Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini HARGA AYAM HIDUP PULIH DI TINGKAT PETERNAK, SENTUH RP 21.000 | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

HARGA AYAM HIDUP PULIH DI TINGKAT PETERNAK, SENTUH RP 21.000


Harga ayam di tingkat peternak perlahan mulai membaik. (Foto: Istimewa)

Setelah beberapa bulan mengalami tekanan harga, kini peternak ayam mandiri perlahan dapat menikmati harga ayam hidup/livebird (LB) yang membaik. Ini menjadi angin segar bagi peternak pasalnya di beberapa daerah sudah menyentuh harga acuan pemerintah, yaitu di tingkat peternak Rp 19.000-21.000/kg.

Sesuai arahan Menteri Pertanian, setidaknya telah melakukan dua langkah intervensi di lapangan, yaitu pemantauan secara intensif ketersediaan dan penyerapan ayam hidup di tingkat peternak.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita, terus menggenjot upaya tersebut agar tidak terjadi gejolak harga akibat stok pangan, salah satunya ayam hidup.

“Di beberapa sentra produksi, harga ayam hidup sudah membaik dan peternak merespon positif langkah ini,” kata Ketut dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (15/5/2020).

Sementara Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia wilayah Jawa Tengah, Parjuni, menilai harga membaik karena supply-demand cukup seimbang. Adanya momen malam 21 Ramadan membuat kebutuhan meningkat mendekati Lebaran. Ia memperkirakan konsumsi masyarakat meningkat walau tidak signifikan karena masih pandemi COVID-19.

"Alhamdulillah kini harga LB yang sebelumnya Rp 14.000-15.000/kg meningkat ke harga Rp 21.000/kg," ucapnya. Parjuni pun meminta agar pengendalian suplai dan harga DOC terjaga agar harga terus membaik.

Pantauan Kementan per 14 Mei 2020, harga tertinggi terjadi di Yogyakarta dengan rataan harga Rp 22.222/kg, disusul Jawa Tengah dengan harga Rp 20.941/kg.

Secara rinci, Kementan memantau 17 kabupaten/kota di Jawa Tengah, dengan Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan telah menunjukan harga batas atas tingkat peternak, yakni Rp 21.000-21.500/kg.

Sementara Jawa Timur dengan 21 kabupaten/kota, terpantau rata-rata Rp 20.385/kg. Namun 10 Kabupaten/Kota (Gresik, Lamongan, Lumajang, Madiun, Magetan, Nganjuk, Ponorogo, Sidoarjo, Tuban dan Batu) sudah mencapai harga acuan batas atas, yaitu berkisar Rp 21.500-23.500/kg.

Selain itu, harga LB di wilayah Banten juga ikut terkerek naik dengan rataan harga mencapai Rp 19.583/kg. Hal serupa juga terjadi di Jawa Barat, yakni Rp 19.385/kg. Diikuti daerah Bogor dan Garut yang juga merangkak naik dikisaran Rp 17.500-18.400/kg.

Perbaikan harga LB juga berlaku di wilayah regional di luar Pulau Jawa, diantaranya Provinsi Bengkulu (Rp 23.500/kg), Sulawesi Utara (Rp 22.500/kg), Maluku (kisaran Rp 22.000/kg) dan Papua (kisaran Rp 27.135/kg).

Sebelumnya untuk menekan kerugian peternak mandiri akibat keterpurukan harga, Dirjen PKH, I Ketut Diarmita, mengupayakan terobosan penyerapan ayam hidup peternak oleh perusahaan mitra perunggasan dengan komitmen penyerapan sebanyak 4.119.000 ekor. Hal ini dinilai telah mampu menekan kerugian peternak meski serapannya belum maksimal.

“Jumlah ayam yang sudah diserap perusahaan mitra peternakan sudah mencapai 856.484 ekor. Pemerintah berterima kasih pada para mitra yang telah membantu peternak mandiri” ungkap Ketut.

Secara rinci per 14 Mei 2020, pembelian ayam peternak mandiri di Jawa Barat sebanyak 411.564 ekor, Banten 26.615 ekor, Jawa Tengah 226.104 ekor, DI Yogyakarta 9.919 ekor, Jawa Timur 136.635 ekor, Bali 30.415 ekor dan Sumatera Utara 15.232 ekor. (INF)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer