-->

IR LILI MAWARTI MSI KEPALA DINAS DENGAN SEGUDANG PRESTASI

Lili Mawarti

Kepala dinas dengan segudang prestasi. Ungkapan ini tidak berlebihan jika disematkan kepada Ir Lili Mawarti MSi, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Lampung.

Deretan penghargaan banyak diraih Dinas PKH Lampung Lampung di bawah kepemimpinan Lili. Baik di tingkat provinsi maupun nasional.

Atas dedikasinya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang secara terus-menerus menunjukkan kecakapan, kedisiplinan, dan pengabdian, pada 2023 Lili mendapat penghargaan Satyalencana Karya Satya yang ke-30 Tahun.

Lili dilantik pada 16 Oktober 2020 oleh Gubernur Lampung Ir H Arinal Djunaidi yang sebelumnya menjadi Plt Kadis merangkap Sekdin. “Saya selalu berupaya menjaga amanah dari Bapak Gubernur Lampung yang diberikan kepada saya,” tutur Lili.

Lahir di Jakarta pada 26 April 1967, Lili menamatkan pendidikan di SMA Negeri 31 Jakarta, kemudian memantapkan hatinya untuk kuliah di Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Ibu dari dua anak ini berkesempatan melanjutkan pendidikan S2 Manajemen Ilmu Administrasi di Universitas Bandar Lampung pada 2017.

Sebelum berkarir di PNS/ASN, penyuka warna ungu ini tercatat pernah menjadi pegawai di bursa komoditi Jakarta. Selain itu, Lili juga pernah berkarir di Lippo Insurance, Asuransi Sopo Indah Asih Jakarta, dan sebagai Tenaga Honor Proyek IFAD di Lampung.

“Saya menjadi CPNS tertanggal 1 April 1992, posisi di UPT BPTU Sembawa Sumatra Selatan. Selanjutnya tahun 1994 hingga 1996 pindah ke Dinas Peternakan Provinsi Sumatra Selatan,” kenangnya.

Perjalanan Lili selanjutnya pada 1996-1998, bertugas di Dinas Peternakan DKI Jakarta dan mutasi ke Dinas Peternakan dan Keswan Provinsi Lampung pada 1998, karena ikut sang suami sampai dengan saat ini.

Ucapan dan Tindakan Harus Sejalan

“Prinsip yang saya pegang teguh dalam menjalani kehidupan adalah harus jujur, antara ucapan dan tindakan harus sejalan,” tegas Lili.

Imbuhnya, ia juga berusaha memberikan yang terbaik dalam bekerja sekaligus harus menentukan target. “Jadilah versi terbaik dari diri sendiri, tetap optimis di tengah kesulitan dan berani untuk bermimpi besar. Prinsip-prinsip ini juga yang pernah dipesankan oleh almarhum ayah tercinta,” ucap Lili.

Dalam hidup ketika manusia dihadapkan pada cobaan, Lili menambahkan bahwasanya Allah ingin hamba-Nya lebih mendekat dan memohon jalan keluar yang terbaik. Bagi Lili yang tidak kalah penting adalah selalu meminta doa dan restu dari ibu. la yakin doa seorang ibu itu makbul.

Tidak Saling Menjatuhkan

Manajemen yang diterapkan Lili bersama rekan-rekan kerja adalah untuk saling mengingatkan bahwa mereka satu keluarga besar. “Kita adalah tim kerja yang apabila ada salah satu anggota tim yang mengalami kesusahan, maka kita harus ikut merasakan dan justru jangan saling menjatuhkan,” terang Lili.

Lebih lanjut ia menegaskan, di dalam lingkungan kerja penting untuk menghindari sikap merasa paling penting dan paling pandai, karena sejatinya di sini bekerja bersama-sama sebagai teamwork.

“Ruangan saya selalu terbuka untuk para staf dan teman-teman yang ingin curhat. Saya tidak hanya menempatkan diri sebagai kepala dinas, tetapi juga bisa menjadi orang tua dan teman untuk keluarga Dinas Peternakan dan Keswan Provinsi Lampung,” ujar Lili.

Wanita yang gemar berwisata kuliner ini juga terbuka dalam menerima saran dan masukan. La pun tidak segan untuk meminta maaf apabila melakukan kesalahan.

Memperhatikan Keresahan Peternak

Dalam setiap kunjungan ke lapangan, Lili akan selalu turun dan berkunjung ke kandang peternak untuk memperhatikan keresahan dan kebutuhan yang dirasakan peternak. Dalam mengambil kebijakan, ia membutuhkan landasan kebutuhan faktual di lapangan.

Tak lupa, Lili juga bercengkrama bersama para peternak untuk berdiskusi dan menyamakan persepsi demi kemajuan peternakan di Lampung.

“Saya membutuhkan para peternak dalam menerima informasi dan permasalahan aktual di lapangan, serta para peternak menitipkan pesan dan amanah yang harus saya ikat sebagai pengawal dalam membangun atmosfer peternakan yang lebih baik melalui sebuah terobosan kebijakan,” jelasnya.

Dinas Peternakan dan Keswan Lampung di 2025 memiliki target peningkatan produksi ternak dan hilirisasi peternakan. Dimana peningkatan produksi ternak diwujudkan melalui kebijakan peningkatan populasi ternak, pengembangan/revitalisasi infrastruktur peternakan, dan pengendalian kesehatan hewan.

Hilirisasi peternakan diwujudkan melalui kebijakan peningkatan unit usaha peternakan yang memiliki izin edar, peningkatan kelembagaan kelompok, dan peningkatan unit usaha peternakan yang tersertifikasi.

Guna menunjang program Makan Bergizi Gratis (MBG), Dinas Peternakan dan Keswan Lampung terus meningkatkan produksi telur, daging, dan susu. Selain itu membuka peluang seluas-luasnya kepada para investor di bidang peternakan melakukan investasi di provinsi Lampung.

“Satu lagi, kami inginkan ada rumah sakit hewan di Provinsi Lampung agar penanganan terhadap hewan-hewan peliharaan semakin maksimal dilakukan,” pungkasnya. (NDV)

Prestasi Dinas Peternakan dan Keswan Lampung di bawah Kepemimpinan Lili Mawarti

Tahun 2019: Rekor MURI untuk provinsi yang memperoleh sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) unggas petelur terbanyak dalam satu tahun.


Tahun 2020: Penghargaan Terbaik I dari BPS sebagai Instansi yang Komunikatif, Responsif, dan Konsisten dalam Penyediaan Data Publikasi.


Tahun 2021: Piagam Adi Bakti Tani; Penghargaan Klaster Ketahanan Pangan Terbaik I; Kelahiran Pedet Tertinggi pada Acara Panen Pedet; Penghargaan Instansi yang Komunikatif, Responsif, dan Konsisten dalam Penyediaan Data Publikasi; Penghargaan Pelaporan Metadata Kegiatan Statistik; Realisasi Satker Terbaik Kementan Tahun 2021.


Tahun 2022: UPTD Balai Inseminasi Buatan Provinsi Lampung tersertifikasi SNI, Penghargaan Kinerja Transfer Embrio (TE Award) diraih Provinsi Lampung, Penghargaan Pelaporan Metadata Kegiatan Statistik, Realisasi Satker OPD Terbaik I, Nilai SAKIP BB.


Tahun 2023: Satyalencana Karya Satya yang ke-30 Tahun, Penghargaan Abdi Bakti Tani yang diwakili oleh UPTD BPK2LP dan UPTD PTKS, Juara II OPD dengan Realisasi Capaian Kinerja Terbaik Kegiatan Optimalisasi Reproduksi dan Penandaan Ternak, Harapan I dengan Provinsi Maju Transfer Embrio.


Tahun 2024: Juara I Lomba Poster Rabies, Sertifikat Unit Pengelola Zakat oleh BAZNAS, Keterbukaan Informasi Publik Kategori OPD Cukup Informatif.

KERAGUAN JADI CINTA: TRANSFORMASI VINA SEBAGAI PETERNAK MUDA

melvina aprillia
Melvina Aprillia

Menjelang sore sekitar pukul 15:00 WIB, angin sejuk menyelimuti kawasan farm Cijangkar Makmur Suka Tungki di Kampung Ciherang, Sukabumi. Vina melanjutkan rutinitasnya di kandang ayam yang mulai ia kelola sejak 2021.

Pemilik nama lengkap Melvina Aprillia yang akrab disapa Vina ini pulang ke rumah saat hari mulai gelap. Untuk recharge semangatnya kembali, di malam hari Vina gemar menonton serial maupun film yang telah ia download dari aplikasi layanan streaming berbasis langganan seperti Netflix maupun Disney+ Hotstar.

“Karena di sini koneksi internet kadang tersendat, jadi solusinya men-download beberapa judul film yang akan saya tonton,” ujar Vina diselingi tawa. Kepada Infovet, Vina tak segan mengekspresikan rasa cinta pada profesinya kini sebagai peternak ayam petelur.

Pada 2019, Vina menyelesaikan pendidikan Fashion Business di Instituto Marangoni, London. Wanita muda kelahiran 23 April 1997, sempat bekerja menjadi fashion assistant di perusahaan.

Sang ayah yang dikenal menggeluti usaha peternakan ayam broiler sejak 2007 menawarkan Vina untuk mengelola peternakan ayam petelur di Sukabumi. Lahan serta izin kepengurusan embangunan peternakan Cijangkar Makmur Suka Tungki diproses mulai dari 2019.

Mulanya keraguan menggelayuti hati Vina, apakah dirinya mampu bekerja di kandang ayam. “Melalui diskusi dengan papa dan kakak, saya merenungi dan terpikirkan lewat jalan mengelola peternakan ini sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain,” urainya.

Bertekad memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin, Vina memutuskan bekerja fulltime di kandang dan dibantu satu manager farm pada 2021. “Saya pernah mengalami fase shock setelah bekerja di kandang, jam 5 sore pasti menangis. Puji Tuhan saya memiliki kakak-kakak yang sangat supportive, meyakinkan saya pasti bisa melalui rintangan,” imbuh Vina.

Masih jelas terekam dalam ingatan Vina, pada Juni 2021 ia merasakan kegembiraan saat ayam-ayam di peternakannya bertelur. Dari momen tersebut, ia semakin bersemangat mempelajari seluk beluk budi daya ayam.

Mudah Beradaptasi

Karakter Vina yang mudah beradaptasi, membuatnya cepat memahami tata kelola peternakan ayam ditambah rutin berkomunikasi dengan para supplier pakan dan obat hewan.

Relasi dari berbagai perusahaan pakan dan obat hewan tersebut berperan dalam membantu Vina. “Ini berkat papa yang buka jaringan dan mengundang technical sales, dokter hewan untuk datang ke farm, dan mengadakan seminar edukasi kepada kami,” jelas Vina.

Menurutnya, beternak ayam itu seru. Ia sangat excited mendalami ilmu manajemen kandang, baik itu konsep dan penerapan biosekuriti, menentukan pakan yang bagus, langkah menjaga kesehatan ayam, hingga memelihara DOC sampai dewasa agar produksi maksimal.

“Bukan peternakan saja yang berkembang, diri saya pun ikut berkembang. Bertemu rekan sesama peternak juga memberi saya insight baru,” kata Vina.

Komunikasi Membawa Pengaruh Besar

Vina dan tim
Vina dan tim melepas penat dengan bertamasya ke Dufan.

Tak dipungkiri, Vina juga sempat menemui kendala komunikasi dengan SDM yang bekerja di farm. “Omongan saya memang keras dan enggak menye-menye. Awal-awal dihadapkan di lokasi Jawa Barat yang mayoritas karyawan saya bertutur kata halus, jujur kaget. Semakin ke sini saya bisa lebih mengontrol diri sampai mengikuti alur mereka,” ungkapnya.

Komunikasi ternyata membawa pengaruh sebesar itu, lanjut Vina. Mayoritas karyawan Vina saat ini di antaranya banyak yang berpengalaman mengurus peternakan ayam.

Namun tidak dipungkiri, Vina masih perlu melatih beberapa SDM yang memiliki jobdesk input data agar menggunakan perangkat laptop.

Minim Antibiotik, Manfaatkan Herbal

PT Cijangkar Makmur Suka Tungki melakukan kegiatan usaha memproduksi telur ayam negeri berkualitas tinggi, melalui jaringan agen.

“Sejalan dengan prinsip serta komitmen saya yakni menjual telur yang bersih dan segar dari kandang. Telur-telur ini akan dikonsumsi masyarakat termasuk kerabat dan teman, jadi harus melewati quality control,” tegas Vina.

Ia menambahkan, dirinya tidak mau membohongi publik. Menurutnya, sebagai pebisnis harus mementingkan aspek manusiawi.

Selain memperketat biosekuriti guna mencegah virus penyakit masuk, Vina mengatakan lebih banyak memanfaatkan pemberian vitamin herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam.

“Program vaksin rutin berjalan. Kalau enggak ada outbreak penyakit berat, tidak perlu antibiotik sedemikian rupa,” sambungnya.

Tambah Populasi hingga Meracik Pakan

Dengan SDM kurang lebih 100 orang, Vina berharap dalam beberapa tahun ke depan dapat meramu pakan sendiri (self-mixing), menyiapkan lahan ketersediaan jagung, hingga mendistribusikan telur sampai ke end-user.

Vina yang pernah menekuni pekerjaan sebagai penata rias atau sering disebut Makeup Artist ini juga berkeinginan menambah populasi ayam hingga 1 juta ekor.

Agustus 2021, Vina mendirikan Eggcited yaitu sister company Cijangkar Makmur yang menjual telur ayam ke pasar-pasar serta memasok telur untuk usaha bakery di area Tangerang Selatan dan sekitarnya. (NDV)

SUKARLI SPT MSI KELOLA STRES DENGAN DUHA DAN TAHAJUD

Sukarli bersama istri, dua putra dan dua putrinya
Sukarli bersama istri, dua putra dan dua putrinya.

“Salat duha dan tahajud adalah obat stres paling ampuh,” ungkap Sukarli SPt MSi saat dihubungi Infovet di tengah kesibukannya sebagai Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatra Barat (Disnakkeswan Sumbar).

Profesi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan salah satu bentuk pengabdian yang memerlukan ketulusan. Selain itu pentingnya memberikan teladan yang baik dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Besarnya tekanan pekerjaan dalam rutinitas sehari-hari, dinilai banyak berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Tak hanya kesehatan jasmani atau fisik, kesehatan mental disebut banyak dikeluhkan oleh masyarakat dewasa ini.

Menurut Sukarli, membaca beberapa jurnal penelitian bahwa ibadah sunah salat duha merupakan terapi spiritual yang efektif meningkatkan ketenangan sekaligus menangkal stres.

Pria kelahiran 24 Oktober 1972 ini juga menekankan pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik. “Waktu terus berjalan dan tidak akan pernah kembali. Oleh karena itu jangan sia-siakan dan jangan menunda pekerjaan. Artinya jika kita ingin menikmati hasil pekerjaan, maka berdamailah dengan waktu,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa apapun jabatan dan tugas yang sedang diemban, berusahalah untuk menikmati dan upayakan tidak menjadikannya beban.

“Jangan mengerjakan pekerjaan sendiri, tapi setiap pekerjaan bagi habis dengan tim. Tugas kita adalah memastikan tim bekerja sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya,” ucap dia.

Sebagai kepala dinas, Sukarli juga memegang teguh integritas dan berkeyakinan pentingnya menjadi role model.

“Seorang pemimpin tidak sekadar memberi perintah, akan tetapi harus mampu mendengar masukan dan kritik. Kemudian lakukan cek dan ricek setiap informasi,” imbuh alumni S1 Prodi Produksi Ternak IPB tahun 1995 ini.

Ketika staf mengalami kesulitan, pemimpin juga mesti berani mengambil tanggung jawab dan setiap tugas staf harus dapat dipertanggungjawabkan. “Jadilah pemimpin bukan pimpinan, karena berbeda,” tambahnya.

Pengalaman Kerja

Sukarli telah memiliki banyak pengalaman bekerja sebagai konsultan, salah satunya di UPT Transmigrasi Bertak Serdang SP 1 Sumatra Selatan untuk pengembangan ayam buras.

Alumni S2 Perencanaan Pembangunan Universitas Andalas (Unand) ini juga pernah menjadi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di SMA Pandu di Cibungbulang Kabupaten Bogor dan dosen Statistik dan Matematika Ekonomi di Fakultas Ekonomi Unand.

Sebelum memperoleh amanah sebagai Kepala Disnakkeswan Sumbar, Sukarli berkarir dalam fungsional ASN pada tahun 2000 di Pemda Kabupaten Pesisir Selatan.

Ayah empat orang anak ini kemudian dilantik sebagai Kepala Dinas Pangan di Kabupaten Pasaman Barat pada 2017. Jenjang selanjutnya bertanggung jawab menjadi Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat di 2018.

Pada 2022 sampai dengan 2023, ia dipercaya sebagai Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumbar. Pada Maret 2023 hingga sekarang, Sukarli menjabat sebagai Kepala Disnakkeswan Sumbar.

Lingkungan Kerja yang Ramah

Dalam mengelola manajemen serta upaya menciptakan lingkungan kerja yang ramah, dari pengalamannya Sukarli sedari awal mempelajari Tupoksi. Selanjutnya melakukan pemetaan organisasi yang meliputi aspek pengembangan SDM, target kinerja, dan rencana kerja.

Ditambah dengan membangun tim efektif yang disesuaikan dengan tupoksi masing-masing. “Saya juga terbiasa mengajak diskusi dan melaksanakan capacity building dengan melaksanakan sistem peningkatan diri melalui self assessment,” ujar Sukarli.

Sistem self assessment merupakan proses mengevaluasi diri sendiri secara jujur dan objektif, baik dalam konteks personal maupun profesional. “Pemberian reward dan punishment kepada setiap staf sesuai hasil kinerja tentunya diterapkan, dengan berbagai pertimbangan yang objektif,” tegas pria yang memiliki hobi membaca buku ini.

Diskusi dengan Peternak

Setiap melakukan perjalanan dinas ke daerah, kegiatan pertama yang dilakukan Sukarli adalah melihat langsung aktivitas petani dan peternak. Ia juga mengadakan diskusi (in-depth interview) terkait kegiatan petani dan peternak di lapangan.

Disnakkeswan Sumbar juga rutin melakukan diskusi dan kolaborasi dengan pihak swasta atau pelaku usaha peternakan skala menengah maupun besar, terkait dengan kontribusi terhadap perekonomian Sumbar.

Bisnis peternakan di tahun mendatang, Sukarli memandang memiliki potensi yang sangat besar sebagai salah satu komoditas sumber protein.

“Tugas kita memastikan ketersediaan bahan pangan asal hewan, sekaligus mendukung program minum susu dan makan siang bergizi gratis,” lanjut Sukarli.

Program tersebut menjadi salah satu peluang sekaligus tantangan bagi dunia peternakan. Menghadirkan produk peternakan yang halal juga menjadi salah satu potensi bisnis yang menjanjikan.

“Kita juga harus terus mempersiapkan SDM, memproduksi secara efisien, dan menjual produk sesuai dengan kebutuhan pasar,” pungkasnya. (NDV)

30 TAHUN KIPRAH DRH KOKOT FEBRUHADI, TECHNICAL CONSULTANT AGRO PRIMALAB

Kokot Februhadi (tengah) beraktivitas di lapangan.

Menuju Kota Surabaya, Kokot Februhadi meninggalkan kampung halamannya yang berada di Kecamatan Lubuk Sikaping, Sumatera Barat. Berpamitan sekaligus mendapat restu dari orang tua, Kokot memantapkan hatinya untuk menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga. 

Kini sudah 30 tahun, Kokot berkiprah di bidang peternakan dan sekarang dipercaya sebagai Technical Consultant Agro Primalab. Yang menjadi distributor produk Datamars Livestock, perusahaan penyedia teknologi dan manajemen peternakan yang berpusat di Switzerland. Kokot saat ini lebih banyak mengurus sapi perah. 

Tantangan tersendiri dirasakan oleh pria kelahiran 6 Februari 1968 ini yang sekarang menghabiskan waktu di peternakan sapi, khususnya di Provinsi Jawa Timur. 

Flashback ke tahun 1994, selepas mendapat gelar dokter hewan, Kokot mengawali karirnya di Cibadak Indah Sari Farm (CISF) kemudian memperoleh panggilan untuk menempati posisi Sales Feed di Guyofeed pada tahun 1995 sampai 2010.

Tahun 2010 hingga 2015, Kokot bekerja untuk Evialis Indonesia di Divisi Quality Control & Laboratorium, serta Technical Support Supervisor. Kokot bergabung ke Invivo Indonesia tahun 2015 sebagai Poultry R&D Specialist and Technical Support Manager dan memegang penuh test farm ayam broiler dan layer.

“Dua test farm ini berfungsi mensupport tim sales di lapangan. Selain itu test farm ini sebagai bench marking produk dari kompetitor, tempat melakukan tes bahan baku pakan maupun premiks sebelum kita distribusikan ke customer, sekaligus tempat melatih para peternak untuk dapat mencapai produksi terbaik. Pelatihan peternak ini sangat penting karena sebagus apapun pakan, peralatan dan genetik ayam, tanpa di-support manajemen yang baik (SDM), hasilnya tentu tidak maksimal,” terang Kokot.  

Ketika Invivio diakuisisi ADM Company di tahun 2018, Kokot tetap memegang penuh tanggung sebagai Poultry R&D Specialist and Technical Support Manager sampai 2020. 

Kemudian momen di mana ADM diakuisisi De Heus, pada 2020 hingga 2023 Kokot dipromosikan sebagai Poultry Trainer Specialist and Technical Support Manager dan Deputy Sales Manager.

Pengalaman dan jam terbang yang banyak sebagai sales, membuat ayah 3 anak ini menjalin networking sangat luas.

“Dimulai dari jualan DOC broiler layer sampai pakan, luar biasa banyak ilmu yang saya peroleh baik melalui pertemuan dengan teman-teman peternak maupun relasi bisnis,” tambahnya.

Menangani persyaratan registrasi produk obat hewan dan pakan juga pernah Kokot lakukan, sehingga ia banyak memiliki jaringan ke Kementerian Pertanian, dinas/instansi peternakan maupun badan karantina.

Di De Heus, Kokot banyak mensupport tim sales di lapangan dan peternak untuk tata laksana manajemen peternakan hingga mencapai performa optimal. Termasuk mengikuti berbagai pelatihan ke Belanda dan Perancis, serta berjumpa tenaga ahli di bidang teknologi peternakan ayam broiler.

Berkunjung ke breeding farm De Haas, Belanda

Monitor Kesehatan Sapi

Bergabung dengan perusahaan Agro Primalab bagi Kokot menambah deretan pengalaman yang telah ia miliki.

“Sewaktu di Guyofeed, saya sebenarnya sudah banyak mempelajari manajemen dalam peternakan sapi perah baik itu bab reproduksi maupun gangguan reproduksi pada sapi. Saat ini di Agro Primalab, ilmu memonitor kesehatan hewan ternak ini lebih banyak saya terapkan,” ungkap Kokot.

Salah satu upaya dalam meningkatkan produktivitas sapi perah adalah dengan menerapkan manajemen pemeliharaan, berupa kegiatan recording atau pencatatan data ternak.

Agro Primalab menyediakan layanan konsultasi sekaligus peralatan seperti Active Tag (chip yang dikalungkan di leher sapi), yang salah satunya memiliki kegunaan mendeteksi posisi sapi digembalakan di mana dalam radius jarak tertentu. Selain itu juga bermanfaat memonitor kesehatan dan pendeteksi birahi. Chip ini terhubung dengan internet yang langsung mengirim notifikasi ke HP peternak tentang kondisi sapi. ”Info ini memungkinkan peternak melakukan IB tepat waktu sehingga angka kebuntingan tinggi,” jelas Kokot.

Inovasi teknologi terkini bisa disinergikan dengan peternak, stakeholder, koperasi yang nantinya untuk pengadaan fasilitas serta tatanan manajemen pemeliharaan yang baik.

Karena tidak lama lagi Program Makan Bergizi dan Minum Susu yang menjadi program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo akan terlaksana, menurut Kokot percepatan produktivitas sapi juga harus mengiringi. Pemerintah juga akan mendatangkan jutaan sapi perah dan indukan sapi pedaging untuk mendongkrak produktivitas.

“Program tersebut menjadi peluang besar bagi semua yang menjalankan profesi di sektor peternakan. Harapan ke depan, ternak sapi menjadi andalan Indonesia dan tidak bergantung lagi pada impor daging sapi dan susu,” ujar Kokot. 

Ia turut menyoroti kasus PMK di Indonesia yang cukup berdampak signifikan dari segi populasi. Penyebab munculnya kembali PMK setelah 32 tahun dinyatakan bebas PMK, adalah kebijakan yang mengakibatkan longgarnya peraturan impor ternak/hasil ternak dari luar negeri.

Dosen Praktisi

Selain aktif dalam perusahaan, beberapa waktu lalu Kokot juga memperoleh undangan untuk mengajar sebagai dosen praktisi di Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya.

Pada kesempatan tersebut, Kokot memaparkan materi dan kajian seputar perkembangan feed additive dalam nutrisi unggas serta nutrisi dan pakan ayam organik, herbal, free range dan probiotik.

Penggemar olahraga tenis meja ini kerap menjadi pembicara dalam seminar. Ia dikenal dalam menyampaikan materi sangat mudah dipahami peserta yang mayoritas adalah peternak.

“Ketika dipercaya sebagai pembicara, persiapan data atau materi sebelum dipaparkan mesti matang. Saya yakin dengan penyampaian yang dirangkai menggunakan tata bahasa sederhana dan rapi, juga akan mendapat feedback positif,” jelasnya. 

Kokot senang menyelipkan guyonan dan perumpaan-perumpaan yang tentunya disesuaikan dengan keseharian yang dihadapi peternak di kandang. (NDV)

MEMBANGUN BUDAYA KERJA PRODUKTIF: SOLUSI KEPEMIMPINAN IRVAN DI SREEYA

Irvan bersama tim Belfoods. (Foto: Istimewa)
Irvan bersama tim Belfoods. (Foto: Istimewa)

“Budaya kerja harus bisa membangun perilaku-perilaku yang tepat dari setiap karyawan yang nantinya akan memberikan solusi atau cara yang produktif dan adaptif untuk perusahan. Dan itu tugas pemimpin untuk bisa membangun budaya kerja yang produktif,” tutur Irvan Cahyana saat diwawancara redaksi Infovet.

Pria kelahiran Ciamis 46 tahun silam ini sekarang menjabat sebagai Direktur Sreeya dan Presiden Direktur Belfoods. Sebelumnya bekerja lebih dari 20 tahun di PT Unilever Indonesia, berganti-ganti di bagian supply chain, marketing, hingga sales.

“Majority experience saya di supply chain dan sales. Pengalaman itu membantu saya berkontribusi di Sreeya dan lebih exciting-nya lagi, sekarang saya berkerja di bidang sekitar pertanian yang relate dengan sekolah saya dulu di IPB,” kata Irvan.

Irvan juga senang tugasnya berkenaan dengan hal penting untuk masyarakat Indonesia, membantu dalam ketahanan pangan. Karena ayam menjadi komoditi penting dan salah satu protein yang lebih disukai, affordable, dan mudah didapatkan.

Perpindahannya ke Sreeya tidak terasa menyulitkan karena sebelumnya ada pengalaman pindahpindah departemen. Termasuk pernah pengalaman kerja di Paris. Menurutnya seperti perpindahan atau perubahan topik saja, dari dahulu mengurusi shampoo, sabun, kecap sekarang ke ayam. Komposisi customer juga ada yang berubah, kalau dulu hanya retail sekarang bertambah dengan food service.

Bagi Irvan industri ayam cukup unik. Harga ayam berubah-ubah cepat dimana pengaruh eksternal lebih besar pengaruhnya dibanding internal perusahaan. Harga ayam tergantung pada supply yaitu tergantung pada harga DOC dan harga pakan. Harga DOC sendiri tergantung pada supply PS dimana PS tergantung dari ketersediaan GPS. Sedangkan harga pakan umumnya tergantung dari harga jagung dan SBM.

“Sreeya pastinya harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan kondisi yang berubah karena semua itu kenyataan yang harus direspon dengan baik,” Irvan menyampaikan.

Irvan Cahyana
Irvan Cahyana

Strategi Bisnis

Lebih banyak bergerak di hilir mengharuskan Irvan mengenali dengan baik customer. Selain kontribusi retail yang cukup besar, food service adalah customer yang harus dilayani dengan baik. Food service ini menginginkan standarstandar dan memiliki kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi sesuai dengan keinginan masing-masing konsumennya.

Cara produksi juga menurutnya harus lebih efisien mengingat volatilitas harga ayam. Harus bisa diimbangi dengan cost efficiency yang kompetitif dengan industry benchmark, jika bisa lebih rendah maka lebih baik.

Differentiating offer juga dilakukan, diantaranya menawarkan pilihan pada customer pasar modern bahwa selain ayam potong segar juga ada ayam branded seperti ‘Ayam Nanas’ yang menawarkan diferensiasi ayam yang lebih empuk dan rendah lemak.

Untuk processing food ditargetkan mempunyai brand yang kuat dan diterima masyarakat. Memberikan pilihan terbaik untuk konsumen di setiap segmen. Yaitu Royal dan bakso Bonanza untuk segmen premium, Belfoods untuk segmen menengah, dan Uenaaak untuk segmen bawah.

Selanjutnya adalah memperkuat dan memperluas jalur distribusi di seluruh Indonesia. Bekerjasama dengan UMKM, dengan pengusaha lokal yang bisa membantu mendistribusikan produk. Dengan cara tersebut diharapkan akan sama-sama berkembang.

Irvan juga mementingkan operational excellence. Dengan terus memperbaiki operasi sehingga bisa menawarkan produk-produk berkualitas dengan harga terjangkau, dan juga bisa memberikan pilihan ke konsumen.

“Kita terus berusaha yang terbaik agar harga ke konsumen tidak dibebani dengan ketidak-efisienan dalam operasi kita,” tutur Irvan.

Budaya Kerja Produktif

Sebagai leader Irvan mengutamakan pendekatan respect. Ia juga mempunyai prinsip leadership yang menjadi pegangan yaitu I strive, I learn, I share. Saya berusaha keras, saya belajar, kemudian saya berbagi.

Dirinya yakin dengan berusaha keras akan mendapatkan pembelajaran, baik pembelajaran dari usaha yang berhasil maupun yang tidak. Dari pelajaran ke pelajaran itu semua dirangkum, kemudian ia berbagi ilmu dan pengalamannya.

“Pertama saya masuk ke tempat baru atau perusahaan baru adalah menghargai orang yang ada di situ. Dari di situ kemudian saya menjalankan value leadership saya. Habis itu ya go along the way saya terus memperbaiki sesuai dengan finding saat itu yang kita butuhkan,” Irvan menjelaskan.

Dengan menghargai akan lebih mudah membentuk mindset dan budaya kerja yang sesuai. Seterusnya akan menghasilkan action yang lebih bermanfaat, efektif dan efisien.

“Jadi saya perlu tim yang sebenarnya kurang lebih mau punya culture yang produktif di perusahaan ini. Open culture ya. Tim juga senang, kenapa? Karena mereka boleh kasih feedback saya, jadi saya bukan yang tidak bisa disentuh,” tutur Irvan.

“Karena kalau ingin bertumbuh harus mau menerima feedback. Bisa mempercepat proses, kalau saya bisa belajar ke orang lain terus jadi berhasil ngapain harus mengalami dan belajar sendiri? Kalau orang tidak mau menerima feedback, suka lupa bahwa orang lain itu sudah bisa. Merasa diri bisa sehingga potensinya terus terkunci. Akan protektif sehingga jika ada kesalahan tidak mau disalahkan.”

Dijelaskannya pula bahwa terkadang orang lebih suka menginstitusionalkan cara dibanding menginstitusionalkan perilaku dan budaya yang tepat. Mungkin merasa selama ini mengerjakan sesuatu dengan cara tertentu dan baik-baik saja tidak perlu ada yang dirubah. Yang dipegang caranya tapi sebenarnya jaman mungkin berubah dan menuntut perubahan cara kerja. Karena terbaik saat ini belum tentu cukup untuk menjadi terbaik di masa depan, harus adaptif dengan perubahan.

“Yang jelas yang saya pimpin tahu saya punya pengalaman, tapi belum tentu pengalaman saya itu cukup. Saya percaya ide satu orang tentunya tidak lebih baik dibanding ide kolektif,” terang Irvan.

Doa Orangtua

Irvan yakin doa orangtua berpengaruh besar terhadap segala pencapaiannya hingga saat ini dan di masa depan. Atas saran orangtua Irvan masuk ke Manajemen Kehutanan, Fakultas Kehutanan IPB, meski ada keinginan untuk kuliah di jurusan tehnik.

“Saya selalu percaya doa dari orangtua untuk anak itu penting. Saya alhamdulillah kalau ada challenge ataupun kesempatan baik, saya berusaha melibatkan orang tua, apakah itu doanya ataupun apa. Ya kebanyakan minta doa, sih,” terang bapak dua anak ini.

Di waktu senggangnya Irvan gemar membaca buku dan menonton sepakbola. Persib dan Liverpool adalah klub favoritnya. Kadang Irvan juga mengisi sesi sharing untuk lingkungan teman-temannya membahas skill manajemen, leadership, dan berbagai tema lainnya. (NDV)

MEDIA KIT INFOVET


 




Address:

Grand  Pasar Minggu No. 88A, Jl. Rawa Bambu Jakarta Selatan , Indonesia 12520

Phone. 021-7829689, 78841279,  62813-2497-7287, Marketing: 62818-0659-7525  (Aida)

Email : majalah.infovet@gmail.com; infovet02@gmail.com, Website : www.majalahinfovet.com


DR DRH AKBAR YASIN MP, HARUMKAN NAMA BBIB SINGOSARI DENGAN DEDIKASI

Dr Drh Akbar Yasin MP 

Mengukir prestasi dalam hidup diperlukan kerja keras serta dedikasi. Walau jalan terjal harus dilalui, tidak menyurutkan semangat Dr Drh Akbar Yasin MP untuk mengharumkan nama Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari.

Prestasi demi prestasi pun diraih BBIB Singosari, di antaranya penghargaan Perak dalam Anugerah SNI Award 2023 pada 16 November 2023. Kemudian BBIB Singosari juga meraih Juara I Website dan Juara II PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) Kementerian Pertanian (Kementan) di tahun yang sama.

Drh Akbar Yasin MP dilantik pada 13 Januari 2023 sebagai Kepala BBIB Singosari. Pria kelahiran Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat ini berprinsip bekerja memberikan yang terbaik untuk bangsa serta mengedepankan humanisme.

“Sosok pemimpin tidak hanya memiliki kualitas kepemimpinan, tetapi juga harus berjiwa sosial,” kata Akbar saat berbincang bersama Infovet.

Doktor lulusan Universitas Hasanuddin ini menjabarkan bahwa selain pengetahuan yang cukup tentang kepemimpinan antara lain integritas, kejujuran, kedisiplinan, semangat kerja, dan keteladanan, pemimpin juga diharapkan memiliki visi kepemimpinan yang kuat, punya jejaring internal maupun eksternal, hingga bisa mengayomi seluruh pegawai yang dipimpin.

Perjalanan Karir
Dokter hewan adalah profesi yang didambakan Akbar sejak kecil. Pada 1994, ayah tiga anak ini mendapatkan kesempatan masuk IPB melalui jalur USMI (Undangan Siswa Masuk IPB) atau jalur prestasi.

Lulus profesi dokter hewan di 2002, Akbar melanjutkan pendidikan S2 di Fakultas Ekonomi dan Manajamen IPB Jurusan Manajemen Pembangunan Daerah dan lulus pada 2011.

Kemudian ia mengawali karir CPNS di Inspektorat Jenderal, melalui perjalanan yang cukup panjang sampai memperoleh amanah sebagai Kepala BBIB Singosari.

Akbar pernah bertanggung jawab sebagai Kepala Subbagian Fasilitas Anggaran di Biro Perencanaan Kementan, Kasubag Administrasi Anggaran II Biro Perencanaan, Kepala Subbagian Pemantauan dan Evaluasi II Biro Perencanaan, Kepala Subbagian Evaluasi dan Pelaporan II di Biro Perencanaan, Kepala Subbidang Data Statistik Peternakan dan Perkebunan di Pusdatin Kementan, serta Kepala Bagian Anggaran di Biro Perencanaan.

Pria kelahiran 3 November 1975 ini kemudian melanjutkan dengan pendidikan S3 di Universitas Hassanudin Makassar, Jurusan Studi Pembangunan yang diselesaikan pada 2023 dengan lama pendidikan Doktor 2,5 tahun.

Strategi Swasembada Daging
BBIB Singosari punya peran penting dalam mengembangkan sektor peternakan sapi, sebagai upaya mendukung ketahanan pangan Tanah Air.

Lebih lanjut dijelaskan Akbar yaitu mengenai strategi swasembada daging melalui pengembangan semen beku sexing. Arah kebijakan ini adalah turunan dari visi BBIB Singosari yaitu terwujudnya pusat unggulan benih ternak dan layanan BLU inovatif secara berkelanjutan untuk mendukung peternakan Indonesia yang Maju, Mandiri, dan Modern.

Salah satu misi balai untuk mewujudkan visi tersebut adalah meningkatkan sumber daya dan teknologi benih ternak yang modern dan berkelanjutan.

Adapun program prioritas balai antara lain peningkatan produksi semen beku sexing, peningkatan kualitas produk dengan menerapkan standar ISO 17025, ISO 90001, ISO 37001, dan ISO 45001. Digitalisasi pelayanan BBIB Singosari juga menjadi keunggulan, replacement pejantan unggul, dan pemetaan DNA genomik pada pejantan.

“Produksi semen beku sapi lokal secara kuantitas mencukupi kebutuhan nasional seperti sapi Bali, PO, Aceh, Donggala, Madura, Brahman,” imbuhnya.

Menurutnya, BBIB Singosari mengerahkan berbagai upaya dalam mendukung tercapainya swasembada daging sapi di Tanah Air. Khususnya mengembangkan potensi sapi lokal dengan peningkatan produksinya.

“Wabah penyakit mulut dan kuku menjadi pemicu penurunan populasi sapi nasional, terutama pada sapi perah. Melalui penggunaan semen beku sexing sapi perah, diharapkan dapat meningkatkan jumlah angka kelahiran ternak betina yang akan digunakan sebagai akseptor untuk meningkatkan percepatan populasi ternak sapi perah nasional,” terang Akbar.

Balai yang berlokasi di Kecamatan Singosari, Malang ini telah memproduksi lebih dari 50 juta dosis semen beku dan disebarkan ke seluruh Indonesia. Dengan asumsi bahwa nilai keberhasilan inseminasi buatan (IB) 2 dosis per kebuntingan, maka berperan dalam menghasilkan 25 juta pedet.

“Melihat jumlah kelahiran tersebut, kami memiliki peran sentral dalam penambahan jumlah populasi ternak di Indonesia yang diikuti peningkatan kesejahteraan peternak,” ujarnya.

Kancah Internasional
Peran BBIB Singosari di kancah internasional yaitu sebagai implementing agencies di bidang IB untuk negara-negara berkembang dalam lingkup Kerjasama Selatan Selatan Triangular (KSST) sejak 2013 hingga sekarang.

Melatih lebih dari 300 peserta yang berasal dari 22 negara dan mengirimkan tenaga ahli ke delapan negara yaitu Jepang, Prancis, Kazakhstan, Myanmar, Kambodja, Kyrgyzstan, Suriname, dan Timor Leste.

Selain itu, menjalin kerja sama dengan Universitas Brawijaya dan Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung terkait pengembangan semen beku sexing pada sapi perah, guna membangkitkan kembali peternakan sapi di Tanah Air.

Dalam masa mendatang, Akbar mengungkapkan akan ada kegiatan pengembangan Singosari Artificial Insemination Technology Center yang masih dalam tahap perencanaan untuk direalisasikan di 2025 mendatang. “Rencana pelaksanaan di 2025 di antaranya pembangunan pusat pengembangan IB, stasiun IB, dan laboratorium modern,” pungkasnya.

Ditulis oleh:
Nunung Dwi Verawati
Redaksi Majalah Infovet

LUKY RUSMAWAN MENGEDEPANKAN PERSONAL APPROACH

Bagi Drh Luky Rusmawan Subekti, selaku Animal Health Director PT Ganeeta Formula Nusantara, bagian dari Grup Cita Indonesia, dalam urusan apapun personal approach atau pendekatan pribadi sangat penting. Bahkan sering kali menentukan berhasil tidaknya dalam menyelesaikan masalah yang sedang ditangani.

Menurut Luky, cukup banyak orang mengabaikan hal tersebut. Karena merasa sudah sesuai prosedur lalu dengan over confident maju menyelesaikan urusan dengan menabrak rambu-rambu pendekatan pribadi.

“Di Cita Indonesia diisi SDM yang mayoritas masih muda, memang pastinya perlu effort membentuk tim yang solid. Ketika pondasi sudah kuat, ya beres,” kata Luky. “Trik saya mengedepankan personal approach, di dalam perusahaan memang ada struktur perusahaan namun saya tidak mau terlalu kaku secara hirarki.”

Ayah tiga anak ini menambahkan, ada masa ketika berada di dalam lingkungan pekerjaan harus bersikap tegas. Hal itu dibarengi dengan membangkitkan semangat di dalam tim. Ia menekankan pada timnya bahwa goal yang utama adalah goal tim, bukan individu dan selalu optimis dalam hal sales bahwa rezeki pasti selalu ada.

Ketika dalam timnya terjadi konflik, dia selalu mencari penjelasan dari kedua pihak. Sehingga permasalahan yang tadinya abu-abu menjadi jelas. Dia juga menghendaki timnya segera menceritakan masalah yang sedang dihadapi, tidak menunggu masalah meruncing dan membesar.

IPB Kampus Impian

Sejak sekolah di SMA PPSP IKIP Bandung (SMA Lab School Bandung), Luky sudah bercita-cita untuk kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB). Dan memang sekolahnya itu mempunyai jalur PMDK ke IPB.

Ketertarikannya pada kedokteran hewan dilatarbelakangi pengalaman sejak kecil. Orang tuanya yang berprofesi sebagai dosen ilmu biologi memelihara kelinci, burung, monyet dan hewan lainnya di rumah mereka yang dekat dengan Lembang. Bahkan ayahnya pernah beternak ayam dan memelihara sapi. Semasa kecil ia sering kali diajak bermain ke peternakan.

Tidak hanya dirinya, kedua kakaknya yang juga masuk IPB pun menyukai dunia pertanian dan peternakan sejak kecil. Putranya yang kedua mengikuti jejaknya sebagai dokter hewan dan bekerja di salah perusahaan industri perunggasan terpadu.

Lulus dari FKH IPB, Luky bekerja sebagai Technical Sales. Saat itulah dia merasakan kebutuhan peternak akan produk berkualitas untuk mengatasi penyakit dan meningkatkan performa ternaknya.

“Saya merasakan kepuasan ketika dapat mengatasi problem peternak dalam masalah penyakit dan manajemen. Peternak memerlukan bimbingan teknis dalam bentuk edukasi dan pendampingan,” cerita ayah berputra dua dan berputri satu ini. “Setelah saya pindah kerja ke beberapa perusahaan multinasional, saya mendapatkan lingkungan kerja dan kultur yang tepat sesuai dengan tujuan perusahaan dalam meningkatkan skill dan pengetahuan peternak.“

Luky Rusmawan bersama keluarga

Memegang teguh prinsip ingin selalu memberikan manfaat pada sekitar dan tidak menyukai konflik yang tidak sehat, Luky kerap melakukan business trip untuk bertemu para customer-nya. Di waktu luang, pria kelahiran Bandung, 27 Januari 1969 ini, menekuni otomotif, menonton sepak bola dan film.

“Salah satu film yang saya suka adalah trilogi Godfather,” ungkap Luky. “Saya suka nonton serial petualangan juga, terakhir yang saya tonton adalah Game of Thrones karena ceritanya sangat menarik. Saya juga kadang nonton di bioskop bersama keluarga.”

Bergabung dengan Cita Indonesia

Luky bergabung dengan Cita Indonesia pada 7 April 2022. “Di Cita Indonesia saya mendapatkan rekan kerja dan perusahaan yang tepat. Karena sesuai dengan tujuan awal saya, yaitu menjadi partner peternak untuk memberikan solusi dalam bisnis secara komprehensif, baik bimbingan teknis juga dalam hal penyediaan produk peternakan yang berkualitas,” terangnya.

Kepada Infovet, Luky mengungkapkan di tengah dinamisnya bisnis peternakan, Cita Indonesia berhasil menjual banyak antibiotik untuk pencegahan mycoplasma dan pest control untuk tikus dan serangga. Cita Indonesia juga memiliki produk herbal untuk maintenance kekebalan dan kesehatan ternak. Mengingat masalah kesehatan hewan selalu berkembang baik dalam hal tantangan penyakit, teknologi, genetika dan manajemen pemeliharaan.

Pada era keterbukaan informasi saat ini memang peternak dimudahkan mengakses informasi, sehingga mereka yang mempunyai keinginan untuk maju akan sangat terbantu. Tetapi Cita Indonesia merasakan bahwa peternak masih memerlukan edukasi melalui diskusi teknis maupun informasi yang tepat guna. Sehingga Cita Indonesia berusaha untuk memberikan layanan teknis dengan pendekatan yang spesifik sesuai kebutuhan customer.

“Dalam hal obat hewan kami menyadari masih ada ketergantungan pada impor, mengingat teknologi yang selalu berkembang di negara maju. Terutama teknologi vaksin yang belum bisa diadopsi perusahaan lokal,” papar Luky. “Sedangkan untuk suplemen meski beberapa bahan baku masih tergantung impor, namun kami berusaha mengembangkan substitusi dan pelengkap berupa produk herbal, seperti kunyit dan temulawak.”

Cita Indonesia telah menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan yang mempunyai reputasi internasional seperti BASF, Ceva dan Better Pharma. Tahun ini menargetkan pengembangan bisnis di Pulau Jawa dengan menambah personel lapangan di beberapa sentra peternakan, sehingga dapat meningkatkan servis pada pelanggan.

Hal itu dilakukan sambil terus konsisten mendistribusikan produk-produk berkualitas, yang dapat diandalkan peternak untuk mengatasi masalah penyakit dan gangguan vektornya.

Seiring dengan meningkatnya performa genetik dan masalah iklim yang terkadang ekstrem, peternak masih memerlukan edukasi dalam hal pemakaian produk yang tepat guna, untuk mendukung performa optimal dari ternak dan mengurangi stres akibat dampak cuaca.

“Strategi edukasi yang kami lakukan adalah sering menjalin komunikasi dengan customer. Tidak hanya ketika ada kasus, sebelum ada kasus pun kami mengedukasi bagaimana meningkatkan performance. Sehingga kami bisa memberi solusi yang menyeluruh bagi customer,” ujarnya.

Meskipun perkembangan dunia digital sedang pesat-pesatnya, bagi Luky hal itu dimanfaatkan lebih kepada untuk meningkatkan branding perusahaan. Sedangkan customer tidak mau hanya berinteraksi di medsos saja, mereka menginginkan edukasi secara langsung.

Untuk melakukan edukasi tersebut Cita Indonesia juga menggandeng supplier. Melakukan kunjungan langsung ke peternakan dan mengadakan diskusi teknis. “Target ke depan sebisa mungkin mempunyai legacy. Keinginan saya mengembangkan bisnis ini sehingga edukasi ke peternak bisa diteruskan,” tuturnya menutup sesi wawancara dengan Infovet, Selasa (25/10). (NDV)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer