![]() |
Melvina Aprillia |
Menjelang sore sekitar pukul 15:00 WIB, angin sejuk menyelimuti kawasan farm Cijangkar Makmur Suka Tungki di Kampung Ciherang, Sukabumi. Vina melanjutkan rutinitasnya di kandang ayam yang mulai ia kelola sejak 2021.
Pemilik nama lengkap Melvina Aprillia yang akrab disapa Vina ini pulang ke rumah saat hari mulai gelap. Untuk recharge semangatnya kembali, di malam hari Vina gemar menonton serial maupun film yang telah ia download dari aplikasi layanan streaming berbasis langganan seperti Netflix maupun Disney+ Hotstar.
“Karena di sini koneksi internet kadang tersendat, jadi solusinya men-download beberapa judul film yang akan saya tonton,” ujar Vina diselingi tawa. Kepada Infovet, Vina tak segan mengekspresikan rasa cinta pada profesinya kini sebagai peternak ayam petelur.
Pada 2019, Vina menyelesaikan pendidikan Fashion Business di Instituto Marangoni, London. Wanita muda kelahiran 23 April 1997, sempat bekerja menjadi fashion assistant di perusahaan.
Sang ayah yang dikenal menggeluti usaha peternakan ayam broiler sejak 2007 menawarkan Vina untuk mengelola peternakan ayam petelur di Sukabumi. Lahan serta izin kepengurusan embangunan peternakan Cijangkar Makmur Suka Tungki diproses mulai dari 2019.
Mulanya keraguan menggelayuti hati Vina, apakah dirinya mampu bekerja di kandang ayam. “Melalui diskusi dengan papa dan kakak, saya merenungi dan terpikirkan lewat jalan mengelola peternakan ini sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain,” urainya.
Bertekad memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin, Vina memutuskan bekerja fulltime di kandang dan dibantu satu manager farm pada 2021. “Saya pernah mengalami fase shock setelah bekerja di kandang, jam 5 sore pasti menangis. Puji Tuhan saya memiliki kakak-kakak yang sangat supportive, meyakinkan saya pasti bisa melalui rintangan,” imbuh Vina.
Masih jelas terekam dalam ingatan Vina, pada Juni 2021 ia merasakan kegembiraan saat ayam-ayam di peternakannya bertelur. Dari momen tersebut, ia semakin bersemangat mempelajari seluk beluk budi daya ayam.
Mudah Beradaptasi
Karakter Vina yang mudah beradaptasi, membuatnya cepat memahami tata kelola peternakan ayam ditambah rutin berkomunikasi dengan para supplier pakan dan obat hewan.
Relasi dari berbagai perusahaan pakan dan obat hewan tersebut berperan dalam membantu Vina. “Ini berkat papa yang buka jaringan dan mengundang technical sales, dokter hewan untuk datang ke farm, dan mengadakan seminar edukasi kepada kami,” jelas Vina.
Menurutnya, beternak ayam itu seru. Ia sangat excited mendalami ilmu manajemen kandang, baik itu konsep dan penerapan biosekuriti, menentukan pakan yang bagus, langkah menjaga kesehatan ayam, hingga memelihara DOC sampai dewasa agar produksi maksimal.
“Bukan peternakan saja yang berkembang, diri saya pun ikut berkembang. Bertemu rekan sesama peternak juga memberi saya insight baru,” kata Vina.
Komunikasi Membawa Pengaruh Besar
![]() |
Vina dan tim melepas penat dengan bertamasya ke Dufan. |
Tak dipungkiri, Vina juga sempat menemui kendala komunikasi dengan SDM yang bekerja di farm. “Omongan saya memang keras dan enggak menye-menye. Awal-awal dihadapkan di lokasi Jawa Barat yang mayoritas karyawan saya bertutur kata halus, jujur kaget. Semakin ke sini saya bisa lebih mengontrol diri sampai mengikuti alur mereka,” ungkapnya.
Komunikasi ternyata membawa pengaruh sebesar itu, lanjut Vina. Mayoritas karyawan Vina saat ini di antaranya banyak yang berpengalaman mengurus peternakan ayam.
Namun tidak dipungkiri, Vina masih perlu melatih beberapa SDM yang memiliki jobdesk input data agar menggunakan perangkat laptop.
Minim Antibiotik, Manfaatkan Herbal
PT Cijangkar Makmur Suka Tungki melakukan kegiatan usaha memproduksi telur ayam negeri berkualitas tinggi, melalui jaringan agen.
“Sejalan dengan prinsip serta komitmen saya yakni menjual telur yang bersih dan segar dari kandang. Telur-telur ini akan dikonsumsi masyarakat termasuk kerabat dan teman, jadi harus melewati quality control,” tegas Vina.
Ia menambahkan, dirinya tidak mau membohongi publik. Menurutnya, sebagai pebisnis harus mementingkan aspek manusiawi.
Selain memperketat biosekuriti guna mencegah virus penyakit masuk, Vina mengatakan lebih banyak memanfaatkan pemberian vitamin herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam.
“Program vaksin rutin berjalan. Kalau enggak ada outbreak penyakit berat, tidak perlu antibiotik sedemikian rupa,” sambungnya.
Tambah Populasi hingga Meracik Pakan
Dengan SDM kurang lebih 100 orang, Vina berharap dalam beberapa tahun ke depan dapat meramu pakan sendiri (self-mixing), menyiapkan lahan ketersediaan jagung, hingga mendistribusikan telur sampai ke end-user.
Vina yang pernah menekuni pekerjaan sebagai penata rias atau sering disebut Makeup Artist ini juga berkeinginan menambah populasi ayam hingga 1 juta ekor.
Agustus 2021, Vina mendirikan Eggcited yaitu sister company Cijangkar Makmur yang menjual telur ayam ke pasar-pasar serta memasok telur untuk usaha bakery di area Tangerang Selatan dan sekitarnya. (NDV)
0 Comments:
Posting Komentar