-->

PETERNAKAN DI AUSTRALIA BERKOMITMEN LATIH DAN PEKERJAKAN DISABILITAS

Suasana di peternakan ayam "Rise and Shine Pastured Eggs" di Finniss, Australia Selatan

                                                                                                                      (Foto : Istimewa)

Sebuah peternakan di Kota Finniss, Australia Selatan, memiliki misi untuk memberikan lapangan pekerjaan tetap kepada orang-orang dengan disabilitas. Pegawai Rise and Shine Eggs, Jinda Holland, mengidap Sindrom Waardenburg dan tuli pada telinga kirinya. Awal-awal bekerja di peternakan itu, ia sebenarnya tidak suka berada di sekitar ayam. 

“Seiring waktu, giliran kerja saya semakin banyak di peternakan ini. Saya pun mulai menyukai ayam-ayam ini,” kata Holland.

Ia sebelumnya bekerja di industri pariwisata dan di sebuah pabrik, tapi tidak bertahan lama. 

“Mereka tidak memahami disabilitas saya, pendengaran saya, penglihatan saya, dan itu menjadi sebuah tantangan,” kata Holland tentang pekerjaannya dulu.

Gabi Kinsley juga pegawai Rise and Shine Eggs yang memiliki disabilitas. Cukup lama ia memilih untuk tidak memberi tahu atasannya mengenai disabilitas yang ia miliki. Alasannya, agar tidak diperlakukan secara berbeda. “Yang jelas mereka tidak bilang ‘kami tidak ingin [mempekerjakan]mu karena kamu punya disabilitas’, tapi saya merasa seperti itu,” ungkapnya.

Keraguan Kinsley untuk mengakui disabilitasnya secara terbuka tidak mengherankan bagi Tracey Davis, seorang staf pembantu. 

“Sungguh membuat frustrasi bahwa kita memperlakukan orang-orang dengan disabilitas dengan sangat tidak hormat,” ungkap Davis.

Perlakuan buruk dan sedikitnya kesempatan bagi kelompok disabilitas mendorong pemilik Rise and Shine Eggs untuk membuat perubahan. Mereka mempekerjakan beberapa pegawai dengan disabilitas untuk mengerjakan berbagai tugas, dari membuat pagar, merapikan taman, hingga mengumpulkan, membersihkan, menyeleksi dan mengantarkan telur ke kota-kota sekitar.

Kakak-beradik Heather dan Alistair Pearce adalah pemilik peternakan tersebut. Heather adalah seorang terapis okupasi, sementara Alistair memiliki pengalaman di industri pertanian selama puluhan tahun.

“Saya rasa yang menjadi faktor penting adalah bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak banyak dipekerjakan, orang-orang yang tidak punya pekerjaan padahal bisa bekerja dan dipekerjakan, tapi tidak pernah benar-benar diberi kesempatan sebelumnya,” imbuh Heather.

Bisnis peternakan mereka sangat sukses, bahkan berencana membuka yang kedua. “Nanti kami ingin mereka bisa melatih orang lain yang ingin bergabung dalam program ini dan menjalankannya melalui semacam program selama 12 minggu, jadi saya rasa ke sanalah tujuan kami,” kata Pearce.

Bagi orang dengan disabilitas seperti Holland, bekerja di peternakan telah mengubah hidupnya. “Pekerjaan ini memberi saya harapan, memberi saya pekerjaan, memberi saya sesuatu untuk dinantikan setiap harinya ketika pergi bekerja,” pungkasnya. (INF)


DITLANTAS POLDA BABEL KEMBANGKAN PETERNAKAN AYAM PETELUR

Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengembangkan peternakan ayam petelur yang berada di kawasan Polda Bangka Belitung.
(Foto : RRI)

Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sukses mengembangkan peternakan ayam petelur yang berada di kawasan Polda Bangka Belitung. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung program Asta Cita Presiden terkait ketahanan pangan nasional.

