Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Ayam Layer | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

SAMBANGI CPI DI ANCOL, PETERNAK CURHAT

Peternak layer sambangi PT Charoen Pokphand Indonesia. (Foto: Istimewa)

Sebanyak sekitar 200 orang peternak layer yang bergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN), berkunjung ke kantor pusat PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) di daerah Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (11/10/2021). Dalam kunjungan tersebut para peternak yang berasal dari Jawa Timur (Jatim) mengeluh atas harga telur yang tak kunjung membaik.

Disambut baik oleh jajaran Direksi dan Manajemen PT Charoen Pokphand Indonesia, pertemuan tersebut merupakan rangkaian dari diterimanya para peternak layer oleh Presiden di Istana Negara, Rabu (15/9/2021) kemarin. Dimana peternak layer mengeluhkan tingginya harga jagung dan rendahnya harga telur di tingkat peternak.

Seperti diketahui bersama tingginya harga jagung di pasaran membuat peternak layer, yang sebagian besar peternak self-mixing membutuhkan jagung sebagai bahan campuran pakan lebih besar dibanding peternak ayam pedaging, sehingga dengan kenaikan harga jagung membuat biaya produksi meroket.

Sebenarnya PT Charoen Pokphand Indonesia sendiri sebagai salah satu perusahaan di industri perunggasan turut merasakan dampak tingginya harga jagung, dimana jagung merupakan 50% bahan baku utama dari pakan, kenaikan ini turut menyebabkan harga pakan melambung.

Suryono salah satu peternak layer dalam aksi tersebut meminta agar budi daya layer bisa sepenuhnya diserahkan peternak rakyat. “Kami berharap budi daya layer ini 100% bisa diserahkan kepada kami para peternak rakyat. Para perusahaan besar tidak perlu ikut berbudidaya,” kata Suryono melalui keterangan tertulis PPRN.

Sejalan dengan hal tersebut, Sugeng, peternak layer lain juga meminta bahwa telur HE (Hatching Egg) tidak beredar dijual ke pasar. “Kami meminta jangan sampai telur HE ini dijual ke pasar, karena bisa merusak harga pasar dan menyebabkan harga telur merosot. Dan ini membuat mental kami semakin jatuh,” kata Sugeng. 

Selain itu, keinginan peternak lainnya juga disampaikan Kholil, peternak asal Blitar. Ia meminta bahwa jangan sampai harga telur terus menurun yang tentu menambah kerugian peternak.

“Diharapkan harga telur ini bisa terus stabil dalam kondisi yang baik, bukan hanya naik satu atau dua minggu saja dan setelahnya turun lagi. Peternak berharap dapat solusi dari permasalahan ini,” sebut Kholil.

Kejadian serupapun pernah terjadi pada 2017, dimana peternak layer merasakan jatuhnya harga telur di pasaran hingga Rp 13.800/kg. Pada saat itu Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) mencoba memediasi pertemuan antara peternak ayam layer, produsen pakan ternak, pemerintah dan universitas di Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut PT CPI memberikan solusi menurunkan harga pakan komplit dan konsentrat, serta membeli sebanyak 20 ton telur dari peternak Blitar dengan harga Rp 1.700/kg lebih tinggi dari pasaran dan pembelian telur sampai saat ini masih berlanjut.

Dalam diskusi dengan Manajemen PT CPI yang diwakili General Manager Marketing PT CPI, Agoes Haryoko, menyampaikan beberapa solusi, antara lain membeli telur langsung dari peternak di Jawa Timur dan Jawa Tengah Rp 2.000/kg di atas harga pasar di kandang peternak dan akan melanjutkan pemberian subsidi pakan sebesar Rp 100/kg, seperti yang dilakukan sebelumnya.

“PT CPI berharap solusi yang diberikan dapat memberikan dampak nyata kepada peternak, walaupun tidak sebanyak yang diharapkan. Namun dengan begitu bisa terjalin hubungan yang baik dengan para peternak yang merupakan mitra kerja PT CPI untuk melewati masa krisis ini bersama-sama,” katanya. (INF)

PATAKA DESAK PERPRES BARU KOMODITAS PETERNAKAN STRATEGIS

Ternak ayam broiler. (Foto: Infovet/Ridwan)

Carut-marut bisnis perunggasan tidak lepas dari persaingan usaha antar korporasi, peternak menengah atas hingga skala kecil (peternak rakyat). Misalnya komoditas ayam broiler yang mengalami pertumbuhan signifikan pada perusahaan skala integrasi melalui PMA/DAN panjang dua dekade.

Hal itu membuat Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) mendesak terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) terkait perbaikan komoditas peternakan strategis.

Dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/9/2021), Ketua Pataka, Ali Usman, membeberkan tumbangnya para peternak skala rakyat akibat persaingan usaha yang dinilai tidak sehat. Salah satunya jebloknya harga ayam panen (live bird) yang kerap berada di bawah harga acuan pemerintah Rp 19.000-21.000/kg.

"Hal itu akibat meluapnya pasokan (oversupply) di hulu, meskipun dilakukan cutting tetapi persoalan masih terjadi. Derasnya investasi asing yang juga diperbolehkan melakukan budi daya membuat oversupply terjadi," jelas Usman.

Selain ternak broiler, lanjut dia, usaha ternak layer kini juga mengalami nasib serupa. Kelebihan produksi membuat harga telur terpuruk. Apalagi ditambah lesunya permintaan karena PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) akibat pandemi COVID-19.

Usman juga menambahkan, selain oversupply, persoalan langkanya pasokan jagung dan harganya yang melambung juga membuat biaya pakan membengkak. Padahal sebanyak 40-60% jagung merupakan komponen utama pakan ternak unggas. Harga jagung pun kini berada di atas Rp 6.000/kg.

Desakan dari peternak pun, kata dia, sudah terdengar sampai ke telinga presiden, akibat salah satu peternak membentang poster soal mahalnya harga jagung.

“Meskipun presiden telah menerima kunjungan dari perwakilan peternak, saya merasa pesimis persoalan ini bisa diselesaikan dengan cepat. Mengingat pasokan jagung dalam negeri langka. Sekalipun ada impor, harga jagung dunia juga mahal menyentuh di atas Rp 5.000/kg sampai ke Indonesia,” jelas Usman.

Lebih jauh diungkapkan, persoalan industri peternakan broiler dan layer bukan masalah baru. Oversupply terjadi selama dua dekade, tetapi pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian belum mampu menuntaskan. Padahal dalam UU No. 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam Pasal 32 Ayat (1) mengatakan pemerintah dan pemerintah daerah mengupayakan agar sebanyak mungkin warga masyarakat menyelenggarakan budi daya ternak. Artinya pemerintah berkewajiban membina dan memfasilitasi masyarakat untuk mengajak berusaha, sehingga tercipta usaha peternakan yang dapat membantu usaha rakyat dan memajukan roda perekonomian.

“Selama ini banyak peternak melakukan budi daya tetapi kegairahan peternak merasa terganggu akibat kebijakan-kebijakan yang tidak pro terhadap peternak rakyat," ucapnya.

Oleh karena itu, Pataka mendesak Presiden Joko Widodo segera menerbitkan Perpres tentang Komoditas Peternakan Strategis guna melindungi peternak rakyat. Perpres menata industri perunggasan dari hulu-hilir agar semua pihak dapat diuntungkan.

"Presiden harus mengajak seluruh stakeholder untuk bertumbuh bersama agar industri perunggasan berkembang dengan baik. Sebab nilai bisnis perunggasan lebih dari Rp 500 triliun. Semua pelaku usaha anak bangsa harus bisa menikmati, jangan hanya kelompok usaha tertentu, terutama perusahaan asing," pungkasnya. (INF)

APABILA PULLET LAYER OVERWEIGHT

Apa yg harus dilakukan apabila pullet layer over bodyweight? Apakah harus menunda produksi juga?

Secara umum tidak masalah ketika berat ayam berada di atas standar. Tetapi lebih penting untuk mengetahui perkembangan pada usia yang lebih muda.

Misalnya ketika berat badan 5 minggu terlalu rendah, peternak mencoba untuk mengkompensasi berat badan dengan pakan lebih banyak protein. Ini hanya menghasilkan otot dan tidak ada perkembangan.

Juga mempertimbangkan perkembangan tubuh adalah penting untuk memutuskan menunda produksi atau tidak.

(Sumber: Kokot Februhadi, De Heus Indonesia)

PROGRAM PENCAHAYAAN UNTUK AYAM LAYER

Bagaimana management program pencahayaan layer yang baik, mulai dari DOC sampai dewasa? Rekomendasi program pencahayaan untuk iklim panas seperti di Indonesia sebagai berikut:

  • Hari 1: 23 jam.
  • Hari 2: 22 jam.
  • Minggu 1: 20 jam.
  • Minggu 3: 18 jam.
  • Minggu 4: 16 jam.
  • Minggu 5: 15 jam.
  • Minggu 6: 14 jam.
  • Minggu 7: 13 jam.
  • Minggu 8: 12 jam.

Ketika pemeliharaan akhir tercapai (17 minggu) ketika ayam mencapai target berat badan tingkatkan cahaya dengan 1 jam per minggu menjadi 16 jam per hari.

(Sumber: Kokot Februhadi, De Heus Indonesia)

CARA DEBEAKING UNTUK MENDAPATKAN PULLET AYAM LAYER YANG OPTIMAL

Bagaimana cara debeaking yang bagus untuk mendapatkan pullet ayam layer yang optimal? Debeaking (potong paruh) yang tepat dimulai dengan peralatan yang baik dan orang-orang yang terlatih dengan baik. Untuk debeaking yang baik dibutuhkan program pelatihan.

Tujuan utama potong paruh adalah untuk menghindari kanibalisme/saling patuk dan pakan sisa. Potong paruh pertama dilakukan saat pullet berumur 10 hari, potong paruh kedua (bila perlu) dilakukan saat pullet berumur 8-10 minggu.

Persiapan sebelum potong paruh antara lain:

  • Hentikan makan 12 jam sebelum potong paruh.
  • Jangan memotong paruh ayam yang sakit.
  • Sediakan vitamin dan elektrolit yang mengandung vitamin K dalam minum selama 2 hari sebelum dan sesudah potong paruh.
  • Atur suhu kandang sedemikian rupa agar ayam merasa nyaman, jangan lakukan potong paruh saat udara panas, ayam harus dapat minum air bersih.
  • Beri pakan sesaat setelah potong paruh.
  • Jaga ketebalan pakan di tempatnya beberapa hari setelah potong paruh, jangan sampai tipis, paruh sakit saat terbentur tempat pakan.
  • Lakukan hanya orang yang berpengalaman.
  • Lakukan potong paruh dengan tidak terburu-buru, lakukan dengan hati-hati.
  • Beri tambahan lampu 1 jam lebih lama selama 3-5 hari.

(Sumber: Kokot Februhadi, De Heus Indonesia)

HISTOPATOLOGI DAN PATOGENESIS NE PADA AYAM PETELUR

Prevalensi NE terjadi paling tinggi di awal produksi. (Foto: Dok. Infovet)

Sektor perunggasan merupakan sektor usaha yang menjadi tulang punggung sumber protein hewani di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Penyakit pencernaan merupakan penyakit penting yang menjadi konsen pada industri perunggasan karena menimbulkan penurunan produksi, peningkatan kematian, menurunkan tingkat kesejahteraan ungags dan meningkatkan risiko kontaminasi produk unggas untuk konumsi manusia.

Selama ini dikenal penyakit Necrotic Enteritis (NE) di seluruh dunia menyerang pada broiler, menyebabkan kerugian ekonomi sangat signifikan di seluruh dunia. Menurut Van der Sluis (2000), total kerugian ekonomi secara global yang ditimbulkan oleh outbreak NE pada peternakan broiler diperkirakan lebih dari U$ 2 juta.

Sementara pada peternakan layer/ayam petelur, penyakit tersebut bisa menyerang sejak fase starter, grower, developer  hingga laying, dengan predisposisi manajemen kurang optimal disebabkan oleh Clostridium perfringens yang bersifat akut atau subakut.

Manajemen nutrisi secara kualitas dan kuantitas sangat penting untuk mencapai produktivitas. Secara kuantitas, kebutuhan pakan ayam petelur tercermin dari daily feed intake-nya. Ayam pada fase produksi puncak, membutuhkan feed intake yang optimal. Produksi 95% membutuhkan feed intake 115-120 gram pakan/ekor/hari. Menjadi sangat berbahaya jika produksi puncak, namun tidak di-support feed intake optimal. Sebaliknya, feed intake yang tidak maksimal tidak akan mendapatkan hasil produksi yang maksimal pula. Feed intake secara umum dapat dipengaruhi beberapa hal meliputi ketersediaan pakan, ketersediaan air minum, bahan baku pakan,  keseragaman ayam, status kesehatan, pencahayaan, stressor (cuaca terlalu panas atau dingin).

Pakan yang berkualitas bagi ayam petelur adalah pakan yang memiliki unsur nutrisi memadai bagi produksi, pertumbuhan, kesehatan dan tidak mengandung unsur non-pakan yang berbahaya bagi ayam. Pakan yang baik tidak akan memperberat kerja sistem pencernaan dan lebih memproteksi kerja saluran pencernaan pada jangka waktu lama. Kesehatan ayam akan menghindari kerugian, menghindari tingginya kematian dan menghindari penurunan produksi, serta menghindari risiko cemaran mikrobia pada produk peternakan. Kerusakan secara fisik, kimiawi dan biologis pada saluran pencernaan akan berakibat munculnya penyakit.

Sebanyak empat ayam layer berasal dari peternakan di Lampung dengan riwayat umur 28-30 minggu (puncak produksi), kematian 5-10% dari populasi dan penurunan produksi telur hingga 20%. Empat ayam layer diterima dalam konsidi masih hidup, dilakukan eutanasi dan dinekropsi di laboratorium patologi. Pengamatan dilakukan pada perubahan setiap organ masing masing ayam. Organ yang mengalami perubahan diambil sampel untuk pengujian polymerase chain reaction (PCR) untuk penyakit Avian Influenza. Organ yang mengalami perubahan menciri lainya diproses untuk pengujian histopatologi meliputi fiksasi, trimming, embedding, sectioning, pewarnaan hematoxyline eosin (HE) dan pembacaan preparat histopatologi. Fiksasi dilakukan dengan menyimpan potongan jaringan ke dalam buffered neutral formalin 10% selama 24 jam. Jaringan selanjutnya dilakukan trimming, dehidrasi, embedding, kemudian dipotong dengan mikrotom 3-5 mikron dilanjutkan dengan pewarnaan HE.

Hasil nekropsi menunjukan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juli 2021.

Ditulis oleh:
Drh Joko Susilo MSc
Medik Veteriner, Balai Veteriner Lampung
Koresponden Infovet daerah Lampung

BICARA KHASIAT SEDIAAN HERBAL

Penggunaan herbal sudah lama digunakan pada ternak unggas. (Foto: Istimewa)

Sediaan herbal dan minyak esensial digadang-gadang sebagai sediaan alternatif pengobatan yang alami, aman dan berkhasiat. Namun, perlu juga ditelusuri seberapa jauh sediaan tersebut dapat memberikan khasiat dan mafaat.

Kaya Khasiat
Sebagaimana disebutkan bahwa terdapat kurang lebih 9.000-an spesies tanaman yang berkhasiat sebagai obat untuk ternak, khususnya unggas. Dari berbagai macam khasiat yang ada, sederhananya penggunaan sediaan herbal berupa jamu berkhasiat menambah nafsu makan, menurunkan angka kematian dan lain sebagainya.

Namun sebenarnya, dalam level yang lebih mikro alias di tingkat molekular banyak manfaat yang didapat dari penggunaan sediaan herbal dan minyak esensial. Misalnya sebagai anti-inflamasi, memperbaiki performa saluran pencernaan, memenuhi kebutuhan nutrisi, anti-bakterial, antivirus, anti-parasitik dan lain sebagainya.

Beberapa fungsi sediaan herbal. (Sumber: Istimewa)

Kusno Waluyo, merupakan satu dari banyak peternak yang merasakan khasiat herbal pada ayam petelur. Dirinya mengaku sudah 13 tahun menambahkan suplementasi herbal dalam ransum ayam petelurnya. Selama itu pula dirinya mengaku mendapat… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2021. (CR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer