Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini ISPI | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

ISPI CABANG BANTEN SALURKAN BANTUAN UNTUK PETERNAK TERDAMPAK COVID-19

Momen penyerahan bantuan (Foto: Istimewa)


Ikatan Sarjana Peternakan (ISPI) cabang Banten melaksanakan darma baktinya dengan memberi bantuan kepada para buruh dan karyawan farm yang dirumahkan, dan peternak ayam mandiri baik ayam broiler dan kampung selama masa pandemi COVID-19. Dengan harapan, agar dapat sedikit meringankan beban yang disandang bagi penerima bantuan, ISPI Banten hadir untuk menjadi solusi dan membantu para pejuang dan insan peternakan, khusus di Provinsi Banten.

Dengan motto "Rakyat Sehat, Peternak Sejahtera, Ekonomi Kuat", pemberian bantuan diberikan secara simbolis oleh Ketua ISPI PC-Banten Aziz Meiaro H, SPt dan Ketua Bidang Kelembagaan/Organisasi Aflimar Asli. Kegiatan sosiasl ini dilaksanakan pada sabtu, 9 Mei 2020. Bantuan diterima para perwakilan peternak ayam mandiri, baik broiler atau ayam kampung.

Dalam pelaksanaannya, program pemberian bantuan diserahkan di dua tahap, yakni tahap pertama diberikan kepada 22 orang pekerja farm atau karyawan yang di rumahkan oleh salah satu farm yang ada di Serang. Tahap kedua dengan pemberian bantuan kepada 11 orang peternak mandiri ayam kampung dan broiler di Pamarayan, Serang. Untuk meminimalisir jumlah orang yang hadir, ISPI cabang Banten hanya mengundang setengah perwakilan dari penerima bantuan, dan sisa bantuan di serahkan oleh Ketua RT setempat.

Aziz menyatakan, ISPI cabang Banten sadar kesulitan yang dirasakan oleh para mitra, salah satunya para peternak ayam mandiri. Hal ini dikarenakan tanpa adanya pandemi COVID-19 pun, untuk tetap "bertahan" sulit, karena harga LB sering kali dibawah HPP, apalagi disaat pandemi saat ini. Melalui bantuan yang diberikan, diharapkan dapat sedikit meringankan beban yang disandang. (IN)

MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI PETERNAK AYAM MANDIRI

Foto: Istimewa

Untuk mempertahankan eksistensi peternak ayam mandiri di Indonesia, pembenahan berbagai sisi harus dilakukan. Dari sisi peternak, sejumlah langkah konkrit harus dilakukan, antara lain langkah efisiensi performa baik ketrampilan maupun managemen pemeliharaan ayam. Langkah berikutnya adalah revitalisasi perkandangan ke arah kandang yang semi modern atau modern dengan sistem kandang tertutup. Hal yang tak kalah pentingnya adalah alih teknologi budidaya ayam, yang dalam hal ini adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia peternak ayam yang harus diupayakan kemampuan penguasaan teknologinya.

Hal itu disampaikan oleh Wismarianto dari Soma Farm dalam sebuah Talkshow yang menganngkat tema Eksistensi Peternak Rakyat Mandiri melalui Teknologi CH dan Regulasi Kuota Unggas. Acara yang dilaksanakan dalam rangka pelantikan pengurus Ikatan Sarjana Peternakan (ISPI) Cabang Bogor atau Jawa Barat II tersebut dilangsungkan di kawasan Jalan Padjajaran Bogor pada 4 Maret 2020 lalu. Sementara dari sisi pihak luar, Wismarianto mengharapkan adanya dukungan berupa regulasi yang berpihak pada isisi hulu dan hilir, serta adanya dukungan permodalan perbankan untuk keberlangsungan peternakan ayam. Kebutuhan khusus yang sangat diperlukan peternak saat ini, tambahnya adalah sangat diperlukan adanya sistem klusterisasi, yakni peternak yang berkelompok dalam jumlah tertentu, sehingga mempermudah dalam mendapatkan perhatian dan perlindungan khusus.

Pembicara lain yakni Hery Wibowo menambahkan, industri perunggasan bisa bertahan hingga saat ini disebabkan oleh empat faktor utama, yakni kapital yang besar, sumber daya manusia yang lengkah, efisiensi produksi serta selalu mengikuti inovasi. Hal yang disebut terakhir, yakni inovasi sangat penting, karena di tingkat peternak saat ini masih ada asumsi bahwa kandang sistem tertutup itu mahal. Lebih lanjut Hery menjelaskan tentang adanya alternatif inovasi kandang sistem tertutup dengan biaya relatif murah dengan hasil yang lebih optimal. Hery menandaskan, inovasi kandang tertutup yang relatif murah tersebut berpijak pada prinsip pembangunan sistem kandang tertutup yakni menyediakan lingkungan ideal dan nyaman untuk ayam berdasarkan kebutuhannya, sehingga tercapai pertumbuhan ayam secara optimal sesuai dengan kemampuan genetikanya.(IN)

MEMBENTUK SDM BIDANG PETERNAKAN BERKARAKTER WIRAUSAHA


Dalam menciptakan SDM Indonesia yang unggul dan memiliki daya di tingkat regional, harus melibatkan masyarakat, perusahaan, termasuk industri swasta dan Badan Usaha Milik Negara, serta pemerintah pusat serta daerah. Hal dimaksudkan untuk membuka peluang jangkauan yang lebih luas dengan hasil yang lebih optimal agar SDM Indonesia dapat memenangi persaingan di kancah internasional.

Semangat untuk turut membangun sumber daya manusia yang unggul itulah yang melatarbelakangi adanya program magang khusus bagi para sarjana peternakan yang baru lulus, yang dilakukan oleh Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) bekerjasama dengan Red Meat and Cattle Partnership (RMCP). Berlangsung pada Desember 2019 hingga Februari 2020, magang dilaksanakan di 10 perusahaan peternakan, dengan jumlah peserta total  25 orang alumni beberapa perguruan tinggi peternakan di Indonesia. Menurut Muhsin Al Anas selaku Koordinator Program dari Pengurus Besar ISPI, tujuan utama program tersebut adalah meningkatkan keterampilan dan pemahaman terkait bisnis proses perusahaan yang bergerak di industri peternakan bagi sarjana peternakan.

Program magang yang diselenggarakan ISPI dan RMCP ini memberi manfaat bagi sarjana baru peternakan, serta bermanfaat pula bagi kalangan perusahaan peternakan. Hal ini dikarenakan perusahaan peternakan tidak perlu lagi repot-repot melakukan proses seleksi, karena calon karyawan yang sesuai sudah bisa dijaring melalui program magang ini. Hal itu dijelaskan oleh Ketua Umum ISPI Didiek Purwanto dalam workshop penutupan program magang ISPI-RMCA di Jakarta pada 2 Maret 2020.

Didiek mengharapkan program magang ini dapat terus berjalan secara rutin dengan bekerjasama dengan perusahaan pengguna sarjana peternakan, baik yang bergerak di bidang budidaya ternak, pengiriman ternak, asuransi ternak hingga di bidang ritel. Ia juga mengingatkan kepada para para sarjana peternakan yang baru, bahwa dalam bekerja, ternyata tidak hanya ilmu dan keterampilan saja yang dibutuhkan, namun juga karakter peserta juga yang bisa berkembang dan sesuai bersama budaya perusahaan.

Suaedi Sunanto dari PT Nutricell Pacific menambahkan, peserta magang yang ditempatkan di perusahaannya diposisikan sebagai partner kerja, dan bukan sebagai staf karyawan -selama program magang 3 bulan tersebut. Hal itu dimaksudkan karakter SDM milenial saat ini yang sangat diminati adalah yang berkarakter wirausaha. Dengan demikian, dalam program magang ini diharapkan dapat menjadi tambahan nilai atas diri masing-masing peserta magang. Nutricell Pacifi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang bahan pakan tambahan untuk dapat membantu meningkatkan performa sapi lebih baik, lebih sehat, aman, dan dicintai konsumen.

Dalam acara workshop tersebut, para peserta magang juga mendapatkan pembekalan tentang motivasi dan semangat bekerja di bidang peternakan oleh Dosen Fakultas Peternakan Edwin Indarto. (IN)

INTERNATIONAL SEMINAR OF ANIMAL NUTRITION AND FEED SCIENCE 2020 DIGELAR DI YOGYAKARTA


MENCARI BIBIT UNGGUL TENAGA KERJA DI BIDANG PETERNAKAN

Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) berkolaborasi dengan Indonesia - Australia Partnership Food Security in The Red Meat and Cattle Sector Red Meat and Cattle Partnership (RMCP) menyelenggarakan program pelatihan kerja untuk sarjana baru di bidang peternakan.

Program perdana bertajuk "ISPI-Red Meat Cattle Partnership Internship Program for Fresh Graduate" ini digelar pada tahun 2019 dan diikuti oleh 25 orang sarjana peternakan. Nantinya para peserta akan ditempatkan di 12 perusahaan yang bergerak di bidang sapi potong baik di hulu maupun hilir. Keduabelas perusahaan tersebut yakni PT Citra Agro Buana Semesta, PT Juang Jaya Abadi Alam, PT Indo Prima Beef, PT Karunia Alam Sentosa Abadi, PT Superindo Utama Jaya, PT Buana Karya Bakti, PT Nutricell Pacific, PT AEON, Haleen Australasian Livestock Trader Pty Ltd, Austrex, dan Livestock Shipping Services Pty Ltd. Lama waktu yang disediakan bagi para peserta dalam program ini adalah 3 bulan.

Muhsin Al-Anas selaku koordinator program menyatakan bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan teknis lulusan program studi peternakan utamanya yang baru lulus (fresh graduate), sehingga mereka dapat memahami proses bisnis di industri peternakan secara real-time

Suasana saat presentasi dan sharing peserta magang

"Ini merupakan kontribusi nyata dari ISPI dalam mempersiapkan SDM Indonesia yang unggul sesuai dengan visi mis Indonesia negara maju 2045. Selain mempersiapkan SDM yang berkualitas, harapannya akan meningkatkan daya saing dan pemikiran inovatif para tenaga kerja di sektor peternakan terlebih lagi di era revolusi industri 4.0 di Indonesia," tutur Muhsin ketika ditemui Infovet.

Infovet juga berkesempatan menyambangi para peserta magang dalam rangka kegiatan monitoring dan supervisi di Bandung dan Garut, pada 3 - 4 Februari 2019 yang lalu. Dalam kegiatan supervisi tersebut para peserta magang melakukan presentasi dan sharing singkat tentang hal apa saja yang mereka kerjakan pada waktu magang.

Dalam kesempatan yang sama, David Goodwins Monitoring and Evaluation Advisor Project Advisory and Support Group, Indonesia - Australia Partnership on Food Security in The Read Meat and Cattle Sector Red Meat and Cattle Partnership (RMCP) mengatakan bahwa dirinya sangat senang dengan diadakannya program ini. Selain menjalin kerjasama internasional yang telah lama dilakukan oleh Indonesia dan Australia, program ini diharapkan dapat menghasilkan tenaga kerja unggul di bidang peternakan khususnya ternak sapi potong.

"Saya senang melihat mereka dapat mengimplementasikan ilmu yang mereka dapat di bangku perkuliahan, tentunya mereka sudah dibekali ilmu dari universitas dan pada program ini adalah waktu yang tepat bagi mereka untuk menerapkannya," tutur David.

Ketika ditanya Infovet mengenai tolak ukur keberhasilan dari program tersebut, David mengutarakan bahwa salah satu indikatornya adalah presentase peserta yang diterima oleh perusahaan sebagai karyawan mereka. Ia juga mengatakan bahwa dari program ini diharapkan akan terjadi hubungan saling menguntungkan antara perusahaan dan organisasi seperti ISPI dan RMCP.

Dari segi peserta, program ini dinilai sangat baik bagi para lulusan baru dalam menjajaki dunia kerja. Hal tersebut diutarakan oleh Agil Darmawan, seorang peserta program asal Mataram, Nusa Tenggara Barat. Bagi Agil, program ini selain sebagai ajang implementasi ilmu yang telah ia dapatkan di bangku perkuliahan, juga menjadi arena dalam mencari pengalaman dan mengasah soft skill.

"Saya senang dengan adanya program ini, dan sepertinya saya jadi semakin yakin untuk bekerja di bidang yang memang saya senangi dan pelajari. Memang ada beberapa hal yang butuh adaptasi lebih, tetapi saya rasa dalam dua bulan ini fine - fine saja," tutur Agil. Namun begitu, Agil juga memberikan masukan kepada penyelenggara program tentang program ini.

Salah satunya yakni mengenai lama waktu magang yang hanya 3 bulan. Menurut Agil, waktu yang diberikan selama 3 bulan masih kurang karena ia merasa bahwa butuh waktu lebih dari itu untuk benar - benar menghayati apa yang dikerjakannya. Ia berharap nantinya waktu yang diberikan untuk program pada batch selanjutnya diperpanjang, minimal 6 bulan.

Berfoto bersama para peserta magang 

Sementara itu menurut Petrus Hendra Widyantoro Program Manager Indonesia - Australia Partnership on Food Security in The Read Meat and Cattle Sector Red Meat and Cattle Partnership (RMCP) animo peserta dari program ini sangat tinggi. Tercatat bahwa peserta yang mendaftar dalam program ini sebanyak 140 orang. Dari 140 pendaftar dilakukan proses seleksi hingga mendapatkan 25 orang peserta yang dianggap layak mengikuti program ini.

"Ada 25 orang totalnya, dan mereka semua adalah lulusan sarjana peternakan dari seluruh Indonesia. Kita senang karena program ini sangat diminati, semoga kedepannya kita bisa terus membuat program semacam ini dan lebih masif dan mudah - mudahan kontinu," tutur Petrus.

Petrus berharap bahwa peserta yang ikut dalam program ini adalah orang - orang yang siap mendedikasikan dirinya secara total di bidang peternakan khususnya sapi potong. Oleh karena itu, untuk selanjutnya dirinya dan ISPI sudah menyiapkan metode penjaringan peserta yang baru dan lebih kompetitif agar mendapatkan bibit unggul tenaga kerja di bidang peternakan dan lulusan dari program ini selain dapat berkarya di bidang peternakan juga dapat berinovasi.

Kegiatan supervisi tersebut masih akan berlangsung hingga tanggal 7 Februari 2020 di Lampung. Tentunya kita semua berharap agar kegiatan ini akan berbuah manis dan dapat menghasilkan tenaga kerja di bidang peternakan yang berdaya saing, inovatif dan siap dalam menghadapi segala tantangan yang ada di sektor peternakan Indonesia.  (CR)

ASOHI, PINSAR DAN ISPI PEDULI KORBAN BANJIR DI TANGERANG


Tim Baksos Pinsar, ASOHI, ISPI
Bencana banjir yang terjadi pada awal tahun 2020 nyatanya tidak hanya menghampiri ibukota. Beberapa kota penyangga seperti Bekasi, Tangerang dan Tangerang Selatan pun ikut mencicipi pil pahit banjir tersebut. Atas dasar keprihatinan tersebut, ASOHI berkolaborasi bersama PINSAR dan ISPI menggelar acara Bakti Sosial kepada korban banjir di RT08/02 Kelurahan Pondok Bahar, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang pada 11 Januari 2019. 

Salah satu koordinator acara bakti sosial Drh Rakhmat Nuryanto mengatakan bahwa ini adalah salah satu bentuk kepedulian ASOHI, ISPI dan PINSAR terhadap korban banjir. Dalam kegiatan ini, panitia mengadakan acara senam pagi bersama yang dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis oleh dokter.

"Kenapa kami adakan senam pagi?, karena bencana banjir ini kan juga bikin orang jadi sakit secara psikologis, bukan cuma raga saja yang harus sehat dong, tetapi jiwa juga. Jadi selain refreshing maka kita adakan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis," tutur Rakhmat.

Antusiasme warga terlihat dari antrean yang memenuhi tempat dimana acara berlangsung. Tercatat ada lebih dari 50 orang warga yang berbondong - bondong datang ke lokasi acara, kerumunan tersebut di dominasi oleh kaum Ibu dan Lansia. Sebanyak empat orang dokter diturunkan oleh tim relawan untuk memeriksa dan mengobati warga. Selain pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, warga juga dapat mengecek kadar gula darah (diabetes) dan asam urat di lokasi. 

Seorang warga yang sedang diperiksa kesehatanya oleh tim dokter


Di tempat yang sama, Ketua RT setempat Murdalih menyatakan rasa terima kasihnya kepada para relawan yang telah melakukan kegiatan bakti sosial di daerahnya. 

"Saya sangat senang banyak pihak yang datang membantu kami, semoga amal baik saudara - saudara relawan sekalian dibalas oleh Allah SWT," tuturnya.

Lebih lanjut Murdalih menuturkan bahwa banjir merendam kawasannya sejak tanggal 1 Januari 2020. Ketinggian air mencapai batas dada orang dewasa (lebih dari 1 meter). Sebanyak 200 Kepala Keluarga di RT08/02 terkena dampak banjir, namun begitu tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut.

"Untungnya air sudah surut sejak tanggal 2 Januari, kalau enggak kasihan juga warga di sini. Nah banjirnya udah surut, sekarang kan banyak yang sakit, sementara fasilitas kesehatan punya pemerintah kan juga rame dan antreannya panjang. Kalau ada bantuan kaya gini kan seenggaknya sangat meringankan kita, para korban," tukas Murdalih.

Sutami, Salah satu warga yang datang ke acara tersebut menuturkan bahwa dirinya sudah dua atau tiga hari belakangan mengalami diare dan migrain. 

"Sudah diperiksa tadi sama Bu dokter, dikasih obat, Alhamdulillah dapet nasi box juga. Mudah - mudahan sembuh, supaya bisa normal lagi aktivitasnya," tutur Ibu dua anak tersebut. (CR)

RESMI: PEMERINTAH UMUMKAN WABAH ASF DI INDONESIA


Memperketat biosekuriti, salah satu upaya mencegah penularan virus ASF. (Sumber: Istimewa)

Pemerintah Indonesia resmi melaporkan wabah demam babi afrika di 16 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Laporan wabah demam babi afrika tersebut dimuat dalam situs web Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE), 17 Desember 2019. Informasi laporan wabah tersebut disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) Drh Muhammad Munawaroh, di Jakarta, Rabu (18/12/2019).

”Menurut situs web OIE, Indonesia telah melaporkan ASF (African Swine Fever/demam babi afrika) tanggal 17 Desember 2019 dan telah diumumkan OIE pada tanggal yang sama,” tutur Munawaroh. Menurut dia, Indonesia sudah menjadi anggota OIE sehingga wajib melaporkan kejadian penyakit baru jika ditemukan di negara Indonesia.

Munawaroh juga menerima salinan Surat Keputusan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Nomor 820/KPTS/PK.320/M/12/2019 tentang pernyataan wabah demam babi afrika di beberapa kabupaten/kota di Sumatera Utara. Surat keputusan tersebut ditandatangani 12 Desember 2019. Sebelumnya beberapa grup WhatssApp juga telah dihebohkan dengan beredarnya surat tersebut, namun begitu kini resmi sudah surat tersebut diakui oleh pihak Kementan.

Dalam surat itu disebutkan 16 kabupaten/kota yang terjadi wabah ASF. Ke-16 kabupaten/kota itu adalah Kabupaten Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Karo, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Langkat, Kota Tebing Tinggi, Kota Pematang Siantar, dan Kota Medan.

Laporan Indonesia kepada OIE dapat dilihat di link ini. Pada situs OIE juga tertulis bahwa laporan Indonesia disampaikan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Drh I Ketut Diarmita tanggal 17 Desember 2019.

Dalam laporannya disebutkan ada 392 wabah di peternakan rakyat di 16 kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut). Dalam laporan itu disebutkan ada 34 kabupaten/kota di Sumut. Yang benar terdapat 33 kabupaten/kota di Sumut.

Wabah pertama terjadi pada 4 September 2019 di Kabupaten Dairi dan dengan cepat menyebar ke 16 kabupaten lainnya. Konfirmasi ASF dilakukan pada 27 November 2019. Diagnosis penyakit ASF dilakukan Balai Veteriner Medan dengan uji PCR dan nekropsi atau bedah mayat. Penyebabnya adalah virus ASF. Sumber penularan disebutkan ”tidak dikenal dan tidak meyakinkan”.

Dalam kolom komentar epidemiologis, tertulis bahwa sumber infeksi tidak dapat disimpulkan, tetapi penilaian risiko yang cepat menunjukkan bahwa pengangkutan babi hidup dari daerah lain serta terkontaminasinya pakan babi oleh muntahan dari penanganan hewan, kendaraan, dan pakan ternak berperan dalam mewabahnya ASF. Selain itu juga disebutkan bahwa Pembuangan babi mati yang mati secara serampangan menjadi sumber penularan lainnya. Tidak lupa disebutkan pula bahwa tindakan pembersihan, dan desinfeksi sedang dilaksanakan. 

Dalam upaya mengontrol ASF agar tidak cepat menyebar, dalam laporannya Pemerintah Indonesia juga menuliskan bahwa kini pemerintah sedang melakukan tindakan berupa kontrol di dalam negeri, surveilans, karantina, pembuangan resmi karkas, produk sampingan, dan limbah, zonasi, desinfeksi, vaksinasi jika ada vaksin, dan tidak ada perawatan hewan yang terkena dampak ASF. (CR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer