Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PEMERINTAH DORONG MAHASISWA KEMBANGKAN PETERNAKAN

Foto bersama pada kegiatan Konsolidasi Nasional Mahasiswa Peduli Pertanian Indonesia di Kementan. (Foto: Humas Ditjen PKH)

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan), mendorong mahasiswa berpartisfasi aktif dalam kegiatan pengembangan pertanian, termasuk peternakan. Sehingga akademisi dan peternak bisa bersinergi dalam mengembangkan sektor peternakan Indonesia.

“Kontribusi mahasiswa dapat disampaikan melalui riset-riset atau kajian ilmiah yang hasilnya dapat ditindaklanjuti pemerintah untuk meningkatkan produksi dan kualitas peternakan Indonesia,” ujar Dirjen PKH, I Ketut Diarmita, melalui keterangan tertulisnya pada kegiatan Konsolidasi Nasional Mahasiswa Peduli Pertanian Indonesia di Gedung Auditorium D, Kantor Pusat Kementan, Rabu (9/10/2019).

Ia menegaskan, peserta didik harus bangga menjadi mahasiswa peternakan. Pasalnya sektor peternakan merupakan bidang yang sangat menjanjikan serta dibutuhkan masyarakat, karena berhubungan dengan pemenuhan asupan protein hewani yang terus diupayakan dan ditingkatkan.

Menurutnya, mahasiswa sebagai generasi penerus diharapkan mampu memberikan kontribusi terbaiknya dalam mengembangkan sektor pertanian dan peternakan melalui pemanfaatan teknologi, agar berdaya saing menjadi bangsa yang berdaulat dalam hal ketersediaan protein hewani.

“Mahasiswa-mahasiswa bidang peternakan harus mampu melakukan berbagai terobosan  dan inovasi dalam pemenuhan kebutuhan protein bangsa dari keanekaragaman sumber protein. Sebab kalian generasi milenial penerus bangsa, yang diharapkan mampu membawa perubahan ke arah yang lebih maju dan tangguh,” tegasnya.

Seperti halnya yang terus diupayakan pemerintah untuk menjaga kedaulatan pangan asal hewan melalui berbagai program terobosan, yakni program upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab), pengembangan sapi Belgian Blue, Galacian Blonde dan sapi Wagyu, serta penambahan sapi indukan impor, peningkatan status kesehatan hewan melalui pengendalian penyakit, penjaminan keamanan pangan asal ternak dan melakukan pelarangan pemotongan sapi betina produktif. Sementara untuk program pendukung diantaranya skim pembiayaan, investasi dan asuransi ternak, peningkatan kualitas bibit melalui introduksi, perbaikan mutu pakan, pengendalian penyakit dan ketersediaan air.

Sementara untuk industri perunggasan, yang sedang bergejolak, pemerintah telah melakukan public hearing terhadap rancangan revisi Permentan No. 32/2017 tentang Penyediaan, Peredaraan, Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi pada 7 Oktober 2019, dengan tujuan agar lebih tertatanya usaha perunggasan, baik layer maupun broiler.

“Pemerintah telah mendapat masukan dan koreksi dari seluruh stakeholder perunggasan, yang pada gilirannya persepsi terhadap substansi revisi Permentan tersebut dapat diterima dari berbagai aspek, sehingga diharapkan peraturan tersebut mampu menjawab dan menyelesaikan persoalan pengembangan industri ayam ras secara nasional dan meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat,” tandas Ketut. (INF)

FORMAT GELAR SEMINAR KEHUMASAN

Foto bersama peserta Seminar Kehumasan Peternakan (Foto: Dok. Infovet)

Berlangsung di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (19/9), Forum Media Peternakan (Format) di arena ILDEX (International Livestock, Dairy, Meat Processing and Agriculture Exposition) 2019, menggelar Seminar Kehumasan Peternakan dengan tajuk “Peran Kehumasan dalam Mencapai Tujuan Perusahaan/Lembaga di Era Digital.”

Kegiatan diikuti oleh 25 peserta stakeholder peternakan dari kalangan mahasiswa, perwakilan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, hingga para eksekutif bisnis sarana produksi peternakan yang menangani bidang kehumasan dan media bidang peternakan.

Bambang Suharno, yang menyajikan materi perdana tentang bagaimana menjadi penyampai informasi melalui tulisan dalam bentuk artikel untuk dimuat di media penerbitan baik online maupun publikasi hardcopy. Ia menyampaikan teknis penulisan baik untuk keperluan kehumasan maupun artikel untuk menggunakan model piramida terbalik.

“Dari sisi konten gaya penyajian artikel piramida terbalik akan lebih menarik dan to the pint, tidak bertele-tele namun memulai tulisan dari inti bahasan dan solusinya, kemudian baru disusul keterangan pendukung lainnya yang kian ke bawah fungsinya hanya sekadar pelengkap saja,” jelas Pemimpin Redaksi Majalah Infovet itu.

Bambang menambahkan, agar penulis artikel kehumasan memiliki kualitas yang baik harus memperhatikan konten terkail hal-hal yang menyangkut aktualitas, sistematika dan gaya penulisan yang baik, serta memiliki bahan/materi pendukung yang terpercaya.

Sementara itu Redaktur Tabloidsinartani.com, Gesha Yuliani, memaparkan bahwa di era generasi milenial, praktisi kehumasan banyak berurusan dengan kerja digital seperti bagaimana memanfaatkan media online.

Dalam suatu lembaga pada praktek kehumasan, seseorang penanggungjawab institusi kehumasannya perlu memiliki keterampilan dalam membuat press release (siaran pers) sehingga dipandang layak ditampilkan di media online. Menurut Gesha, siaran pers kehumasan  bisa dijadikan senjata untuk menyiarkan hak jawab perusahaan/institusi. Maka penulisannya harus spesifik disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai suatu institusi untuk dipahami publik. (DS)


PROSPEK AGRIBISNIS LEBAH MADU

Pelatihan Manajemen Produksi dan Logistik Lebah Madu Tropika (Foto: Istimewa)

Indonesia memiliki kekayaan alam dan  potensi besar untuk pengembangan usaha perlebahan. Sebanyak 6 dari 7 spesies lebah madu di dunia ada di Indonesia, dan sebagian sudah dimanfaatkan masyarakat baik untuk panen madu maupun lilin. Dengan luas daratan Indonesia sekitar 200 juta hektar, 40% di antaranya berpotensi menghasilkan pakan lebah (bee forage). "Dari total areal tersebut dapat menghasilkan sekitar 80.000-200.000 ton dalam setahun," kata Guru Besar Fakultas Peternakan IPB Prof Dr Asnath M Fuah dalam sebuah pelatihan tentang Manajemen Produksi dan Logistik Lebah Madu Tropika yang diselenggarakan Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) di Kampus Fakultas Peternakan IPB, Kampus Darmaga Bogor pada 8-9 Oktober 2019.

Potensi pengembangan bisnis madu di Indonesia sangat prospektif. Asnath memaparkan, jika dibandingkan dengan negara lain, konsumsi madu di Indonesia masih sangat rendah. Konsumsi madu masyarakat Jepang mencapai 200-300 gram/kapita/tahun atau paling tinggi di negara-negara Asia. Di Eropa, terutama Swiss dan Jerman konsumsinya lebih tinggi, yaitu 800-1500 gram/kapita/tahun. "Di Inggris, Amerika Serikat, dan Perancis konsumsi madu bahkan telah mencapai 1000 -1600 gram/kapita/tahun," katanya.

Bandingkan dengan konsumsi madu di Indonesia yang baru mencapai 10-15 gram/kapita/tahun. Penyebab rendahnya konsumsi madu Indonesia antara lain yakni madu hanya dikonsumsi sebagai suplemen; harga madu asli relatif mahal, daya beli kurang, dan rendahnya pengetahuan tentang madu.

Potensi besar budidaya ternak lebah juga ditunjukkan oleh data dari Asosiasi Perlebahan Indonesia (API) yang akngka konsumsi madu Indonesia berkisar 7.000 - 15.000 ton per tahun. Padahal, produksi madu lokal Indonesia saat ini baru mencapai 4.000 - 5.000 ton per tahun, yang berarti Indonesia kekurangan produksi madu lokal sebanyak 3.500-11.000 ton/tahun. "Terjadi gap antara suplai dan demand madu," kata Asnath.

Adapun potensi jenis lebah madu yang prospektif untuk dibudidayakan di Indonesia antara lain yakni lebah hutan Apis dorsata, lebah lokal Apis cerana, lebah impor Apis mellifera, dan lebah lokal Trigona. Prospek bisnis ternak lebah tidak hanya madu saja, namun juga produk ikutan lain bee pollen, royal jelly, propolis, sengat lebah, lilin lebah, ratu lebah, koloni lebah, dan peralatan budidaya lebah.

Ruang lingkup agribisnis lebah madu juga terbentang luas, mulai dari potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana prasarana, modal usaha, penerapan teknologi panen dan pasca panen, produk hulu-hilir yang dihasilkan, logistik dan supply chain produk lebah. Potensi besar agribisnis lebah madu ini harus dimanfaatkan secara optmimal sehingga Indonesia diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan madu dan produk ikutannya yang terus meningkat dari tahun ke tahun. (AS)

RAGAM PILIHAN KANDANG AYAM

Salah satu pilihan kandang panggung yang dibangun di atas kolam. (Foto: Dok. Infovet)

Dalam memelihara ternak ayam, tentunya hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat kandang yang berfungsi sebagai tempat tinggalnya. Hunian ayam bisa dibuat sederhana dengan tetap memperhatikan prinsip keamanan, kenyamanan dan pembiayaan.

Peternak harus pandai-pandai dalam memilih tipe kandang yang baik. Kandang berbahan kayu pun bisa digunakan, apalagi ditambah dengan sentuhan teknologi tentu tidak menjadi masalah, tergantung pada kemampuan ekonomi peternak tersebut.

Pada artikel kali ini, secara garis besar kandang dibagi menjadi dua tipe. Pertama, tipe kandang dengan ventilasi biasa (naturally ventilated housing) diantaranya kandang panggung (slat), kandang postal, kandang kombinasi (slat dan postal), kandang bertingkat dan kandang baterai. Kedua, tipe kandang dengan Ventilasi yang bisa dikontrol (enviromentally controlled housing) yakni kandang tertutup (closed house) terdiri dari kandang tunnel ventilation system dan kandang cooling pad system, serta kandang tertutup bergandengan.

• Kandang panggung, tipe kandang panggung biasa dipakai di daerah banjir, daerah berawa, pedalaman yang tidak aman dari binatang buas atau daerah beriklim panas. Kandang panggung cocok dibangun di dataran rendah, daerah berawa. Konstruksi rangka kandang bisa dibuat dari kayu, bambu, atau kayu dolken. Kandang panggung juga bisa dibangun di atas kolam ikan atau disebut longyam, yang banyak dibangun di daerah Priangan Timur. Kotoran ayam dan tumpahan pakan bisa dimanfatkan ikan menjadi pakan. Peternak pun memperoleh keuntungan ganda dari produksi ayam dan ikan.

• Kandang postal, tipe kandang postal bisa digunakan pada pemeliharaan ayam bibit (breeder) atau komersial, baik ayam pedaging maupun petelur. Sirkulasi udara kandang postal tidak sebaik kandang panggung, karena aliran udara pada kandang panggung diperoleh juga dari kolong kandang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, bila membangun kandang postal, yakni atap perlu diberi monitor agar sirkulasi udara dalam kandang berjalan baik, gunakan bahan penutup atap kandang yang minim dalam menyerap dan melepaskan panas (asbes, genteng atau rumbia), bangun kandang di atas areal lahan terbuka sehingga sirkulasi udara berjalan lancar, lebar kandang minimal 7 m agar sirkulasi udara berjalan cepat dan terhindar dari penumpukan udara panas dalam kandang, kepadatan harus lebih rendah daripada kandang panggung yaitu 6-7 ekor/m2 untuk ayam pedaging komersial atau 2,5-3 ekor untuk breeder ayam pedaging.

• Kandang kombinasi (slat-postal), kandang ini biasa dipakai untuk pembibitan, yaitu 2/3 bagian slat dan 1/3 bagian postal dari lebar kandang. Keungulan tipe kandang kombinasi slat-postal dapat menampung jumlah ayam lebih banyak, slat secara tidak langsung dapat menyalurkan naluri bertengger ayam, pakan dan air minum yang tertumpah tidak dikonsumsi lagi oleh ayam karena feses jatuh ke penampungan di bawahnya, slat membuat temperatur kandang lebih dingin disamping kondisi dalam kandang lebih bersih. Tinggi tiang sisi kiri-kanan kandang dari lantai sampai atap terendah 2,4 m. Untuk daerah dataran rendah/panas disarankan 3 m, agar sirkulasi udara lancar dalam membuang tumpukan panas dan gas amonia. Kemudian kanopi kiri-kanan kandang berjarak 1,5 m dari dinding luar kandang untuk melindungi bagian dalam kandang dari tampias air hujan dan sorotan sinar matahari, bahan baku dan konstruksi kandang bisa disesuaikan dengan kemampuan ekonomi peternak. Untuk memenuhi kenyamanan ayam bisa dipakai bahan kayu, bambu atau besi. Kemudian lantai kandang cukup dengan plester semen agar memudahkan pencucian dan sanitasi, serta arah kandang disarankan sejajar dengan garis khatulistiwa atau arah Barat-Timur sehingga sinar matahari tidak langsung menyorot ke bagian panjang kandang.

• Kandang bertingkat, tipe kandang bertingkat biasa dipakai untuk pemeliharaan ayam broiler/pejantan/kampung pedaging komersil, dengan lahan terbatas/sempit agar tetap bisa memproduksi lebih banyak dalam satu siklus. Lantai dasar kandang diplester semen serta lantai atas dan selanjutnya terbuat dari kayu/bambu yang dilapisi papan atau bilik, semua lantai memakai sistem litter. Untuk mencapai lantai atas disediakan tangga kayu.

• Kandang baterai, kandang ini bisa digunakan untuk kepentingan penelitian dan komersial, terutama untuk ayam petelur, atau untuk breeding ayam petelur maupun pedaging dengan perkawinan Iseminasi Buatan. Keunggulan dari kandang ini antara lain menghemat penggunaan lahan, mudah menyeleksi ayam unggul, telur lebih bersih, terhindar dari kanibalisme, mudah mengisolasi ayam yang sakit, meminimalisir penghisapan gas amonia, menekan persaingan konsumsi pakan. Bahan kandang bisa menggunakan bambu, kayu atau kawat (campuran besi dan alumunium). Kandang baterai juga bisa ditempatkan dan memakai ruangan tertutup (closed house). Kawat kandang baterai harus merupakan hasil campuran 70% alumunium dan 30% besi agar elastis, karena bila prosentase campuran besinya terlalu banyak akan mengakibatkan banyak telur yang retak/pecah pada saat keluar dari ayam, termasuk telur yang berkulit tebal sekalipun. Dari pengalaman, penulis pernah meninjau salah satu layer komersial farm berkapasitas 50.000 ekor di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pernah memakai kandang baterai yang salah pilih, campuran besinya terlalu tinggi ternyata kerugian akibat telur retak/pecah bernilai jutaan rupiah per minggunya, sehingga harus mengganti kandang dan kerugian menjadi berkali lipat.

• Kandang tertutup dengan tunnel ventilation system. Tipe kandang ini cocok digunakan di daerah dataran tinggi yang berhawa dingin (karena menggantungkan suhu pada lingkungan luar), dimana system tunnel hanya menyedot udara luar dengan menggunakan exhaust fan melalui inlet kemudian dibuang keluar melalui bagian sisi kandang yang lain. Biaya kandang ini sedikit lebih mahal dari kandang terbuka.

• Kandang tertutup dengan colling pad system. Kandang ini sarat dengan teknologi tinggi dimana peralatannya cukup mahal, karena kecepatan aliran udara, pergantian udara, sekat udara, lubang masuk udara dan lain-lain diperhitungkan dan diatur sedemikian rupa. Model kandang ini cukup mahal dan biasa dipakai oleh industri perunggasan yang berpopulasi puluhan ribu ekor.

• Kandang tertutup bergandengan. Adalah kandang tertutup yang tidak memiliki jarak antara masing-masing kandang serupa dengan kandang disampingnya (bergandengan), ini dimaksudkan untuk menghemat lahan dan biaya instalansi listrik, biasa dipakai oleh industri perunggasan besar. Kelemahan kandang model ini, kontaminasi antar kandang mudah terjadi bila terjadi kebocoran udara. (SA)

PAKAN PRODUKSI MAHASISWA UNISLA INI TINGKATKAN BOBOT TERNAK

Pakan PelletKu produksi mahaasiwa Fapet UNISLA (Foto: Istimewa)



Mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Islam Lamongan (UNISLA) berinovasi dengan membuat produk pakan ternak unggul dengan brand "PelletKu".

PelletKu merupakan pakan ternak produk mahasiswa Fapet UNISLA yang diikutsertakan dan dinyatakan lolos dalam seleksi Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) 2019, program Kementerian Riset dan Teknologi yang diikuti seluruh mahasiswa Indonesia.

"Ide bisnis dari mahasiswa kami salah satunya adalah memproduksi pellet untuk pakan sapi dan kambing dengan label PelletKu,” ungkap Kaprodi Fapet UNISLA, Wahyuni SPt, MSi, dihubungi Redaksi Infovet, Selasa (8/10/2019).

Pekan lalu, Didin Harianto mahasiswa Fapet UNISLA beserta rekan satu kelompok mensosialisasikan PelletKu di hadapan para peternak Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan.

(Dari kiri ke kanan) Didin Harianto, Kades Tenggulun, Nova Dinda Natasyah.

Konsentrat pakan ini memiliki keunggulan membuat ternak sehat dan bobot meningkat dengan cepat. Selain itu, ternak tidak perlu lagi diberi pakan tambahan, karena PelletKu sudah termasuk complete feed atau sudah memenuhi kebutuhan gizi ternak dan formulasinya sudah lengkap.

“Keunggulan lainnya adalah pakan ini tidak berdebu, sehingga pakan yang diberikan tidak mempengaruhi kesehatan ternak,” kata Wakil Dekan Fapet UNISLA, Dyanovita (Novi) Al Kurnia SPt, MAgr, Selasa (8/10/2019). 

Lebih lanjut dijelaskan Novi, PelletKu diolah dengan bahan baku dedak, kedelai, pollard molasses (silase jerami jagung) dan berbagai limbah pertanian lain yang mudah diperoleh di kawasan Lamongan.  

“Rencananya, pakan ini akan diproduksi dalam jumlah banyak dan nantinya di-trial oleh mahasiswa Fapet semester akhir,” ungkap Novi.

Novi berharap, ke depan usaha mahasiswa Fapet UNISLA ini tetap berjalan dan terus mengembangkan jangkauan ke pasar yang lebih luas.

Kelompok mahasiswa Unisla yang mengikuti KBMI 2019 ini diketuai Didin Harianto dengan Abdullah Fanani, Nur Khasanah, Arya Adhi Prasetyo dan Nova Dinda Natasyah sebagai anggota. (NDV)



ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer