Kalau keluarga rukun dan damai, pekerjaan dan usaha apapun (jika ditekuni) pasti akan jadi maju dan berkembang (Pepatah Tiongkok)
Beberapa waktu lalu, saya menerima sebuah buku yang sangat bagus langsung dari sang tokoh yang ada di dalam buku tersebut. Judulnya “A Photo Story of Jonas & Amalia”. Di bagian bawahnya ada subjudul “Success is a healthy business owned & guide by a harmonious family”.
Ini adalah buku biografi pendiri
Medion, Jonas Jahja, yang bersama istri tercinta Amalia, berhasil membangun sebuah
perusahaan yang berangkat dari bawah dan kini menjadi pemain global, menjadi
salah satu kebanggaan Indonesia.
Sebuah kehormatan bahwa saya
diberi kesempatan ikut memberikan pengantar dalam buku tersebut. Setelah
melihat keseluruhan buku yang sudah dicetak, saya merasa kata pengantar yang
saya susun kurang mengungkap kesan mendalam yang dapat menjadi pelajaran bagi
diri saya dan pembaca. Itu sebabnya saya
tergerak untuk menulis refleksi dari perjalanan sukses Jonas dan Amalia.
Buku setebal 256 yang dicetak
full color ini bercerita tentang kisah Jonas dan Amalia sejak kecil hingga buku
ini terbit dalam bentuk photostory. Di
sini tampak bahwa baik Jonas maupun Amalia adalah dua orang yang tekun dan
teliti dalam menyimpan dokumen berupa foto maupun catatan penting. Pastinya tidak mudah bagi generasinya dengan
teknologi yang terbatas mampu menyimpan semua dokumen di momen-momen yang penting
dalam perjalanan hidup. Dapat dipastikan bahwa foto-foto itu dipilih dari
sekian banyak foto yang terkumpul sepanjang perjalanan hidup.
Liem Gin Hay atau Jonas Jahja
dilahirkan dalam keluarga sederhana di kota Indramayu, Jawa Barat, 30 Januari1945.
Orang tuanya Liem Seng An dan Oey Loan Kiauw saat itu memiliki toko kelontong
dan usaha cor alumunium, sebagai penopang hidup Jonas dan kedua adiknya Liem
Gin Houw serta Liem Gin Hap.
Sejak kecil, Jonas mempunyai hobi
membaca dan bercita-cita untuk menuntut ilmu setinggi mungkin. Hingga sekarang
pun ia masih terus belajar, minimal 2 buku dibaca tiap minggu. Pelajaran penting bagi kita, belajar
semestinya memang tiada henti sepanjang hayat. Amat sangat wajar bahwa Jonas
mendapat gelar Doctor Hounoris Causa dari Undip beberapa bulan lalu
Saat mulai berumah tangga, Jonas
dan Amalia memulai hidup dengan serba sederhana. Penghasilan dari pekerjaan Jonas
sebagai Detailer obat manusia tidaklah memadai.
Maka Jonas merangkap juga menjadi
seorang Apoteker di Apotek Kencana Purwakarta. Dan Amalia mencoba memelihara 50
ekor ayam negeri, yaitu ayam telur jenis leghorn dengan telur berwarna putih,
di belakang rumah.
Awal usaha memelihara ayam ini
cukup menguntungkan. Suatu hari, ayam
peliharaan Amalia terserang berak darah (coccidiosis). Saat itu obat untuk ayam
mahal, karena yang tersedia di pasaran adalah obat-obat impor. Obat yang
tersedia di toko ayam (Poultry Shop) umumnya dalam kemasan besar.
Berbekal ilmu farmasi yang
dimiliki Jonas, timbul ide untuk membuat obat sendiri, dengan mencontoh
obat-obatan yang ada di pasaran. Ternyata obat hasil racikan Jonas ini mampu
menyembuhkan ayam yang terserang penyakit berak darah (coccidiosis). Keberhasilan
ini menjadi inspirasi Jonas untuk memulai usaha obat ayam.
Sekitar tahun 1972, Jonas mulai menitipkan
produk ke Poultry Shop di jalan Jamika Bandung. Dua minggu kemudian toko ini
memesan kembali obat buatan Jonas.. Hasil positif ini menimbulkan semangat
untuk mencoba menjual ke toko-toko lain di kota Bandung.
Inilah awal bisnis Jonas mulai
bergerak. Saat awal merintis semua dilakukan sendiri
oleh Jonas, mulai dari membuat obat sampai menjualnya. Kalau ke kota yang
dekat, dijangkau dengan Vespa, kalau kota yang lebih jauh dikunjungi dengan bus
malam.
Penjualan terus meningkat, sarana
produksipun perlu ditingkatkan.
Disebutkan bahwa hal penting yang
diterapkan oleh Jonas dan Amalia selama proses merintis bisnis, adalah (1) Kerja
keras dan Percaya diri, (2) Hidup sederhana dan hemat, (3) Tidak berhutang ke
Bank, (4) Memberikan keteladanan (disiplin dan terus belajar), (5) Dekat dengan Pekerja, (6) Dekat dengan
Pelanggan
Sekitar tahun 1982, Jonas
membentuk struktur organisasi yang sederhana, terdiri dari beberapa kepala
bagian dan staf. Ini adalah awal dimulainya
sistem manajemen perusahaan.
Pada tahun 1987, Jonas membeli
lahan di Cimareme-Padalarang untuk perluasan lokasi industrinya. Selanjutnya tahun 1993, sudah mampu
memproduksi vaksin sendiri.
Tahun 1995, dimulai dengan
melakukan survai ke negara-negara tetangga.
Hingga akhirnya pada tahun 1997 vaksin mulai
masuk ke Malaysia, disusul kemudian China, Vietnam dan Filipina.
Memasuki tahun 2000, anak-anak
Jonas dan Amalia mulai terlibat dalam pengembangan bisnis. Inilah dimulainya
babak baru memasuki era milenial. Masuknya generasi kedua dalam bisnis membawa
banyak perubahan dalam sistem management dan teknologi. Antara lain tahun 2007 mendapat
sertifikasi ISO 9001 : 2008 tentang Sistem Manajemen Mutu.
Mitos bisnis keluarga bahwa
Generasi Pertama membangun, Generasi Kedua menikmati, Generasi Ketiga
menghancurkan, tidak dipercaya oleh Jonas dan Amalia. Bagi mereka selama
prinsip nilai-nilai yang melandasi dalam hidup bisa diwariskan dengan baik,
maka mitos itu bisa dipatahkan.
Pengakuan atas pengabdian dan prestasi Jonas datang dari berbagai penjuru. Universitas Diponegoro awal tahun 2018 memberikan gelar Doctor Honouris Causa, Ikatan Apoteker Indonesia pada kongres dan konferesi ilmiah IAI April 2018 memberikan penghargaan Entreprenership Award, Kementerian Pertanian memberikan penghargaan sebagai perusahaan eksportir dan sebagainya.
Seperti pepatah Tiongkok, Kalau keluarga rukun dan damai, pekerjaan
dan usaha apapun (jika ditekuni)
pasti akan jadi maju dan berkembang. ***
Bambang Suharno, Infovet