Kementerian
Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen
PKH) bersama Badan Pangan dan Pertanian Persatuan Bangsa-Bangsa (FAO)
Indonesia, dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) menuntaskan
buku bertajuk Pengayaan Materi Perkuliahaan One
Health, Resistensi dan Penggunaan Antimikroba, dan Rantai Pasar
Unggas.
Buku
tersebut menjelaskan isu-isu kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat terkait
strategi pencegahan serta pengendalian Emerging Infectious Disease (penyakit
infeksi baru/berulang-PIB) dengan pendekatan One Health, masalah kesehatan unggas, termasuk rantai produksi
dengan potensi terjadinya zoonosis seperti penyakit Avian Influenza (AI) serta
isu penting dan perkembangan resistensi antimikroba (AMR).
Menurut
Dirjen PKH, I Ketut Diarmita dalam acara peluncuran buku tersebut, Kementerian
Pertanian sangat serius dalam penanggulangan zoonosis atau penyakit hewan yang
dapat ditularkan ke manusia atau sebaliknya.Ketut
menganggap langkah Kementan menuangkan pengalaman penanggulangan zoonosis dan
AMR serta penanganan kesehatan unggas sangat penting dilakukan, hal ini
merupakan kontribusi Kementan untuk kemajuan pendidikan masyarakat luas, dan
sumber daya manusia, khususnya di dunia kedokteran hewan di Indonesia.
“Kegiatan
di lapangan yang telah dilakukan oleh Kementan dan kementerian terkait lain
banyak memberi masukan dan pembelajaran tentang praktik terbaik dalam
pencegahan, deteksi, dan respon terhadap ancaman zoonosis, PIB, dan AMR,” ujar
Ketut. Lanjut
Ketut menambahkan bahwa penyusunan Buku Pengayaan Materi Perkuliahaan One
Health, Resistensi dan Penggunaan Antimikroba, dan Rantai Pasar Unggas ini
merupakan dukungan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian dalam
pengembangan kapasitas SDM sejak sebelum masuk dunia profesional dan upaya
keberlanjutan dari hasil kerjasama Kementan dengan FAO dan sebelas lembaga
perguruan tinggi di Indonesia.
Sementara
itu, perwakilan FAO ECTAD, James McGrane mengatakan bahwa materi-materi
pengayaan ini adalah hasil intisari pengalaman dan studi lapangan jangka
panjang bersama Kementan di bidang pengendalian penyakit AI atau FB serta
kerjasama kuat di sektor perunggasan sejak tahun 2006 yang turut didukung oleh
Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika (USAID)."FAO
mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan Ditjen PKH, terutama dalam
pengendalian AI/FB yang bersifat zoonosis. Keberhasilan Indonesia mengendalikan
AI berdampak positif bagi perkembangan perunggasan," tambahnya.
![]() |
Dirjen PKH dan Dekan FKH IPB saat peluncuran buku (Foto : FAO) |
Sedangkan,
Ketua AFKHI, Srihadi Agungpriyono menyambut gembira selesainya pengayaan materi
perkuliahan untuk mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan ini.“Topik-topik
terkait One Health, kesehatan unggas, dan AMR telah menjadi rekomendasi Badan
Kesehatan Hewan Dunia (OIE) untuk dijadikan materi ajar di Fakultas Kedokteran
Hewan. Ini membuktikan hadirnya peran Pemerintah, akademisi, pakar kesehatan
hewan dan kesehatan masyarakat, serta dunia Internasional yang diwakili oleh
FAO dan USAID untuk mewujudkan materi kurikulum kedokteran hewan yang
komprehensif dan mutakhir," ungkapnya.
Menurut
Srihadi kerjasama seperti ini merupakan yang pertama di dunia, dimana peran
pemerintah, khususnya sektor pertanian dan organisasi internasional seperti FAO
langsung terjun mendukung upaya-upaya peningkatan kualitas lulusan perguruan
tinggi. Hal ini juga merupakan salah satu bentuk upaya dalam mencapai konsep
Day 1 Competency yang disarankan oleh OIE.