![]() |
Ilustrasi (Foto: Pixabay) |
Baru-baru
ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia/Produk
Domestk Bruto (PDB) triwulan II tahun 2018. Segi produksi, pertumbuhan
tertinggi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 9,93
persen.
BPS mencatat
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2018 BPS memperlihatkan peningkatan luar biasa
pada sub-sektor peternakan, terutama produk unggas dan obat hewan.
"Artinya
pembangunan sub sektor peternakan sudah on
the track dan berhasil memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional.
Ekspor obat hewan kita telah menembus 82 Negara. Tahun ini kita juga sudah
berhasil meningkatkan ekspor produk ayam olahan dan telur ke beberapa
negara termasuk Jepang, serta telur berembrio
ke Myanmar," ungkap Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut
Diarmita dalam pernyataan tertulis, Rabu (8/8/2018).
![]() |
Ilustrasi daging ayam (Foto: Pixabay) |
Sebagai
informasi, data BPS menyebutkan kontribusi volume ekspor 2017 untuk sub-sektor
peternakan merupakan yang terbesar pada kelompok hasil ternak, yakni sebesar
64,07 persen. Salah satu kelompok hasil ternak tersebut adalah daging ayam.
Ekspor Obat Hewan Meningkat
Bersumber
dari laman http://ditjennak.pertanian.go.id, Kementerian Pertanian (Kementan) terus
berupaya untuk mendorong peningkatan ekspor obat hewan ke negara-negara mitra.
Upaya tersebut dilakukan dengan cara
mendorong para pelaku usaha untuk menerapkan Cara Pembuatan Obat Hewan yang
Baik (CPOHB) dan perbaikan regulasi.
Upaya
Kementan ternyata membuahkan hasil dengan meningkatnya nilai ekspor obat hewan Indonesia
tiap tahun. Ditjen PKH telah mengeluarkan Surat Persetujuan Pengeluaran -
Keluar (SPP-K) ekspor obat hewan senilai Rp 27,674 triliun. Tahun 2017, angka
ekspor obat hewan meningkat sebesar Rp 1,3 triliun atau 5 persen dari ekspor
pada tahun 2016.
Jenis obat
hewan yang di ekspor adalah sediaan biologik, farmasetik dan premiks. Jenis
sediaan biologik yang diekspor antara lain vaksin AI, ND, IB, IBD, ILT, Coryza,
EDS dan Fowl Fox. Jenis sediaan
farmasetik yang diekspor adalah obat antelmentika, antidefisiensi,
antibakteria, antiprotozoa, antiseptika dan desinfektansia. Jenis sediaan
premiks yang diekspor antara lain asam amino (L-Threonine, Lysine
Monohydrochloride, Lysine Sulphate,
L- Tryptophan, L-Arginine).
Volume
ekspor obat hewan tahun 2017 adalah sebesar 482.897 ton, sedangkan volume
ekspor tahun 2016 adalah sebesar 459.902 ton. Angka ini menunjukkan
keberhasilan pemerintah dalam mendukung ekspor obat hewan dengan kenaikkan yang
cukup signifikan yaitu sebesar 22.995 ton (5%) dibandingkan dengan jumlah ekspor
obat hewan tahun 2016 sebesar 459.902 ton. Volume impor tahun 2017 adalah
sebesar 113.493,84 ton, sedangkan volume impor tahun 2016 sebesar 194.168 ton,
artinya terjadi penurunan impor sebesar 80.674.16 ton (41,5 %).***(NDV)