbuhan lebih dari 1010 sel dalam 4 botol
berukuran 8.6” x 11.7” dan inkubator 6 ft3.
Sistem CelCradleTM juga memungkinkan
produksi dalam skala milligram menjadi beberapa gram protein, antibody
monoklonal, 10 pfu virus, sel utuh atau komponen sel, yang mengeliminasi
penggunaan berbagai labu spinner, puluhan botol roller, dan ratusan labu T.
Perbanyak hasil dengan sistem CelCradleTM
juga mudah dilakukan dengan mengalikan langsung jumlah botol yang digunakan,
sehingga mengeliminasi variasi, ketidakpastian, dan waktu yang dihabiskan selama
proses perbanyakan.
Hasil Tinggi, B-H Khusus yang Berfungsi untuk
Meningkatkan Ekspresi Protein. Fungsi B-H Khusus adalah membatasi pertumbuhan
sel yang berlebihan dan meningkatkan ekspresi protein lebih dari 3 kali lipat.
Hal ini juga memungkinkan kosentrasi protein yang lebih tinggi dan menghemat
media kultur selama kulturasi.
Tahap Memperkenalkan
Saat ditemui Infovet disela seminar, Theresia
Wibisono Direktur PT. Esco Utama (perusahaan distributor perangkat CelCradleTM)
mengatakan bahwa penggunaan perangkat bioreaktor merupakan hal baru bagi
kalangan industri vaksin hewan di Indonesia. Karena itu pihaknya saat ini masih
dalam tahap memperkenalkan dengan harapan nantinya bisa dimanfaatkan secara
meluas, mengingat di Indonesia sendiri kebutuhan akan vaksin hewan juga terus
meningkat seiring terus berkembangnya kegiatan pemeliharaan ternak untuk
menghasilkan bahan pangan sumber protein hewani.
Di berbagai belahan dunia terutama di AS, Jepang dan
Cina perangkat bioreaktor sudah bukan barang baru lagi dan sejauh ini teknologi
pembuatan vaksin hewan berbasis teknologi bioreaktor terus berkembang mengikuti
tuntutan pasar dan kebutuhan dari industri penggunanya.
“Yang pasti karena telah terbukti dapat menghasilkan
bakteri atau virus lebih banyak dalam pembuatan vaksin dengan biaya yang lebih
efisien maka peralatan bioreaktor kian banyak menjadi pilihan perusahaan
penghasil vaksin besar dunia,” tutur Theresia.
Efisiensi dalam pengeluaran biaya produksi
dinilainya penting karena peternak juga makin menuntut vaksin bisa didapat
dengan harga yang terjangkau. Saat ini harga vaksin hewan dinilai masih relatif
tinggi sehingga diperlukan upaya-upaya untuk dapat menekannya hingga menjadi
lebih murah.
“Kami rasa salah satu langkah yang bisa dilakukan
adalah menurunkan biaya dalam pembuatannya dan itu bisa dilakukan dengan
penggunaan perangkat bioreaktor seperti yang kami telah distribusikan,” ujar
Theresia. (adv/wan)