Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Peristiwa | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

DUKUNG PENINGKATAN KAPASITAS MAHASISWA, USSEC GOES TO CAMPUS

Peserta dan nasrum Untidar 
Dalam rangka meningkatkan kapasitas mahasiswa peternakan khususnya dalam bidang ilmu nutrisi dan formulasi pakan, United Soybean Export Council (USSEC)  menyelenggarakan workshop bertajuk Fundamental Animal Nutrition  and Feed Formulation di dua kampus yaitu Fakultas Peternakan Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar dan Fakultas Pertanian-Jurusan Peternakan Universitas Tidar (Untidar) Magelang. 

Acara berlangsung Rabu 22 Februari di Unisba dan 24 Februari di Untidar dengan narasumber Prof. Budi Tangendjaja (Technical Consultant Animal Nutrition, USSEC Indonesia), Ir. Yahya Munirudin., S.Pt., M.P, IPM (Technical Consultant Animal Protein, USSEC Indonesia), Ibnu Edy Wiyono, S.E., MSE (Country Director Indonesia USSEC) serta Engr. Conrado U Bulanhagui (Mechanical Engineer, Private Consultant- Philippine). Acara ini bekerjasama dengan kampus tuan rumah serta Majalah Infovet dan GITA Event Organizer

Adapun peserta yang diundang terbatas 50 orang yaitu mahasiswa tingkat akhir di kampus tersebut serta mahasiswa undangan dari kampus sekitar, yaitu Polbangtan Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Sekolah Tinggi Peternakan Karanganyar, Fak Peternakan UGM.

Peserta dan narsum Unisba

Ibnu Edy Wiyono atas nama USSEC mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian USSEC terhadap kemampuan mahasiswa dalam menghadapi masalah-masalah di lapangan dengan ilmu yang aplikatif. Ilmu yang diberikan melalui workshop ini diharapkan menjadi bekal untuk para mahasiswa yang akan terjun di dunia kerja dan dunia wirausaha di sector peternakan, khususnya peternakan unggas. 

Materi yang disampaikan selama sehari penuh dirancang untuk memberikan pengetahuan dasar produksi dan aplikasi pakan ternak dari tahap pemilihan bahan baku pakan berkualitas, menyusun formulasi pakan berdasarkan kualitas bahan baku yang tersedia, mencampur bahan baku pakan tersebut secara merata berdasarkan formulasi yang telah disusun, dan pemberian pakan yang telah diproduksi kepada ayam secara tepat dan benar untuk mencapai tingkat produksi daging dan telur ayam yang optimal. Meskipun waktunya singkat, peserta dapat menyerap berbagai tips praktis mengelola masalah nutrisi dan pakan di lapangan.  Beberapa kasus peternakan secara umum juga didiskusikan dalam forum ini.

Dari kiri: Yahya M, Conrado, Budi Tangendjaja, Ibnu EW, 
Hidayat(Ketua Yayasan Unisba),
 Nita Opi (Dekan Fapet Unisba)
Beberapa ilmu praktis yang didapat dari workshop ini antara lain tentang konsep dan penerapan Good Feed Manufacturing Practices (cara pembuatan pakan yang baik), teknik quality control bahan baku pakan yang praktis dan sederhana, kasus-kasus pencampuran bahan baku pakan dengan bahan lain yang tidak ada/rendah nutrisinya serta cara mendeteksinya, analisa hasil produksi ternak secara cepat dan berbagai ilmu lainnya.

Wakil Rektor III Unisba Dr. H. Supriyono, M.Ed saat membuka acara workshop menyampaikan terima kasih kepada USSEC atas kolaborasinya. Pihaknya sangat terbuka untuk melanjutkan kerjasama ke depan dalam rangka meningkatkan kemampuan mahasiswa menghadapi dunia kerja dan usaha. Hal senada disampaikan oleh Dekan Fakultas Peternakan Unisba Nita Opi Ari Kustanti saat menutup acara . Ia berharap acara seperti ini dapat berlanjut di masa mendatang.

Adapun Dekan Fakultas Pertanian Untidar Ir. Usman Siswanto, M.Sc. Ph.D dalam sambutan pembukaannya menyampaikan apresiasi kepada USSEC yang mendatangkan pakar dari dalam dan luar negeri untuk memberi bekal kepala mahasiswa tingkat akhir. Ia berharap para mahasiswa dari Untidar dan kampus lainnya memanfaatkan kesempatan yang baik  ini untuk menambah wawasan ilmu khususnya di bidang nutrisi dan pakan. Pihaknya berharap setelah lulus banyak sarjana yang siap berwirausaha di bidangnya.

Para mahasiswa umumnya sangat antusias dengan acara ini, terbukti dari banyaknya mahasiswa yang berminat ikut sehingga dengan kebijakan jumlah peserta workshop harus dibatasi, panitia menyeleksi peserta yang benar-benar serius akan hadir sampai selesai dan telah memenuhi syarat sebagai mahasiswa tingkat akhir. (Bams)***


CENTRASTALKS: PENGENDALIAN HAMA GUDANG PAKAN

Narasumber CENTRASTalks series 01, “Pengendalian Hama Gudang Pakan” dipandu oleh moderator, Mursyid Ma’sum. (Foto: Dok. Infovet)

Kehadiran hama dalam gudang pakan adalah tempat untuk memperoleh makanan dan tempat bermetamorfosis yang apabila tidak dikendalikan akan berdampak pada menurunnya kualitas pakan ternak.

Kerugian lain dari banyaknya hama gudang pakan dari sisi finansial, pakan yang terinfestasi hama harus dibuang dan diganti pakan baru yang dapat meningkatkan biaya operasional dan mengurangi keuntungan bisnis.

“Kerugian lain yakni kualitas produk yang buruk karena hama dapat merusak pakan yang disimpan dan berpengaruh pada kualitas produk hewan ternak yang dihasilkan. Juga berpengaruh pada kesehatan hewan karena hama seperti tikus atau serangga dapat membawa penyakit,” kata Kepala Center for Tropical Animal Studies (CENTRAS), Prof Nahrowi, dalam webinar CENTRASTalks series 01, “Pengendalian Hama Gudang Pakan” Kamis (23/2/2023).

Lebih lanjut dikatakan, keberadaan hama juga menjadi kerugian reputasi bagi perusahaan pakan yang berdampak pada penurunan kepercayaan konsumen dan penjualan. Oleh karena itu, pengendalian hama gudang pakan menjadi sangat penting.

Integrated Pest Management (IPM) menjadi solusi dalam mengatasi hama dengan menjaga kebersihan dan sanitasi, memantau dan memeriksa gudang pakan secara berkala, menggunakan insektisida yang aman dan efektif, menggunakan predator alami, ataupun menggunakan jebakan feromon.

“Dengan dikendalikannya hama gudang pakan sangat berdampak positif, baik pada kualitas produk, kesehatan dan produktivitas hewan, kebersihan dan keamanan pangan, serta berdampak pada efisiensi produktivitas yang tinggi,” kata Nahrowi.

Pendapat serupa juga disampaikan para narasumber webinar, diantaranya Swastiko Priyambodo (Dosen IPB University), Istiadi (General Manager PT Charoen Pokphand Indonesia), Fitrah Sumacipta (Customer Development Executive PT Rentokil Indonesia) dan Dayat (Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan). Keempatnya fokus membahas pengedalian, pengawasan dan solusi mengatasi hama gudang pakan. (RBS)

NSM GANDENG USSEC SEMINAR TENTANG BUNGKIL KEDELAI

INFOVET: Jakarta, 23/2/23. Northern Soy Marketing (NSM), sebuah perkumpulan yang dibentuk oleh petani kedelai dari Minnesota, Nebraska, South Dakota, North Dakota dan Wisconsin, menggelar Seminar bertajuk “Essential Amino Acids in Soybean Meal” dengan menggandeng U.S. Soybean Export Council (USSEC). 

Seminar ini menghadirkan dua ahli Nutrisi Ternak dan Agronomi Kedelai yaitu Dr. Robert Swick dari dan Dr. Seth Naeve. Berlangsung pada Kamis, 23 Februari 2023ini digelar di Sheraton Grand Gandaria City Hotel. DR Alfred Kompudu dari FAO Indonesia bertindak sebagai penerjemah.. 

Hasil uji dari sampel kedele berbagai Negara oleh Dr. Seth Naeve menyimpulkan bahwa bungkil kedele dari AS bekerja lebih baik dari yang diharapkan berdasarkan tingkat proteinnya. Sedangkan Dr. Robert Swick yang lebih menekankan pada bahasan “Cara Memilih Sumber Protein untuk Unggas” menyampaikan bahwa bungkil kedele (SBM) memasok 25% energy pada pakan Broiler dimana SBM memasok Asam Amino dan Sukrosa yang lebih tinggi disbanding dari sumber bijian yang lain. “Dan SBM dari AS memiliki Sukrosa yang lebih tinggi disbanding dari Brasil dan Argentina.” Jelas Swick, pakar asal Austrailia itu.. 

Seminar dihadiri undangan terbatas dari kalang industri peternakan, khususnya peternakan unggas, feed miller, dan beberapa lembaga pilar peternakan terkait.***(DS)

CLOSED-LOOP DOMBA & KAMBING TINGKATKAN EKONOMI RAKYAT

Menurut Mentan, closed-loop merupakan pendekatan untuk mendorong perkembangan agribisnis berkelanjutan yang terintegrasi dari hulu ke hilir. (Foto: Istimewa)

Untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), mendorong setiap daerah agar mengembangkan model closed-loop peternakan domba dan kambing. Hal tersebut ia sampaikan saat mengunjungi Rajendra Farm, peternakan domba dan kambing di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (14/2/2023).

Menurut Mentan, closed-loop merupakan pendekatan untuk mendorong perkembangan agribisnis berkelanjutan yang terintegrasi dari hulu ke hilir yang dapat meningkatkan skala ekonomi, pendapatan petani dan meningkatkan produktivitas.

“Model ini diharapkan dapat menjadi sistem pemberdayaan dan peningkatan skala usaha sekaligus menciptakan ekosistem, sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak yang berdampak pada kesejahteraan peternak,” ungkap SYL melalui siaran resminya.

Ia pun sangat mengapresiasi bentuk sinergi yang terjadi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, serta peternak yang tergabung dalam Perserikatan Peternak Kambing Domba Yogyakarta (PPKDY) dalam upaya pengembangan closed-loop peternakan domba dan kambing yang telah dilakukan.

“Model pengembangan peternakan seperti di Rajendra Farm ini sungguh luar biasa dan bisa dijadikan contoh atau role model bagi peternak lainnya. Tentunya ini perlu didorong peningkatan peran dan kontribusi komoditas kambing dan domba dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan sebagai komoditas orientasi ekspor tentu juga harus berkelanjutan dengan menerapkan model yang tepat,” ucapnya.

Ia juga katakan pihaknya mendorong untuk memperbanyak pengembangan peternakan domba dan kambing dengan model closed-loop agar dapat diaplikasi ke semua peternakan dan stakeholder. Pembibitan dan budi daya bisa memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai upaya penguatan akses pembiayaan.

“Silahkan gunakan KUR yang telah difasilitasi pemerintah untuk membantu para peternak, khususnya kambing dan domba yang harapannya bisa menjadi booster pada pertanian,” harapnya.

Pada kesempatan yang sama,  Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Nasrullah, menyebut peran strategis komoditas domba dan kambing sebagai salah satu komoditas ekspor penting bagi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan.

Selain itu, kebutuhan ternak domba dan kambing hidup dalam konteks keagamaan jutga semakin meningkat dan di sisi lain potensi ekspornya juga tinggi. Ekspor domba dan kambing hidup dan hasil-hasilnya pada 2020 tercatat sebesar Rp 10,2 miliar.

Sementara, Bupati Kulonprogo, Tri Saktijana, turut menambahkan Rajendra Farm merupakan salah satu peternakan yang sudah menggabungkan lini komoditas, bahkan sudah mengolah komoditas, sehingga menambah nilai tambah komoditas bahkan peternakan di sini telah menjadi gaya hidup yang halal.

“Ini menjadi contoh baik, sehingga dapat menarik peternak lainnya, terutama peternak milineal, karena di sini juga dikembangkan sebagai tempat agrowisata, bahkan telah mampu memenuhi kebutuhan kambing dan domba untuk muslim Singapura dalam melaksanakan kurban,” kata Tri. (INF)

NUTRICELL PACIFIC & KIMIA FARMA JALIN KERJA SAMA DI SEKTOR KESEHATAN HEWAN

Direktur Utama Kimia Farma, David Utama (kiri) dan CEO Nutricell Pacific, Suaedi Sunanto (kanan), usai penandatanganan nota kesepahaman. (Foto: Dok. Infovet)

PT Nutricell Pacific yang merupakan perusahaan premix dan solusi untuk nutrisi kesehatan hewan menjalin kerja sama dengan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dalam pengembangan sektor kesehatan hewan.

Chief Executive Officer (CEO) Nutricell Pacific, Suaedi Sunanto, pada acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Nutricell Pacific dan Kimia Farma, yang dilaksanakan di kantor PT Kimia Farma, Jl. Veteran No. 9 Gambir, Selasa (14/2/2023), mengungkapkan bahwa kerja sama ini terjalin karena Kimia Farma merupakan perusahaan industri farmasi terbesar di Indonesia yang banyak mengembangkan produk-produk alami. Mengingat di industri obat hewan saat ini penggunaan antibiotik, khususnya untuk pertumbuhan telah dilarang karena dampak resistensi antimikroba (AMR) yang ditimbulkan.

“Kami di industri obat hewan saat ini tengah berbenah, usaha ke sana itu menjadi concern kami dan kami lihat Kimia Farma banyak mengembangkan produk alami,” ujar Suaedi.

Ia pun berharap dari kerja sama ini kedua belah pihak dapat mengembangkan produk terbaik untuk mendukung sektor kesehatan hewan di Indonesia. “Semoga realisasi ke depan bisa kita lakukan bersama-sama dalam mengembangkan produk yang berguna,” ucapnya.

Sementara Direktur Utama Kimia Farma, David Utama, menyambut baik kerja sama yang dilakukan. Pihaknya akan turut mendorong pengembangan produk di sektor kesehatan hewan. “Saya sangat berharap realisasi dari kerja sama ini dapat menghasilkan produk yang membanggakan. Kami sangat mendukung dan semoga terlaksana dengan baik, ini menjadi halaman baru yang menyegarkan,” ujar David.

Kolaborasi ini juga merupakan wujud optimalisasi end-to-end business yang dimiliki Kimia Farma. “Kami memiliki fasilitas produksi dan 49 jaringan distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga kesepakatan ini akan menjadi langkah awal untuk pengembangan produk kesehatan hewan,” ungkapnya.

Adapun ruang lingkup nota kesepahaman yang terjalin meliputi pengembangan produk dan layanan kesehatan hewan, aktivitas marketing, serta distribusi produk kesehatan hewan termasuk obat-obatan. Hal ini dinilai akan meningkatkan hilirisasi produk kesehatan hewan dan meningkatkan nilai tambah industri.

Foto bersama usai pelaksanaan penandatanganan kerja sama. (Foto: Dok. Infovet)

Pada kesempatan yang sama juga dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama antara PT Nutricell Inovasi Strategis yang merupakan anak perusahaan Nutricell Pacific dengan PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP) sebagai anak perusahaan Kimia Farma, dengan ruang lingkup kerja sama dalam bentuk sinergi produksi bahan baku obat dalam negeri yang dimiliki KFSP.

“Kolaborasi antara KAEF dan Nutricell merupakan dukungan terhadap program pemerintah dalam pengembangan produk dalam negeri, yang akan berdampak pada peningkatan nilai TKDN, di tengah kebutuhan obat hewan yang masih cukup tinggi melalui impor,” pungkas David. (RBS)

BBIB SINGOSARI TEKEN KERJA SAMA DENGAN MYTERNAK TRADING MALAYSIA

Kerja sama antara BBIB Singosari dengan Myternak Trading Malaysia. (Foto: Istimewa)

Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari kembali melakukan penandatanganan komitmen kerja sama (MoU) dengan Myternak Trading Malaysia, yang merupakan kelanjutan kerja sama yang telah dilakukan sejak 2018.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Nasrullah, pada kesempatan tersebut mengungkapkan kerja sama ini harus dapat menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak. Diharapkan kerja sama ini bisa berkembang sehingga membantu meningkatkan produktivitas peternakan bagi di kedua negara.

"Saya berpesan kepada BBIB Singosari untuk dapat menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terutama pengembangan teknologi semen beku sexing. Teknologi semen beku sexing saat ini sangat dibutuhkan peternak kita," kata Nasrullah yang saat itu juga menggelar acara serah terima jabatan Kepala BBIB Singosari yang baru, Akbar Yasin, di Kantor BB Singosari, Malang, Jumat (10/2/2023).

Ia menambahkan, "Peternak sapi perah berharap anakan betina dan peternak sapi potong berharap bisa mendapatkan pejantan. Hasil tersebut bisa dicapai lebih baik bila BBIB Singosari mengembangkan lebih baik teknologi semen beku sexing."

Sementara perwakilan dari Myternak Trading, Prof Dr Mohd Azam Khan Bin Goriman Khan, mengatakan melalui kerja sama ini diharapkan BBIB Singosari melalui pihaknya mampu memenuhi kebutuhan semen beku di Malaysia, melalui ekspor semen beku.

Selain itu, BBIB Singosari juga diharapkan bisa membantu memberi pelatihan pengembangan kemampuan SDM peternakan dari Malaysia melalui Bimbingan Teknis.

“Kami melihat BBIB Singosari sangat menakjubkan, dari sumber daya yang dimiliki maupun manajemen pengelolaan. Hal ini meningkatkan kepercayan dan optimisme kami kepada BBIB Singosari. Kami percaya kerja sama ini dapat memberi hasil terbaik bagi kedua belah pihak," katanya. (INF)

RAPAT KERJA DAN GATHERING PENGURUS DPP HPDKI

Rapat Kerja dan Gathering pengurus DPP HPDKI. (Foto: Istimewa)

Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (DPP HPDKI) menggelar Rapat Kerja dan Gathering di Cabinite Pangalengan Jawa Barat, pada 1-3 Februari 2023. Kegiatan diisi dengan pleno perumusan agenda strategis dan pleno program kerja DPP HPDKI, serta rafting & tracking.

Menurut Ketua Umum DPP HPDKI, Yudi Guntara Noor, program strategis yang akan dilaksanakan di 2023 yaitu korporasi peternakan berbasis klaster melalui Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Pertanian dan Red Meat and Cattle Partnership (RMCP), serta peningkatan sumber daya peternak melalui Silaturahmi Nasional (Silatnas).

Disamping itu juga penguatan kelembagaan organisasi melalui kartu digital dan koperasi, serta sistem perbibitan ternak berbasis budaya melalui Piala Presiden 2023. “Piala Presiden merupakan amanah Munas HPDKI yang akan digelar September tahun ini di Bandung bersamaan dengan digelarnya Silatnas (Farmers National Conference) dan Rakernas HPDKI,” ujar Yudi, Kamis (2/2/2023).

Dalam kesempatan ini dilakukan pemaparan kerja sama antara HPDKI dengan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Juga kerja sama HPDKI dengan RMCP.

Koordinator Ruminansia Potong Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, Kementerian Pertanian, Muhammad Imron, mengatakan kasus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang memukul industri sapi tanah air mendorong pemerintah membuat kebijakan pengembangan populasi sumber protein lain. “Pemerintah tahun ini membuat program pengembangan komoditas domba, kambing dan unggas sebanyak 10 juta ekor,” ungkap Imron.

Sementara, Team Leader ASG-IARMCP, Irfani Darma, menyampaikan bahwa kerja sama dengan HPDKI sebagai upaya memajukan peternakan nasional sekaligus mendukung agenda pemerintah dalam peningkatan populasi ternak. “Domba dan kambing diharapkan bisa memberikan kontribusi keamanan pangan,” kata Irfani.

Adapun Presiden Asosiasi Pengusaha Aqiqah Indonesia (Aspaqin), Fahmi Thalib, menjelaskan kebutuhan pasar saat ini cenderung menyukai domba dan kambing dengan berat di kisaran 7-8 kg.

“Menyikapi perkembangan ini, peternak didorong mulai membuat usaha pembibitan domba dan kambing untuk mengantisipasi kebutuhan pasar. Kami pun mendorong kolaborasi antara Aspaqin dan HPDKI guna membuat roadmap pengembangan pembibitan domba dan kambing menyikapi kebutuhan pasar ini,” katanya. (INF)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer