Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini HATN | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

TEKAN PENYEBARAN PENYAKIT DENGAN BIOSEKURITI DAN DISINFEKSI

Direktur Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin, saat menjadi keynote speaker dalam webinar nasional biosekuriti dan disinfeksi. (Foto: Infovet/Ridwan)

Kemunculan penyakit viral pada ternak unggas berkaitan erat dengan keberhasilan/kegagalan program biosekuriti. Biosekuriti merupakan program yang dirancang untuk melindungi ayam terhindar dari bibit penyakit dari luar dan agar bibit penyakit tidak menyebar keluar peternakan, serta tidak menginfeksi peternakan lain.

Hal tersebut dibahas dalam webinar nasional “Biosekuriti dan Disinfeksi Farm di Tengah Pandemi”, Kamis (26/8/2021), yang merupakan rangkain kegiatan Hari Ayam Telur Nasional (HATN) dan World Egg Day (WED) 2021 yang akan dipusatkan di Kupang, NTT. Kegiatan ini dilaksanakan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia didukung Kementerian Pertanian, Pemerintah Provinsi NTT, USSEC, FAO dan Gita Organizer.

“Biosekuriti menjadi hal utama dalam meminimalisir penyebaran penyakit. Dengan ayam yang sehat kita bisa menekan biaya kesehatan dan mendapat keuntungan yang baik. Penerapan biosekuriti dan disinfeksi menjadi hal utama dalam pencegahan penyakit khususnya di masa pandemi COVID-19 ini, dimana penyebaran virus semakin tinggi,” kata Ketua Pelaksana yang juga pengurus Pinsar Indonesia, Ricky Bangsaratoe.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen PKH, Nuryani Zainuddin dan Plt Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Johanna Lisapaly. Keduanya menyebut bahwa penerapan biosekuriti dan perlakuan disinfeksi memegang peranan penting dalam upaya mencegah dan mengendalikan penyakit pada ternak unggas.

Lebih jauh soal biosekuriti dibahas Koordinator Substansi Pencegahan dan Penyebaran Penyakit Hewan, Ditkeswan, Arif Wicaksono. Dalam paparannya, ia menyebutkan elemen biosekuriti yang terdiri dari isolasi, kontrol lalu lintas, serta cleaning dan disinfeksi.

“Hal itu untuk mencegah penularan penyakit dengan isolasi atau pemisahan, kemudian membatasi pergerakan manusia, hewan, maupun benda yang akan memasuki kandang, serta pembersihan sebagai usaha mensterilkan sesuatu dengan disinfeksi,” kata Arif.

Adapun dijelaskan Arif mengenai biosekuriti tiga zona yang kini sudah banyak diterapkan di beberapa peternakan unggas Indonesia. Dimana pada prinsipnya program tersebut membagi beberapa zona (merah, kuning dan hijau) sebagai pembatas untuk menekan masuk dan keluarnya sumber penyakit.

Pada kesempatan yang sama, penekanan biosekuriti tiga zona diperkuat National Technical Advisor FAO ECTAD Indonesia, Alfred Kompudu. “Biosekuriti tiga zona ini dapat mencegah kuman menginfeksi ternak, menyaring kuman hingga tiga lapisan perlakuan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, sesuai good farming practices, serta meningkatkan daya saing perunggasan,” kata Alfred.

Selain biosekuriti, lanjut dia, pembersihan dan disinfeksi juga menjadi kunci utama meminimalisir munculnya penyakit. “Pembersihan kandang mampu membunuh kuman hingga 80%. Namun melakukan disinfeksi tanpa pembersihan adalah hal yang sia-sia,” ucap dia.

Dalam menggunakan disinfektan, Alfred juga menekankan pentingnya memperhatikan keselamatan diri. Karena disinfekatan merupakan racun berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh.

“Dalam melakukan pemberian disinfektan sebaiknya gunakan alat pelindung diri, baca label, ikuti petunjuk dan aturan dalam kemasan, juga kebutuhan larutan disinfektan (luas P x L: 300 ml/m2, volume 300 ml x 2.5 = 750 ml/m3). Dan perlu diketahui bahwa disinfektan tidak bekerja maksimal jika ada benda organik dan disinfektan membutuhkan waktu kontak di industri peternakan ayam selama 10 menit,” pungkasnya. (RBS)

SEKILAS BIOSEKURITI 3 ZONA: PRODUKSI MAKSIMAL DAN STABIL

Menurut Drh Yunita Widayati dalam webinar HATN ke 10 pada 18/11/2020, dalam konsep biosekuriti 3 zona, peternakan dibagi menjadi 3 zona yaitu zona hijau, zona kuning, dan zona merah.

Zona merah adalah area di luar peternakan, merupakan area kotor yang meliputi di antaranya kantor, halaman, mess karyawan, dan tempat parkir. Di area ini kendaraan yang masuk disanitasi, juga menjad tempat penerimaan dan sanitasi box dan rak telur.

Seluruh area di luar peternakan ini adalah area kotor, yang penuh dengan kuman dan bakteri yang mematikan bagi ayam.

Zona hijau adalah area peternakan dimana tidak sembarang orang boleh masuk. Yang boleh ada di area peternakan adalah peralatan yang khusus dipakai di kandang, kendaraan yang khusus dipakai di peternakan, dan pekerja kandang yang ditugaskan.

Sebelum masuk pekerja harus berganti pakaian dan alas kaki khusus di peternakan. Area ini harus sangat dilindungi bahkan egg tray dari luar pun tidak boleh masuk.

Zona kuning adalah zona perantara antara zona merah dan hijau. Sebelum masuk ke zona ini orang harus didesinfeksi, dan mandi bila perlu, berganti baju kerja dan alas kaki khusus untuk peternakan.

Zona kuning juga menjadi tempat untuk loading barang, dan tempat penyimpanan box dan rak telur yang sudah disanitasi di zona merah.

Yang boleh memasuki zona kuning juga dibatasi, hanya untuk orang yang berkepentingan. Juga kendaraan dan peralatan yang benar-benar diperlukan.

Penerapan biosekuriti yang baik akan menjadikan produksi maksimal dan stabil, ayam terlindungi dari penyakit. Lingkungan di sekitar peternakan pun jadi lebih aman dan nyaman. (NDV)

SUKSES DIGELAR: WEBINAR GIZI AYAM DAN TELUR, BIOSEKURITI DAN PROSPEK BISNIS PERUNGGASAN

Webinar “Gizi Ayam dan Telur, Biosekuriti dan Prospek Bisnis Perunggasan” yang dilaksanakan di hotel Mercure, Samarinda (18/11/2020), dibuka dengan sambutan dari Zamroni Yusro, Ketua Wilayah Pinsar Kalimantan Timur (Kaltim). Kemudian dilanjutkan oleh Ricky Bangsaratoe mewakili Ketua Pinsar Indonesia.

Zamroni Yusro

Ricky Bangsaratoe

Sementara itu I Gusti Made Jaya, Kabid Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim, dalam sambutannya mengatakan ayam dan telur adalah komoditi yang sangat penting di Kaltim. Ikut mewarnai tingkat inflasi di Kaltim dan perlu perlu dijaga kestabilan suplai dan harganya.

I Gusti Made Jaya juga menjadi pembicara pertama, membawakan materi “Pentingnya Ayam dan Telur Untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh”. Dijelaskannya bahwa produksi dan konsumsi ayam di Kaltim selalu meningkat, bahkan produksinya surplus. Sedangkan produksi telurnya lebih sedikit dari konsumsi, namun perlahan-lahan ditingkatkan agar Kaltim bisa memenuhi kebutuhan telurnya sendiri.

I Gusti Made Jaya

"Telur adalah salah satu sumber protein yang baik bagi tubuh. Bisa meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung asam folat, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, dan selenium," kata I Made Gusti Jaya. Lanjut dia, "COVID-19 tidak bisa diprediksi siapa yang terpapar dan siapa yang bakal menularkan. Maka imunitas dan protokol kesehatan harus selalu dijaga."

Pembicara berikutnya adalah Alfred Kompudu, National Technical Advisor - Commercial Poultry, FAO ECTAD Indonesia. Alfred membawakan tema “Gizi Ayam dan Telur Tingkatkan Imunitas”.

Alfred Kompudu

Diantaranya Alfred menjelaskan manfaat makan 2 butir telur ayam setiap hari yaitu dapat menurunkan risiko kanker, menurunkan risiko pernyakit kardiovaskular, menyehatkan tulang dan gigi, dan melindungi otak.

Sedangkan menurutnya manfaat makan daging ayam adalah terhindar dari anemia, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga keseimbangan kolesterol, memperkuat tulang dan menambah massa otot, dll.

Bambang Suharno

Narasumber lainnya dalam webinar ini adalah Drh Yunita selaku perwakilan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Fasilitator Nasional, serta hadir juga Pimpinan Redaksi Majalah Infovet, Ir Bambang Suharno. (NDV)

PROSPEK BISNIS PERUNGGASAN KALIMANTAN TIMUR

Pada webinar HATN ke 10, 18 November 2020, Zamroni Yusro Ketua Pinsar Wilayah Kaltim memaparkan prospek bisnis perunggasan di Kalimantan Timur.

Menurutnya data Pinsar menunjukkan populasi kandang broiler di Kaltim masih bisa ditambah sebesar 15%. Peternak idealnya beralih ke kandang semi closed house atau closed house. Hal ini untuk menambah kekurangan populasi dan mencapai kestabilan performance.

Sementara itu kebutuhan telur Kaltim 40%-nya masih didatangkan dari Surabaya dan Sulawesi. Jadi Kaltim punya potensi konsumi ayam dan telur yang cukup tinggi.

Namun sayangnya di Kaltim tidak ada satu pun pabrik pakan ternak. Sehingga selama ini 99% kebutuhan pakan dikirim dari luar Kaltim.

RPA berskala besar juga berpotensi dibangun di Kaltim. Sebab sebagai contoh ayam beku untuk memenuhi konsumen katering, hotel, restoran, dsb masih mendatangkan dari luar Kaltim. (NDV)

HATN 2020: GIZI AYAM DAN TELUR TINGKATKAN IMUNITAS

Foto bersama webinar HATN dan peringatan WED 2020. (Foto: Dok. Infovet)

“Gizi Ayam dan Telur Tingkatkan Imunitas” menjadi tema kegiatan Hari Ayam dan Telur (HATN) sekaligus peringatan World Egg Day (WED) yang diselenggarakan pada Oktober 2020.

Melalui webinar pada Kamis (15/10/2020), Ketua Pusat HATN, Ricky Bangsaratoe, menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat perunggasan yang mendukung acara tersebut.

“Terima kasih kepada instansi, asosiasi, masyarakat maupun peserta webinar yang mendukung terselenggaranya kegiatan ini,” ujar Ricky dalam sambutannya dihadapan 435 peserta.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta, Fery Farhati. “Kegiatan HATN ini baru pertama kali saya dengar padahal sudah berjalan bertahun-tahun. Ini sangat baik sekali pesannya, saya berikan apresiasi tertinggi bagi acara ini, khususnya disaat kita sedang berjuang melawan pandemi tetapi kita masih tetap produktif,” katanya.

Ia berharap ke depannya kegiatan ini bisa menambah warna bagi tata niaga, edukasi dan informasi pangan bergizi yang aman khususnya daging dan telur ayam.

Sementara, Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, Singgih Januratmoko, yang turut hadir membuka acara menyampaikan bahwa pentingnya menjaga imunitas tubuh di era pandemi COVID-19 saat ini.

“Ini menjadi momen kita masyarakat perunggasan. Semoga kegiatan ini selalu memberikan manfaat sekaligus mendorong peningkatan konsumsi ayam dan telur,” ucap SInggih.

Pembukaan oleh Ricky Bangsaratoe, Singgih Januratmoko dan Fery Farhati. (Foto: Dok. Infovet)

Daging Ayam dan Telur Sehat
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati, yang menjadi narasumber pada webinar kali ini, menyampaikan pentingnya menyediakan daging ayam yang ASUH (aman, sehat, utuh dan halal) untuk menjamin kesehatan masyarakat.

“Aman tidak mengandung bahaya biologis, kimiawi dan fisik yang dapat menggangu kesehatan masyarakat. Sehat yakni mengandung nutrisi yang baik untuk kesehatan. Utuh tidak dikurangi atau dicampur dengan bahan lain. Halal dengan disembelih dan ditangani sesuai syariat agama islam,” jelas Suharini.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan beberapa kebijakan dalam industri perunggasan di DKI Jakarta. Diantaranya relokasi pelaku usaha penampungan dan pemotongan ayam ke rumah pemotongan hewan unggas (RPHU) milik pemerintah, penyediaan juru sembelih halal (Juleha) yang terampil dan tersertifikasi, pemeriksaan ante dan post mortem, penerapan higiene sanitasi dan sistem rantai dingin, serta pengawasan kesehatan masyarakat veteriner (Kesmavet) dan sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) pada unit usaha pemotongan dan penjualan ayam.

“Saat ini kita sudah memiliki sekitar sembilan RPHU yang memiliki SK gubernur, kemudian menyediakan Juleha yang terampil dan tersertifikasi sebanyak total 269 orang dan sertifikasi NKV yang menjadi poin penting pelaku usaha menyediakan daging ayam yang sesuai kaidah kesehatan dan syariat islam,” paparnya.

Narasumber webinar Suharini Eliawati, Gunawan Budi Utomo dan Rakhmat Nuriyanto, dipandu oleh Duta Ayam dan Telur 2018-2021, Ovie (kiri atas). (Foto: Dok. Infovet)

Sebab dengan mengonsumsi pangan yang sehat dan bergizi dari daging dan telur ayam, mampu meningkatkan imunitas tubuh khususnya di era pandemi COVID-19. Hal itu disampaikan Drh Gunawan Budi Utomo dari FAO ECTAD Indonesia.

“Cukupkan konsumsi protein nabati dan hewani, cukupkan asupan vitamin C, kurangi asupan gula, lakukan aktivitas fisik, dapatkan sinar matahari pagi dan selalu happy thinking atau berpikir bahagia,” kata Gunawan.

Dijelaskan bahwa tubuh manusia membutuhkan nutrisi esensial dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang seimbang agar imunitas dalam tubuh terbangun dengan baik. Namun perlu kehati-hatian dalam memilih pangan asal hewan, sebab mudah terkontaminasi kuman atau mudah rusak (perishable food).

“Untuk itu pilihlah daging ayam dari RPHU yang sudah tersertifikasi. Karena pemotongannya mengedepankan higiene dan sanitasi, menerapkan ASUH, serta menerapkan rantai dingin,” jelasnya.

“Keunggulan daging ayam yang ASUH dalam rantai dingin ini dikemas dengan bahan yang aman (food grade) untuk menghindari kontaminasi kuman penyakit, melalui pendinginan untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan mempertahankan kesegaran daging, serta memiliki jaminan NKV dan logo halal dari MUI.”

Selain memberikan imunitas bagi tubuh, mengonsumsi daging dan telur ayam juga menguatkan dan mencerdaskan otak sebagaimana disampaikan Drh Rakhmat Nuriyanto dan Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI).

“Seperti pernah disampaikan UNICEF, perbaikan gizi yang didasarkan pada pemenuhan protein hewani memiliki kontribusi 60% pertumbuhan ekonomi negara maju. Karena itu, mari bersama tingkatkan kampanye kita terhadap konsumsi daging dan telur ayam untuk menguatkan dan mencerdaskan bangsa,” kata Rakhmat.

Kemeriahan HATN 2020
Selain menggelar webinar seputar informasi pentingnya mengonsumsi daging dan telur ayam, kegiatan HATN tahun ini juga menampilkan demo memasak ayam dan telur oleh Celebrity Chef, Eddrian Tjhia.

Demo memasak oleh Celebrity Chef, Eddrian Tjhia. (Foto: Dok. Infovet)

Selain itu, untuk meningkatkan kesehatan gizi masyarakat, para donatur dalam HATN menyumbang sebanyak 1.000 daging dan telur ayam yang dibagikan secara gratis, juga pemberian doorprize bagi para peserta webinar dan pemberian penghargaan bagi tiga Youtuber terpilih dengan tema “Menu Ayam dan Telur”.

Adapun Juara III diberikan kepada Dapur Kadeena dengan judul video “Cara Memasak Ayam Kecap Pedas Manis Mudah dan Praktis” dengan hadiah satu buah mixer. Juara II diraih Abu Tosca dengan judul “Resep Olahan Tahu dan Telur Cocok Banget Buat Anak Kost” dengan hadiah berupa rice cooker. Juara I diberikan kepada Kreasi Dapur Asih dengan judul “Terong dan Telur Dibikin Lauk? Enak Banget Wajib Dicoba” mendapat hadiah berupa microwafe.

Rangkain kegiatan HATN dan peringatan WED 2020 puncaknya akan diselenggarakan di Samarinda, Kalimantan Timur pada 27-28 Oktober 2020. (RBS)

IKUTI WEBINAR NASIONAL “GIZI AYAM & TELUR TINGKATKAN IMUNITAS”

Chef Eddrian Tjhia

Dalam rangka Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) sekaligus World Egg Day (WED), Pinsar Indonesia bekerjasama dengan GITA EO, didukung oleh ASOHI, GPMT, GOPAN dan asosiasi perunggasan lainnya, menyelenggarakan serangkaian acara di Jakarta dan Samarinda-Kaltim.

Acara tersebut salah satunya adalah webinar dengan tema:

Webinar  Nasional “Gizi Ayam & Telur Tingkatkan Imunitas”

Dalam rangka Hari Ayam dan Telur Nasional  (HATN) & World Egg Day (WED) 2020

Diselenggarakan pada Kamis, 15 Oktober 2020, Pukul 09.30 - 12.00 WIB.

Akan hadir dalam webinar Celebrity Chef Eddrian Tjhia yang akan melakukan Demo Masak Menu Ayam dan Telur, live dari dapurnya.

Narasumber:

  1. Ir. Suharini Eliawati (Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Prov. DKI Jakarta) membawakan tema “Kebijakan Penyediaan Ayam ASUH (Aman Sehat Utuh Halal) di Provinsi DKI Jakarta”.
  2. Drh. Gunawan Budi Utomo (FAO ECTAD Indonesia) membawakan tema “Meningkatkan Daya Tahan Tubuh dengan Konsumsi Makanan yang Sehat dan Aman di Masa Pandemi COVID-19”.
  3. Drh. Rakhmat Nuriyanto MBA (ASOHI/Asosiasi Obat Hewan Indonesia) membawakan tema “Ayam dan Telur Menguatkan dan Mencerdaskan”.

Moderator : Offie Dwi Natalia (Duta Ayam dan Telur, 2018-2021)  

Dapatkan Doorprize menarik untuk peserta yang beruntung!

Pendaftaran klik: bit.ly/HATN_WED2020 atau WA Mariyam 087778296375 dengan format: NamaLengkap_nama Organisasi/Instansi/_Email


FPP UIN Suska Riau Siap Berkontribusi pada HATN 2019 Mendatang

Kunjungan tim HATN ke FPP UIN Suska Riau. (Foto: Infovet)

Tim Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) IX 2019, yang terdiri dari Ir Bambang Suharno (Infovet) dan Ricky Bangsaratoe (Pinsar Indonesia) saat berkunjung ke Provinsi Riau, turut menyambangi Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UIN Suska Riau, Senin (26/11). Kehadiran tim disambut hangat oleh Dekan FPP, Edi Erwan SPt MSc PhD.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Drh Askardiya R. Patrianov beserta jajarannya, Wakil Dekan II Dr Triani Adelina, Wakil Dekan III Dr Arsyadi Ali, Kepala Laboratorium, perwakilan Riau Pos, Ketua Asosiasi Obat Hewan Indonesia Daerah Riau Drh Musran, Badan Eksekutif Mahasiswa, Ketua Himpunan Mahasiswa Peternakan dan undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Dekan FPP menyebut, kehadiran tim HATN merupakan hal positif, baik bagi institusi maupun bagi peternak dan masyarakat yang mengonsumsi produk ternak dimaksud.

"Civitas akademika FPP UIN Suska Riau siap mendukung dan menyukseskan HATN 2019, hal ini sesuai dengan salah satu tugas pokok dan fungsi perguruan tinggi, yakni menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, sehingga tidak ada salahnya kegiatan ini dilaksanakan di Riau jika memang diamanahkan penyelenggaraannya oleh tim,” kata Edi Erwan.

Ia menambahkan, fakultas dengan program studi peternakan, siap berkolaborasi dengan institusi, pemerintah dan swasta, maupun dengan organisasi lainnya, yakni pertanian dan peternakan.

“Kami tidak menutup diri, artinya selalu terbuka dengan sesiapapun, asalkan tujuan dan manfaatnya jelas, memajukan industri pertanian dan peternakan, sumber pangan untuk kemaslahatan umat,” tegasnya.

Selanjutnya, Erwan pun membeberkan beberapa kegiatan yang telah disepakati dengan Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Diantaranya pengelolaan peternakan sapi lokal, baik dari sisi budidayanya maupun dari sisi pemanfaatan limbah yang dihasilkan, yang akan di kerjasamakan dalam waktu dekat.

“Kita selalu menjalin hubungan baik dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dari berbagai aspek yang terkait dengan bidang peternakan itu sendiri,” katanya.

Sementara, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Drh Askardiya R. Patrianov, memberikan apresiasi kepada FPP UIN Suska Riau atas kerjasama menyukseskan HATN 2019 mendatang.

“Kita dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan jelas berharap agar FPP UIN Suska Riau dapat mendukung kegiatan ini, hal ini untuk memaksimalkan peran fakultas pertanian dan peternakan dengan program studi peternakan yang dimilikinya,” ujar Patrianov. 

Lebih lanjut, ia berharap dengan ditunjuknya Riau sebagai tuan rumah, saatnya Riau berbenah khususnya untuk bidang perunggasan yang memang secara program belum tersentuh secara totalitas oleh pemerintah.

”Barangkali nanti FPP dapat berperan sebagai institusi yang menyelenggarakan seminar atau dialog-dialog terkait dunia perunggasan Riau ke depannya,” pungkasnya. (Sadarman)

Riau Siap Jadi Tuan Rumah Penyelenggaraan HATN IX 2019

Kepanitiaan HATN berada di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau (Foto:Infovet)


Perhelatan tahunan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) IX masih terbilang jauh hari pelaksanaannya. Namun, tim yang ditugaskan untuk melakukan penjajakkan ke berbagai daerah untuk dijadikan tuan rumah, jauh-jauh hari sudah mulai dilakukan.

Ir Bambang Suharno dari Majalah Infovet dan Ricky Bangsaratoe dari Perhimpunan Insan Peternakan Rakyat, berkunjung dan bertemu langsung dengan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, drh Askardiya R Patrianov MP, Senin (26/11/2018). Adapun tujuan dari pertemuan ini adalah untuk membicarakan kemauan dan kesiapan Provinsi Riau dijadikan sebagai tuan rumah HATN.

Menurut Ir Bambang, dijadikannya Provinsi Riau sebagai tuan rumah penyelenggaraan Hari Ayam dan Telur Nasional IX 2019 bukanlah tidak beralasan. Alasan mendasar adalah Provinsi Riau dengan Ibu Kotanya Pekanbaru, tumbuh dan berkembang menjadi pusat kota, dengan beragam aktivitas industri, masyarakat terdidik dari beragam kalangan, sehingga menjadikan kota ini salah satunya sebagai pusat kuliner.

“Kita sudah mahfum bersama, salah satu ciri masyarakat kota yang maju adalah memiliki sifat konsumtif, olahan pangan fast food, dan ini menjadi alasan, mengapa Provinsi Riau untuk tahun 2019 dijadikan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Hari Ayam dan Telur Nasional IX,” kata Bambang.

Pemaparan Ir Bambang terkait habit atau kebiasaan buruk masyarakat Indonesia kini dan bahkan nanti di depan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, rata-rata pengeluaran keluarga terbesar adalah untuk pembelian rokok. “Pengeluaran untuk rokok 5 kali lebih banyak dari pengeluaran untuk telur dan susu,” kata Bambang.

Beragam hasil kajian menyebutkan, Indonesia nomor 1 sebagai negara dengan konsumsi rokok terbesar di ASEAN, yakni 1.3 ribu batang/orang/tahun.

Masih menurut Bambang, tingginya angka konsumsi rokok tersebut berdampak pada penurunan angka konsumsi daging ayam dan telur, yang ditandai dengan posisi Indonesia untuk angka konsumsi daging ayam (11 kg/orang/tahun) dan telur (100 butir/orang/tahun) nomor 3 terendah di ASEAN setelah Filipina.

Menanggapi apa yang disampaikan Ir Bambang, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau menyanggupi, Riau dapat dijadikan sebagai tuan rumah Hari Ayam dan Telur Nasional IX 2019. Kesiapan tersebut dilihat dari tujuan dan manfaat positif yang dapat diambil dari kegiatan dimaksud.

“Hari Ayam dan Telur Nasional mengandung tujuan mulia, yakni mengedukasi masyarakat agar sadar gizi, mengubah kebiasaan mereka ke arah yang lebih baik, sehingga mereka dan anak-anaknya dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan standar pertumbuhan yang diharapkan. Ke depannya, anak-anak mereka dapat menjadi generasi yang cerdas,” kata Patrianov.

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan tersebut, Patrianov meminta tim dari Hari Ayam dan Telur Nasional IX untuk memfikskan terlebih dahulu perihal pendanaan, sehingga pada saat kegiatan tersebut akan digelar, tidak ada hal-hal yang merintangi, terutama yang berhubungan langsung dengan keuangan.

“Kita sudah pahami bersama, ada banyak sumber dana yang dipaparkan oleh tim diantaranya sponsorships, sumbangan pemerintah daerah, penjualan stand pameran officials products, serta sumbangan atau donasi yang bersifat tidak mengikat,” urai Patrianov.

Namun demikian, lanjut dia, terkait dengan sumbangan pemerintah daerah, tentu kami meminta tim untuk menunjukkan jalan bagaimana mendapatkan dana tersebut dipenyelenggaraan tahun lalu.

“Jika dimasukkan ke anggaran murni, jelas tidak bisa. Kemudian apabila dimasukkan ke anggaran perubahan, tentu harus ada contoh atau petunjuk yang jelas,” tandasnya.

Terlepas dari itu, Patrianov memastikan bahwa kegiatan Hari Ayam dan Telur Nasional akan menuai sukses, apatah lagi acara ini telah mendapat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari instansi pemerintah pusat dan daerah, organisasi pendukung, seperti Asosiasi Obat Hewan Indonesia. Ditambah lagi keterlibatan UIN Suska Riau dengan sumberdaya manusia yang mumpuni di bawah Program Studi Peternakan yang dimiliki.

“Kami yakin, acara ini akan sukses mengedukasi masyarakat agar sadar gizi. Tentu dengan keterlibatan Infovet sebagai media peternakan dan kesehatan hewan nasional, dan Riau Pos untuk media lokal yang juga telah me-nasional,” pungkas Patrianov. (Sadarman).

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer