Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Kandang Ayam | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

KANDANG BROILER BUAT AYAM KAMPUNG


Kesesuaian desain kandang untuk ayam kampung merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam manajemen pemeliharaan dengan pola holistik.

Peternak pemula bercerita, sudah menyewa kandang postal bekas broiler, berambisi mendapat untung besar dari ayam kampung, populasi kandang terpenuhi setelah beberapa kali chick in dari pembibitan berbagai sumber. Dilaporkan pada umur tiga minggu ayam sakit, semakin parah dan mewabah, singkat cerita akibat kasus tersebut terjadi kematian 70% dari total populasi.

Melacak kasus dengan investigasi pola holistik, kondisi fisik kandang broiler yang lama tidak digunakan biasanya banyak kerusakan, atap bocor, dinding bolong, tiang kandang rapuh, peralatan tidak komplit. Sementara ayam kampung memiliki sifat lebih agresif, liar, dan suka terbang misal untuk bertengger pada rangka atap kandang.

Dengan fisik kandang yang banyak kerusakan, maka vaksinasi tidak bisa dilakukan dengan baik, banyak ayam yang lolos dan tercampur pada kelompok umur yang berbeda, berisiko sakit dan menjadi agen penyebar penyakit.

Solusi upgrade manajemen pola holistik, sebagai berikut: Selengkapnya simak di kanal YouTube Majalah Infovet: 
https://www.youtube.com/watch?v=iv4ZTRwyuM8


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

MENGATASI NGOROK PADA BROILER


Pengendalian penyakit dengan pola holistik melibatkan berbagai disiplin ilmu untuk memperhatikan faktor manusia, hewan, lingkungan yang mengganggu kesejahteraan unggas sehingga muncul penyakit.

Seorang peternak bercerita, ayam broiler dikandangnya pada umur 12 hari mengalami ngorok atau gangguan pernapasan. setelah dilakukan vaksinasi IBD gejala semakin parah, kenapa bisa terjadi, bagaimana cara mengatasi agar kasus serupa tidak terulang kembali.

Dengan investigasi pola holistik, bisa dilacak bahwa kejadian ayam ngorok pada ayam broiler umur 12 hari tersebut adalah manifestasi kasus yang terlampau dini, menjadi petunjuk bahwa pada minggu pertama sudah terjadi akumulasi kotoran yang melebihi batas kemampuan litter menyerap cairan, mengakibatkan litter mengalami kejenuhan hebat dalam waktu lebih cepat.
Solusi upgrade manajemen pola holistik, sebagai berikut:

• Kapasitas kandang harus diperhatikan. Kandang panggung tipe open house maksimal 12 kg per meter persegi ayam hidup bobot panen. Jika menggunakan kandang tipe postal atau pada lokasi sirkulasi udara terbatas, kapasitas dikurangi menyesuaikan.

• Pelebaran luas lantai brooding dimulai… Selengkapnya simak di kanal YouTube Majalah Infovet:
https://www.youtube.com/watch?v=09DaEnuUa3I


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
https://www.youtube.com/@majalahinfovet6267/videos  
Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

KUALITAS DOC PADA MUSIM PANCAROBA


DOC merupakan salah satu faktor penting yang diperhatikan dalam pemeliharaan unggas komersial dengan pola holistik.

Fakta investigasi pola holistik. Pada musim pancaroba, di setiap pergantian musim pada perubahan cuaca ektrem sering ditemukan DOC dengan kondisi yang tidak merata, kecil, lemah, dan kurang stabil.

Apabila dibiarkan bercampur dengan lainnya, terjadi kompetisi, akibatnya DOC yang kecil, lemah, dan kurang stabil tersebut kondisinya semakin memburuk, saat divaksinasi tidak memberikan respon yang baik, hasil vaksinasi tidak optimal, berisiko mudah sakit dan berpotensi menjadi agen penyebar penyakit.

Solusi pola holistik dengan upgrade manajemen sebagai berikut: 
• Sebelum masuk DOC disediakan brooding khusus sebut saja brooding ICU (Intensive Care Unit) dengan kapasitas 10% dari populasi pada setiap kandang, komplet dengan pemanas, tempat pakan, dan tempat minum. (Misal 1 kandang isi 6.000 ekor (buat 4 brooding standar @1.500 + 1 brooding ICU kapasitas 600 ekor)

• Ketika DOC datang... Selengkapnya simak di kanal YouTube Majalah Infovet:
https://www.youtube.com/watch?v=56jq9lguFes 


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
https://www.youtube.com/@majalahinfovet6267/videos 
Subscribe, Like, dan Share. Anda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

REKOMENDASI LOKASI KANDANG UNGGAS BAGI PETERNAK PEMULA


Lokasi kandang merupakan salah satu faktor yang wajib diperhatikan terutama bagi peternak unggas pemula agar memiliki pengetahuan yang lengkap sebelum memulai kegiatan budi daya unggas komersial.

Pada musim kemarau, kandang di dataran tinggi kerap kekurangan air dan pada musim penghujan kandang di dataran rendah sering terkena banjir. "Apabila berada di lokasi tanah miring atau tepi tebing, berisiko terjadi tanah longsor," jelas Baskoro.

Lingkungan kandang yang berlokasi di dataran tinggi atau pegunungan memiliki kadar oksigen lebih rendah dengan suhu lebih sejuk, kendati demikian memiliki kelembapan udara lebih tinggi dibandingkan dataran rendah atau pesisir.

Adapun kendala lain jika akses jalan terlalu sempit atau tidak menyambung sampai lokasi peternakan dapat berakibat truk DOC dan pakan tak bisa melakukan bongkar muat. Investigasi pola holistik dengan memperhatikan faktor (manusia, hewan, lingkungan, dan interaksi di antara ketiganya) sebagai berikut:... Selengkapnya simak di kanal YouTube Majalah Infovet:


Agar tidak ketinggalan info konten terbaru, silakan kunjungi:
Subscribe, Likedan ShareAnda juga bisa memberi komentar dan usulan konten lainnya di kolom komentar.

PENYAKIT MENGANCAM TANPA KENAL JAM DAN MUSIM

Risiko masalah kualitas air pada musim pancaroba harus diwaspadai. (Foto: Dok. Infovet)

Dalam setiap musim, baik kemarau dan penghujan tentunya ancaman yang berbeda akan dihadapi peternak. Baik dari segi penyakit dan lingkungan, ancaman dan hambatan tersebut memerlukan strategi yang juga berbeda.

Ayam Gampang Geuring karena Cuaca Kering
Di musim kemarau biasanya pada peternakan broiler akan ditemukan kejadian hampir semua ayam yang dipelihara (terutama di kandang terbuka) mengalami panting kemudian mati secara tiba-tiba, terutama pada ayam berukuran besar. Biasanya kejadian tersebut merupakan indikasi ayam mengalami heat stress.

Kematian akibat heat stress cenderung menimpa ayam dewasa karena secara alami tubuh ayam akan menghasilkan panas (hasil metabolisme), ditambah suhu lingkungan yang semakin panas terutama disaat kemarau, sehingga panas dari dalam tubuh tidak bisa distabilkan. Dan dampak akhirnya dari kejadian tersebut ialah kematian.

Ironisnya, kejadian heat stress  tidak hanya terjadi pada ayam broiler, namun juga layer. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya ialah seiring adanya perubahan iklim akibat pemanasan global, apakah memang kasus heat stress semata-mata hanya disebabkan oleh faktor suhu dan kelembapan di lingkungan?

Technical Education and Consultation PT Medion, Drh Christina Lilis, menjelaskan bahwa heat stress sudah menjadi problematika utama di dunia perunggasan. Stres akan muncul ketika ayam tidak bisa membuang panas dari dalam tubuhnya akibat tingginya cekaman suhu.

“Ayam komersial modern yang selama ini kita pelihara termasuk hewan homeotermal, yaitu mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri karena memiliki sistem termoregulator. Ayam modern juga lebih sensitif terhadap perubahan suhu, oleh karenanya butuh trik khusus dalam manajemen pemeliharaan,” tutur Christina.

Ia melanjutkan, banyak faktor lain yang memengaruhi kondisi suhu panas di kandang yang membuat ayam stres karena panas, misalnya… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2023. (CR)

KEBERHASILAN APLIKASI BIOSEKURITI

Disinfeksi kaki bagian dari biosekuriti di peternakan. (Foto: Istimewa)

Ada peribahasa berbunyi “Ikhtiar menjalani, untung menyudahi”. Dalam semua aspek, sepertinya peribahasa ini akan berlaku, termasuk biosekuriti. Banyak hal baik yang didapat dari aplikasi biosekuriti yang konsisten dan berkesinambungan.

Prinsip paling hakiki dari biosekuriti adalah mencegah penyakit tidak masuk dan keluar dari suatu peternakan, bagaimanapun caranya. Dalam aplikasinya bisa dilakukan masing-masing peternak, namun karena alasan cuan rata-rata peternak kerap abai.

Setidaknya minimal ada tujuh aspek yang harus dilakukan dalam menjaga biosekuriti di peternakan menurut Hadi (2010), di antaranya kontrol lalu lintas, vaksinasi, recording flock, menjaga kebersihan kandang, kontrol kualitas pakan, kontrol air, dan kontrol limbah peternakan. Sangat mudah diucapkan, namun sulit diimplementasikan.

Hewan Tetap Produktif, Manusia Tetap Sehat
Banyak peternak di Indonesia menanyakan efektivitas penerapan biosekuriti. Sebagai contoh Infovet pernah melakukan kunjungan ke Lampung, dimana FAO ECTAD Indonesia beserta stakeholder peternakan di sana sedang menggalakkan biosekuriti tiga zona pada peternak layer.

Kusno Waluyo seorang peternak layer asal Desa Toto Projo, Kecamatan Way Bungur, Lampung Timur, bercerita mengenai keputusannya menerapkan aplikasi biosekuriti. Peternak berusia 46 tahun ini memang sudah terkenal sebagai produsen telur herbal. Hal ini diakuinya karena Kusno memberikan ramuan herbal sebagai suplementasi pada pakan ayamnya. Hasilnya cukup baik, namun ia masih kurang puas karena merasa masih bisa lebih efektif lagi.

“Akhirnya saya ikuti program FAO di sini, katanya ini bagus, maka saya coba ikuti saja. Ternyata benar, biaya yang dikeluarkan makin irit, hasilnya lebih jos,” tutur pemilik Sekuntum Farm tersebut.

Menurut Kusno salah satu tolok ukur suksesnya penerapan biosekuriti di kandangnya adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2023. (CR) 

BIOSEKURITI, MEMBERI BUKTI BUKAN JANJI

Pembagian tiga zona wilayah biosekuriti pada suatu farm.

Penyakit unggas berpengaruh secara negatif terhadap keuntungan peternak, bahkan terkadang membahayakan kesehatan manusia. Peternakan unggas selalu berisiko terserang oleh penyakit yang mengakibatkan berkurangnya produksi daging dan telur, tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Beberapa negara telah diserang penyakit-penyakit yang menyebabkan tingkat kematian pada unggas dan kerugian ekonomi tinggi.

Ketika unggas dipaparkan pada kondisi lingkungan yang tidak sehat seperti panas berlebihan, kedinginan, kelembapan, amonia, suara bising, kekurangan air dan pakan, tingkat ketahanan mereka terhadap penyakit menjadi berkurang, membuat unggas rentan terhadap penyakit yang disebabkan bakteri, virus dan jamur.

Untuk mengatasi atau mengurangi risiko, penerapan biosekuriti yang baik perlu dilakukan dalam suatu farm. Biosekuriti terdiri dari seluruh prosedur kesehatan dan pencegahan yang dilakukan secara rutin di sebuah peternakan, untuk mencegah masuk dan keluarnya kuman patogen yang menyebabkan penyakit.

Suatu peternakan ayam petelur maupun pedaging, hendaknya dibagi menjadi tiga area yang berbeda, yaitu area luar (zona merah), area bebas terbatas (zona kuning) dan area terbatas atau farm (zona hijau). Setiap area dipisahkan secara tegas dengan pagar sebagai barrier fisik dan mempunyai spesifikasi biosekuriti tertentu yang menuntut prosedur khusus untuk sanitasi dan disinfeksi. Biasanya diberi tanda peringatan berbentuk tulisan pada suatu papan agar dapat dibaca dengan mudah. Tujuan pembagian area adalah untuk mengisolasi peternakan dari agen kuman penyakit yang berasal dari lingkungan luar peternakan atau yang berada di lingkungan peternakan.

Penerapan dan penjelasan mengenai biosekuriti tiga zona bisa dilihat dalam penjelasan berikut:

• Zona Merah (Area Luar Peternakan). Area ini merupakan lokasi kuman penyakit berada, waspadai semua hal (orang, barang dan hewan) yang berasal dari area ini. Karena melalui area luar peternakan, kuman penyakit secara tidak langsung mampu terbawa oleh manusia. Jika kuman penyakit sampai terbawa ke area peternakan, maka akan membahayakan kelangsungan hidup unggas yang berada di dalam farm.

• Zona Kuning (Area Peralihan). Merupakan area... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Juni 2023.

Ditulis oleh:
Drh Bayu Sulistya
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
JL. DR SAHARJO NO. 264, JAKARTA
Tlp: 021-8300300

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer