Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Menteri Pertanian | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

LANJUTAN EKSPOR CHAROEN POKPHAND INDONESIA, GENAP KE-200

Mentan Syahrul saat melepas keberangkatan ekspor 16 kontainer produk ternak milik CPI. (Foto: Infovet/Ridwan)

Minggu (24/11/2019), bertempat di Kantor Pusat, Jalan Ancol Barat VIII, Ancol, Jakarta Utara, PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) kembali melaksanakan ekspor produk ternak sebanyak 16 kontainer yang ditujukan ke Jepang dan Timor Leste, dengan total nilai Rp 2,5 miliar. Pengiriman kali ini menandakan genapnya ekspor CPI ke-200 kontainer.

Presiden Komisaris CPI, T. Hadi Gunawan, dalam kegiatan tersebut mengatakan, ekspor ini merupakan lanjutan dari ekspor yang sudah dilakukan pada 2017 lalu ke Papua New Guinea dan pada 2018 sebanyak 3 kontainer produk olahan dan griller ayam, 20 kontainer pakan ayam dan 82.000 ekor DOC ke Timor Leste dan produk olahan ayam ke Jepang.

“Pada waktu itu ibarat ekspor tersebut sebagai lilin kecil yang baru nyala dan terus kami upayakan secara konsisten. Saat ini lilin kecil itu telah berubah menjadi obor kecil yang terus menyala dan akan kami kobarkan untuk menjadi obor yang besar,” kata Hadi dalam sambutannya dihadapan ratusan tamu undangan.

Ekspor ini, lanjut dia, akan terus dikembangkan pihaknya ke beberapa negara lain. “Kami ingin terus berkembang bukan hanya ke tiga negara langganan itu saja. Dengan dukungan pemerintah dan stakeholder, kami yakin bisa memperluas pasar seperti ke Singapura, Hongkong, Timur Tengah dan negara lain, sehingga kita dapat mengharumkan nama Indonesia dan menambah devisa negara,” tambah dia.

Sementara, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, yang turut hadir dan melepas keberangkatan ekspor, menyambut baik hal tersebut dan menegaskan produk ternak Indonesia tidak boleh kalah dari negara lain.

“Kami tidak bisa berjalan sendiri, pemerintah butuh saudara untuk membangun industri peternakan ini, kita jangan mau kalah dengan Malaysia atau Thailand, kita harus lebih maju dan merdeka,” ujar Mentan Syahrul.

Ia pun menegaskan, pengembangan sektor peternakan harus dikerjakan dengan serius demi memenuhi kebutuhan dalam maupun luar negeri. “Kalau kita tidak serius, bagaimana kita bisa penuhi kebutuhan pangan masyarakat kita? Bagaimana kehidupan mereka nanti? Inilah yang harus memicu adrenalin kita untuk bersama-sama membangun pertanian dan peternakan Indonesia,” pungkasnya.

Sebagai informasi, kali ini CPI menambah rentetan ekspor sebanyak 16 kontainer dengan total produk griller dan olahan ayam 64,77 ton dan pakan berisi 200 ton, yang terbagi menjadi 5 kontainer griller ayam dan 10 kontainer pakan ayam ke Timor Leste, serta 1 kontainer produk olahan ayam ke Jepang. (RBS)

LANGKAH WUJUDKAN (MASIH) SWASEMBADA DAGING SAPI

Dirjen PKH I Ketut Diarmita (kiri) dan Mentan Syahrul Yasin Limpo (kanan), saat mendiskusikan bidang peternakan dan kesehatan hewan. (Foto: Humas Pertanian)

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), menargetkan swasembada daging sapi harus cepat tercapai. Ia meminta Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) untuk melakukan terobosan baru dan bekerja keras mewujudkan itu.

“Perlu dilakukan terobosan-terobosan dan kerja lebih keras  guna secepatnya mencapai target swasembada tersebut,” kata Mentan Syahrul melalui siaran persnya, Senin (4/11/2019).

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri, menjelaskan bahwa mengingat saat ini populasi sapi dalam negeri masih kurang,  ada beberapa langkah nyata mempercepat swasembada. Pertama, Kementan terus menggenjot populasi sapi lokal dengan program inseminasi buatan secara massal, untuk mengejar kekurangan sekitar 1,4 juta ekor populasi sapi. Jika masih kurang, perlu pengadaan sapi indukan untuk mendongkrak populasi sapi.

“Namun harus dipahami bahwa memperbanyak sapi indukan banyak caranya, bisa dengan pencegahan pemotongan betina produktif, maupun mendatangkan sapi indukan dari luar. Kita perlu memikirkan peningkatan produksi dalam negeri dan membuat neraca perdagangan kita positif. Kita selalu menomor satukan produk kita untuk ekspor, dan impor adalah pilihan terakhir bila terpaksa dan sangat dibutuhkan untuk menutupi kekurangan,” ujar Kuntoro.

Langkah kedua, lanjut dia, Kementan terus mendorong semua elemen terutama pemerintah daerah dan BUMN, untuk terus mengembangkan peternakan sapi. Berfokus sentra produksi agar upaya peningkatannya cepat.

“Jika pengembangan sapi dilakukan di 34 provinsi, itu menjadi tidak fokus. Karena itu, strateginya dengan fokus misal pada 10 provinsi pusat pengembangan sapi. Tetapi memang itu menjadi kekuatan real dan menjadi percontohan pengembangan sapi di Indonesia,” ungkapnya menirukan arahan dari Mentan.

Ketiga, pengupayaan sistem integrasi dengan sawit. Sebab, lahan sawit untuk integrasi dengan pengembangan sapi baru difungsikan sekitar 0,9%, padahal potensi lahan sawit di Indonesia cukup tinggi.

“Jika kita bisa isi 20% dari lahan sawit yang ada, maka akan selesai semua masalah daging sapi kita. Dalam waktu singkat Kementan akan melakukan kontak dengan para pimpinan daerah, bupati, gubernur dan mantan-mantan gubernurnya, untuk dijadikan advisor dalam mensukseskan program integrasi sawit-sapi,” ucap dia.

Adapun langkah keempat, papar Kuntoro, bersinergi melakukan pembangunan pertanian khususnya dalam mewujudkan swasembada daging sapi yang menjadi tanggung jawab bersama (gubernur, bupati, pemerintah daerah dan pelaku usaha).

“Oleh karena itu, diplomasi pertanian sangat penting dengan eksternal Kementan. Koordinasi dengan swasta, pemerintah daerah dan stakeholder lain. Untuk kepentingan rakyat harus bisa bekerjasama dan berkoordinasi di lapangan. Karena diingatkan juga oleh Pak Menteri swasembada pangan khususnya daging dapat diwujudkan juga dengan berorientasi bisnis dan harus memikirkan pasar. Selama ini swasembada sulit dicapai karena tidak memikirkan pasar. Kita sering hanya memikirkan budidaya atau on farm-nya saja tanpa memikirkan bisnisnya,” tandasnya. (INF)

SERTIJAB MENTERI PERTANIAN, AMRAN: SYAHRUL TEGAS, DISIPLIN DAN PEKERJA KERAS

Serah Terima Jabatan Menteri Pertanian yang dilakukan Jumat pagi, (25/10/2019), di Gedung Auditorium Kementerian Pertanian. (Foto: Infovet/Ridwan)

Serah Terima Jabatan (Sertijab) Menteri Pertanian (Mentan) dari Andi Amran Sulaiman kepada Syahrul Yasin Limpo resmi dilakukan di Gedung Auditorium Kementerian Pertanian (Kementan), Jumat (25/10/2019).

Dalam acara Sertijab, Amran menegaskan, kehadiran Syahrul menjadi Menteri Pertanian baru periode 2019-2024 diyakini akan membawa Kementerian Pertanian menjadi lebih baik. “Kita sering berdiskusi, beliau itu sudah menjadi kakak saya. Saya yakin Kak Syahrul akan membawa pertanian menjadi jauh lebih baik lagi. Beliau tegas, disiplin dan pekerja keras,” tegas Amran.

Ia pun meminta seluruh jajaran di Kementan memberi dukungan penuh terhadap Syahrul dalam lima tahun ke depan. “Saya minta beri dukungan penuh. Kami juga siap kapan saja dipanggil untuk membantu Kementerian Pertanian,” ucap dia.

Pada kesempatan tersebut, Mentan Syahrul, mengapresiasi kerja keras yang telah dilakukan Amran beserta jajarannya selama lima tahun kemarin. “Saya hanya menyambung apa yang sudah dilakukan. Keberhasilan yang sudah dicapai itu suksesnya dari bawah. Semoga ke depan kita bisa kerja sama-sama dan bekerja secara cepat,” kata Syahrul.

Di awal masa kepemimpinannya, dalam waktu dekat Syahrul akan berupaya memperbaiki data pertanian yang selama ini masih berpolemik. “Dalam tiga sampai empat bulan ke depan data pertanian ini harus sudah selesai, harus ada pertanggung jawaban ke Pak Presiden,” jelasnya.

Untuk itu, ia pun meminta jajarannya bekerja dengan penuh tanggung jawab dan disiplin. “Untuk para pejabat struktural di Kementerian Pertanian, saya butuh leadership yang smart dan disiplin, agar kita bisa membangun kerjasama yang kuat dan berprestasi,” tandasnya. (RBS)

RESMI DILANTIK, MENTERI PERTANIAN SYAHRUL YASIN LIMPO TIBA DI KANTORNYA

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (jas hitam), didampingi para Pejabat Eselon I Kementan dikantornya. (Foto: Infovet/Ridwan)

Setelah dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Rabu (23/10/2019), Menteri Pertanian (Mentan) baru periode 2019-2024, Syahrul Yasin Limpo, langsung mengunjungi kantor Kementerian Pertanian (Kementan), yang beralamat di Jl. Harsono RM, Ragunan, Jakarta Selatan.


Dari pantauan Infovet, Mentan Syahrul yang tiba sekitar pukul 14:00 WIB mengenakan setelan jas berwarna hitam, langsung disambut oleh para Pejabat Eselon I Kementan. Terlihat dalam sambutan tersebut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita.

Setelah sambutan, Mentan beserta jajarannya langsung memasuki ruang rapat yang dilanjutkan dengan menunaikan ibadah shalat Dzuhur. Seusai ibadah, Mentan Syahrul langsung menemui awak media yang sudah sejak sebelum kedatangannya menunggu di Gedung F Kementan.

Dalam konferensi persnya, Syahrul menyampaikan kebahagiaannya dilantik menjadi Menteri Pertanian. “Saya merasa bahagai, merasa tenang, hari ini sudah bisa menginjak kantor, dimana Bapak Presiden dan Negara meletakkan amanah kepada saya. Bagi saya amanah ini adalah sebuah kepercayaan yang tidak boleh disia-siakan,” ujar Mentan Syahrul didampingi Sekjend Kementan dan seluruh Pejabat Eselon I Kementan.

Syahrul yang juga mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini mengaku sudah terbiasa mengemban jabatan sebagai pemimpin. “Saya pernah mendapat Bintang Mahaputera Utama dari Negara di bidang pertanian pada saat memberi makan 17 provinsi pada zaman Presiden SBY. Hari ini saya hadir di sini (Kementan) sekaligus meminta izin menjadi pimpinan dan saya yakin hati kita bisa kerja sama-sama. Ini menjadi bagian dari ibadah, karena tidak ada kelelahan yang tak terbayar dengan prestasi,” katanya.

Mengambil tugas sebagai Menteri Pertanian, Syahrul langsung meminta jajarannya untuk membuat pemetaan sektor pertanian. “Saya sudah bilang kepada Pak Sekjend hari ini saya mau dibuatkan pemetaan apa saja, laporkan apa yang harus saya tangani. Kemudian dalam 100 hari ini pemetaan data yang ada dari seluruh Indonesia harus menjadi satu data pertanian yang disepakati seluruhnya. Tidak boleh ada kementerian lain punya data mengenai pertanian, cuma ada satu data. Saya akan meminta presiden mempertegas itu sehingga data kita jelas,” tegasnya.

Karena menurutnya, dengan ketahanan pangan yang baik akan membuat ketahanan suatu negara menjadi baik pula. “Indonesia punya kelebihan yang sangat besar di sektor pertanian, itu menjadi soko guru bagi negara ini, dan itu hanya bisa dilakukan apabila kehadiran negara, aparat dan unit kerja departemental bekerjasama secara fokus dan maksimal. Karena ada 367 juta jiwa yang harus kita jamin pangannya tersedia dengan baik,” tandasnya.

Profil Mentan
Syahrul Yasin Limpo, merupakan pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 16 Maret 1955. Ia menjabat Menteri Pertanian ke-28 sejak 23 Oktober 2019, di Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024 menggantikan Andi Amran Sulaiman.

Syahrul  memulai karier di lingkungan pemerintahan ketika dia diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil pada 1980. Jabatan penting yang pernah dia pegang antara lain Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat II Kabupaten Gowa (1991), maupun Kepala Biro Humas Setwilda Tingkat I (1993).


Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Infovet/Ridwan)

Syahrul yang merupakan lulusan S3 Universitas Hasanuddin ini meniti kariernya politiknya menjadi kader partai Golkar dan dipercaya sebagai Bupati di Kabupaten Gowa (1994-2002). Kemudian Syahrul naik menjadi Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (2003-2008), sebelum akhirnya memenangkan pertarungan dalam Pilkada Sulsel pada 2007 dan 2013. Syahrul menjabat sebagai Gubernur Sulsel selama dua periode berturut-turut (2008-2018). Dan sejak 2018, Syahrul berpindah dari partai Golkar ke Nasdem. (RBS)

SIAPAKAH MENTERI PERTANIAN 2019-2024 PILIHAN ANDA? IKUTI POLLING INI

Majalah Infovet, Trobos, Poultry Indonesia, Sinar Tani dan Swadaya yang tergabung dalam Forum Media Peternakan (FORMAT) mengadakan polling untuk melihat tokoh yang layak menjadi Menteri Pertanian RI periode 2019-2024 menurut para pembaca dari masing masing media.

Nama-nama yang tercantum dalam polling ini merupakan nama-nama populer yang telah diseleksi oleh Tim FORMAT. Polling ini dimaksudkan untuk melihat siapakah nama calon Menteri yang populer di masyarakat.

Ayo berpartisipasi dalam polling ini dengan memilih calon Menteri yang layak menurut Anda, dengan klik di form polling di bawah ini.


KEMENTAN GELAR SILATURAHMI DAN BUKA PUASA BERSAMA

Mentan Amran saat memberi santunan pada acara silaturahmi dan buka puasa bersama, Senin (27/5/2019). (Foto: Dok. Infovet)

Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan kemuliaan yang banyak digunakan untuk saling berbagi rezeki. Kementerian Pertanian (Kementan) memanfaatkan momen tersebut dengan menggelar acara silaturahmi dan buka puasa bersama (Bukber), yang dilaksanakan di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian, Senin (27/5/2019).

Dalam sambutannya, Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih terhadap kinerja seluruh jajarannya yang telah berkontribusi dengan baik. “Terima kasih kepada semuanya yang sudah bekerja di bulan Puasa ini,” ujar Amran.

Ia menyebut, berkat kerja keras yang dilakukan pihaknya selama Ramadan, harga komoditas pertanian strategis bisa terjaga. “Harga pangan kita aman selama Ramadan, ini berkat kerja keras kita semua,” katanya.

Usai sambutan, Bukber bertajuk “Pererat Ukhuwah Islamiah di Era Industri 4.0” langsung disambung dengan tausiyah yang dibawakan Ustaz Yusuf Mansur dan sekaligus dilakukan pemberian santunan secara langsung oleh Mentan Amran kepada masyarakat yang membutuhkan. (RBS)

Panen Raya Jagung, Petani Siap Suplai Kebutuhan Peternak

Jagung untuk kebutuhan pakan ternak. (Foto: Infovet/Ridwan)

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, menghadiri acara panen raya jagung di Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Rabu (6/2). Kabupaten Lamongan merupakan salah satu sentra pertanaman jagung di wilayah Jawa Timur.

Dengan tibanya masa panen jagung ini, Mentan Amran berharap para petani dapat mensuplai kebutuhan jagung peternak.

“Kami harap Bulog dapat membantu menyerap jagung petani, sehingga dapat menjadi buffer stock,” kata Menteri Amran.

Untuk memenuhi kebutuhan peternak, utamanya wilayah Kabupaten Blitar yang merupakan sentra ternak ayam petelur, Mentan secara spontan berinisiatif membuat kesepakatan antara kedua Kabupaten. Kesepakatan pembelian jagung ini akan menjembatani keduanya, dengan Bulog berada di tengah untuk mengatur penyerapan jagung dan pasokan dari Lamongan ke Blitar.

“Ini model baru, enggak usah pulang ambil stempel. Kertas kesepakatan ini tolong masing-masing dibawa pulang. Traktor dan dryer kami bantu kirim ke sini, hasilnya kirim ke Blitar,” ungkap Amran.

Untuk memperlancar kesepakatan tersebut, Mentan Amran menyiapkan minimal 20 dryer dengan kekuatan 10 ton per 8 jam. Kendali mesin ada di Dinas Pertanian dan Bulog, sehingga dapat dipastikan jagung petani diserap Bulog dan hasilnya dikirim ke peternak di wilayah Blitar. Selain dryer, Mentan juga memastikan pemerintah memberikan bantuan 10 traktor roda empat serta lima unit alat panen.

“Ini semua untuk rakyat, bukan tengkulak. Kami tidak ingin dipermainkan. Ini solusi konkret dan permanen,” tegasnya. 

Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Lamongan, Kartika Hidayati, menyampaikan, panen raya jagung ini sebagai wujud syukur memasuki musim panen. “Kami berterima kasih kepada Menteri Pertanian karena petani kami pada tahun 2018 telah banyak dibantu untuk pengembangan jagung,” katanya.

Sepanjang 2018, Kementerian Pertanian telah memberikan bantuan berupa UPPO (Unit Pengolah Pupuk Organik) sebanyak 17 unit, dryer UV sebanyak 10 unit dan rice milling unit (RMU) modern. 

Dari laporan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Lamongan, memperkirakan panen jagung di Kabupaten Lamongan hingga pekan ketiga Februari 2019 seluas 11.395 hektar. Titik lokasi panen berada di Kecamatan Modo, Bluluk, Ngimbang, Sambeng, Sukorame, Mantup dan Solokuro.

Luas lahan jagung di Kecamatan Modo sendiri 1.627 hektar yang dimiliki oleh beberapa kelompok tani dengan rata-rata kepemilikan 0,5 ha per orang. Sedangkan luas hamparan jagung di lokasi panen saat ini mencapai 496 hektar.

Menurut Wakil Bupati Lamongan, Kartika, harga jagung di tingkat petani saat ini untuk tongkol berkisar antara Rp 2.000-2.200 per kg, sementara pipilan basah Rp 3.500-3.800 per kg dan pipilan kering Rp 4.800-5.000 per kg.

Ia menyebut, saat ini pihaknya memiliki program inovasi tanam Jagung dan peternakan yang terkenal dengan sebutan Tersapu Jagat (Ternak Sapi Usaha Jagung Meningkat).
“Berkat inovasi ini, kita manfaatkan kotoran sapi menjadi pupuk organik untuk tanaman jagung, sehingga jagung yang dihasilkan menjadi dua kali lipat provitasnya menjadi rata-rata sebanyak 10,3 ton per hektar, yang biasanya hanya rata-rata 5-6 ton,” pungkasnya. (INF)

Kementan Galang Dana Peduli Gempa Lombok

Mentan saat melepas bantuan peduli gempa Lombok. (Foto: Ridwan)
Kementerian Pertanian (Kementan) menggalang dana peduli gempa NTB, Lombok, yang terjadi pada Minggu 5 Agustus 2018. Kegiatan tersebut dilakukan di Auditorium Kementan, Senin (6/8).

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, mengerahkan seluruh jajarannya untuk mengirim bantuan ke daerah yang terdampak bencana.

"Di sini kita undang PBNU dan MUI untuk meminta arahan. Dinas provinsi/kabupaten bantu kirim bantuan berupa makanan dan lain-lain. Sebab, pertanian kita banyak dan kita sudah mampu ekspor. Itu kita syukuri, dan kita harus peduli kepada korban di NTB, baik melalui bantuan maupun doa," ujar Mentan.

Dalam acara tersebut, Mentan mengatakan sudah terkumpul dana sebanyak Rp 8 miliar, diantaranya bantuan dari Kementan, Bulog, Indofood, Charoen Pokphand Indonesia, Japfa, Food Station, Pupuk Indonesia, padi DKI, asosiasi bawang merah, asosiasi pelaku importir, importir bawang, asosiasi sarang walet, KTNA, serta asosiasi bidang peternakan diantaranya ASOHI, Gapuspindo, Pinsar dan bantuan lainnya seperti gula, beras, minyak goreng.

"Ada pula sumbangan ayam 10 ribu ekor, kemudian telur dan daging. Ini ladang amal, kami layani sepenuh hati," katanya.

Untuk membantu hewan ternak yang terkena dampak bencana, Mentan mengarahkan Direktur Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, untuk turun langsung ke lapangan. "Kita koordinasi dengan seluruh pihak. Kami juga bentuk tim di lapangan, kami kirim 100 tim untuk menangani tenak lewat arahan Dirjen PKH, bangun posko, bawa vaksin, obat, pakan, kita juga beri bantuan domba dan sapi," terang dia.

Pada kesempatan tersebut, Mentan melepas puluhan kendaraan bantuan yang langsung diberangkatkan ke NTB. (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer