Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini ISPI | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PDHI Siap Berkolaborasi dengan ISPI

Pelantikan Pengurus Besar ISPI periode 2018-2022 sukses digelar pada Rabu (23/1) yang lalu. Tidak hanya dihadiri oleh pemerintah serta perwakilan perusahaan, tetapi juga oleh organisasi profesi lainnya, misalnya PDHI. Dalam acara pelantikan pengurus besar ISPI 2018 – 2022 hadir pula Ketua Umum PDHI Drh. Muhammad Munawaroh. 

Hadir sebagai undangan, Ketua Umum PB PDHI mengucapkan selamat kepada pengurus ISPI yang baru dilantik. Selain itu ia juga menekankan pada ISPI, bahwa PDHI sebagai “saudara tua” sesama organisasi profesi akan selalu siap melakukan kerjasama dalam bentuk apapun bersama ISPI.


Munawaroh : peternakan & kesehatan hewan jangan dipisahkan (Sumber foto : Infovet/Cholill)

“Peternakan dan Kesehatan Hewan itu satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, oleh karenanya kami siap membantu dan selalu berkoordinasi dengan ISPI dalam membangun sektor peternakan Indonesia,” tukas Munawaroh. Lebih lanjut ia menjelaskan, kolaborasi tersebut bisa dilakukan dalam banyak hal, misalnya saja dalam upaya pemenuhan protein hewani bagi masyarakat, penanganan bencana, dan lain sebagainya.


“Contoh baru – baru ini misalnya saja bencana erupsi Gunung Batur di Bali, kami (PDHI) di Bali sudah berkoordinasi dengan peternak serta perwakilan ISPI di sana untuk membantu para peternak yang kesulitan mengevakuasi ternaknya. Selain itu dari segi medis dan manajemen kami pun juga turut berkolaborasi di sana,” pungkasnya.

Munawaroh berharap, dengan terjalinnya kerjasama yang baik antar organisasi profesi dapat memberikan kontribusi lebih bagi masyarakat terutama peternak. (CR)

Pelantikan Pengurus Besar ISPI Periode 2018-2022


      
Pengurus Besar ISPI Periode 2018-2022 Yang Baru dilantik (Sumber : Infovet/Cholill)
Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) melaksanakan acara pelantikan pengurus besarnya, Rabu (23/1) lalu di Gedung Pusat Informasi Agribisnis, Kementan, Jakarta. Dalam sambutannya, Ketua Umum ISPI periode 2018-2022 Didiek Purwanto mengatakan bahwa sarjana bidang peternakan di Indonesia yang tersebar di seluruh Indonesia diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap pembangunan peternakan nasional, sebagai kekuatan dalam negeri terutama dalam penyediaan pangan asal hewan dengan pemanfaatan sumber daya lokal. 

Dalam acara tersebut dibacakan juga sambutan dari Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diwakili oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Sugiono. Ia menyampaikan hal senada dengan Didiek, serta mengajak seluruh insan sarjana peternakan melalui ISPI, untuk sama-sama bahu-membahu bersama pemerintah dan para stakeholder peternakan lainnya, mendukung pembangunan kemandirian pangan asal ternak.

“Saya yakin dan percaya ISPI mampu mengambil berbagai peran untuk meningkatkan pembangunan di sub sektor peternakan. Keanggotaan ISPI yang berasal dari berbagai elemen, seperti akademisi, birokrasi, dan praktisi pelaku usaha di berbagai komoditi yakni sapi, kambing domba, unggas, pakan dan sapronak, dapat saling bersinergi antar elemen tersebut”, jelas Sugiono.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Ir. Syukur Iwantoro, MS, MBA dalam arahannya pada acara pelantikan tersebut juga mengharapkan agar ISPI dapat menjadi katalisator agar para lulusan sarjana peternakan dapat dengan mudah memperoleh pekerjaan melalui mempertemukan lembaga sertifikasi kompetensi bagi sarjana peternakan dengan perguruan tinggi. Disamping itu Syukur Iwantoro juga mengingatkan agar ISPI dapat menghilangkan sekat-sekat dan berkolaborasi dengan lembaga terkait untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan peternakan. Lebih lanjut Syukur Iwantoro juga berharap agar ISPI dapat membangun penyediaan pangan asal hewan yang sehat dan terjangkau bagi masyarakat. “Hal ini mengingat ISPI memiliki network dari pusat hingga daerah” imbuhnya.

Setelah sukses menyelenggarakan Kongres ke XII di Malang, akhir tahun lalu, ISPI semakin merapatkan barisan antar anggotanya. Tidak hanya pelantikan kepengurusan, turut pula diadakan Rapat Koordinasi antar bidang dan kelembagaan. ISPI sebagai wadah dan bentuk kerjasama para Sarjana Peternakan di Indonesia yang bertujuan untuk memajukan, mengembangkan dan mengamalkan ilmunya dalam pembangunan nasional.

Oleh karenanya diharapkan dapat terus memajukan peternakan di Indonesia dan menjadi mitra bagi pemerintah dalam meningkatkan konsumsi protein hewani. Didiek Purwanto berharap ISPI dapat menjadi tempat berkumpul, berdialog, bersosialisasi, dan berinteraksi bersama bagi anggota para Sarjana Peternakan, sehingga dapat mengembangkan keahlian dan potensi setiap anggotanya. “Langkah awal yang telah dilakukan ialah pemutakhiran anggota dengan mendata jumlah anggota secara online,” terangnya.

ISPI yang saat ini berusia setengah abad juga memiliki tugas yang sangat penting, yakni mengembangkan peternakan di Indonesia dan meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat yang masih rendah akan protein hewani. Tingkat konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia yang masih sangat rendah ini dipandang oleh negara lain sebagai potensi pasar bagi mereka. Untuk itu, kita sebagai bangsa sendiri juga harus dapat memanfaatkan peluang ini. (CR)

Berikut susunan pengurus ISPI periode 2018-2022
Ketua Umum : Didiek Purwanto
Ketua I : Dr. Soeharsono, S.Pt., M.Si
Ketua II : Ir. Sugiono, MP
Ketua III : Ir. Suaedi Sunanto
Ketua IV : Ir. Robi Agustiar, S.Pt., IPM
Sekretaris Jenderal : Joko Susilo S.Pt.,
Wakil Sekjen I : Ismatullah Salim S.Pt., 
Wakil Sekjen II : Andang Indarto S.Pt.,
Bendahara Umum : Idha Susanti S.Pt., MM.,
Wakil Bendahara : Christine Septriansyah S.Pt.

Mengukur Lembaga Pembiayaan di Bidang Peternakan

Peserta dan narasumber seminar nasional yang digelar ISPI. (Foto: Dok. ISPI)

Terhitung hingga 31 Oktober 2018 lalu, tercatat porsi penyaluran KUR sektor produksi (pertanian, perikanan, industri, konstruksi dan jasa-jasa) sebesar Rp 49,85 triliun (43,9% dari total realisasi KUR 2018 sebesar Rp 113,6 triliun) lebih tinggi dibandingkan realisasi KUR 2017 (Rp 96,7 triliun).

Adapun realisasi KUR sub sektor peternakan sampai 31 Oktober 2018 juga memberikan gambaran cukup menggembirakan, yaitu sebesar Rp 4,23 triliun, mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan realisasi pada 2017 (Rp 2,02 triliun).

Agus Sunaryo, Vice President Divisi Bisnis Kecil dan Kemitraan BRI, menyampaikan hal itu dalam Seminar Nasional dan Kongres Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) ke XII di Malang, Jawa Timur. Acara yang bertema “Konsolidasi Sarjana Peternakan dalam Mendukung Kemandirian Pangan Asal Ternak” berlangsung tiga hari di kampus Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur.

Dalam paparannya, Agus mengatakan, BRI telah menyalurkan KUR sektor peternakan dari 2016 dengan total sebesar Rp 16,5 triliun kepada lebih dari 800 ribu debitur. Selain KUR untuk pembiayaan sub sektor peternakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) juga bersinergi dengan BUMN dalam pemanfaatan PKBL BUMN. Sampai November 2018 telah realisasi sebesar Rp 20,16 milliar dengan rincian realisasi dari perusahaan Sucofindo Rp 16,56 milliar, Pelindo III  Rp 1,7 milliar, Jasindo Rp 1 milliar dan KAI Rp 900 juta.

Direktur Sumber Daya dan Pengembangan Bisnis PT Sucofindo (Persero), Rozainbahri Noor, menyampaikan bahwa sebesar 55% dari total keseluruhan PKBL Sucofindo disalurkan untuk sub sektor peternakan.

Dalam hal memitigasi resiko usaha peternakan, Kementerian Pertanian telah menerapkan adanya Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) melalui pemberian bantuan premi sebesar 80% dari beban premi sebesar 2% terhadap nilai pertanggungan (10 juta) bagi sapi betina.

Sampai saat ini realisasi AUTS sudah mencapai 224.044 ekor sejak pertengahan 2016. Heru Fahmi Irawan dari PT Jasindo Kantor Cabang Malang, yang juga hadir dalam acara menyampaikan, AUTS memberikan ganti rugi yang dapat menjadi modal kembali apabila terjadi gagal panen/ternak mati. (AS)

Konsumsi Protein Hewani Penting untuk Tumbuh Kembang Anak

Kampanye Gizi di Universitas Brawijaya, Malang

Tahukah Anda, konsumsi protein hewani ternyata dapat meningkatkan kecerdasan anak bangsa?  Hal tersebut sangat penting untuk tumbuh kembang anak, sehingga kebutuhan zat gizi terutama protein hewani sangat penting untuk diperhatikan.

Protein hewani mengandung asam amino yang tidak tergantikan yang berfungsi sebagai zat pembangun dan mempengaruhi metabolisme. Juga merupakan unsur yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak.

Hal tersebut disampaikan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (PPHNAK) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Fini Murfiani pada Kampanye Gizi, Sabtu (8/12/2018) bersama Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) di Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Brawijaya Malang.

Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian Kegiatan Seminar Nasional dan Kongres Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) ke XII di Malang, Jawa Timur.

Kegiatan yang bertema "Konsolidasi Sarjana Peternakan dalam Mendukung Kemandirian Pangan Asal Ternak"  berlangsung selama 3 hari di kampus Fapet Universitas Brawijaya Malang.

"Edukasi yang baik tentang manfaat daging ayam dan telur, diharapkan dapat meningkatkan gizi dan prestasi anak bangsa," ungkap Fini.

Protein hewani yang terjangkau untuk masyarakat Indonesia yaitu telur dan daging ayam. Kedua komoditas tersebut bahkan telah dinyatakan surplus dan sudah ekspor ke berbagai negara.

Data statistik peternakan menunjukkan peningkatan tajam pada produksi unggas nasional. Jika pada awal tahun 1970-an kontribusi daging unggas hanya sebesar 15%, tetapi pada tahun 2017 produksi-nya telah mencapai 2.147,21 ribu ton atau 66,34% terhadap produksi daging secara keseluruhan. (AS)

Seminar Nasional & Kongres XII ISPI 2018


SEMINAR NASIONAL & KONGGRES XII ISPI 2018
"Konsolidasi Sarjana Peternakan dalam Mendukung Kemandirian Pangan Asal Ternak"

Malang, 6-7-8 Desember 2018

Agenda acara:


  • Focused Group Discussion: Arah Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Peternakan
  • Seminar Nasional Outlook Peternakan 2019: Terobosan Teknologi Bisnis Keuangan dalam Mendukung Usaha Peternakan
  • Seminar Nasional: Pengembangan Hasil Riset & Pengabdian kepada Masyarakat Bidang Peternakan
  • Konggres XII ISPI & Konggres IISPI Widya Andini VIII 2018
  • Wisata ke Batu & Sekitarnya


Info lebih lanjut dapat klik di:

www.pb-ispi.org
www.instagram.com/pb_ispi
https://web.facebook.com/events/1461344310669111/

Jangan Lewatkan Mengunjungi Pameran IFT

Kementerian Kelautan dan Perikanan RI hadir di IFT Expo (Foto: Nunung)

Pameran International Farming Technology (IFT) dibuka, Rabu (26/9/2018) di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi pameran bertaraf internasional ini, masih tersisa dua hari lagi.

IFT diketahui sebagai tempat yang tepat untuk menemukan potensi industri. Masyarakat bisa menjelajahi dan mengenal penemuan terbaru dalam industri perkebunan, pertanian, hingga hasil peternakan maupun perikanan.

Suasana registrasi pengunjung (Foto: Nunung)

Kegiatan IFT merupakan bagian dari pameran gabungan antara pameran Refrigeration & HVAC Indonesia, International Indonesia Seafood and Meat Expo, dan Solar & Energy Storage Indonesia.

Pameran gabungan terpusat ini bisa dijadikan sebagai rujukan yang relevan untuk pertumbuhan bisnis Indonesia. Selain dapat menjumpai para produsen dan pemasok terkemuka dari industri ternama dan internasional, kegiatan seminar edukasi pun digelar.

Salah satunya yang mengadakan seminar adalah Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI). Bertajuk ‘Manajemen Protein Hewani’, ISPI menghadirkan para pakar sebagai pembicara antara lain Eko Sri Haryanto (Mewakili Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia), Prof Dr Ir Ali Agus (Ketua Umum PB-ISPI), Ir Fini Murfiani MSi (Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan), Prof Dr Ir Hardinsyah MS (Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia), Dr dr Damayanti R Sjarif SpA(K) (Pakar Nutrisi RSCM), dan Prof Dr Fransiska R Zakaria (Guru Besar IPB &WHO Indonesia). ** (NDV)

Empat Perusahaan Raih Sertifikat Pembiakan Sapi Kemitraan Indonesia Australia



Penyerahan sertifikat kepada empat perusahaan pembiakan sapi berlangsung di Hotel Raffles, Jakarta. 

Penyerahan sertifikat keberhasilan kepada empat perusahaan pembiakan dan koperasi peternak sapi, menjadi salah satu agenda acara pada Simposium Program Pembiakan Sapi Potong Indonesia dan Australia, Rabu (12/9/218) di Jakarta.

Empat perusahaan tersebut diantaranya PT Buana Karya Bhakti, PT Kalteng Andinipalma Lestari, Sentra Peternakan Rakyat Megajaya, dan PT Bio Nusantara Teknologi.  

Keberhasilan ini menandai pencapaian penting bagi keempat perusahaan ersebut untuk menjadi perusahaan pembiakan sapi yang komersial dan berkelanjutan. Terutama dalam produktivitas ternak, pengendalian biaya dan pengelolaan iklim usaha yang kondusif, setelah lebih dari 18 bulan bekerja sama dengan Program Pembiakan Sapi Komersial Indonesia Australia (Indonesia Australia Commercial Breeding Program/IACCB).

Keempat perusahaan tersebut berbagi data dan pembelajaran sehingga semakin banyak pihak dapat belajar, berinvestasi dan berhasil di sektor ini. Tiga mitra IACCB lain sedang menjalani proses untuk mendapatkan sertifikat keberhasilan yang sama.

“Indonesia mengundang lebih banyak investor untuk berkontribusi dalam pencapaian target Indonesia, demi meningkatkan populasi sapi dan memperluas perdagangan dan investasi ke negara lain,” ungkap Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal BKPM, Wisnu Wijaya Soedibjo.

Kegiatan Simposium yang diadakan Indonesia Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector (Partnership) dan Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), bekerjasama dengan BKPM ini dihadiri oleh lebih dari 200 orang praktisi dan akademisi di bidang daging merah dan ternak sapi.

Diantaranya termasuk perwakilan industri dan petani seperti PT Lembu Jantan Perkasa, PT Sulung Ranch, dan tujuh perusahaan pembiakan yang telah bermitra dengan IACCB selama 18 bulan terakhir.

Simposium ini bertujuan untuk menyediakan platform bagi para praktisi dan akademisi untuk bertukar pikiran mengenai tantangan dan peluang pembiakan sapi pada skala komersial di Indonesia, untuk berkontribusi positif terhadap ketahanan pangan serta iklim investasi Indonesia.

ISPI sebagai mitra pelaksana simposium sangat mengapresiasi acara ini sebagai ajang untuk mendapatkan masukan dan pembelajaran dari industri peternakan sapi.

“Pembelajaran dan pengalaman dari industri akan memberikan masukan berharga dalam upaya pembiakan sapi dengan skala komersial dan peningkatan populasi sapi di Indonesia,” kata Ir Didiek Purwanto, Sekretaris Jenderal PB ISPI. (NDV)


Simposium Program Pembiakan Sapi Indonesia - Australia


Simposium Program Pembiakan Sapi Indonesia - Australia digelar Rabu (12/9/2018) di Jakarta.

Lebih dari 200 praktisi dan akademisi di sektor daging merah dan ternak sapi memenuhi Ballroom A, Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (12/9/2018). Para undangan ini hadir dalam kegiatan Simposium Program Pembiakan Sapi Potong Indonesia dan Australia.

Acara ini diselenggarakan Indonesia Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector (Partnership) dan Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), bekerjasama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM).

Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal BKPM yang juga merupakan Co-Chair Indonesia untuk Partnership, Wisnu Wijaya Soedibjo menyatakan Indonesia sedang berupaya untuk menuju bisnis yang lebih berkelanjutan secara komersial dalam sektor daging merah dan sapi.

“Indonesia memiliki potensi luar biasa di sektor ini, namun investasi domestik dan asing masih perlu ditingkatkan. Kami mengundang para pelaku bisnis, baik dari dalam maupun luar negeri untuk berpartisipasi dan menumbuhkan iklim investasi di Indonesia,” ajak Wisnu.

Berdasarkan data BKPM, investasi dalam negeri di sektor daging merah dan sapi di Indonesia hanya 
sekitar 0,32% dari total investasi domestik pada tahun 2017, sementara investasi asing dalam sub sektor peternakan pada tahun 2016 hanya 0,48% dari total investasi asing.

Allaster Cox,  Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia mengemukakan melalui Partnership, para pengambil keputusan dari Indonesia dan Australia akan meningkatkan produktivitas, keberlanjutan dan daya saing sektor ternak sapi di Indonesia. (NDV)
  

Mendesak, Penerapan Standar Kompetensi SDM Peternakan

Suasana workshop Forum Logistik Peternakan Indonesia di Bogor.
Seorang praktisi di industri peternakan sapi potong yang dibutuhkan, tidak hanya sekadar menguasai keilmuan peternakan, namun juga harus memiliki jiwa kewirausahaan, memiliki ketrampilan dan wawasan seputar regulasi pternakan.

Sekjen Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (PB ISPI), Didiek Purwanto, dalam sebuah workshop yang diselenggarakan oleh Forum Logistik Peternakan Indonesia di Bogor, Jumat, 13 April 2018, mengatakan, kelemahan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang peternakan Indonesia adalah kurangnya praktek di lapangan dan pengetahuan dasar tentang kehidupan sehari-hari di bidang peternakan. 

Oleh karena itu, seorang SDM peternakan harus memiliki kompetensi di bidangnya, seperti di bidang pembibitan dan pembiakan, penggemukan, pemotongan dan pendistribusian produk daging. Tuntutan kompetensi meliputi antara lain, mengerti dasar pembibitan dan breeding, pemahaman teknologi pembibitan dan pembiakan, serta familiar atau terbiasa dengan tingkah laku ternak sapi. (AS)

SEMNAS ISPI: PETERNAKAN DOMESTIK DI ERA MILENIAL

Pada penyelenggaraan pameran From Farm to Table 2017 yang dilaksanakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD Tangerang, pada Kamis (7/12), Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), turut berpartisipasi dengan menggelar Seminar Nasional (Semnas) Outlook Peternakan 2018 bertajuk “Masa Depan Peternakan Domestik di Era Milenial”.
Kegiatan tersebut bertujuan agar industri peternakan di Indonesia memiliki daya saing, baik di dalam negeri maupun luar negeri, terutama dalam menghadapi serbuan produk impor. “Kita harus bergotong-royong, saling perhatian dan pengertian, agar industri peternakan di Indonesia lebih bergairah dan bermanfaat. Sebab, ke depan industri peternakan akan semakin meningkat,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar ISPI, Prof Ali Agus dalam sambutannya.
Pembicara ISPI, Rochadi Tawaf (kiri), I Ketut Diarmita
dan Prof Ali Agus (keduanya memegang piagam penghargaan)
serta Ade M. Zulkarnain (kanan).
Dengan semakin pesat dan ketatnya persaingan di industri peternakan, narasumber yang dihadirkan pun sangat kompeten dibidangnya. Seminar pertama diisi oleh Dirjen PKH I Ketut Diarmita yang membahas “Regulasi Pendukung Daya Saing Industri Peternakan Domestik”. Menurutnya, regulasi yang dikeluarkan pemerintah dalam mendukung industri peternakan sudah melalui tahapan yang sesuai, salah satunya pemasukkan daging kerbau dari India.
“Sesuai dengan analisa dari tim Komisi Ahli, ketika impor daging sepanjang itu adalah daging tanpa tulang, dibekukan di bawah pH 6 dan diangkut pada minus 18 derajat itu aman, masuknya PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) low risk, karena itu juga mengacu pada penelitian Badan Kesehatan Dunia,” ujarnya.
Sementara, untuk meningkatkan populasi ternak, Ketut masih optimis dengan program Upsus Siwab. “Saya melihat ada tanda-tanda keberhasilan yang nyata, kebuntingan yang sudah diperiksa sekitar 1,6 juta dan terus meningkat. Tahun depan (2018) untuk memperkuat penambahan populasi kita juga akan melakukan pengadaan impor sapi indukan sebanyak 15 ribu ekor,” kata dia.
Sedangkan dari sisi perunggasan yang diakuinya sudah over supply, harus diarahkan ke pasar ekspor. “Kompartemen biosefaty dan biosekuriti kita sudah diakui Jepang. Jadi persyaratan teknis kita sudah oke, saat ini kita sedang jajaki Timor Leste dan berikutnya Malaysia. Ke depan (2018) para integrator ini harus berorientasi ekspor, jangan lagi bersaing di pasar becek,” ucapnya.
Pada kesempatan serupa, adapun pembicara lain yang hadir yakni, Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Ade M. Zulkarnain, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi Tawaf, Perwakilan Jambul Domba Farm Suseno Bayu Wibowo, Prof Nahrowi (AINI) yang diwakili Prof Ali Agus dan Staf Pengajar Fakultas Peternakan UGM Dr Endy Triyannanto. (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer