-->

MYCOPLASMA YANG MASIH BETAH LAMA

Temuan Umum Patologi Anatomis dari CRD (A,B) Pericarditis, Perihepatitis, Air Sacculitis pada Broiler. (C,D) sama kaya AB, tapi pada layer. Sumber : Marouf et al. 2022

Penyakit pernapasan pada unggas merupakan salah satu tantangan utama yang menjadi momok menakutkan. Terlebih lagi aspek kesehatan ternak juga memiliki korelasi dengan produktivitas. Salah satu yang kerap menjadi residivis di Indonesia adalah Mycoplasmosis alias Chronic respiratory disease (CRD) yang disebabkan Mycoplasma gallisepticum (MG).

CRD atau biasa disebut ngorok oleh peternak kerap ditemui dalam suatu peternakan unggas. CRD adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan ayam dan bersifat kronis. Disebut kronis karena penyakit ini berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu lama dan sulit disembuhkan.

Penyebab Ngorok
Biang keladi dari penyakit ngorok adalah MG, yang biasa disebut sebagai organisme mirip bakteri (bacteria-like organism). Berbagai praktisi perunggasan bahkan menyebut MG sebagai salah satu patogen yang paling merugikan dalam industri unggas.

Dibalik ukurannya yang sangat kecil dan sederhana, MG memiliki kemampuan untuk menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan di seluruh dunia melalui penurunan produktivitas, peningkatan biaya pengobatan, dan peningkatan mortalitas pada unggas.

Dalam sebuah seminar mengenai penyakit pernapasan pada unggas, Veterinary Service Manager PT Ceva Indonesia, Drh Fauzi Iskandar, menerangkan mengenai sifat dan karakteristik MG. Ia mengatakan, MG adalah bakteri dari kelompok mycoplasma yang unik karena tidak memiliki dinding sel.

Hal ini membuatnya sangat sulit diberantas dengan antibiotik biasa terutama yang bekerja dengan cara mengganggu sintesis dinding sel bakteri. Bakteri ini berbentuk pleomorfik dan mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan, membuatnya sulit dideteksi dan dikendalikan di peternakan unggas.

“Penggunaan antibiotik yang melisiskan dinding sel tentu tidak akan efektif, oleh karenanya MG ini sangat sulit diberantas, meskipun begitu bukan tidak mungkin untuk dikendalikan, hanya saja butuh jurus khusus dalam upaya pengendaliannya,” tutur Fauzi.

Ia melanjutkan, MG dapat menyebar pada unggas umumnya terjadi melalui… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2024.

Ditulis oleh:
Drh Cholillurahman
Redaksi Majalah Infovet

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer