Pelatihan Manajemen Produksi dan Logistik Lebah Madu Tropika (Foto: Istimewa) |
Indonesia memiliki kekayaan alam
dan potensi besar untuk pengembangan
usaha perlebahan. Sebanyak 6 dari 7 spesies lebah madu di dunia ada di
Indonesia, dan sebagian sudah dimanfaatkan masyarakat baik untuk panen madu
maupun lilin. Dengan luas daratan Indonesia sekitar 200 juta hektar, 40% di
antaranya berpotensi menghasilkan pakan lebah (bee forage). "Dari total
areal tersebut dapat menghasilkan sekitar 80.000-200.000 ton dalam
setahun," kata Guru Besar Fakultas Peternakan IPB Prof Dr Asnath M Fuah
dalam sebuah pelatihan tentang Manajemen Produksi dan Logistik Lebah Madu
Tropika yang diselenggarakan Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) di
Kampus Fakultas Peternakan IPB, Kampus Darmaga Bogor pada 8-9 Oktober 2019.
Potensi pengembangan bisnis madu
di Indonesia sangat prospektif. Asnath memaparkan, jika dibandingkan dengan
negara lain, konsumsi madu di Indonesia masih sangat rendah. Konsumsi madu
masyarakat Jepang mencapai 200-300 gram/kapita/tahun atau paling tinggi di
negara-negara Asia. Di Eropa, terutama Swiss dan Jerman konsumsinya lebih
tinggi, yaitu 800-1500 gram/kapita/tahun. "Di Inggris, Amerika Serikat,
dan Perancis konsumsi madu bahkan telah mencapai 1000 -1600
gram/kapita/tahun," katanya.
Bandingkan dengan konsumsi madu di Indonesia yang baru mencapai 10-15 gram/kapita/tahun. Penyebab rendahnya konsumsi madu Indonesia antara lain yakni madu hanya dikonsumsi sebagai suplemen; harga madu asli relatif mahal, daya beli kurang, dan rendahnya pengetahuan tentang madu.
Bandingkan dengan konsumsi madu di Indonesia yang baru mencapai 10-15 gram/kapita/tahun. Penyebab rendahnya konsumsi madu Indonesia antara lain yakni madu hanya dikonsumsi sebagai suplemen; harga madu asli relatif mahal, daya beli kurang, dan rendahnya pengetahuan tentang madu.
Potensi besar budidaya ternak
lebah juga ditunjukkan oleh data dari Asosiasi Perlebahan Indonesia (API) yang
akngka konsumsi madu Indonesia berkisar 7.000 - 15.000 ton per tahun. Padahal,
produksi madu lokal Indonesia saat ini baru mencapai 4.000 - 5.000 ton per
tahun, yang berarti Indonesia kekurangan produksi madu lokal sebanyak
3.500-11.000 ton/tahun. "Terjadi gap antara suplai dan demand
madu," kata Asnath.
Adapun potensi jenis lebah madu
yang prospektif untuk dibudidayakan di Indonesia antara lain yakni lebah hutan
Apis dorsata, lebah lokal Apis cerana, lebah impor Apis mellifera, dan lebah
lokal Trigona. Prospek bisnis ternak lebah tidak hanya madu saja, namun juga
produk ikutan lain bee pollen, royal jelly, propolis, sengat lebah, lilin lebah,
ratu lebah, koloni lebah, dan peralatan budidaya lebah.
Ruang lingkup agribisnis lebah
madu juga terbentang luas, mulai dari potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, sarana prasarana, modal usaha, penerapan teknologi panen dan pasca
panen, produk hulu-hilir yang dihasilkan, logistik dan supply chain produk
lebah. Potensi besar agribisnis lebah madu ini harus dimanfaatkan secara
optmimal sehingga Indonesia diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan
madu dan produk ikutannya yang terus meningkat dari tahun ke tahun. (AS)
0 Comments:
Posting Komentar