Dari kiri : Teguh Munajat , Achmad Sodik, Ismoyowati, Agus Kadarisman (hallo.id) |
Prof. Ismoyowati adalah dekan Fapet yang baru dilantik bulan Juli lalu periode untuk 2017-2022 menggantikan Prof. Achmad Sodik yang menjabat tahun 2010-2017. Telah menjadi tradisi Kafapet Unsoed, setiap tahun mengadakan Temu Alumni Tahunan yang diikuti oleh lebih dari 300 orang perwakilan alumni dari seluruh Indonesia. Dalam setiap acara temu alumni dilakukan diskusi dengan topik aktual di bidang peternakan. Tahun 2016 lalu acara temu alumni di Gedung Kementerian Pertanian diisi dengan sarasehan peternakan nasional yang hasilnya telah diserahkan ke Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagai sebuah rekomendasi untuk pemerintah dalam mengambil kebijakan bidang peternakan. Tahun ini panitia sepakat acara temu alumni tahunan diisi dengan pemaparan visi misi dekan baru untuk didiskusikan dengan peserta temu alumni.
Ismoyowati mengharapkan Kafapet terus memberi masukan untuk meningkatkan daya saing Fapet Unsoed bukan hanya di tingkat nasional tapi juga di internasional. Dengan perkembangan teknologi dan bisnis yang demikian cepat, Fapet Unsoed juga akan menyempurnakan kurikulum Fapet agar dapat mengikuti perkembangan zaman.Ia mengharapkan Kafapet Unsoed sebagai pihak yang tahu kebutuhan industri dapat memberikan masukan mengenai perbaikan kurikulum.
Menanggapi hal ini Bambang Suharno yang bertindak sebagai moderator mengatakan, saat ini dengan adanya pelarangan Antibiotic Growth Promoter (AGP) membuat peternak unggas banyak beralih dari kandang open house manjadi kandang closed house. Dengan makin banyaknya peternak melakukan investasi kandang closed house , satu orang sarjana peternakan bisa mengelola 150 ribu ekor ayam. Sarjana yang dibutuhkan di masa depan adalah yang menguasai teknologi closed house. Sementara itu ilmu mekanisasi peternakan sudah dihapus dari kurikulum Fapet Unsoed. "Hal ini tentunya perlu menjadi pertimbangan dalam menyusun kurikulum ke depan," ujar Bambang.
Hal senada juga disampaikan Budi Purnomo, alumni Fapet Unsoed yang berprofesi di media digital. Mengutip pengamat bisnis, ia mengatakan di masa depan akan banyak profesi yang hilang, akibat berkembangnya teknologi digital. Beberapa diantaranya profesi tukang pos, teller bank, kasir dan sebagainya. Banyak teknologi yang bisa menggantikan manusia, sehingga menjadi tantangan dunia pendidikan tinggi untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masa depan.
"Dunia peternakan juga akan mengikuti arah teknologi digital dalam mengelola budidaya, breeding, pakan dan sebagainya," kata Budi.
Sementara itu Ketua Kafapet Jabodetabek Rony Fadilah mengusulkan agar program magang dan pembekalan oleh alumni untuk mahasiswa ditingkatkan agar lulusan Fapet Unsoed lebih berdaya saing lagi. "Saat ini lulusan Fapet Unsoed umumnya dikenal berkualitas bagus oleh industri peternakan, namun tetap harus ditingkatkan agar lebih bagus lagi," tambahnya.
Terhadap semua masukan peserta, Dekan Fapet menyambut antusias untuk melanjutkan kerjasama antara Fapet dan alumni yang telah terjalin selama ini. Pihaknya terbuka untuk menerima masukan dan saran demi kemajuan Fapet Unsoed.
Sementara itu Ketua Umum Kafapet Unsoed Pusat Bambang Riyanto Japutro menyatakan, sebagai tindak lanjut dari temu alumni tahunan ini, pihaknya akan proaktif menyusun masukan untuk perbaikan kurikulum maupun untuk hal yang lainnya demi membantu terlaksananya visi misi dan program kerja yang telah dipaparkan dekan.
Pendidikan bertaraf internasional
Dalam Temu Tahunan Alumni Fakultas Peternakan Unsoed yang bertema "Semangat Sumpah Pemuda, Semangat Kita Semua" itu Ismoyowati, memaparkan misi untuk menyelenggarakan pendidikan bidang peternakan yang memenuhi standar nasional dan internasional.
Untuk mencapai sasaran tersebut, ia memaparkan sejumlah program kerja yang mempercepat proses tercapainya visi dan misi yang sudah ditargetkan.
Ia mengatakan, setidaknya ada 6 program kerja utama yang akan dijalankan, yaitu :
Pertama, penguatan kelembagaan dan tata kelola. Kedua, peningkatan kualitas akademik. Ketiga, penguatan daya saing mahasiswa dan alumni.
Keempat, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan. Kelima, pengembangan kualitas SDM (dosen dan tenaga pendidikan) dan manajemen pendidikan. Serta, keenam, internasionalisasi Fapet Unsoed.
Khusus mengenai internasionalisasi Fapet Unsoed, ia memaparkan sejumlah program, antara lain penyelenggaraan seminar internasional, meningkatkan karya ilmiah terindeks internasional, serta meningkatkan kerjasama internasional.
Achmad Sodik Rektor UNU
Acara Temu Alumni Tahunan juga disertai acara ucapan terima kasih kepada Prof Achmad Sodik yang secara konsisten selama menjabat Dekan tahun 2010-2017 selalu hadir dalam acara temu alumni tahunan untuk berinteraksi dan berdiskusi dengan alumni. Kafapet juga menyampaikan selamat atas posisi barunya sebagai Rektor Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Purwokerto.
Dalam sambutannya Prof Achmad Sodik menyampaikan terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin baik antara Fakultas dengan alumni dan mengharapkan terus ditingkatkan di masa yang akan datang.***