Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini JANGAN SETENGAH HATI KETIKA BROODING | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

JANGAN SETENGAH HATI KETIKA BROODING

Untuk memaksimalkan potensi genetik unggas dibutuhkan perhatian khusus dalam masa broodingnya. (Foto: Zoe Schaeffer on Unsplash)

Ada satu fase yang sangat menentukan keberhasilan pemeliharaan dalam manajemen pemeliharaan broiler, yakni brooding. Semua peternak mengetahuinya, namun di lapangan kegagalan pada fase ini masih sering dialami karena dijalankan dengan setengah hati.

Setelah menetas anak ayam berusia sehari/DOC yang baru mengenal dunia luar harus dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Jangan lupa bahwa broiler modern dengan segala keunggulan genetiknya merupakan sebuah mesin biologis atau bisa dibilang monster. Sebab dalam sebulan broiler dapat melipatgandakan bobot tubuhnya hingga 20 kali lipat, dengan catatan potensi genetiknya termaksimalkan.

Untuk memaksimalkan potensi tersebut dibutuhkan perhatian khusus dalam masa brooding. Brooding dimulai sejak DOC tiba di kandang sampai mereka mencapai umur dan bobot tertentu, serta tidak memerlukan pemanas lagi. Pada dasarnya lama brooding tidak bisa disamakan antar satu peternakan dengan yang lain. Standarnya berada dikisaran 10-14 hari untuk anak ayam yang dipelihara di kandang terbuka (open house) dan 7-8 hari untuk di closed house. Namun bisa bertambah lebih lama tergantung kondisi.

Memenuhi Kebutuhan Dasar
Beberapa praktisi perunggasan mengatakan bahwa pada tujuh hari pertama di masa brooding adalah masa-masa kritis yang butuh perhatian ekstra. Seperti diutarakan Drh Christina Lilis dari PT Medion, bahwa pada fase brooding DOC ditargetkan naik bobotnya sebanyak 4,5-5 kali lipat dari bobot lahir. Misalkan bobot DOC 40 gram, maka pada akhir minggu pertama diharapkan bobotnya mencapai 180-200 gram.

“Brooding ini fase yang terjadi adalah perbanyakan sel tubuh (hiperplasia), oleh karena itu jika kita gagal dalam fase perbanyakan sel terutama sel-sel pembentuk otot, maka nanti pertumbuhannya akan terganggu,” tutur Lilis.

Terkait feed convertion ratio (FCR) dan tingkat kematian, Lilis mengatakan bahwa seharusnya FCR pada fase itu berkisar antara 0,85, dengan feed intake sekitar 150 gram, dan tingkat kematian 1%. “Untuk mencapai standar segitu kita harus memenuhi kebutuhan dasar brooding yang baik,” jelasnya.

Kebutuhan yang dimaksud mulai dari kebutuhan dasar seperti pakan, air minum, suhu, cahaya, dan kualitas udara yang baik. Kelima faktor tersebut tidak boleh dipandang sebelah mata jika hendak menyukseskan program brooding.

Pakan dan Air Minum yang Cukup dan Sesuai
Sesaat setelah menetas DOC masih membawa sisa kuning telur yang berfungsi sebagai cadangan energi. Pada fase awal biasanya DOC tidak akan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2023.

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer