DITJEN PKH GELAR WEBINAR BUILDING INDONESIAN DAIRY INDUSTRY
LAUNCHING BUKU PANDUAN LENGKAP KELAHIRAN SAPI
Launching buku review proses kelahiran sapi via daring |
INNOVATIONS IN DAIRY WEBINAR DARI PT LUNAR CHEMPLAST
Masing-masing materi yang disampaikan narasumber dalam webinar Innovations in Dairy yang digelar PT Lunar Chemplast. (Foto: Infovet/Ridwan) |
Dipandu oleh Anisa Odang dan Renny Chan, webinar menghadirkan narasumber yang merupakan mitra dan expert di bidang peternakan sapi perah. International Sales Manager Semex Alliance, Michael Haambuckers, mengawali presentasi pertama dengan membahas mengenai solusi genetik dalam penyediaan sapi perah unggul.
Ia memaparkan bahwasanya Semex berkomitmen memberikan kualitas terbaik melalui genetik ternak sekaligus solusi dan pelatihan genetik, pelayanan peralatan untuk meninjau dan menganalisis data peternakan, pelacakan untuk peningkatan dan kemajuan peternakan serta pelatihan berkelanjutan, konsultasi dan pembinaan pelanggan.
Sementara pemaparan selanjutnya dibawakan oleh Senior Dairy Specialist VES-Artex, Sue Hagenson, yang membahas mengenai manajemen perkandangan, ventilasi, manajemen air dan teknologi berbasis data.
Dilanjutkan pemaparan materi oleh Adam Pretty dari Dairy Livestock Export/DLE-GVC dan General Manager Daviesway, Nikk Taylor yang memaparkan mengenai teknologi pemerahan susu dan penggunan produk berbasis probiotik, vitamin dan mineral, serta suplemen untuk menunjang pemeliharaan ternak sapi perah. (RBS)
LANJUTAN PELATIHAN DARING GENETIK SAPI LOKAL
Prof Julius van der Werf mengawali training-nya dengan meminta home work session I yang diajukan pada webinar sebelumnya untuk mengetahui situasi, kondisi, serta permasalahan pemuliaan sapi lokal di Indonesia dan bersama-sama mencari solusinya.
Paparan diberikan oleh Argi Argiris yang mewakili grup III peternak sapi perah lokal. Ia mempresentasikan kondisi dan permasalahan pemuliaan sapi perah di Indonesia secara singkat dengan topik “Improvement of Local Dairy Cattle Production”, antara lain dengan menampilkan breeding sceme to increase production berlandaskan recording (identification, measure performance, reproduction and economic trait), serta permasalahan pada recording yaitu microchips for identification, measure mobility of cattle, recording production, body composition score and predicted EBV/Estimated Breeding Value).
Sedangkan tantangan yang sering dihadapi antara lain menyangkut production/reproduction/mobility recording, foundation for project dan geografical or cultural bariers, disamping permasalahan dengan pemerintah menyangkut breeding, feeding, healty, kemudian dengan pemerintah daerah, organisasi peternak, peternak/perusahaan pribadi, teknisi AI dan perekam data, serta kemampuan menyerap ilmu pengetahuan.
Adapun presentasi lain disampaikan oleh Koko dari BBIB (Balai Besar Inseminasi Buatan) Singosari, Malang, mewakili grup I peternak sapi lokal pedaging. Ia memaparkan masalah pemuliaan sapi pedaging lokal yang ditujukan untuk memenuhi SNI (Standar Nasional Indonesia). Sebagai contoh persyaratan minimum kuantitatif bibit sapi Bali pejantan dan betina menyangkut umur (bulan), parameter (tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada, lingkar skrotum) dan kelas (I, II, III) yang telah digariskan pemerintah sebagai “Breeding Objectives for Indonesian Cattle”.
Sapi pedaging lokal di Indonesia digunakan untuk dua tujuan. Pertama, untuk usaha komersial sapi pedaging milik pribadi (peternak kecil) mendapatkan sertifikat SNI yang memungkinkan mereka mempermudah penjualan sapi bibit pejantan/induk betina dengan harga terbaik. Kedua, untuk kepentingan pembibitan di pusat dan provinsi, dimana EBV digunakan untuk menentukan sapi-sapi pejantan/betina hasil seleksi terbaik untuk menggantikan stok bibit saat ini. Juga SNI memberikan patokan bahwa penentuan umur sapi berdasarkan gigi seri permanen, misalnya bila tumbuh satu pasang gigi seri permanen, maka taksiran umur adalah 18-24 bulan. Sedang bila tumbuh dua pasang gigi seri permanen, maka taksiran umur di atas 18-24 bulan.
Prof Julius pada pelatihan kali ini membahas secara mendetail permasalahan sapi perah maupun sapi pedaging lokal, mulai dari Selection Index Concept sampai didapatkan Bio Economic Model, yang pada akhirnya harus diperoleh keuntungan dari tiap ekor sapi setelah dilakukannya seleksi dan pemuliaan sapi jantan/betina terbaik yang ada.
Diakhir seminarnya, Julius memberikan home work session III yang akan dibahas pada pelatihan berikutnya Jumat, 30 Juli 2021. (SA)
TEGUH BOEDIYANA: INDUSTRI SUSU DALAM NEGERI DARURAT
Teguh Boediyana dalam ILC edisi 20 membahas tentang penantian kebangkitan persusuan Indonesia. (Foto: Istimewa) |
“Indikasi kedaruratan persusuan Indonesia tersebut dapat dilihat dari produksi susu yang cenderung stagnan, populasi sapi yang masih rendah, jumlah koperasi susu primer yang menurun dan saat ini hanya tinggal 55 buah yang sebagian besar menangani susu segar di bawah 20 ton/hari, pemasaran susu masih tergantung pada IPS dan produktivitas sapi masih rendah,” ungkap Teguh.
Walaupun saat ini bermunculan peternak sapi perah skala menengah dan besar sebagai tambahan dari peternakan rakyat, lanjut dia, populasi dan produktivitas sapi perah rakyat yang cenderung stagnan menghasilkan kurangnya pasokan SSDN untuk memenuhi dan mengimbangi makin meningkatnya permintaan susu.
Dijelaskan, peningkatan konsumsi susu dan produk olahannya dipengaruhi secara umum oleh meningkatnya kelas menengah, komposisi penduduk usia produktif, meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan peningkatan sektor pengolahan makanan dan minuman.
Bank Dunia (2018) melaporkan bahwa kelas menengah Indonesia meningkat sekitar 7% pertahun. Semua faktor ini secara akumulatif akan mendorong meningkatnya konsumsi hasil ternak, sehingga diperkirakan tingkat konsumsi susu/kapita orang Indonesia akan terus meningkat dalam jangka panjang.
“Tingginya permintaan atau kebutuhan susu secara nasional ini tentu merupakan peluang ekonomi besar untuk dimanfaatkan, khususnya bagi penguatan ekonomi rakyat dan ekonomi nasional secara umum. Tingginya konsumsi susu dan produk susu pada akhirnya juga akan berdampak kepada peningkatan kualitas SDM bangsa,” ucap dia.
Untuk itu, kata dia, sangat dinantikan kebangkitan persusuan domestik sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor susu yang tinggi seperti yang terjadi saat ini, sekaligus dapat memenuhi kebutuhan sendiri akan susu dan produk olahannya. (IN)
MENYIAPKAN KONSENTRAT BERKUALITAS UNTUK SAPI PERAH
Ternak sapi perah memerlukan asupan pakan yang baik, berkualitas dan tersedia sepanjang tahun. (Foto: Dok. Fapet UGM) |
Dalam memilih bahan baku pakan dalam penyusunan konsentrat harus memperhatikan beberapa persyaratan, seperti memiliki kandungan nutrien yang baik, tersedia dalam jumlah banyak dan mudah diperoleh, harga relatif murah, serta tidak mengganggu kesehatan ternak. Bahan pakan penyusun konsentrat untuk sapi perah berasal dari bahan pakan sumber energi, yakni berasal dari pakan butiran (serealia), ubi-ubian, hasil samping industri-agro, serta bahan pakan sumber protein yang berasal dari kacang-kacangan dan hasil samping industri-agro.
Kelebihan dan Kekurangan Berbagai Bahan Baku Pakan
Sumber Energi
Bahan Baku |
Kelebihan |
Kekurangan |
Jagung
kuning |
Energi
tinggi (TDN 80,8%), provitamin
A tinggi,
asam lemak linoleat tinggi |
Metionin,
lisin dan Triptopan, Ca dan P rendah, rentan tumbuh jamur |
Dedak
padi |
Protein
lebih tinggi dari jagung, kandungan thiamine, niasin, asam lemak dan fosfor tinggi |
Kualitas
bervariasi, mudah
tengik, asam amino isoleusin dan treonin
rendah, sering dipalsukan
(ditambah dengan sekam) |
Polar |
Protein
lebih tinggi dari dedak padi, memiliki thiamin dan niasin |
Riboflavin
rendah, vitamin A dan D tidak
ada |
Sorgum |
Nutrien
hampir sama dengan jagung |
Mengandung
tannin 0,2-2 %, menurunkan kecernaan ransum |
Onggok |
Energi
siap pakai tinggi |
Basah,
amba, mudah berjamur, harus diperhatikan kualitasnya karena kadangkala
terdapat pasir |
Gaplek |
Energi
siap pakai tinggi |
Mengandung
HCN, jumlah banyak keracunan |
Tetes |
Energi
siap pakai tinggi |
Kadar
K tinggi, jumlah banyak menyebabkan mencret, perhatikan kualitasnya karena
kadangkala dicampur dengan air |
Sumber: Hernaman (2021).
Kelebihan dan Kekurangan Berbagai Bahan Baku Pakan
Sumber Protein
Bahan Baku |
Kelebihan |
Kekurangan |
Bungkil
kedelai |
Sumber
protein nabati terbaik, protein
45%, kandungan Ca dan P
tinggi |
Terdapat
antitrypsin,
pada kacang mentah mengandung haemaglutinin |
Bungkil
kacang tanah |
Kualitas
protein baik |
Tumbuh
jamur aflatoksin, lisin rendah |
Bungkil
kelapa |
Kualitas
protein baik, kandungan minyak 2,5-6,5% |
Mudah
tengik; serat kasar 12%; lisin dan histidin rendah |
Bungkil
Sawit |
Kualitas
protein sedang |
Serat
kasar tinggi,
harus selalu diperiksa kualitasnya karena sering tercampur dengan serpihan
cangkangnya |
Ampas
bir |
Kualitas
protein sedang |
Bentuk basah, mudah busuk |
Ampas
kecap |
Kualitas
protein sedang |
Bentuk basah, NaCl tinggi |
Ampas
tahu |
Kualitas
protein sedang |
Bentuk
basah, mudah busuk, perdagingan pucat |
Bungkil
biji kapuk |
Kualitas
protein sedang |
Terdapat
asam siklopropenoid, menurunkan fertilitas |
Sumber: Hernaman (2021).
Maksimum Penggunaan Berbagai Bahan Baku dalam Konsentrat
Bahan Baku |
Maksimum Penggunaan |
Jagung |
20% |
Gandum |
20% |
Polar |
25% |
Dedak
padi |
10% |
Gaplek |
10% |
Onggok |
30% |
Tetes/molases |
10% |
Tepung
ikan |
3% |
Bungkil
kacang kedelai |
10% |
Bungkil
kelapa |
15% |
Bungkil
sawit |
10% |
Bungkil
biji kapuk (klentheng) |
10% |
Kulit
biji coklat |
5% |
Ampas
kecap |
5 |
Ampas
bir |
5 |
Garam
dapur |
0,25 |
Sodium
bicarbonate |
0,35 |
Tepung
tulang |
2 |
Dicalcium
fosfat |
1 |
Kapur |
2 |
premiks |
0,2 |
PEMBERIAN PAKAN UNTUK SAPI PERAH DARA
Ia menjelaskan, nutrisi yang diperoleh saat sebelum dewasa kelamin atau dalam kondisi tubuh sekitar 50% dari bobot dewasa, nutrisi tersebut akan digunakan untuk pembentukan tulang kerangka. Pertambahan berat badan (PBB) merupakan indikator terbaik apakah sapi dara terpenuhi kebutuhan nutrisinya.
"Ransum sapi dara harus mengandung cukup energi, minimal 10,5 Mega Joule per kilogram berat kering, serta protein untuk mencapai target pertumbuhan," kata Hendrawan. Ia juga mengingatkan agar sapi dara harus memperoleh cukup air minum dan mineral.
Dalam hal kebutuhan nutrisi sapi perah, hal itu senantiasa berubah seiring dengan fase pertumbuhan yang dilalui, serta tingkat produksi susunya. Untuk penyusunan formulasi pakan yang diberikan, Hendrawan memberi rambu-rambu pembuatannya, yakni taksiran bobot badan ternak, status fisiologis ternak, ketersediaan bahan pakan, kualitas bahan baku pakan, termasuk ada atau tidaknya kandungan anti-nutrisi di dalamnya, kemudian jumlah pakan yang akan diramu, biaya pakan yang dapat ditoleransi, serta jarak distribusi pakan dan lama simpan pakan sebelum didistribusikan. (IN)
PENDAMPINGAN MANAJEMEN PAKAN SAPI PERAH MELALUI DARING
Acara pendampingan pakan untuk peternak sapi perah yang dilaksanakan AINI dan KPSBU melalui daring. (Foto: Istimewa) |
Hal itu mengacu pada regulasi yang ada, yakni Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.140/4/2009 tentang syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pakan. Pada Pasal 8 Ayat 4 dalam disebutkan bahwa untuk pakan konsentrat ternak ruminansia tidak diperbolehkan menggunakan bahan baku pakan asal hewan ruminansia seperti tepung daging dan tulang.
Untuk pemberian konsentrat pada sapi perah tersebut, Iman menyarankan pemberiannya berkisar pada 1-2% dari bobot sapi, dengan waktu dua kali sehari yakni pagi dan sore. Adapun perbandingan komposisi jumlah konsentrat dan hijauan dalam ransum sapi perah atas dasar bahan kering yang disarankan adalah 60% hijauan dan 40% konsentrat. Komposisi tersebut tergantung kualitas hijauan.
"Sebaiknya pemberian pakan konsentrat sebelum pakan hijauan dan diberikannya ada jeda. Tujuannya untuk merangsang pertumbuhan mikroba rumen," kata Iman. (IN)
ARTIKEL TERPOPULER
-
Cara Menghitung FCR Ayam Broiler FCR adalah singkatan dari feed convertion ratio, yaitu konversi pakan terhadap daging. FCR digunakan untuk ...
-
Manajemen pemberian pakan ayam petelur sangat penting. Mengingat biaya operasional terbesar adalah pakan (70-80%). Jika manajemen pakan buru...
-
Acara pendampingan pakan untuk peternak sapi perah yang dilaksanakan AINI dan KPSBU melalui daring. (Foto: Istimewa) Dalam acara Pendampinga...
-
Kenali Penyebab Turunnya Produksi Telur (( Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab turunnya produksi telur, diharapkan peternak dapat m...
-
Prof Dr Ismoyowati SPt MP, dari Unsoed, membawakan materi Mekanisme Kemitraan dalam Budidaya Ayam Broiler, dalam webinar Charoen Pokphand In...
-
Peran brooder sangat penting untuk menjaga suhu dalam kandang saat masa brooding , agar ayam nyaman dan pertumbuhannya bisa optimal. ...
-
Peternak unggas terutama self-mixing harus cerdas dalam memilih imbuhan pakan feed additive maupun feed supplement. (Foto: Dok. Infovet) Sej...
-
TIDAK ADA CERITANYA PETERNAK BROILER RUGI? (( Ayam pedaging, usaha peternakannya dihitung per periode. Perhitungannya ada kalah menangnya. M...
-
Karena kekeringan yang berkepanjangan, ketidakpastian yang diciptakan oleh pandemi Covid-19, dan pemadaman listrik yang berkelanjutan, peter...
-
Seorang peternak bercerita kepada Infovet bahwa ayam broiler umur 12 hari mengalami ngorok atau gangguan pernafasan. Setelah vaksinasi IB...