"Alhamdulillah, hari ini kita panen telur ayam hasil dari peternakan yang kita buat disini dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional," kata Dir Lantas Polda Bangka Belitung Kombes Pol Hendra Gunawan, Rabu (22/1/2025).

Hendra menyebutkan, peternakan ayam yang dibuat oleh pihaknya ini berukuran 4 meter x 6 meter dengan memelihara ayam sebanyak 106 ekor ayam petelur. Rata-rata hasil dari peternakan itu, lanjut Hendra menghasilkan sebanyak 90 sampai 100 butir telur perharinya.

"Seperti hari ini, setelah kita kumpul-kumpul ada sekitar 480 butir telur ayam. Itu sudah 5 hari berarti rata-rata perhari ada 100 butir telur yang dihasilkan,"ucapnya.

Telur ayam hasil peternakan ayam ini nantinya akan dibagikan ke masyarakat. Sehingga, kata Hendra, peternakan ayam yang dibuat ini bermanfaat serta memberikan contoh ke masyarakat untuk memanfaatkan lahan dengan kegiatan produktif seperti ini.

"Ini setiap 5 hari sekali kami bagikan ke masyarakat. Untuk panen telur kali ini kami salurkan ke Pondok Pesantren Alamatudunia Beruas sebanyak 480 telur. Kedepan kita juga akan salurkan ke pondok-pondok pesantren dan yayasan yatim piatu dan yang membutuhkan," ujarnya.

Sementara, Amri warga Pangkalpinang mengapresiasi kepolisan yang saat ini selain tugas utamanya juga membantu masyarakat lewat program yang ada.

"Polisi saat ini selain mereka ada tugas pkok mereka juga punya program seperti ini, kita bangga lah ya," ujar Amri. (INF)

SUNTIKAN DANA BANK DBS INDONESIA UNTUK STARTUP PETERNAKAN INDONESIA

Chickin, Startup Indonesia Yang Begerak di Sektor Perunggasan
(Foto : DBS Indonesia)

Bank DBS Indonesia memberi pendanaan berupa pinjaman sebesar Rp 250 miliar untuk startup peternakan ayam Chickin pada Senin (20/1). Co-founder dan Chief Executive Officer Chickin Tubagus Syailendra Wangsadisastra menyebutkan dana ini akan dipakai untuk efisiensi perusahaan.

“Kami akan gunakan dana ini untuk efisiensi karena sebelumnya banyak dana yang kami kelola berasal dari unsecured loan contohnya P2P lending yang masih sangat mahal,” ujarnya dalam wawancara di Gedung Bank DBS, Jakarta, Senin (20/1).

Tubagus juga menjelaskan mereka ingin melakukan efisiensi lewat pemotongan biaya dana bank alias cost of fund alih-alih memotong biaya operasional atau opex. Cost of fund sendiri merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh lembaga keuangan atas penggunaan dana dari sumber lain. Ia juga menilai sebuah perusahaan teknologi seharusnya tidak hanya fokus mengembangkan teknologi.

Oleh sebab itu, pihaknya sekarang tengah meningkatkan tata kelola perusahaan alias governance dan merapikan data serta backend perusahaan. Tubagus tidak menjelaskan apakah efisiensi yang ia maksud juga terkait dengan jumlah karyawan. Chickin sendiri sudah memiliki 12 ribu kandang dari mitra peternak yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, mayoritas peternak yang mereka layani ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Startup ini menawarkan aplikasi Chickin, perangkat manajemen peternakan CI TOUCH, dan sistem contract farming. Untuk sistem terakhir ini, peternak cukup membesarkan ayam dan nantinya Chickin yang menjual daging ayam ini ke mitra mereka. Dari seluruh kandang mitra peternak itu, ada sekitar 10% peternak yang tergabung dalam contract farming.Dalam catatan Tubagus, jumlah peternak ini masih sekitar 2% dari seluruh pangsa pasar Indonesia.

“Tapi kami tidak ingin agresif meningkatkan pangsa pasar, tapi bagaimana menyeimbangkan pertumbuhan dan kesehatan bisnis. Kalau memang berharap, kami ingin pertumbuhan dua kali lipat,” kata Tubagus.

Melansir catatan DailySocial, pada Oktober 2024 lalu Chickin mendapat pendanaan sebesar US$ 20 juta atau Rp 315 miliar. Ini terdiri dari US$ 15 juta pendanaan ekuitas dan US$ 5 juta debt. Investor yang berpartisipasi meliputi Granite Asia, Integra Partners, Asian Development Bank, 500 SEA, East Ventures, Aksara Ventures, dan beberapa lainnya. (INF)


SUPER UNGGAS JAYA SUKSES MELEBARKAN SAYAP KE TIMOR - LESTE

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Bersama Direksi Suja Melakukan Seremonial Peresmian Ekspor
(Foto : CR)


Jumat 22 November 2024 menjadi hari yang bersejarah bagi PT Super Unggas Jaya (Suja), pada hari itu mereka mereka resmi melebarkan sayap pemasarannya ke negara tetangga, Timor - Leste. Seremonial pelepasan ekspor berlangsung di Rumah Pemotongan Ayam mereka yang berlokasi di Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Konsisten Membuka Pasar Ekspor

Han Jung Kyu selaku Presiden Direktur PT Sumber Unggas Jaya dalam pidatonya mengungkapkan rasa syukur, bahagia, dan bangganya terutama kepada para staff yang telah bekerja keras mewujudkan ekspor tersebut. Tak kurang sebanyak 33 ton karkas ayam dengan merk Super Chick berangkat menuju Timor - Leste, transaksi tersebut bernilai 1,2 Miliar Rupiah.

"Ini menjadi sejarah penting dalam berdirinya perusahaan kami, kami berkomitmen untuk terus mengembangkan ekspor produk unggas, tidak hanya ke Timor-Leste, tetapi juga ke berbagai negara lain," tutur Han.

Ia melanjutkan, sejatinya pada 5 November 2024 yang lalu, Suja berhasil mengekspor 2,5 ton produk olahan daging ke Thailand. Selain itu, pada Oktober lalu, mereka jugatelah mengirimkan sampel produk ke Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand sebagai langkah untuk memperluas pasar global.

Dirinya juga menyebut bahwa kedepannya Suja juga akan meningkatkan volume ekspor ke Timor - Leste hingga 100 ton per tahun. Dalam waktu dekat Suja juga tengah menjajaki ekspor produk olahan daging ke Filipina, dengan target pengiriman dimulai pada tahun 2025. Bahkan mereka berniat memperluas ekspor karkas ayam ke Malaysia dan Korea Selatan.

"Kepada para mitra usaha dan rekan-rekan di industri peternakan, marilah kita terus bekerja sama agar sektor ini semakin maju, berdaya saing global, dan mendukung perekonomian Indonesia. Terima kasih atas perhatian dan kerja sama yang telah diberikan," pungkas pria asal Korea Selatan tersebut.

Antusiasme Dalam Menatap Tantangan Kedepan

Apolo Justino França da Silva, Atase Perdagangan Timor Leste yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan apresiasi kepada PT Super Unggas Jaya atas keberhasilannya dalam mengekspor produk karkas ayam ke Timor-Leste. Sebagai negara yang baru bergabung dalam organisasi internasional seperti WTO dan ASEAN, dirinya sangat menghargai dukungan dan kerja sama dari Indonesia.

"Ekspor ini adalah wujud nyata hubungan baik antara kedua negara. Kami berkomitmen untuk membuka peluang investasi baru dan mendukung pertumbuhan perdagangan, khususnya di sektor peternakan. Semoga kerja sama ini terus berkembang di masa depan," tutur Apolo.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Drh Agung Suganda yang turut hadir mengucapkan selamat atas ekspor karkas ayam oleh Suja. Keberhasilan ini merupakan bukti nyata bahwa industri perunggasan Indonesia mampu bersaing di pasar global.

"Kami terus mendukung upaya ekspor produk unggas ke berbagai negara, termasuk Jepang, Singapura, dan Timur Tengah. Khusus untuk PT Suja, kami berharap target ekspor ke Korea Selatan dapat terealisasi pada tahun depan," tutur Agung

Dalam sambutannya ia menyebut surplus produksi unggas di dalam negeri perlu dimanfaatkan untuk menembus pasar ekspor. Hingga September 2024, nilai ekspor produk unggas Indonesia mencapai USD 7,25 juta, meningkat 40,61% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan potensi besar sektor peternakan untuk berkontribusi terhadap perekonomian nasional.

Han Jung Kyu menyambut baik tantangan yang diberikan oleh Dirjen, dirinya menyebut bahwa Suja adalah salah satu bagian dari CJ Group salah satu produsen pangan terkemuka di dunia. Oleh karenanya ia memohon dukungan dari semua pihak dalam rangka menyukseskan hal tersebut, yang jelas Suja tidak akan pernah berhenti berkembang dan mengharumkan nama Indonesia. (Adv)



CEO AYAM KAMPUNG ANDALAS SABET GELAR YOUNG AMBASSADOR AGRICULTURE 2024

Febroni Purba, Duta Muda Pertanian 204, CEO Ayam Kampung Andalas
(Foto : Istimewa)

Febroni Purba,CEO startup Ayam Kampung Andalas yang mengkhususkan diri dalam peternakan ayam kampung di DKI Jakarta, berhasil terpilih sebagai salah satu Duta Muda Pertanian 2024. Pengumuman ini disampaikan dalam Grand Final Program Duta Muda Pertanian YESS yang diselenggarakan di Bogor pada Minggu, 23 Juni 2024.

Proses seleksi yang ketat dimulai dengan 1140 pendaftar, kemudian disaring menjadi 92 peserta untuk evaluasi lebih lanjut. Akhirnya, 55 individu dipilih sebagai Duta Muda Pertanian 2024.

Febroni, yang mewakili DKI Jakarta, berhasil menonjol berkat keahliannya dalam sektor hilir peternakan ayam lokal, sebuah usaha yang telah ia tekuni sejak tahun 2020 dengan penuh semangat.

Usahanya, yang dikenal dengan merek Ayam Kampung Andalas, mencakup dari pembiakan dan pembesaran ayam, hingga produksi telur dan berbagai produk olahan seperti fillet, daging giling, sayap, tulang, dan ceker. Inovasinya meliputi ayam bumbu marinasi dan kaldu yang cocok untuk makanan pendamping ASI (MPASI), kini telah tersedia di pasar modern seperti supermarket, toko bahan makanan online, warung daging segar, dan restoran.

Kementerian Pertanian memilih Duta Muda ini untuk mewakili berbagai latar belakang, termasuk gender, keterbatasan fisik, dan keragaman sosio-ekonomi. Inisiatif ini, yang dikelola oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) di bawah Kementerian Pertanian, bertujuan untuk menginspirasi generasi muda dan mengubah persepsi tentang pertanian sebagai profesi yang menarik dan menguntungkan.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan komitmennya untuk mendukung upaya inovatif para petani muda dalam memajukan pertanian Indonesia. "Melalui YAA, para pemimpin muda pertanian akan memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai kedaulatan pangan nasional," katanya dalam pernyataan resmi.

Plt Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, menambahkan bahwa program ini lebih dari sekadar pengakuan; ini merupakan panggilan untuk bertindak. "Duta Muda Pertanian 2024 akan aktif dalam mendidik dan menginspirasi generasi muda untuk terlibat dalam transformasi positif sektor pertanian," pungkasnya. (INF)

DESA AIK RUAY SIAP KEMBANGKAN PETERNAKAN AYAM PETELUR

Peternakan Ayam Petelur, Penyumbang Protein Hewani
(Sumber : Istimewa)

Sebagai upaya mendukung Ketahanan Pangan, Pemerintah Desa Aik Ruay, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka mengembangkan usaha peternakan ayam layer atau ayam petelur.

Kepala Desa Aik Ruay, Rozali, mengatakan, pengembangan usaha ayam petelur yang akan dikelola oleh kelompok masyarakat, mempertimbangkan kebutuhan konsumsi telur di masyarakat yang terbilang cukup tinggi.

"Untuk mengembangkan usaha ayam layer, kami menyediakan anggaran yang bersumber dari dana desa," kata Rozali, Senin (24/6/2024).

Budidaya ayam petelur merupakan salah satu usaha Pemerintah Desa Air Ruay setelah sebelumnya berhasil mengembangkan usaha sewa rumah toko di depan pasar Higienis.

"Ada empat unit ruko yang kami sewakan dan dibangun menggunakan dana desa bantuan langsung tunai," jelasnya.

Desa Air Ruay terletak strategis berada di sebelah Barat Kota Sungailiat, menjadi desa penyangga ekonomi daerah karena terdapat pusat perekonomian masyarakat atau Pasar Higienis.

Pasar Higienis satu-satunya pusat ekonomi di Kabupaten Bangka selain pasar tradisional yang lain di daerah itu.

Sementara usaha yang dikembangkan BUMDes kata Rozali, memilih pada sektor jasa seperti, sewa tenda kursi, orgen tunggal, gas elpiji tiga kilogram, foto copi, dan penjualan ATK dan jasa yang lain.

Bersumber dari laman Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia, Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Sugito mengatakan minimal 20 persen dari penggunaan dana desa diutamakan untuk mendukung penguatan ketahanan pangan nabati dan hewani. 

Langkah yang dapat dilakukan dalam pemanfaatan dana desa untuk ketahanan pangan antara lain: memastikan program/kegiatan disepakati dalam musdes, masuk dalam RKP Desa dan APB Desa, serta RKP Desa dan APB Desa dipublikasikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dalam mewujudkan ketahanan pangan di desa tidak hanya menjadi kewajiban perangkat desa saja melainkan perlu adanya kerja sama antar stakeholder yang terlibat dalam pembangunan desa.

Ketahanan pangan desa adalah kemampuan suatu desa atau komunitas desa untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya secara mandiri dan berkelanjutan, dengan memperhatikan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, serta nilai gizi dari pangan yang dihasilkan. 

Hal ini mencakup produksi, distribusi, dan konsumsi pangan yang berkelanjutan, serta upaya-upaya untuk membangun kemandirian dan kedaulatan pangan di tingkat lokal. (INF)

GEGAP GEMPITA CHICK DAY 2024

 

CHICK Day 2024, Sukses Digelar Dengan Meriah
(Foto : CR)


PT Ceva Indonesia selaku salah leading company dalam bisnis kesehatan hewan sukses melangsungkan acara tahunannya yakni CHICK DAY 2024. Terasa lebih spesial, acara tersebut sekaligus merayakan 20 tahun kiprah Ceva di Indonesia.

CHICK DAY 2024 berlangsung di Trembesi Hotel, BSD, Tangerang Selatan pada Rabu 12 Juni 2024 yang lalu. Dalam sambutannya Country Director PT Ceva Animal Health Indonesia Drh Eddy Purwoko mengatakan bahwa CHICK DAY adalah event tahunan dimana Ceva mengapresiasi pelanggan serta berbagi perkembagan teknologi dan inovasi baru di bidang perunggasan.

Tema yang diusung dalam CHICK 2024 kali ini “Navigating the future hatchery vaccination solution through sustainable innovations”. Sejalan dengan tema tersebut, Eddy menyatakan kebanggaannya dapat menjadi partner bagi para stakeholder perunggasan di Indonesia.

“Tidak terasa dimulai sejak 2006 kami memperkenalkan konsep hatchery vaccination. Inovasi kami tidak berhenti sampai disitu, kami juga berinovasi dalam efisiensi di hatchery nantinya aka nada vaksinasi in ovo dan teknologi lain yang dapat meningkatkan efisiensi,” tutur Eddy.

Inovasi Yang Efisien Nan Ramah Lingkungan

Acara dibuka dengan talkshow yang membahas mengenai inovasi berkelanjutan pada aspek vaksinasi di hatchery dalam mendukung produktivitas flok. Dalam mencapai hal tersebut Dr Mustafa Seckin Sandikli selaku Global Marketing Manager Ceva memaparkan secara ringkas.

“Industri perunggasan yang baik harus dapat memberi dampak positif bagi aspek sosial, ekonomi, serta lingkungan. Isu lingkungan beberapa waktu belakangan kerap kali dibicarakan, oleh karenanya kami mendukung hal tersebut. Dimana kami menciptakan produk yang bermanfaat, bagi hewan, manusia dan lingkungan,” tutur Mustafa.

Ia melanjutkan, bahwa pengejawantahan dari inovasi dan Solusi yang ditawarkan oleh Ceva yakni melalui produk dan teknologi yang mereka miliki. Produk vaksin dan equipment milik Ceva sangat efisien sehingga berdampak besar dan menjadi game changer dalam industry perunggasan.

“Yang menjadi nilai tambah dari produk kami adalah efisiensi. Misalnya dalam hal vaksinasi, kami menawarkan konsep Less is More yang mana dapat menyederhanakan program vaksinasi pada ayam sehingga meminimalisir stress dan meningkatkan performanya,” tutur Mustafa.

Sukses Mengendalikan Penyakit Penting di Indonesia

Drh Ayatullah M Natsir selaku Poultry Business Unit Manager PT Ceva Animal Health Indonesia menjabarkan mengenai keadaan penyakit unggas di Indonesia dalam Talkshow sesi kedua.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Ceva melalui program GPS-nya, ada 5 penyakit yang mendominasi yakni CRD, CRD kompleks, IB, ND, dan koksidiosis. Kesemuanya masih sering ditemui oleh tim Ceva di berbagai peternakan di penjuru nusantara.

“Infectious Bronchitis (IB) misalnya, secara diam – diam ternyata kasusnya cukup banyak terjadi di Indonesia baik di peternakan broiler komersil maupun breeding farm. Tentu ini merupakan ancaman yang harus dihadapi oleh para peternak,” tutur Ayatullah.

Hal tersebut diamini oleh Dr Marcelo Paniago karena IB merupakan kasus yang paling banyak dilaporkan di Asia. Tentunya penyebaran IB semakin cepat pula karena karakteristik dari industry perunggasan sendiri Dimana fasilitas produksi yang jaraknya terlalu dekat, sehingga memudahkan penyebarannya. Selain itu Marcelo juga mengatakan bahwa IB akan memperparah kondisi ayam yang terinfeksi AI dari jenis H9N2.

“Kita butuh strategi yang cermat dalam program vaksinasi IB, Vaksinasi di hatchery menggunakan IB Massachusett atau IB klasik tidak cukup memberikan proteksi untuk tantangan IB yang ada saat ini di Indonesia yang meliputi beberapa serotipe,” tutur dia.

Selain itu kata Marcelo diperlukan pendekatan heterolog yaitu pemberian vaksinasi IB yang sifatnya broad spectrum. Ceva saat ini memilik vaksin IB Massachusett dan IB varian yaitu Cevac IBird® yang diaplikasikan di hatchery.

Penggunaan Cevac IBird® dan IB Massachusett bersamaan mampu memberikan proteksi terhadap berbagai serotipe IB yang ada di indonesia. Cevac IBird ® juga mampu mengurangi jumlah virus yang ada di lapangan, menurunkan kematian dan meningkatkan FCR.

Lain IB lain ND, penyakit yang masih menjadi momok bagi perunggasan sejak zaman baheula tersebut nampaknya masih kerasan di Indonesia. Menurut Dr Mustafa Seckin, ada tiga hal yang harus diaplikasikan secara apik untuk mengendalikan ND yakni biosekuriti, vaksinasi, dan manajemen pemeliharaan.

Selain itu karakteristik virus ND cukup menyulitkan karena pada saat dilakukan vaksinasi ada intervensi antara passive immunity (Maternal Antibody) dengan vaksin konvensional yang menurunkan kinerja dan efektivitas vaksin.

“Ceva sendiri sejak tahun 2018 sudah membuktikan bahwa Produk vaksinnya yakni Vectormune® ND, vaksin vektor yang menggabungkan virus donor yaitu ND. Kemudian protein F yang berasal dari donor disisipkan di virus vektor, yang menggunakan Herpes Virus Turkey (Marek) telah berhasil mengendalikan ND di Indonesia sejak 2018,” tutur Mustafa.

Diperkuat oleh data yang dibeberkan Ayatullah, Ceva pernah melakukan penelitian pada 5 ayam yang memiliki antibodi maternal cukup tinggi, kecuali kelompok kelima semuanya divaksinasi di hatchery. Kelompok pertama menggunakan ND killed genotipe VII dan ND/IB live, kelompok kedua concentrated ND killed dan ND/IB live, kelompok ketiga Vectormune® ND dan ND/IB live, serta kelompok keempat ND/IB live.

Pada umur 25 hari diuji tantang dengan virus ND genotipe VII. Hasilnya kelompok Vectormune® ND memberikan proteksi jauh lebih tinggi dibanding vaksin ND killed, memberikan reaksi antibodi dan kekebalan lebih cepat.

Hal itu disebabkan Vectormune® ND memiliki Cellular Mediated Immunity. Sehingga ketika ayam terinfeksi ND, sel-selnya di dalam tubuh ayam dirusak maka virus yang dikeluarkan dari tubuh ayam semakin berkurang sehingga mencegah shedding.

Selain IB dan ND, Gumboro alias Infectious Bursal Disease (IBD) juga masih menjadi ancaman karena seringkali bersfiat subklinis, hal tersebut disampaikan oleh Ayatullah. Selain aspek agen penyebab, IBD juga kerap kali sulit dikendalikan karena karekteristik vaksin yang ada di pasaran berbeda dan bisa dibilang “keras” untuk ayam. Ceva sendiri memiliki vaksin IBD dengan teknologi immune complex yang bernama Transmune®.

“Tidak semua vaksin imun kompleks itu sama. Masing-masing memberikan waktu proteksi yang berbeda-beda dan Transmune® memiliki proteksi cukup cepat. Namun ketika menggunakan vaksin yang memberikan klaim lebih cepat harus hati-hati terhadap keamanannya terutama untuk ayam dengan antibodi maternal rendah,” ujar Ayatullah.

Vaksin lainnya yang memberikan proteksi lebih cepat ternyata merusak bursa lebih cepat. Tidak menguntungkan karena sel B yang ada di bursa akan rusak, memberikan efek negatif pada penggunaan vaksin lainnya terutama vaksin ND.

Transmune® mampu memberikan proteksi terhadap semua strain virus IBD yang ada di dunia. Mampu memberikan kontrol terhadap sub klinis dan juga klinis dari IBD. Terbukti aman ketika diberikan bersamaan dengan Vectormune® ND.

Tidak berhenti sampai disitu, selain Transmune® Ceva juga telah mengeluarkan inovasi produk terbaru dalam mengendalilan IBD yakni Nextmune® sejak 2023 yang lalu. Nextmune® adalah vaksin beku imun kompleks IBD dari Strain Winterfield 2512 terikat dengan antibodi spesifik yang disebut Virus Protecting immunoglobulins yang dapat dilakukan di hatchery dengan aplikasi in-ovo atau subkutan.

Beberapa keuntungan yang didapat dengan menggunakan Nextmune® yakni melindungi ayam dari semua strain IBD, mencegah tantangan dari siklus ke siklus, serta memutus shedding virus di lapangan.

Dari segi equipment inovasi Ceva juga tak kalah mumpuni. Disampaikan oleh Chalermchai Skulphuek selaku Vaccination Services and equipment Manager Ceva Asia, bahwa vaksinasi di hatchery telah membawa dampak yang signifikan di seluruh dunia.

“Lebih efisien, ekonomis, keseragaman yang baik, serta memberikan kekebalan yang baik. Hal ini yang makin membuat kami bersemangat berinovasi di sektor ini,” tuturnya.

Kedepannya menurut Chalermchai, teknologi vaksin in-ovo milik Ceva diharapkan bakal menjadi masa depan dalam industry perunggasan yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Ceva juga tak akan berhenti untuk menelurkan inovasi selanjutnya dalam vaksinasi di hatchery.

Industri Perunggasan Berkelanjutan

Salah satu narasumber yang hadir dalam CHICK Day 2024 yakni Prof Ali Agus, guru besar Fapet UGM yang diwakili oleh Moh Sofi’ul Anam. Dalam pemaparannya ia menyebut industry perunggasan sebagai industry penghasil protein hewani mayoritas di Indonesia. Namun begitu masih banyak kendala di dalamnnya.

“Dari sisi ekonomi, disparitas harga produksi dan harga jual masih menjadi isu. Dari segi sosial, isu resistensi antimikroba juga disoroti, sedangkan dari sisi lingkungan tak jarang terjadi konflik antara warga dengan peternakan ayam. Hal ini hanya bisa diatasi apabila terjadi kolaborasi yang apik dari semua stakeholder,” tuturnya.

Oleh karenanya ia mengimbau kepada seluruh stakeholder perunggasan agar menjalin Kerjasama yang apik dan saling menguntungkan, mengingat pentingnya sektor ini dalam berkontribusi bagi negeri dalam menyumbang protein hewani dalam membangun bangsa. (INF)















DEFISIT STOK, HARGA DAGING AYAM DI SAMPIT MEROKET

Ayam Potong, Meroket Harganya di Sampit
(Foto : Istimewa)


Harga ayam potong di Kota Sampit kembali meroket hingga menembus Rp50-53 ribu per kilogram. Kenaikan disebabkan minimnya pasokan, sehingga ayam yang masih berukuran kecil dan belum waktunya panen terpaksa dijual demi memenuhi permintaan konsumen.

”Pasokan ayam dari Banjarmasin terbatas, karena ayamnya masih belum waktunya panen, terpaksa dijual,” kata Yati Puspita, Pedagang Ayam di Pasar Jalan MT Haryono.

Selain harga tinggi, bobot ayam yang didatangkan juga tidak seperti biasanya.

”Idealnya mencapai 1,7-2 kg per ekor.Ini ayam yang datang 1,2-1,5 kilogram. Ada yang cuma 1 kilogram saja bobotnya per ekor. 

Harga naik sudah empat hari. Per hari ini mulai turun dari Rp53 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram. Stabilnya kisaran Rp35-38 ribu per kg,” katanya.

Pasokan ayam ke Kota Sampit juga mengalami kekosongan, sehingga pedagang ayam di Kota Sampit dijatah tidak sebanyak seperti hari-hari biasanya.

Di tempat pemotongan ayam, kebutuhan rata-rata mencapai 15.000 ekor per hari. Namun, dalam satu pekan terakhir, ayam yang didatangkan hanya 8.000-10.000 ekor yang dibagi ke semua pedagang ayam di Kota Sampit.

”Saya ngambil ayam yang didatangkan dari peternak Banjarmasin. Itu pun dibagi-bagi jatahnya sama pedagang ayam yang lain,” katanya. (INF)

Sementara itu, harga ayam di kawasan Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit sedikit lebih murah.“Hari ini (kemarin) harga daging ayam Rp48 ribu per kilo. Lumayan turun,” kata Sita, pedagang di kawasan tersebut.Menurutnya, harga itu sudah turun dari hari sebelumnya yang mencapai Rp52 ribu per kilogram.”Semingguan itu harganya naik terus. Minggu lalu 46 ribu/kg, terus naik, saya sempat jual 52 ribu/kg. Di lain ada yang lebih dari itu, tapi sekarang sudah turun. Murah lagi, soalnya kalau mahal pelanggan juga sepi,” ujarnya. (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer