Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Pinsar Indonesia | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Dampak Aturan Harga Baru Telur dan Ayam Bagi Peternak

Ilustrasi. (Sumber : Google)

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018 tentang harga baru acuan telur ayam dan daging ayam mulai berdampak bagi  peternak. Peternak ayam mengaku sudah mulai merasakan perbaikan harga jual sejak awal bulan Oktober.

Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Singgih Januratmoko mengatakan harga telur dan ayam di tingkat peternak  sudah mulai mengalami peningkatan atau berada di kisaran Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu per kilogram.

Singgih mengaku pergerakan harga di tingkat peternak baru terjadi di Pulau Jawa untuk komoditas  telur. Harga daging ayam sudah hampir merata di seluruh Indonesia. Menurutnya, harga telur masih sekitar Rp 17 ribu per kilogram di Jawa Timur untuk tingkat peternak.

Pihaknya meminta pemerintah melakukan penghitungan jumlah pasokan dan permintaan telur dan daging ayam dengan lebih tepat. Apalagi menjelang kuartal IV,  permintaan bahan makanan biasanya relatif lebih tinggi sehingga harga jual berpotensi kembali naik.

“Harga ayam dan telur sangat elastis tergantung pasokan dan permintaan sehingga harus cepat diantisipasi,” ujar Singgih.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Bulog dan Berdikari belum melakukan penyerapan seperti tercantum pada aturan. Selain itu, Singgih juga menyebutkan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) belum optimal dalam penyerapan untuk mendorong harga. Alasannya, pembelian telur dan ayam saat ini lebih banyak dilakukan oleh  pedagang besar serta Rumah Potong Hewan (RPH).

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti menjelaskan aturan penyerapan telur dan ayam oleh BUMN baru akan dilakukan jika ada kebutuhan mendesak dan mengintervensi harga pasar, seperti jika harga ayam dan telur jatuh jauh di bawah harga acuan atau sebaliknya.

Mekanisme serapannya  juga tak bisa dilakukan seketika, melainkan harus berdasarkan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

“Kementerian Perdagangan bertugas untuk memberikan penugasan nantinya,” imbuh Tjahya.

Sementara itu, terkait kerja sama penyerapan ayam dan telur di tingkat peternak antara pemerintah dengan pengusaha retaail menurutnya juga belum mencapai kesepakatan. Upaya tersebut menjadi salah satu opsi memaksimalkan potensi penyerapan dan meningkatkana harga telur dan ayam di tingkat peternak, meski diakui Tjahja bahwa serapan dari peretail masih relatif kecil.

Oleh karena itu, upaya lain yang terus dilakukan  untuk menjaga harga yam dan telur yakni dengan mengawasi pergerakan harga di pasar tradisional. “Untuk meminta Aprindo, kami masih akan lihat situasi dan kondisi,” ujar Tjahya.

Sebelumnya, Bulog dan Berdikari menyatakan belum menerima penugasan untuk intervensi harga ayam dan telur jika pergerakannya tak sesuai dalam regulasi pemerintah. Kewajiban itu tercantum dalam Permendag 96/2018 sejak 1 Oktober 2018.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh menyatakan Bulog belum mendapatkan penugasan dari pemerintah. “Kalau ada pasti kami siap, pasti mekanismenya sama saja seperti beras,” kata Tri.

Demikian pula halnya dengan yanag dituturkan Direktur Utama Berdikari, Eko Taufik Wibowo bahwa  menurutnya belum ada arahan untuk tindak lanjut dari Permendag 96/2018.

Menurutnya, Berdikari sebagai perusahaan pelat merah bidang peternakan siap untuk melakukan penugasan jika ada diminta pemerintah. “Kami siap,” ujarnya. (Sumber: katadata.co.id)

Pinsar Indonesia Peduli Lombok

Eddy Wahyudin (topi putih) menyerahkan bantuan Pinsar di Lombok (Foto: Pinsar)

Sebagai bentuk kepedulian Pinsar Indonesia terhadap bencana di Lombok, Wakil Ketua Umum Pinsar Indonesia Ir Eddy Wahyudin MBA ditunjuk oleh Ketua Umum Pinsar Indonesia Singgih Januratmoko untuk memimpin kegiatan Pinsar Peduli Lombok.

Dilansir dari laman pinsarindonesia.com, penggalangan donasi tanggap darurat dari pengurus dan  anggota serta mitra-mitra Pinsar dalam waktu sekitar 3 hari terkumpul sekitar Rp 24 juta. Eddy langsung terbang ke Lombok pada Selasa 7 Agustus 2018 untuk menyalurkan bantuan tersebut.

Tahap pertama ia ke Lombok Utara, menyerahkan bantuan di 2 titik di Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Gangga.

Sumbangan dalam bentuk barang berupa mesin diesel dan persediaan bahan bakar bensin untuk kebutuhan posko tempat pengungsian, karena malam hari keadaan gelap gulita. Mesin diesel tersebut juga bisa dimanafaatkan untuk menggerakkan mesin pompa air, sebab warga terdampak gempa juga mengalami kesulitan air.

Selain sembako, bantuan untuk warga terdampak gempa yaitu mesin diesel

“Disamping itu kita bawakan terpal untuk berteduh, selimut, sembako untuk mendukung dapur umum seperti beras, minyak, ikan asin, ikan teri, telur, mie Instan, gula, masker, serta lilin utk penerangan,” ujar Eddy.

Ia mengatakan, masih sangat banyak yang belum tersentuh kondisi kerusakan rumah hampir 90 %.

Kerusakan rumah hampir 90% akibat gempa

“Hari ini saya ke Lombok Timur untuk observasi sambil bawa tenda untuk tempat teduh pengungsi. Saya masih 2 hari lagi di Lombok sambil menunggu tambahan sumbangan dari anggota, pengurus dan mitra Pinsar. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini,” imbuhnya. (edw/bams)

PINSAR INDONESIA DAN ELANCO GELAR SEMINAR PAKAN BEBAS AGP

Pemukulan gong oleh Dirkeswan, Drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa,
sebagai simbolis penyelenggaraan seminar Pinsar Indonesia
dan PT Elanco Animal Health Indonesia.
Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia bekerjasama dengan PT Elanco Animal Health Indonesia menyelenggarakan seminar teknis dengan tema “Antimicrobial Usage for Free AGP Era 2018”. Bertempat di Hotel Santika Seminyak Bali, Jumat, 9 Februari 2018, seminar ini memfasilitasi pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, dalam rangka sosialisasi pelaksanaan Permentan No. 14 Tahun 2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan. Permentan ini diantaranya mengatur pelarangan penggunaan AGP (Antibiotic Growth Promotor) dalam pakan ternak. Sosialisasi melalui seminar ini dirasa sangat penting bagi peternak agar penyesuaian manajemen pemeliharaan dapat segera dilakukan.

Seminar yang berlangsung sukses dari sisi jumlah peserta ini dihadiri oleh tiga pembicara yakni, Ketua Umum Pinsar Indonesia Singgih Januratmoko mewakili peternak, Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan) Drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa dan akademisi Prof Drh Agus Setiyono dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Menurut Fadjar, regulasi ini merupakan peraturan implementasi dari Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan No. 18 Tahun 2009, khususnya pasal 22 ayat 5, pasal 49 ayat 2 dan pasal 51 ayat 4. “Pada prinsipnya, peraturan ini bertujuan untuk menghasilkan produk unggas atau ternak yang lebih aman dari sisi residu antibiotik dalam produk unggas. Pasalnya, gejala meningkatnya Antibiotic Microbial Resistence (AMR) yang dilaporkan WHO menunjukkan sudah dalam kondisi kritis dan segera ditangani. WHO memprediksi pada tahun 2050 nanti, AMR akan menjadi faktor penyebab kematian manusia nomor satu di dunia,” ujar Fadjar.

Sementara itu Prof Agus Setiyono, memaparkan, penting dan strategisnya peran dokter hewan dalam pelaksanaan di lapangan dari Permentan tersebut. Dokter hewan berdasarkan PP No. 3 Tahun 2017 memiliki kewenangan atau otoritas dalam menentukan dan pengawasan penggunaan antibiotik pada hewan. Untuk itu, beliau mendorong dan mengusulkan dibentuknya otoritas veteriner di perusahaan, kelompok peternak dan koperasi yang berhubungan langsung dengan proses pemeliharaan atau produksi ternak. Otoritas veteriner ini bisa menjembatani antara unit usaha peternakan dan dokter hewan pemerintah yang berwenang melakukan pengawasan.

Ketua Umum Pinsar Indonesia Singgih Januratmoko, menuturkan, bahwa seminar ini dilaksanakan sebagai wujud bahwa Pinsar Indonesia mendukung pelaksanaan Permentan No. 14 Tahun 2017, demi produk unggas yang baik dan masa depan kesehatan masyarakat yang lebih baik.

“Kita menyadari bahwa selama ini yang menjadi kendala utama ekspor unggas Indonesia adalah kandungan residu antibiotik yang belum memenuhi kriteria negara tujuan. Untuk itu, mudah-mudahan ke depan produk unggas nasional bisa lebih mudah untuk diekspor, dan kami berharap, dengan seminar ini peternak bisa lebih siap dalam pemeliharaan ayamnya tanpa menggunakan antibiotik dalam pakan. Memang tidak mudah, tetapi mau tidak mau, suka tidak suka, harus dilakukan untuk masa depan yang lebih baik,” pungkas Singgih. (HD)

PINSAR LUNCURKAN APLIKASI ANDROID HARGA AYAM DAN TELUR HARIAN

Mau tahu informasi harga ayam dan telur harian dari berbagai daerah di Indonesia? Kini Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia) menyajikan harga ayam dan telur dari 70an daerah di Indonesia di www.pinsarindonesia.com. Bukan hanya itu, untuk memudahkan publik mengakses info harga ayam dan telur harian, pada pertengahan Oktober 2015 ini Pinsar meluncurkan aplikasi Android dengan nama Pinsar Indonesia yang bisa diinstall di smartphone berbasis android.

Ketua Umum Pinsar Indonesia Singgih Januratmoko mengatakan, Pinsar Indonesia adalah organisasi perunggasan Indonesia yang pertama kali menggunakan aplikasi android untuk kepentingan anggota dan masyarakat perunggasan pada umumnya. Untuk sementara ini aplikasi ini gratis untuk siapa saja. ia menambahkan, info dari website yang dapat diakses melalui android ini bukan hanya harga ayam dan telur melainkan juga informasi perunggasan lainnya, antara lain info aktual perunggasan, analisa bisnis perunggasan dan kegiatan-kegiatan Pinsar indonesia.

Adapun info harga yang dimaksud adalah harga di tingkat peternak (farm gate price) bukan di konsumen. Dari informasi ini, masyarakat akan tahu bagaimana selisih harga kandang dengan harga di konsumen. "Sering sekali terjadi harga di kandang turun tapi harga di konsumen tetap tinggi, hal ini perlu dipahami masyarakat dan juga pemerintah," kata Wakil Ketua Umum Pinsar Indonesia Eddy Wahyudin yang ikut merintis proyek ini.

Dalam membuat dan mengembangkan website dan aplikasi android ini, Pinsar Indonesia bekerjasama dengan PT Gallus Indonesia Utama (Infovet Group).

Cara Install aplikasi Pinsar Indonesia

Berikut langkah-langkah Install aplikasi android Pinsar Indonesia:
1.  Buka Hp Android Anda dan cari Play Store/appstore, kemudian KLIKAplikasi Android PINSAR
2. Setelah masuk Google Play Store,
lakukan 3 langkah:
1. Ketik di Search: Pinsar Indonesia.
2. Tunggu sampai aplikasi yang dicari keluar seperti digambar panah nomor 2.
3. Setelah Keluar Aplikasi itu, Pojok Kanan Bawah ada Tulisan: FREE, KLIK Tulisan itu, seperti yg ditunjuk panah nomor 3. Aplikasi Android PINSAR
3. Akan Keluar tampilan seperti Gambar dibawah, KLIK: INSTALL
Aplikasi Android PINSAR

4. Akan keluar konfirmasi,seperti gambar dibawah, KLIK: ACCEPT
Aplikasi Android PINSAR5. Akan Keluar Proses Install seperti gambar dibawah, Tunggu Hingga Proses selesai 100%.
Aplikasi Android PINSAR6. Aplikasi sudah TERINSTALL, KLIK: OPEN
Aplikasi Android PINSAR7. Bila tampilan seperti gambar dibawah, APLIKASI BERHASIL TERINSTALL.
Aplikasi Android PINSAR8. Website www.pinsarindonesia.com sudah bisa langsung diakses dari Hp Android.
Silahkan menikmati menu yang ada sesuai kebutuhan.. ^^
Aplikasi Android PINSAR9. Apabila Anda selesai mengakses websitewww.pinsarindonesia.com melalui Hp Android, dan melihat menu HOME sudah ada ICON PINSAR.
Aplikasi Android PINSAR sudah bisa Anda Akses KAPAN SAJA.
Aplikasi Android PINSAR
Selamat Menikmati Informasi dari PINSAR.
Semoga Bermanfaat dan Bisa Memajukan Insan Perunggasan di Indonesia.
(*) Salam PINSAR INDONESIA (*)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer