Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Pinsar Indonesia | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

H SINGGIH JANURATMOKO SKH MM: PETERNAK SUKSES, KINI MELENGGANG KE SENAYAN

Singgih Januratmoko (Foto: Istimewa)


Dua puluh tahun sudah, Singgih Januratmoko secara totalitas sebagai peternak. Dikenal juga menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia periode 2014 - 2019, rekan-rekannya mendorong Fungsionaris Pusat DPP Partai Golkar ini untuk berkontribusi lebih melalui parlemen.

Pendiri dan pemilik Janu Putra Group ini dinyatakan berhasil melenggang ke DPR RI untuk periode 2019-2024 mendatang.

Pria kelahiran Sleman 7 Januari 1976 ini merupakan orang pertama dari kalangan peternak unggas rakyat yang akan duduk di DPR, setelah bertarung di Dapil Jawa Tengah meliputi Kabupaten Boyolali, Kota Surakarta, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Sukoharjo.

Infovet pada Jumat, 15 Februari 2019 lalu berkesempatan berjumpa dengan Singgih di kawasan Jakarta Utara. Singgih mengatakan, tujuan utamanya menjadi anggota parlemen adalah memperjuangkan nasib peternak unggas rakyat yang selama ini menderita akibat harga unggas di peternak yang terus tertekan.

Berbincang santai, alumni Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini bercerita awal mula merintis usaha ternak ayam.

Semasa kuliah, Singgih memang berkeinginan kuat untuk membuka usaha sendiri. Menciptakan lapangan kerja dan bisa berbagi dengan sesama merupakan tujuan utamanya.

Usai memperoleh gelar Strata Satu di tahun 1999, Singgih saat itu memulai usaha peternakan ayam kecil-kecilan. Tanpa disangka usaha ini dapat berkembang pada saat itu.

“Sebenarnya dulu bisa dikatakan saya meneruskan usaha ternak ayam layer milik ayah,” kata pria 
kelahiran Sleman, 7 Januari 1976 ini.

Selanjutnya, Singgih mulai mandiri beternak ayam broiler dengan pola kemitraan perusahaan (inti) dengan peternak (plasma).

Ketekunannya membuahkan hasil, hingga  sudah memiliki puluhan kandang breeding farm dan hathcery yang terdapat di Wonosari dan Purbalingga, di bawah bendera Janu Putra Group.

Janu Putra Grup didirikan Singgih pada tahun 2002. Dua perusahaannya yaitu PT Janu Putra Sejahtera (Breeding dan Layer) dan PT Janu Putra Barokah (Kemitraan) telah berkembang pesat.

Sikapi dengan Tenang

Menurut Singgih, menjadi peternak ayam, tekun saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan kesiapan mental dalam menghadapi segala tantangan.

“Terpenting adalah kesiapan diri untuk bertahan di masa-masa sulit,” ujar suami Sova Marwati ini.

Masa sulit yang dimaksud, Singgih mencontohkan ketika ayam terserang penyakit, harga jual ayam rendah, hingga mahalnya harga pakan.

“Seperti sekarang nih, Harga Pokok Produksi (HPP) mahal sebisa mungkin menerapkan strategi supaya efisien semuanya,” tambah dia.

Lebih lanjut, ayah tiga anak ini mengatakan bahwa kendala teman-teman peternak sekarang adalah permodalan.

“Banyak bank yang sekarang ini tidak percaya, karena memang banyak kasus-kasus terdahulu yang kreditnya macet,” terangnya.

Imbuh Singgih, tepatnya tahun 2014 sampai tahun 2016 usaha breeding ayam mengalami masa masa berat dan banyak sekali peternakan closed house yang gulung tikar.

“Banyak yang akhirnya macet atau tidak terbayar sampai bank enggak percaya lagi,” katanya.
Selain persoalan modal, sambung Singgih, duka peternak ketika harga jual jatuh dan pasti ada rasa was-was dengan resiko penyakit seperti AI, IBH, dan harga jagung yang jatuh.     

Sekilas flashback di tahun 2017 silam, sebanyak empat kandang berisi sekitar 30 ribu ekor ayam potong miliknya hangus terbakar.

“Betul ada masalah pada listrik waktu itu, namun ya kami belajar dari kejadian itu untuk lebih hati-hati ke depannya,” ujarnya.

Rintangan demi rintangan disikapi dengan tenang oleh Singgih. “Lebih banyak suka. Rasanya luar biasa dapat menikmati kerja keras dari usaha mandiri, kemudian bisa membuka lapangan kerja sekaligus berbagi ke sesama,” ungkap lulusan Magister Manajemen Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta ini. 

Kampanye Gizi Terus Berlanjut

Bersama Pinsar, kampanye peduli gizi dengan mempromosikan ayam dan telur terus digelar di berbagai kota.

Mengaku senang, Singgih mengemukakan kalangan masyarakat seringkali memberi feedback usai kegiatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN).

“Ada pastinya warga yang memberi tanggapan ke Pinsar dan minta kegiatan promosi ayam telur rutin dilaksanakan,” katanya.

Selain feedback dari warga masyarakat, terdapat juga peternak yang menyampaikan kepada Pinsar bahwa terjadi peningkatan daya beli ayam dan telur di pasaran.

Target penyelenggaraan HATN, tegas Singgih, bukan saja meningkatkan konsumsi ayam dan telur, namun juga memberi edukasi kepada masyarakat bahwa daging ayam aman dikonsumsi serta bebas dari suntikan hormon yang isunya selama ini beredar.

Peternakan Kerakyatan

“Peternak rakyat jangan sampai hilang dan harus terus berkembang lagi. Perjuangkan teman-teman yang masih bersemangat beternak mandiri,” tandas Singgih ketika ditanya harapannya pada masa depan peternakan Tanah Air.

Seiring dengan alih teknologi, diharapkan para peternak ayam secara perlahan tetapi pasti memperbaharui kandangnya menjadi closed house.

Singgih menambahkan, banyak orang lokal yang pandai membuat kandang ayam tanpa harus impor dari negara luar. “Kita bangun kandang ayam pakai brand lokal, banyak kok. Soal kualitas pun sudah layak,” sambungnya.   

Penuh tekad, Singgih akan bekerja sungguh-sungguh untuk menghasilkan karya nyata yang dapat diterima semua masyarakat, guna meningkatkan derajat hidup rakyat khususnya petani dan peternak dengan berpegang kepada prinsip keadilan sosial. (NDV)

PINSAR INDONESIA BAGI-BAGI AYAM DAN TELUR


Semarak kegiatan Pinsar Peduli Gizi di Solo (Foto: Istimewa) 

Warga Solo menyambut antusias kegiatan bagi-bagi ayam goreng dan telur rebus yang digelar Pinsar Indonesia, Minggu (17/2) di kawasan jalan Slamet Riyadi, Surakarta. Acara Pinsar Peduli Gizi ini digelar bekerjasama dengan Asosiasi Obat Hewan Indonesia  (ASOHI) Jawa Tengah dan didukung oleh FORMAT (Forum Media Peternakan).

Mengambil tema “Sebutir Telur Sehari dan Sepotong Ayam, Anda Pasti Sehat dan Cerdas”, selain di Solo, Pinsar Indonesia juga membagikan 2.000 paket berupa karkas daging ayam dan telur (isi 10 butir) di dua kecamatan di Kabupaten Sukoharjo.

Hadir pada acara tersebut Ketua Umum Pinsar Indonesia (Singgih Januratmoko), Ketua Pinsar Indonesia Wilayah Solo (Agus Sulistyo), Koordinator Pinsar Indonesia Wilayah Jawa Tengah (Pardjuni), Rektor Universitas Veteran Bangun Nusantara (Ali Mursyid).

“Kegiatan kampanye ayam dan telur menjadi kegiatan rutin Pinsar Indonesia setiap tahun. Kali ini kami adakan di Surakarta, dan akan bergulir ke daerah-daerah lainnya,” ujar Singgih dalam sambutannya.

Ia mengungkapkan, sebanyak 2.000 potong paha ayam goreng dan 2.000 butir telur rebus disiapkan dan dibagikan ke masyarakat sekitar yang hadir di car free day. Kegiatan ini juga didukung akademisi Universitas Veteran Bangun Nusantara. Harapannya, hubungan antara organisasi dan akademisi berjalan lebih baik.

“Mahasiswa menjadi harapan kita bersama untuk membantu meningkatkan konsumsi protein hewani, dan salah satu protein hewani yang termurah itu adalah ayam dan telur,” tandasnya. Oleh karenanya, mahasiswa tidak hanya belajar namun juga terjun ke dunia peternakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Lebih lanjut Pardjuni menjelaskan, konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Daging ayam 12 kg per kapita per tahun, sedangkan telur 6 kg per kapita per tahun. “Sehingga perlu dilakukan promosi untuk meningkatkan konsumsi tersebut. Salah satunya dengan acara seperti ini,” ucapnya.

Selain berbagi ayam dan telur, juga dilakukan senam bersama, parade becak dan talk show bersama Duta Ayam dan Telur (Offie Dwi Natalia dan Andi Ricki Rosali).

Menurut Andi, masalah yang paling mendasar generasi milenial adalah belum adanya kesadaran untuk terjun ke dunia peternakan khususnya perunggasan. Terlebih dengan masih rendahnya konsumsi protein hewani, peran generasi muda sangat dibutuhkan. “Hadirnya kami Duta Ayam, mengajak masyarakat luas untuk lebih peduli akan pentingnya mengonsumsi ayam dan telur,” katanya.

Isu negatif yang beredar di masyarakat bahwa makan daging ayam dan telur kolesterol, bisulan dan bahkan ayam yang disuntik hormon, ditambahkan Offie, harus ditangani dengan baik. “Tugas kami di sini, mensosialisasikan bahwa daging ayam dan telur bernilai gizi tinggi. Tidak menimbulkan hal-hal negatif yang seperti yang beredar. Justru dengan mengonsumsi daging ayam dan telur, dapat meningkatkan kesehatan dan kecerdasan,” terangnya. (INF)

FPP UIN Suska Riau Siap Berkontribusi pada HATN 2019 Mendatang

Kunjungan tim HATN ke FPP UIN Suska Riau. (Foto: Infovet)

Tim Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) IX 2019, yang terdiri dari Ir Bambang Suharno (Infovet) dan Ricky Bangsaratoe (Pinsar Indonesia) saat berkunjung ke Provinsi Riau, turut menyambangi Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UIN Suska Riau, Senin (26/11). Kehadiran tim disambut hangat oleh Dekan FPP, Edi Erwan SPt MSc PhD.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Drh Askardiya R. Patrianov beserta jajarannya, Wakil Dekan II Dr Triani Adelina, Wakil Dekan III Dr Arsyadi Ali, Kepala Laboratorium, perwakilan Riau Pos, Ketua Asosiasi Obat Hewan Indonesia Daerah Riau Drh Musran, Badan Eksekutif Mahasiswa, Ketua Himpunan Mahasiswa Peternakan dan undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Dekan FPP menyebut, kehadiran tim HATN merupakan hal positif, baik bagi institusi maupun bagi peternak dan masyarakat yang mengonsumsi produk ternak dimaksud.

"Civitas akademika FPP UIN Suska Riau siap mendukung dan menyukseskan HATN 2019, hal ini sesuai dengan salah satu tugas pokok dan fungsi perguruan tinggi, yakni menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, sehingga tidak ada salahnya kegiatan ini dilaksanakan di Riau jika memang diamanahkan penyelenggaraannya oleh tim,” kata Edi Erwan.

Ia menambahkan, fakultas dengan program studi peternakan, siap berkolaborasi dengan institusi, pemerintah dan swasta, maupun dengan organisasi lainnya, yakni pertanian dan peternakan.

“Kami tidak menutup diri, artinya selalu terbuka dengan sesiapapun, asalkan tujuan dan manfaatnya jelas, memajukan industri pertanian dan peternakan, sumber pangan untuk kemaslahatan umat,” tegasnya.

Selanjutnya, Erwan pun membeberkan beberapa kegiatan yang telah disepakati dengan Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Diantaranya pengelolaan peternakan sapi lokal, baik dari sisi budidayanya maupun dari sisi pemanfaatan limbah yang dihasilkan, yang akan di kerjasamakan dalam waktu dekat.

“Kita selalu menjalin hubungan baik dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dari berbagai aspek yang terkait dengan bidang peternakan itu sendiri,” katanya.

Sementara, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Drh Askardiya R. Patrianov, memberikan apresiasi kepada FPP UIN Suska Riau atas kerjasama menyukseskan HATN 2019 mendatang.

“Kita dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan jelas berharap agar FPP UIN Suska Riau dapat mendukung kegiatan ini, hal ini untuk memaksimalkan peran fakultas pertanian dan peternakan dengan program studi peternakan yang dimilikinya,” ujar Patrianov. 

Lebih lanjut, ia berharap dengan ditunjuknya Riau sebagai tuan rumah, saatnya Riau berbenah khususnya untuk bidang perunggasan yang memang secara program belum tersentuh secara totalitas oleh pemerintah.

”Barangkali nanti FPP dapat berperan sebagai institusi yang menyelenggarakan seminar atau dialog-dialog terkait dunia perunggasan Riau ke depannya,” pungkasnya. (Sadarman)

Jamuan Riau Pos untuk Tim HATN 2019

Foto saat jamuan makan oleh GM Bisnis Riau Pos kepada tim HATN bersama Ketua ASOHI Daerah Riau, terkait penyelenggaraan HATN 2019 mendatang di Riau. (Foto: Infovet)

Bertempat di Rumah Makan Serbarasa Kota Pekanbaru, tim Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) IX 2019, yang terdiri dari Pimred Infovet, Bambang Suharno dan Ricky Bangsaratoe dari Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, disambut hangat oleh Genaral Manager Bisnis Riau Pos, Ahmad Dardiri, dalam kegiatan jamuan makan malam, Minggu (25/11). Dalam acara tersebut, hadir pula Ketua Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) Daerah Riau, Drh Musran.

Dalam pertemuan tersebut, Ahmad Dardiri, menyambut baik kehadiran tim HATN. “Riau Pos siap menjadi media pendukung untuk kesuksesan acara tersebut,” kata Dardiri.

Pimred Infovet, Bambang Suharno, menyampaikan, HATN merupakan kegiatan yang mempunyai dampak positif bagi masyarakat, pengusaha peternakan dan kesehatan hewan, universitas yang dilibatkan, serta pemerintah sebagai pengambil kebijakkan.

Lebih lanjut, kegiatan HATN dapat diisi dengan beragam kegiatan, seperti pelaksanaan seminar edukasi protein hewani kepada masyarakat, kegiatan lomba yang berbahan dasar daging dan telur ayam, lomba menggambar/mewarnai untuk anak usia dini, serta kegiatan positif lainnya.

Sementara, ditambahkan oleh Ricky Bangsaratoe, adanya isu negatif pada industri ayam dan telur, seperti konsumsi telur yang menyebabkan kolesterol dan daging ayam yang disuntik hormon untuk mempercepat pertumbuhan, masih menjadi persoalan di masyarakat.

“Ini sebenarnya informasi hoaks yang menyesatkan konsumen. Telur bukanlah pemicu kolesterol, justru telur merupakan bahan pangan sumber protein, sama halnya dengan daging ayam, yang tak kalah baiknya jika dibandingkan dengan bahan pangan lainnya,” jelas Ricky.

Adanya asumsi penyuntikkan hormon pemacu pertumbuhan ayam broiler, Ricky dan Bambang sepaham bahwa praktik itu sama sekali tidak benar, melainkan hanya informasi yang menyesatkan konsumen.

“Kita perlu media, seperti Riau Pos yang telah menjadi pioneer atau leader informasi di Riau, sehingga hal apa saja terkait dengan informasi yang tidak jelas terhadap daging ayam dan telur dapat diminimalisir, sehingga konsumsi daging ayam dan telur di Riau dapat ditingkatkan,” imbau Bambang.

Terkait dengan keinginan untuk melibatkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Bambang menyebut, kegiatan HATN memiliki tujuan mulia, yakni memprovokasi masyarakat melalui beragam kegiatan untuk mengedukasi mereka agar mereka dapat mengubah kebiasaan meningkatkan konsumsi telur sembari menurunkan konsumsi rokok termasuk uang yang di keluarkan untuk pembelian pulsa.

Di samping itu, untuk menghimpun peternak agar dapat mendukung HATN 2019 dan perusahaan yang bergerak langsung di bidang peternakan, baik perusahaan bibit, budidaya dan pakan ternak. 

Sementara itu, keterlibatan UIN Suska Riau yang mempunyai Program Studi Peternakan di Riau, diharapkan dapat meningkatkan pamornya di kancah akademik internasional. Hal ini dikatakan Bambang, karena setiap kegiatan HATN, pelaporannya diteruskan ke www.internationalegg.com. (Sadarman)

Bisnis Peternakan Menuju Generasi Industri 4.0

Ketua ASOHI Irawati Fari saat memukul gong pembukaan seminar bisnis peternakan 2018 didampingi para pengurus ASOHI. (Foto: Infovet/Ridwan)

“Meningkatkan Konsumsi Protein Hewani Menuju Generasi Industri 4.0” menjadi tema yang diangkat dalam Seminar Nasional Bisnis Peternakan 2018 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Kamis (22/11).

“Kami mencermati isu yang berkembang di dunia bisnis tentang terjadinya era baru yang disebut revolusi industri 4.0, di mana teknologi semakin berkembang dan manusia dituntut lebih mengembangkan pikirannya,” ujar Ketua Panitia, Yana Ariana, ketika menyambut peserta seminar.

Ia menambahkan, dengan berkembangnya dunia bisnis, industri peternakan dituntut mampu membiasakan diri dengan hadirnya revolusi industri tersebut. Sebab industri peternakan merupakan penyedia protein hewani terbesar untuk masyarakat.

Pada kesempatan serupa, Ketua ASOHI, Irawati Fari, menyampaikan, dengan hadirnya revolusi industri stakeholder peternakan dituntut untuk lebih bersinergi. “Kita sebagai pelaku ingin industri ini berjalan dengan baik. Stakeholder peternakan merupakan mitra ASOHI dan kita harus ikut memberi support kepada pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Agar industri peternakan menjadi lebih sehat dan lebih bergeliat,” kata Ira.

Hal tersebut juga disambut baik oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita, yang turut hadir pada seminar tahunan itu. Menurutnya, pelaku industri peternakan diharapkan mampu meningkatkan produksi dan mengembangkan produk-produk baru dengan pemanfaatan teknologi, guna meningkatkan konsumsi protein asal hewan.


Simbolis konsumsi telur sebagai kampanye peningkatan konsumsi protein hewani bersama para stakeholder peternakan, serta Duta Ayam dan Telur Indonesia (pojok kanan). (Foto: Infovet/Ridwan)

Seminar sehari ini turut menghadirkan pembicara tamu Pakar Ekonomi Pertanian, Bayu Krisnamurthi dan menghadirkan narasumber Direktur Pakan Sri Widayati, Direktur Perbibitan Sugiono yang diwakili Kasubdit Standarisasi dan Mutu Ternak, Muhammad Imran, Direktur Kesehatan Hewan Fadjar Sumping, Ketua ASOHI Irawati Fari, serta pandangan asosiasi peternakan diantaranya GPPU (Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas), GPMT (Gabungan Perusahaan Makanan Ternak), Pinsar Indonesia (Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat), GOPAN (Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional), PPSKI (Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia) dan AMI (Asosiasi Monogastrik Indonesia). (RBS)

Penggerak Konsumsi Protein Hewani, Jadi Tugas Duta Ayam dan Telur

Foto bersama saat pemilihan Duta Ayam dan Telur. (Foto: Infovet/Ridwan)

Masi rendahnya konsumsi protein hewani yang berasal dari unggas melatarbelakangi hadirnya Duta Ayam dan Telur yang diinisiasi oleh Forum Majalah Peternakan (Format) bersama Pinsar (Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat) Indonesia.

“Penobatan Duta Ayam dan Telur ini dalam industri perunggasan diharapkan menjadi penggerak masyarakat untuk gemar mengonsumsi ayam dan telur,” ujar Ketua Panitia, Farid Dimyati pada acara pemilihan Duta Ayam dan Telur, Selasa (6/11).

Menurutnya, hadirnya duta ayam dan telur bisa ikut mendongkrak peningkatan konsumsi ayam dan telur di Indonesia.

Senada, Ketua Format, Suhadi Purnomo, mengungkapkan, konsumsi ayam dan telur di Indonesia per tahunnya masih jauh lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia. “Penetapan Duta Ayam dan Telur ini nantinya bisa membantu meningkatkan program konsumsi ayam dan telur,” ungkapnya.

Berdasarkan data konsumsi antara BPS, Kementan dan Kemenko Perekonomian, tingkat konsumsi penduduk Indonesia terhadap daging ayam sekitar 11,5 kg per kapita per tahun, sementara konsumsi telur hanya sekitar 6,63 per kapita per tahun, ini masih jauh lebih rendah ketimbang Malaysia, Thailand dan Singapura.

Selain ikut mendorong peningkatan konsumsi, lanjut Suhadi, Duta Ayam dan Telur ini juga akan berkontribusi pada momen-momen penting kampanye ayam dan telur seperti pada kegiatan Indo Livestock Expo ataupun International Livestock Dairy Meat Processing and Aquaculture Exposition (ILDEX) Indonesia.

“Kita juga akan kerjasamakan dengan perusahaan-perusahaan industri perunggasan, selain kegiatan-kegiatan dinas yang mendukung program pemerintah. Mudah-mudahan bermanfaat,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, mengapresiasi kehadiran Duta Ayam dan Telur ini. “Duta ini sangat menolong sebagai salah satu upaya menyerap hasil usaha peternakan kita. Intinya meningkatkan konsumsi ayam dan telur agar kita bisa mensukseskan swasembada protein hewani,” ujar Ketut.

Dalam kegiatan tersebut, Dewan Juri yang terdiri dari  Ketua Umum GPPU (Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas) Ahmad Dawami, Direktur Pemasaran dan Pengolahan Hasil Peternakan Fini Murfiani dan pakar SDM Vera Damayanti, resmi menobatkan Offie Dwi Natalia dan Andi Muhammad Ricki Rosali sebagai Duta Ayam dan Telur periode 2018-2021. Keduanya terpilih melalui seleksi ketat dari puluhan aplikasi.

(Dari kiri) Fini Murfiani, Andi Muhammad Ricki Rosali, I Ketut Diarmita, Offie Dwi Natalia dan Direktur Perbibitan Sugiono. (Foto: Infovet/Ridwan)

Diakui Offie dan Muhammad Ricki, mereka optimis bisa mengangkat konsumsi protein hewani yang berasal dari ayam dan telur. “Amanah yang baru saja diemban menjadi tugas bersama untuk mengembangkan konsumsi ayam dan telur. Saling bahu-membahu mempromosikan konsumsi ayam dan telur,” ujar keduanya.
(RBS)

HATN Jakarta: Konsumsi Ayam dan Telur Perlu Ditingkatkan

Simbolis makan telur bersama. (Foto: Infovet/Ridwan)

Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) dan World Egg Day (WED) 2018, sukses terselenggara di Jakarta, mengambil tempat di Taman Tanjung, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (28/10).


Senam jantung sehat mengawali acara HATN di Jakarta. (Foto: Infovet/Ridwan)

Acara yang didukung oleh Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Food and Agriculture Organization (FAO) Indonesia dan segenap perusahaan bidang perunggasan ini dilaksanakan setelah puncak HATN yang dipusatkan di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (20/10).


Lomba menggambar dan mewarnai. (Foto: Infovet/Ridwan)

HATN di Jakarta dibuka dengan kegiatan senam jantung sehat bersama ibu-ibu PKK, serta lomba menggambar dan mewarnai khusus siswa/siswi Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) dari wilayah Jatipadang, Pasar Minggu.


Pengunjung bazaar telur murah di HATN Jakarta. (Foto: Infovet/Ridwan)

Dalam sambutannya, Ketua Panitia HATN, yang juga Pimred Infovet, Bambang Suharno, mengungkapkan, kegiatan HATN dan WED selalu diperingati tiap tahun di berbagai daerah.

“Acara ini diselenggarakan mengingat konsumsi ayam dan telur masih rendah bila dibandingkan dengan konsumsi rokok di Indonesia. Dengan adanya kegiatan seperti ini harus diperbanyak lagi konsumsi protein hewani,” ujar Bambang dihadapan peserta.

Pemberian hadiah bagi pemenang lomba mini blog ayam dan telur. (Foto: Infovet/Ridwan)

Senada dengan hal itu, Dewan Penasehat ASOHI, Rakhmat Nuriyanto, menyebut bahwa konsumsi ayam dan telur sangat bermanfaat khususnya untuk kecerdasan bangsa. “Karena itu konsumsinya perlu ditingkatkan,” katanya.


Peserta memadati posko pemeriksaan kesehatan/pengobatan gratis. (Foto: Infovet/Ridwan)

Pada kesempatan itu, hadir pula perwakilan dari FAO Indonesia, Alfred Kompudu dan Ketua Bidang Usaha dan Promosi Pinsar Indonesia, Ricky Bangsaratoe. Acara juga dimeriahkan dengan adanya bazaar telur murah, santunan anak yatim dan Bakti Sosial pemeriksaan kesehatan/pengobatan gratis bagi masyarakat, serta pemberian hadiah bagi pemenang lomba mini blog ayam dan telur.
(RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer