Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini perunggasan | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

SAH! PENGURUS ADHPI 2022-2026 RESMI DILANTIK

Pengurus ADHPI Periode 2022-2026

Sabtu 4 Maret 2023 Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI) melakukan pelantikan kepada segenap pengurus barunya di Hotel Grand Whiz, Jakarta Selatan. Hal ini merupakan tindak lanjut sejak terpilihnya Drh Dalmi Triyono sebagai Ketua Umum ADHPI pada tahun 2022 yang lalu. Nantinya kepengurusan baru ini akan bekerja selama empat tahun dari 2022 hingga 2026.

Mewakili Ketua Umum PDHI yang berhalangan hadir, Sekjen PDHI Drh Andi Wijanarko menyatakan kegembiraannya. Dalam sambutannya ia kembali mengingatkan bahwa perunggasan merupakan "nyawa" dari kecukupan sumber protein hewani Indonesia, sehingga peran ADHPI dalam membangun negeri amat dinanti.

"Produk perunggasan merupakan sumber protein paling terjangkau dan realistis yang dapat memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia sangat disoroti mengenai isu stunting oleh karena itu ADHPI harus menjadi garda terdepan dalam menyediakan protein hewani untuk negeri," tutur Andi.

Ia juga mengingatkan kepada para anggota ADHPI untuk lebih melek birokrasi dan administrasi. Terutama dalam kepemilikan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDHI. Sebagai pengingat, Andi mengatakan bahwa dalam peraturan PB yag masih terus direvisi, KTA wajib dimiliki oleh para dokter hewan yang bekerja di perusahaan obat hewan. 

Apabila dokter hewan tidak memilikinya, nantinya mereka akan kesulitan untuk mendapatkan surat izin praktik terintegrasi oleh perusahaan tempatnya bekerja karena ini merupakan salah satu syaratnya dan rekomendasi dari cabang.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kesehatan Hewan Drh Nuryani Zainuddin yang hadir dalam pelantikan tersebut dalam sambutannya juga memberikan beberapa saran dan masukan bagi ADHPI. Mulai dari isu daging ayam mengandung hormon, resistensi antimikroba, dan yang terbaru wabah Avian Influenza yang kembali mewabah.

"AMR, penyakit, dan berbagai isu lainnya masih menjadi isu yang sering sekali kita dengar dan ADHPI merupakan salah satu stakeholder yang bersentuhan langsung dengan semua hal tersebut. Oleh karena itu mudah - mudahan kepengurusan yang baru dapat bekerja dengan baik dan dapat menjadi partner pemerintah dalam menghadapi isu - isu tersebut," kata Nuryani. (CR)

Berikut ini adalah susunan pengurus ADHPI periode 2022-2026

Susunan Kepengurusan ADHPI Periode 2022 – 2026

Dewan Penasihat :

Prof. drh. Charles Rangga Tabbu, M.Sc. Ph.D.

drh. Tri Satya Putri Naipospos, M.Phil., Pd.D.

drh. Heri Setiawan

Prof. Dr. drh. CA. Nidom

drh. Hari Wibowo

drh. Wahyu Suradji

Dewan Pembina :

drh. Muhammad Munawaroh, MM.

Dr. drh. Nuryani Zainuddin, M.Si.

drh. Andi Widjanarko

drh. Dedy Kusmanagandhi, MM.

Dr. drh. Widiyanto Dwi Surya, M.Sc.

drh. Kamaludin Zarkasie, Ph.D.

drh. Muhamad Azhar

drh. Fitri Nursanti Poernomo, M.Sc, MM.

drh. Boris Budiyanto, MM.

drh. Wayan Wiryawan

drh. Asrokh Nawawi

Dewan Pakar :

Prof. Dr. drh. Wayan Teguh Wibawan, MS.

Prof. drh. I Gusti Ngurah Mahardika, M.Sc, Ph.D

Prof. Dr. drh. Suwarno, M.Si.

Prof. Dr. drh. Michael Hariyadi Wibowo, M.P.

drh. Desianto Budi Utomo, Ph.D.

Dr. rer. Nat. Teguh Y. Prajitno

Drs. Tony Unandar, M.Sc.

Dewan Pengurus

Ketua Umum : drh. Dalmi Triyono

Ketua 1 (Bidang Organisasi & Keanggotaan, serta Diklat & Kompetensi Anggota) : drh. Bimo Wicaksana

Ketua 2 (Bidang Hubungan Antar Lembaga & Luar Negeri, serta Advokasi, Komunikasi & Pelayanan Profesi) : drh. C. Baso Darmawan

Ketua 3 (Bidang Agribisnis & Kewirausahaan) : drh. Ilsan Arvan Nurgas

Sekretaris Jenderal : drh. Erry Setyawan, MM, PCAH, MAHM.

Wakil Sekjen : drh. Bugie Kurnianto Prasetyo, MM.

Bendahara : drh. Shinta Rizanti Binol

Wakil Bendahara : drh. Nadhiva Rachmatania

Bidang – Bidang

Bidang Organisasi & Keanggotaan

Koordinator : drh Wintolo

Anggota :

drh. Eko Prasetio

 drh. Catur Fajrie Diah Astuti

drh. Jumintarto

drh. Deddy Saraswati

Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Kompetensi Anggota

Koordinator : drh. Didit Prigastono

Anggota :

drh Agus Mardianto

Dr. drh. Dwi Priyo Widodo, M.P.

drh. Komang Budianta

drh. Mendy Praharasty

Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri

Koordinator : drh. Imas Yuyun, M.Sc.

Anggota :

drh. Erianto Nugroho

drh. Gangga Anindito Widyanugraha

drh. Diptya Cinantya

drh. Merry Oktavia Sari Pradana

Bidang Advokasi, Komunikasi, dan Pelayanan Profesi

Koordinator : drh. Aidel Syukri Aziz

Anggota :

drh. Bambang Sepsianto

drh. Ratriastuti

drh. Indra Dwi Rasmana

drh. Nasrum

drh. Nur Anis Safitri

Bidang Agribisnis dan Kewirausahaan

Koordinator : Dr. drh. Tiok Bagus Taufani Sanoesi

Anggota :

drh. Amaldo Darma

drh. Sudarno

drh. Wahyudin

drh. Rully Setiawan

drh. Octarini Lia Ekawati

Koordinator Wilayah

Sumatera Bagian Utara (Aceh, Sumut, Riau, Kepualauan Riau, Sumbar) : drh. Anshar Jalaludin Gayo

Sumatera Bagian Selatan (Lampung, Sumsel, Jambi, Bengkulu) : drh. Aripin

Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi : drh. Baskoro Tri Caroko

Jawa Barat dan Banten : drh. Joko Tri Nugroho

Jawa Tengah : drh. Sumarno

Daerah Istimewa Yogyakarta : drh. Adriana Citra Nugroho

Jawa Timur : drh. Handris Nugroho

Bali dan Nusa Tenggara (Bali, NTB, NTT) : Dr. drh. Nata Kesuma, MMA.

Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur : drh. Agil Rahmat Akbari

CEVA BROILER UNIVERSITY KEMBALI DIGELAR DENGAN MERIAH

Foto Bersama Para Peserta Ceva Broiler University 
(Sumber : Dok. Infovet)

Selasa (14/2) yang lalu PT Ceva Animal Health Indonesia menggelar acara seminar dan workshop rutinnya yang bertajuk Ceva Broiler University. Rencananya acara tersebut akan berlangsung selama 3 hari, dimana kick off acara tersebut dilangsungkan di Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, yang kemuudian dilanjutkan di Hotel Swiss-Bellin, Bogor. 

Dalam sambutannya President Director PT Ceva Animal Health Indonesia Drh Edy Purwoko mengungkapkan rasa syukurnya karena pada tahun 2023 kali ini acara tersebut dapat digelar secara luring, dimana sebelumnya hanya dikemas dalam bentuk webinar akibat pandemi Covid-19.

"Acara ini bukan hanya digelar di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara tempat Ceva beroperasi, memang acara ini merupakan agenda rutin kami. Kami mengundang doker - dokter hewan muda untuk me-refresh ilmunya, dan saling sharing mengenai update terkini dalam sektor kesehatan unggas," tutur Edy.

Dalam kesempatan yang sama, Dekan SKHB IPB University Prof Drh Deni Noviana menyatakan rasa terima kasihnya kepada Ceva yang telah memberi kepercayaan kepada pihaknya dalam pelaksanaan acara tersebut. 

"Ceva merupakan salah satu mitra kami yang konsisten dalam mendukung kemajuan IPTEK di bidang kedokteran hewan terutama perunggasan, hal ini telah berlangsung cukup lama dan kami terus berusaha memberikan feedback positif dan berkontribusi melalui acara - acara continuing education seperti ini. Kiranya hubungan baik ini dapat terus berlangsung," tutur Deni.

Padat Ilmu dan Menyenangkan

Pada hari pertama peserta diajak untuk mendalami materi di bidang perunggasan melalui kegiatan kuliah. Pemateri yang dihadirkan di hari pertama yakni Prof Drh Agus Setiyono yang banyak memaparkan dasar - dasar dan teknik sampling pada ayam. Hadir juga Drh Andriyanto yang memberikan materi tentang bagaimana memelihara ayam secara drug free.

Setelahnya peserta juga diajak untuk melakukan pelatihan nekropsi ayam yang dipandu oleh Drh Mawar Subangkit dan Drh Vetnizah Juniantito. Disana peserta kembali diingatkan mengenai teknik nekropsi standar pada ayam dan pemeriksaan telur tetas.

Dihari kedua yang berlangsung di Swiss-Bellin Bogor, peserta akan mendapatkan materi mengenai berbagai penyakit pada ayam. Pembicara yang hadir juga merupakan para ahli dalam bidangnya, sebut saja Prof Suwarno (Guru Besar FKH Unair), Prof Widyasmara, dan Prof Michael Haryadi Wibowo (Guru Besar FKH UGM).

Tidak ketinggalan dari pihak Ceva juga memberikan update terkini terkait perkembangan teknik vaksinasi, teknologi, serta manajemen pemeliharaan ayam yang kekinian. Semuanya dikemas dengan padat dan efisien. 

Di hari ketiga, peserta juga akan diajak melakukan kegiatan trekking di salah satu Curug di kawasan Bogor. Bukan hanya me-refresh ilmu, tetapi juga me-refresh pikiran agar dapat kembali segar. (CR) 


DISABILITAS BUKAN HALANGAN UNTUK BERKONTRIBUSI DI SEKTOR PETERNAKAN

Sulaeman (37), Disabilitas Bukan Halangan Baginya Untuk Berkarya

Keterbatasan tak jadi penghalang untuk Sulaiman membangun bisnis berkelanjutan yang memiliki dampak untuk masyarakat. Awalnya, ia mencoba membuat peternakan ayam kampung sederhana pada tahun 2019 di Desa Matompi, Kecamatan Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Bermodal kandang bambu dan sepetak lahan di belakang rumah, ia telaten menggeluti usaha tersebut. "Saya memang suka memelihara ayam, harapannya dengan usaha ini juga dapat membantu warga sekitar," kata dia.

Kemudian pada pertengahan tahun 2022 , ia mendapatkan bantuan sarana berupa kandang, Day Old Chicken (DOC), dan pelatihan dari PT Vale Indonesia Tbk melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) untuk membuat peternakan ayam kampung organik. Melalui bantuan ini, pria yang karib disapa Eman ini kemudian membentuk sebuah kelompok usaha yang terdiri dari 12 orang bernama Kelompok Pemuda Woliko.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 4 orang merupakan penyandang disabilitas. "Kami dapat bantuan kandang, 500 DOC, dan pelatihan dari Vale Indonesia yang sekarang masih kami jalankan," ujar Eman. Ia menjabarkan, ada beberapa hal berbeda yang perlu dilakukan agar peternakan ayamnya dapat masuk kategori organik. Untuk pakan, ia menggunakan campuran konsentrat, dedak gabah, dan minyak khusus.

Kalau sedang tidak musim panen padi, Eman akan menggunakan ampas tahu sebagai pengganti dedak gabah. Selain itu, ada juga cairan mikro organisme lokal (MOL) yang digunakan sebagai disinfektan alami yang terbuat dari daun bambu kering, air kelapa, dan nasi sisa. Disinfektan ini berguna untuk menghilangkan bakteri pembusuk di kandang. Selain itu, untuk dapat disebut sebagai peternakan ayam organik, Eman tidak menggunakan vaksin untuk ayam. Gantinya, ia meracik sendiri jamu yang diberikan kepada ayam sebanyak 2 minggu sekali.

"Jamu ini terbuat dari tanaman herbal seperti jahe, temulawak, dan kencur. Jamu ini juga bisa diminum oleh manusia," ujar dia.

Dengan menggunakan sistem organik ini, Eman mengaku rasio pada DOC yang bisa mencapai dewasa jauh lebih besar. Bahkan, ia menyebut, jumlah rasio ayam yang mati hanya 2-3 persen. "Itu juga karena terjepit, salah penanganan, jadi bukan karena penyakit," ujar dia.

Dari segi usia, ayam kampung organik ini dapat dipanen pada usia 70 hari. Sementara, ia bilang, ayam kampung konvensional membutuhkan waktu hingga 5-6 bulan untuk dapat dipanen. Ayam kampung yang diternak dengan organik juga tidak banyak memunculkan bau seperti kandang ayam pada umumnya. Pun, setelah jadi daging, dari jeroan ayam kampung organik menguar bau rempah hasil jamu tadi. Sedikit catatan, harga untuk ayam hidup per kilonya dibanderol dengan harga Rp 65.000. Per bulan, peternakan ini bisa menjual hingga 300 ekor atau lebih tergantung permintaan.

Dengan begitu omzet peternakan Eman per bulan sekurang-kurangnya bisa mencapai Rp 20 juta. Bendahara dari Kelompok Woliko Istiqamal menceritakan, semula kelompok usaha ini bermula dari teman-teman yang hobi nongkrong. Suatu ketika, Eman merangkul mereka untuk dapat lebih produktif.

"Jadi kami ini ada yang teman, sepupu, teman nongkrong yang sekadar kumpul lalu membentuk Kelompok Pemuda Woliko," ujar dia. Istiqamal sendiri selain bertugas di bagian keuangan juga bertanggung jawab untuk mengolah pakan di peternakan ayam ini.

Sedangkan, anggota Kelompok Woliko lainnya bernama M. Taufik bertugas untuk mengurus kotoran ayam dan diolah menjadi pupuk kompos. Nantinya, kompos olahan dari peternakan ini digunakan pada lahan tanaman sayuran yang ada di dekat kandang peternakan. Tak jauh dari rumah Eman, Kelompok Woliko ini juga mengelola sebuah lahan penanaman sayuran organik seperti selada dan kangkung.

 Biasanya, sayuran di sini dijual dengan harga sekitar Rp 5.000 untuk ukuran tertentu. Dengan metode akuaponik, lahan ini dapat disatukan dengan kolam nila di bawahnya. Dengan begitu, ada nilai tambah yang dapat dirasakan. Omzet dari lahan sayuran ini kurang lebih dapat mencapat Rp 1 juta per bulan. Sebagian hasil dari peternakan dan penanaman sayur organik ini dibeli oleh PT Vale Indonesia Tbk guna memenuhi kebutuhan pangan di area tambang mereka.

Lebih lanjut, pendamping dari Yayasan Aliksa Organic Sri Konsultan, Azam menjelaskan, nantinya lahan sayuran organik ini akan diperluas dengan penanaman kangkung, kacang panjang, selada, sawi, dan terong ungu. "Itu semua jenis sayuran rekomendasi dari PT Vale Indonesia yang memang dibutuhan untuk konsumsi," tandas dia. (INF)


ADHPI SULSEL SOWAN KE DINAS PETERNAKAN DAN KESWAN PROVINSI SULSEL

ADHPI Wilayah Sulsel Diterima Kepala Dinas Peternakan dan Keswan Provinsi Sulsel


Pengurus Wilayah Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan (ADHPI) Sulawesi Selatan berkunjung ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Sulawesi Selatan. Kunjungan perwakilan ADHPI Wilayah Sulsel diwakili oleh Drh Subaedy Yusuf dan Drh Faisal diterima langsung oleh Kepala Dinas Drh Nurlina Saking, M.H., M.Kes didampingi Sub Kordinator Kesehatan Hewan Drh Sahrini Rauf di ruang kerja Kepala DPKH Provinsi Sulsel jalan Veteran Selatan.

Unggas adalah komoditas hewan pangan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dimana daging ayam diperkirakan menjadi daging yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Selain penyebaran populasi mengikuti sebaran kebutuhan pasar, sebagian lainnya karena perubahan rantai pasok daging babi yang disebabkan oleh penyakit Demam Babi Afrika (African swine fever disease).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi daging ayam ras nasional mencapai 3,43 juta ton pada 2021 dimana jumlah tersebut meningkat 6,43% dibanding produksi tahun sebelumnya. Dari jumlah produksi tersebut, sebanyak 860,16 ribu ton berasal dari para peternak di Provinsi Jawa Barat. Angka tersebut porsinya mencapai 25,11% dari total produksi nasional. Sementara Provinsi Sulawesi Selatan menyumbang angka 90,03 ribu ton atau 2,63% dari total produksi Nasional dan berada diperingkat kesepuluh.

Selain daging ayam ras, provinsi Sulawesi Selatan mencatatkan populasi ayam ras petelur sebanyak 12.982.642 ekor dan proyeksi produksi telur ayam ras tahun ini sebanyak 188.248 ton. Dengan jumlah penduduk sebanyak 9.022.300 orang, asumsi kebutuhan telur tahun 2022 sebesar 175.033 ton sehingga terdapat surplus sebesar 13.215 ton. Surplus inilah yang digunakan sebagai bufferstock sebanyak 264 ton (2%) dan didistribusikan keluar Pulau Sulawesi, seperti ke Kalimantan, NTT, Maluku dan Papua sebanyak 733 ton (5,55%) per tahun. Berbekal dua komoditi unggas tersebut, provinsi Sulawesi Selatan menjadi daerah yang sangat potensial di bidang perunggasan. Komoditas unggas lainnya dalam skala kecil-menengah yang juga berkembang adalah ayam lokal persilangan, itik, dan puyuh.

Proses produksi bahan pangan asal unggas adalah hubungan yang rumit antara perusahaan pembibitan primer, pembenihan, produsen, pabrik pakan, peternak dan pabrik pengolahan hasil. Semuanya terkait dengan bidang biologi, industri, kesehatan masyarakat, kesejahteraan, dan politik. Pada bagian inilah yang menyenangkan sekaligus bagian yang paling menantang menjadi dokter hewan perunggasan. Menjadi penghubung antara proses input, budidaya hingga pengolahan bahan pangan menjadi makanan siap saji, from farm to table.

Para dokter hewan yang mengembangkan minat dan karir di bidang perunggasan bergabung dalam kelompok profesional yang terstruktur dari pusat, wilayah hingga ke rayon di beberapa daerah di Indonesia melalui Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI) sekaligus asosiasi ini menjadi organ non teritorial dari organisasi induk Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).

Dokter hewan perunggasan bekerja sangat erat dengan produsen, biasanya sebagai techical support, membantu dengan diagnosa ketika ada wabah penyakit di peternakan, dan yang lebih penting, dengan pengobatan pencegahan untuk membantu menghentikan penyakit.

Di sisi veteriner hal ini dicapai dengan bekerja sama multielemen antara stake holder perunggasan mulai dari produsen input bagian hulu, peternak yang melakukan proses budidaya, dan produsen di hilir serta pemerintah sebagai regulator dan penyelia keamanan pangan untuk menerapkan praktik peternakan, biosekuriti yang baik, mengembangkan program vaksinasi dan pengobatan, serta melakukan surveilans penyakit secara rutin di peternakan.

Hal ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan pangan dan yang penting pula adalah kemananan bahan pangan. Ketika sinergitas ini didukung, maka ini keuntungan besar bagi industri perunggasan dan akan mempertahankan sustainabilitas sektor pangan strategis ini.

Nurlina sangat mengapresiasi pertemuan ini, sebagaimana arahan Pimpinan Pemerintahan dalam hal ini Gubernur Sulawesi Selatan untuk selalu mendorong kolaborasi dan sinergitas seluruh pihak dalam melayani masyarakat. Masukan profesional tentang pencegahan penyakit sangat penting karena para peternak unggas telah hadir dengan potensi yang sangat besar untuk pertumbuhan ekonomi daerah. Pencegahan penyakit penting untuk kesejahteraan ternak unggas, ekonomi produksi, dan efisiensi biaya produksi. Kehadiran sektor perunggasan ini menjadi kekuatan ekonomi kita di daerah-daerah sentra komoditas perunggasan baik itu ayam layer dan broiler termasuk ternak unggas lainnya.

“Kerjasama antar elemen ini menjadi pondasi kita dalam menghadapi tantangan-tantangan yang kita hadapi di sektor perunggasan, dan pemerintah menjadi sentral karena pengawasan dan pendampingan harus dilakukan agar tercipta kondisi yang baik untuk semua” kata Nurlina yang juga aktif membina berbagai Kelompok Ternak di Sulawesi Selatan.

Senada dengan itu, Sahrini juga mengungkapkan harapannya agar kemitraan multielemen ini dapat betul terjalin dengan maksimal agar ke depannya kita dapat menyelesaikan setiap kendala yang ada di masyarakat peternakan, khususnya di perunggasan.

“Banyak hal yang perlu dikordinasikan dengan baik, kita memiliki banyak petugas yang siap melakukan monitoring bahkan bisa terlibat aktif dalam sektor ini. Dengan sinergi ini, kedepannya informasi-informasi di lapangan dapat dikordinasikan dengan kami di pemerintahan agar kita dapat mengambil langkah-langkah bersama untuk menyelesaikan… dengan kordinasi yang baik, pemerintah juga mengetahui dan akan mengambil langkah teknis” ujar Sahrini yang saat ini menjadi kordinator penanganan penyakit strategis yang ada di Sulsel.

Selain membicarakan sinergi asosiasi dan pemerintah, pertemuan kali ini juga membahas outlook penyakit hewan di peternakan unggas komersil menghadapi tahun 2023. Penyakit virus Avian influenza (Flu Burung), yang merebak tahun ini perlu dibahas secara komprehensif antar elemen yang terkait dengan aktifitas perunggasan.

Perkembangan virus di lapangan, ketersediaan vaksin, biosecurity, lalu lintas ternak menjadi bahasan penting. Melalui ADHPI, persoalan ini akan dibahas melalui kegiatan bertajuk Seminar Nasional Perunggasan yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2022 di Makassar. Kegiatan ini menhadirkan pakar imunologi dan virologi dari berbagai kalangan mulai dari Akademisi UGM, Unair dan Unhas, Balai Diagnostik Veteriner milik Pemerintah Balai Besar Veteriner Maros, Dinas Provinsi dan Kabupaten, serta kalangan Profesional dan akan dihadiri oleh praktisi perunggasan dari berbagai perusahaan, peternak dan mahasiswa dari berbagai kampus di Makassar.

“Avian influenza adalah wabah yang sudah terjadi dalam kurun waktu hampir dua dekade, harusnya kita mampu melewati hambatan teknis yang menyertai kejadian ini. Pengalaman kita bersama selama ini menjadi pelajaran terbaik bagi kita semua, tetapi kalau kondisinya terus meningkat apa yang harus kita benahi? Mungkin regulasi ketersediaan vaksin yang cocok dengan virus lapangan, atau mungkin pola mitigasi kita yang perlu diperbaiki. Kerjasama kita semua, akan memnguatkan kita untuk menyelesaikan ini..” ungkap Nurlina.

Seminar yang akan digelar ADHPI, mungkin menjadi titik awal untuk membangun kerja kolektif. Kolaborasi multipihak menjadi pilar penting di masa depan untuk menghasilkan produk pangan yang aman, sehat, utuh, melimpah dan membawa masyarakat perunggasan menjadi sejahtera. (INF)


DALMI TRIYONO PIMPIN ADHPI SAMPAI 2026

Drh Dalmi Triyono (Paling kanan), Dilantik Menjadi Ketua Umum ADHPI 2022-2026


Dalam Rapat Umum Anggota yang digelar berbarengan dengan ILDEX 2022 Kamis (10/11) yang lalu Drh Dalmi Triyono terpilih menjadi Ketua Umum Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI) periode 2022 - 2026. Dalam pidato singkatnya, Dalmi menyampaikan bahwasanya masih banyak PR yang harus diselesaikan oleh ADHPI baik dalam jangka waktu pendek, menengah, dan panjang.

"Salah satu masalah kita yang mungkin akan tidak ada habisnya yakni resistensi anti mikroba (AMR). Selain itu masih banyak juga tantangan yang akan kita hadapi seperti efisiensi, penyakit, dan lain - lain. Saya ingin kepengurusan baru nanti kita bisa lebih berkontribusi," tutur dia.

Dalmi juga mengingatkan akan krusialnya peran ADHPI dalam mendukung program pemerintah, mulai dari pengentasan stunting dengan menyediakan protein hewani, sampai program one health yang memang digaungkan sejak lama.

"Kami dari hulu ke hilir akan berupaya semaksimal mungkin membantu pemerintah dan semua stakeholder dalam industri ini, karena ini juga menyangkut hajat orang banyak. Masalah penyakit pada unggas pun kita juga semaksimal mungkin menanganinya, dan ya memang tidak bisa dipungkiri target kita ini tidak bisa terukur semuanya, namun kita tidak akan menyerah," tutur Dalmi.

Terakhir ia berharap agar seluruh anggota ADHPI di seluruh Indonesia dapat bekerjasama dan berkolaborasi dengan semua pihak dalam industri perunggasan. Dimana ini merupakan  tugas utama dalam memajukan industri perunggasan di Indonesia.  Ia juga tidak muluk-muluk agar semua masalah ini harus selesai dalam satu waktu yang sama, karena Dalmi juga menyadari bahwa semua ini merupakan salah satu langkah dalam suatu proses yang panjang. (CR)

LAGI, ACHMAD DAWAMI KEMBALI MENJABAT KETUM GPPU

Drh Agung Suganda Melantik Dewan Pengurus GPPU Periode 2022-2026


Rabu (26/7) yang lalu Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) menyelenggarakan Kongresnya yang ke-XIII di Hotel Atria, Gading Serpong, Banten. Untuk kedua kalinya Achmad Dawami dilantik menjadi Ketua Umum GPPU periode 2022-2026. 

Dalam sambutannya, Dawami menegaskan bahwa diperlukan adanya kolaborasi, konsolidasi, serta koordinasi bersama para anggota GPPU dan stakeholder industri perunggasan  lainnya di Indonesia agar perunggasan tetap eksis dan tahan dari segala macam tantangan.

"Kami juga senantiasa turut menyukseskan program pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan protein daging dan telur ayam yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal) dan tentunya terjangkau bagi masyarakat demi meningkatkan kecerdasan bangsa," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, Drh Agung Suganda, yang mewakili Dirjen PKH usai melantik pengurus GPPU mengatakan, kondisi pasar saat ini untuk kebutuhan ayam ras terus meningkat, pertumbuhan ini harus terus dijaga bersama.

"Di tengah krisis seperti ini, Alhamdulillah ayam ras kita telah tembus ekspor pasar Singapura, ini adalah momentum yang baik yang mudah - mudahan kita bisa terus konsisten ekspor ke Singapura kalau perlu negara - negara lainnya," ungkapnya.

Ia juga menyebut bahwa beberapa bulan belakangan ini pemerintah tidak memberlakukan kebijakan cutting HE maupun afkir dini, hal ini tentu sebagai upaya jaga - jaga apabila produksi turun, Indonesia terancam kekurangan protein hewani mengingat sektor peternakan sapi sedang dilanda oleh wabah PMK.

Selain kongres GPPU juga menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Konsolidasi dan Kolaborasi Menghadapi Tantangan Era Disrupsi” secara daring maupun luring. Narasumber yang dihadirkan pun bukan kaleng - kaleng yakni Prof Rhenald Khasali ahli ekonomi dan bisnis yang sudah malang melintang kiprahnya di Indonesia. 

 Ia mengatakan, disrupsi adalah inovasi yang sekaligus mengubah dunia. Inovasi disrupsi terkadang inovasi yang menghancurkan, bukan melanjutkan. Perubahan pertama adalah pada populasi. Disrupsi melahirkan pasar dan pelaku usaha baru.

"Selama pandemi, perubahan kebiasaan konsumsi daging merah beralih menjadi daging putih yang dianggap lebih sehat. Dunia unggas tetap akan menarik di masa mendatang karena konsumsi daging putih meningkat pesat selama pandemi," ujar Rhenald.

Dalam inovasi disrupsi ini yang perlu ditingkatkan bersama menurutnya adalah melakukan kegiatan edukatif sembari merubah mindset. Ia juga menekankan agar generasi selanjutnya mau petani baru, yang tentunya bertani/ternak dengan cara baru.

"Jika kita dapat menciptakan petani/peternak baru dari kalangan terdidik, maka perubahan massive yang kini terjadi menuntut perubahan tatanan lama menjadi tatanan baru, semuanya akan dapat kita lalui. Inovasi yang terus tumbuh yang membawa situasi saat ini mengalami perubahan besar-besaran khususnya dalam bidang bisnis. Disitulah kita harus bisa beradaptasi," tukas Rhenald. (CR)


PITIK, START UP INDONESIA YANG DAPAT SUNTIKAN DANA 206 M

Tampilan Antarmuka Startup Pitik


Startup teknologi unggas Indonesia, Pitik memperoleh suntikan dana US$ 14 juta atau Rp 206 miliar dari perusahaan modal ventura Alpha JWC Ventures. Suntikan modal ini akan digunakan untuk pengembangan teknologi ekosistem peternakan perunggasan di Indonesia.

Co Founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Pitik, Arief Witjaksono mengungkapkan selain melakukan pengembangan usaha, Pitik juga akan ekspansi bisnis baik dari sisi teknologi, operasional, hingga pengembangan ekosistem peternakan.

"Kami memperoleh pendanaan Seri A senilai US$ 14 juta atau setara Rp 206 miliar dari perusahaan modal ventura yang dipimpin Alpha JWC Ventures bersama MDI Ventures dan Wavemaker Partners. Dana segar ini akan kami gunakan untuk pengembangan teknologi, memperluas ekosistem peternakan, dan memberdayakan lebih banyak peternak ayam di Indonesia," kata Arief dalam keterangannya, dikutip Sabtu (21/5/2022).

Pitik yang didirikan Arief bersama Rymax Joehana pada medio 2021 bertujuan memberdayakan peternak unggas di Indonesia. Perusahaan sedang membangun komunitas peternak unggas terbesar di Indonesia dan membekali mereka dengan solusi end-to-end di bidang teknologi, pembiayaan, dan rantai pasok.

Disebutkan, melalui layanan yang disediakan, Pitik secara konsisten berusaha mengatasi inefisiensi dalam produksi peternakan unggas dan memperlancar rantai pasok untuk menciptakan ekosistem yang adil bagi peternak.

"Peternak harus tumbuh dan mampu meningkatkan kesejahteraannya. Masalah efisiensi, kesulitan operasional, keterlambatan, dan gagal bayar saat panen harus diatasi," jelas Arief.

Sementara itu, Co Founder yang juga COO Pitik, Rymax Joehana menyatakan, melalui pendanaan Seri A, Pitik akan terus mengembangkan teknologi canggih dan produk otomatisasi pertanian sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

"Tahun ini, kami menargetkan akan ekspansi ke seluruh wilayah di Pulau Jawa untuk memperluas bisnis ke layanan hilir, seperti pemrosesan dan distribusi ayam ke pengguna akhir," jelas Rymax.

Partner Alpha JWC Ventures, Eko Kurniadi menyambut positif langkah strategis yang akan ditempuh Pitik.

"Kami bangga Pitik telah membangun solusi lengkap manajemen pemeliharaan ternak unggas berbasis teknologi sehingga memungkinkan mereka menawarkan harga yang kompetitif dan suplai input ternak yang stabil," katanya. (INF)


START UP PERUNGGASAN MASUK DAFTAR FORBES UNDER 30

Tim Dari Chickin Indonesia

Pertamina berhasil mengantarkan jawara Start Up Pertamuda Seed and Scale yang diselenggarakan tahun lalu, yaitu Chickin Indonesia, masuk dalam daftar Entrepreneur 30 & Under 30 kategori Tech Enterprise versi Majalah Forbes.

Chickin merupakan startup yang mengembangkan aplikasi Smart Farm Micro Climate Controller sebagai solusi untuk peternakan ayam agar lebih produktif dan efisien. Chickin Indonesia dinilai Forbes sebagai start up teknologi unggas pertama di Asia Tenggara, dan telah berdampak pada peningkatan pendapatan bagi ratusan peternak unggas. Chickin diketahui telah bermitra di beberapa perusahaan di Jawa Tengah seperti Japfa, Charun Pokphand, CJ group, dan 14 rumah potong hewan lainnya.

Adalah Ashab Alkahfi dan Tubagus Syailendra alumnus Universitas Brawijaya sebagai Founder Chickin Indonesia. Kedua anak muda ini berhasil mengungguli 50 tim dari 23 universitas dengan mengusung ide bisnis aplikasi Smart Farm Micro Climate Controller sebagai solusi untuk peternakan ayam agar lebih produktif dan efisien.

"Keunggulan aplikasi yang kami ciptakan adalah membantu peternak unggas agar dapat meningkatkan pendapatan mereka hingga 25 persen. Aplikasi yang kami gagas  ini juga memungkinkan peternak menjual ayam dengan harga lebih tinggi," ungkap Ashab. 

Selain itu, Chickin juga menghadirkan teknologi manajemen kandang, Chickin Smart Farm. Peternak diberi kemudahan dalam memonitor kebutuhan pakan, pertumbuhan ayam, mengatur suhu dan kelembaban kandang, serta mencatat seluruh kegiatan administrasi perkandangan secara digital.    Meski banyak yang meragukan ide mereka, Chickin pantang menyerah. Mereka menganut prinsip growth hacker, menerobos sana-sini untuk mendapatkan investor. Upaya yang dilakukan Chickin tak sia-sia ketika mereka mendapatkan suntikan modal sebesar US$2,5 juta dari investor. 

"Ini sama artinya start up kami bisa tumbuh hingga 2.000 persen dalam setahun," ujar Ashab sembari menyebutkan modal awal membangun start up tersebut sekitar Rp7 juta.

Bukan tanpa alasan Chickin membuat aplikasi tersebut. Menurut Ashab, saat ini ayam potong menjadi salah satu komoditas yang tak pernah absen di pasaran. Peluang dari bisnis ini cukup besar bahkan produk panennya pun sering kali membanjiri pasar.

Ashab menuturkan, ketidakseimbangan antara supply-demand selama ini diakibatkan dari panjangnya rantai pasok dari peternak hingga ke end user. Karena itu, Chickin membuat teknologi manajemen kandang untuk menjawab kebutuhan yang ada di sektor peternakan ayam.

"Kami berupaya untuk meningkatkan produktivitas peternak ayam dan mendorong kebutuhan konsumsi ayam pedaging masyarakat. Jadi kami juga membantu peternak menjual hasil panennya," ujarnya.   

Ashab bersyukur atas prestasi yang diraih Chickin. Menurutnya, keberhasilan Chickin tak terlepas dari bantuan Pertamina yang pada tahun lalu melalui Pertamuda Seed and Scale. 

"Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami, termasuk Pertamina. Dukungan Pertamina sangat impactful. Dari situ kami bisa berkembang lagi dan mendapat investor, dan itu sangat membantu Chickin dalam perjalanannya," jelasnya.

Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) mengatakan melalui kegiatan ini diharapkan generasi muda dapat menjadi generasi digital economy yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui inovasi berdasarkan ilmu yang sudah didapat dari jenjang pendidikan.

"Pertamina, dalam upaya mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDG’s) khususnya di poin 4, yakni Pendidikan yang berkualitas bagi seluruh warga negara Indonesia; serta poin 8, Mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi dari aspek kewirausahaan, menggerakan generasi muda Indonesia untuk mendorong tumbuhnya startup dari berbagai kampus, yang selanjutnya dapat meningkat menjadi unicorn. Sebagaimana yang digaungkan oleh Kementerian BUMN yang mendorong seluruh BUMN turut andil melahirkan unicorn-unicorn muda Indonesia," pungkas  Fajriyah. (INF)


ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer