Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini brooding | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

LEWATI MASA KRITIS DI AWAL PEMELIHARAAN

Anak itik peking umur 20 hari yang dipelihara Aan. (Foto: Dok. Infovet)

Dalam beternak itik peking, 10 hari pertama persiapan day old duck (DOD) merupakan masa kritis. Banyak kematian anak bebek yang terjadi karena masih rentannya DOD terhadap lingkungan baru. Keberhasilan melewati 10 hari pertama adalah kunci sukses budi daya berikutnya.

Secara alami, anak itik yang baru menetas setelah dierami akan dirawat langsung oleh induknya. Jika sudah tiba waktunya, induk itik akan mengajari anaknya keluar mengenal lingkungan, mencari makan, memilih jenis makanan yang sesuai, memberikan kehangatan saat suhu lingkungan dingin, serta menjaga dari pemangsa yang datang mengancam. Lantas, bagaimana dengan anak itik yang baru menetas dari mesin tetas?

Di sinilah peran peternak dibutuhkan untuk memberi perawatan terbaik. Dibutuhkan perlakuan khusus agar kelangsungan hidup anak itik terjaga hingga siap untuk dipindahkan ke kandang pembesaran. Berikut pengalaman budi daya itik peking yang dilakukan Ahmad Najib Taufik Ihsaan, biasa dipanggil Aan. Selain beternak itik peking pedaging, peternak muda dari Rejotangan, Tulungagung, ini juga beternak ayam ras petelur. Kali ini, beliau membagikan pengalamannya melewati 10 hari pertama budi daya DOD itik peking dengan tingkat kematian yang minimalis.

Persiapan Kandang Brooding DOD
“Kandang yang digunakan untuk memelihara DOD bisa berupa kandang panggung atau kandang lantai. Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Kalau saya menggunakan kandang lantai dengan pertimbangan cukup murah dan peralatan yang dibutuhkan sederhana,” ungkap Aan.

Untuk DOD sebanyak 300 ekor dibutuhkan kandang brooding seluas 6 m x 2 m atau 12 m2. Ukuran kandang bisa disesuaikan dengan ketersediaan lahan. Agar memudahkan proses pemindahan DOD dari brooder ke kandang pembesaran, sebaiknya kandang brooding dibuat di dalam kandang pembesaran, sehingga kandang brooding tinggal dibongkar saja.

Kandang brooding bisa dibuat sederhana dengan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Februari 2023. (RA)

MEMAKSIMALKAN POTENSI GENETIK BROILER MODERN

Brooding yang tepat terlihat dari kerataan penyebaran (DOC). (Foto: Istimewa)

Dalam pemeliharaan ayam broiler, langkah awal yang harus dilakukan adalah mengetahui status kesehatan (DOC) yang akan dipelihara. Untuk melihat keseluruhan status kesehatan (DOC), bisa dimulai dengan melakukan sampling BB awal (DOC) saat baru datang (BB ideal 38-42 gram), pengecekan kondisi bulu (kering dan mengarah ke bawah), pengecekan kondisi bola mata (mata cerah, bundar dan aktif), pengecekan kondisi pusar (pusar dalam kondisi bersih dan tertutup sempurna), pengecekan suhu rektal (suhu normal 40-40,6° C), status dehidrasi (kaki bersih, bulat, mengkilat seperti lilin), uniformnity harus di atas 80% dan refleks bangkit (suatu kondisi anak ayam dapat bangkit dari posisi terbalik dalam waktu tiga detik).

Kualitas DOC yang sejak awal kondisinya kurang baik akan menyebabkan tingginya biaya medikasi, tingginya konversi pakan dan berpengaruh pada tingkat hidupnya. Secara umum anak ayam rentan pada perlakuan dan perubahan kondisi lingkungan yang menyebabkan mudah stres dan peka terhadap infeksi penyakit. Sehingga pada kebanyakan anak ayam yang mutunya kurang baik, cenderung mengalami keterlambatan dalam percepatan tumbuh, sehingga akhirnya menghasilkan performa yang suboptimal.

Mutu genetik broiler yang baik akan muncul maksimal apabila pemeliharaan ayam ditunjang faktor lingkungan yang mendukung, misal pakan berkualitas tinggi, sistem kandang baik, serta perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Broiler merupakan ternak paling ekonomis bila dibanding ternak lain, kelebihannya adalah kecepatan pertambahan/produksi daging dalam waktu relatif singkat, sekitar 4-5 minggu produksi daging sudah dapat dipasarkan atau dikonsumsi. Saat ini produksi ayam pedaging sebagian besar berlangsung dalam kondisi intensif, dipelihara dalam kandang dengan lingkungan tertutup dan terkontrol.

Pemeliharaan broiler terbagi menjadi dua periode, yaitu starter dan finisher. Masa brooding merupakan bagian fase starter, masa permulaan bagi perkembangan dan pertumbuhan. Periode brooding di awali dari persiapan kandang sampai umur anak ayam 14 hari. Periode brooding merupakan fase kritis dalam kehidupan broiler karena pada fase ini ayam belum mempunyai sistem termoregulasi yang baik untuk menjaga suhu tubuhnya tetap normal, sehingga diperlukan pemanas/brooder.

Brooding yang baik harus ditunjang litter yang bagus. Fungsi penting litter meliputi kemampuan menyerap kelembapan, menghancurkan kotoran sehingga meminimalisir ayam bersentuhan dengan kotoran, menyediakan lapisan isolasi antara anak ayam dan suhu lantai yang dingin. Kondisi litter yang baik memungkinkan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Januari 2023.

Ditulis oleh:
Drh Bayu Sulistya
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
Jl. DR Saharjo No. 264, JAKARTA
Telp: 021-8300300

BROODING TEPAT, PERFORMA HEBAT ALA DE HEUS

Jan Van Den Brink menyampaikan materi dalam webinar

Fase brooding dalam budidaya ayam broiler merupakan fase yang sangat penting. Fase ini harus dapat dilewati dengan maksimal karena di dalamnya terjadi fase perbanyakan sel yang akan berpengaruh kepada tumbuh kembang dan performans ayam di kemudian hari.

Dalam rangka memberikan edukasi kepada para peternak mengenai manajemen brooding yang baik, PT De Heus Indonesia mengadakan webinar bertajuk "Management On Brooding Period For Broiler Commercial" pada Selasa (7/6) yang lalu melalui aplikasi Zoom Meeting.

Narasumber dalam acara tersebut yakni Jan Van Den Brink Senior Specialist Poultry PT De Heus Indonesia yang didampingi oleh Kokot Februhadi selaku Poultry Training Manager PT De Heus Indonesia sebagai penerjemah agar lebih memudahkan peserta dalam menerima materi yang disampaikan..

Brooding vs Data

Dalam presentasinya Jan kembali menyinggung mengenai brooding terkait dengan memaksimalkan potensi genetik yang ada dalam tubuh broiler modern. Jan menekankan aspek kenyamanan yang merupakan prioritas utama bagi ayam dalam fase tersebut.

Oleh karena itu Jan menekankan peternak agar memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan ayam di kandang diantaranya waktu kedatangan, iklim, pencahayaan, ketersediaan pakan dan air minum, serta status kesehatan.

"Kenyamanan akan terjadi jika kesemua faktor tersebut terpenuhi dalam porsi yang seimbang, oleh karena itu kenyamanan merupakan kunci dari keberhasilan brooding. Meski begitu tidak semua peternak tahu bagaimana cara membuat ayam agar nyaman, karena yang dirasakan ayam beda dengan manusia," tutur Jan.

Dalam hal tersebut Jan mengingatkan peternak agar senantiasa mengambil data di kandang dan kemudian menganalisis apa yang terjadi, karena dari data tersebut langkah yang diambil akan berbeda di tiap kandangnya. Penanganan yang efektif terkait kondisi kandang juga dapat dilakukan apabila data yang dikumpulkan semakin lengkap dan dianalisis dengan baik.

"Dalam brooding data sekecil apapun penting, mulai dari suhu kandang, suhu tubuh ayam, kelembapan, kecepatan angin, dan semuanya akan menentukan. Karena ini akan menjadi gambaran apakah sudah cukup nyaman ayam berada di dalam kandang, selain itu pada saat mengambil data kita juga dapat mengamati perilaku ayam," kata Jan.

Pengaruh Iklim dan Kenyamanan

Jan juga menyinggung pengaruh iklim terhadap kenyamanan ayam, dan menurutnya ini juga yang menjadi faktor yang kerap dicuekin oleh peternak. Ia mengatakan bahwa pada 5 hari pertama anak ayam tidak dapat mengontrol suhu tubuhnya sendiri alias poikilothermik, sehingga amatlah penting untuk menjaga suhu lingkungan karena anak ayam otomatis akan menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan.

"Suhu kandang yang optimal kurang lebih 33o C dengan kelembapan maksimal 60% dimana kecepatan angin mencapai 0,2 m/s. Suhu litter paling tidak berada pada angka 31o C dan suhu lantai 29o C. Untuk DOC yang bobotnya kurang dari 36 gram, kami sarankan menaikkan suhu kandang diangka 34o C.

Tiga faktor kunci dalam mengamankan iklim di dalam kandang yakni kecepatan angin, suhu, dan kelembapan. Bila semua ini dipenuhi kata Jan, ayam akan aman dan nyaman dengan keadaan di dalam kandang sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Jan juga menyebut bila kecepatan angin bertambah sebanyak 1 m/s maka suhu efektif yang akan dirasakan ayam akan menurun sebanyak 8o C, sehingga suhu kandang harus dinaikkan sebanyak 8o C agar ayam tidak kedinginan. 

Ia juga menyebut bahwa kandang dengan sistem closed atau full housed brooding akan membuat ayam lebih nyaman dibandingkan dengan half housed. Hal ini tentu saja karena faktor iklim terutama suhu dapat dikendalikan lebih baik, sehingga aliran udara dalam kandang lebih merata sehingga hasilnya lebih baik dan ayam lebih nyaman.

Jangan pula lupakan posisi dari pemanas dan pencahayaan, dimana kedua faktor tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi suhu di dalam kandang sehingga dapat mempengaruhi kenyamanan dari ayam.

Pakan & Air Minum Cukup

Akses terhadap pakan dan air minum tentu saja juga penting, untuk air minum yang disoroti oleh Jan yakni mengenai ketinggian nipple atau drinker gallon. Menurutnya kebanyakan kandang di Indonesia meletakkan posisi drinker dan nipple terlalu tinggi sehinga ayam kesulitan dalam mendapatkan air minum.

"Sudut kemiringan nipple atau drinker sebaiknya 35-45o sehingga ayam mudah mengakses air minum, kalau ketinggian nanti ayam akan sulit minum dan mengalami dehidrasi. Program pemberian suplemen dan vitamin di awal brooding juga bisa terganggu karena kesalahan kecil ini," tandas Jan.

Feed intake juga sangat penting, asupan pakan pada hari - hari pertama akan merangsang penyerapan sisa kuning telur bagi DOC. Jika akses terhadap pakan terlambat, DOC akan terlambat pula dalam menyerap kuning telurnya, disinilah kata Jan akan banyak kasus infeksi kuning telur alias omphalitis terjadi.

"Selain rawan omphalitis, biasanya DOC yang penyerapan kuning telurnya terhambat juga akan sulit mengejar ketertinggalan performa pertumbuhan, inilah yang mengakibatkan sebagian populasi dalam satu kandang keseragamannya kurang baik," tutur Jan.

Untuk mendapatkan akses penuh terhadap pakan, Jan menyarankan agar peternak menyiapkan kertas minimal kertas koran di sekitar tempat pakan, hal ini akan memudahkan DOC dalam mengenali pakannya yang berasal dari tumpahan pakan. Atau jika tempat pakan terlalu tinggi, minimal ayam dapat makan dari tumpahan pakan yang jatuh di atas kertas tersebut.

Jangan pula lupa untuk mengecek isi tembolok setiap beberapa jam, minimal pada 2, 4, dan 8 jam sekali. Hal ini penting untuk mengetahui apakah pakan dan air minum dapat diakses secara full oleh ayam.

"Isi tembolok jelas harus berbentuk seperti adonan, jika kering dan terkesan berbulir artinya mereka makan tapi tidak minum, dan sebaliknya kalau kesannya basah cair, dan rata tanpa ada kesan buliran artinya mereka minum tapi tidak makan," tukas Jan.

Risiko lain yang fatal dari ketidakmampuan ayam mengakses pakan dan air minum serta kuantitasnya yang kurang menurut Jan yakni terjadinya hipoglicemia pada DOC yang akan menyebabkan kematian mendadak.

Peternak juga diminta untuk senantiasa mengecek kematian yang berasal dari akibat lain seperti omphalitis. Karena dari situ kita juga bisa menyimpulkan bukan hanya manajemen brooding yang salah tetapi juga mengetahui kualitas dari DOC yang ada.

Yang Harus Diingat

Setidaknya ada beberapa take home massages yang disampaikan oleh Jan, pertama peternak harus mau berinvestasi dalam sapronak yang memadai. Kedua peternak harus mau mengukur, mengambil data dan menyesuaikan kebiasaan.

Dan yang ketiga tentunya memenuhi semua kualitas parameter yang dibutuhkan oleh DOC agar senantiasa merasa nyaman di dalam kandang selama periode brooding berlangsung.

"Jika ini dipenuhi, performa kedepannya akan baik dan potensi genetik yang mereka miliki dapat maksimal dan efektif," tutup Jan.

Kokot Februhadi menekankan kepada peternak juga agar tidak sembarangan dalam melakukan sesuatu dalam fase brooding. Karena jika sembrono dalam fase ini tentu hasil yang didapat akan kurang maksimal.

"Kami mengimbau kepada peternak agar jangan takut dan ragu untuk berkonsultasi pada tim kami, dengan senang hati tim kami akan membantu agar memkasimalkan brooding di kandang Bapak / Ibu, minimal kalau ditanya, akan kami jawab sesuai dengan spesialisasi kami, karena ini merupakan komitmen kami dalam membantu peternak," jelas Kokot (CR).

 


MEMAKSIMALKAN AWAL PEMELIHARAAN

Keberhasilan pencapaian target berat badan pada umur tujuh hari juga ditentukan dari kualitas anak ayam. (Sumber: cidlines.com)

Tata laksana persiapan chick-in selalu diawali dengan proses sanitasi dan disinfeksi tempat atau kandang dan peralatan.

Persiapan Periode Awal Pemeliharaan
Keberhasilan periode awal pemeliharaan yang biasa disebut masa brooding, sangat ditentukan oleh persiapannya. Apabila persiapan dilakukan dengan minimal berarti peternak akan mendapatkan performa yang minimal. Untuk meningkatkan efektivitas periode brooding, penerapan biosekuriti harus dilaksanakan secara ketat, dimulai dari proses sanitasi dan disinfeksi.

Lakukan proses sanitasi dengan melakukan pembersihan sebaik mungkin. Gunakan disinfektan yang efektif dan tepat untuk membunuh berbagai mikroorganisme patogen, antara lain PRIMADIN yang spesifik untuk virus Gumboro. Kegagalan proses disinfeksi atau salah memilih disinfektan, mengakibatkan anak ayam rentan terhadap paparan penyakit sejak dini.

Indikator Keberhasilan
Pencapaian target berat badan dan tingkat keseragaman berat badan ayam pada umur tujuh hari merupakan indikator keberhasilan tata laksana periode awal pemeliharaan. Pencapaian bobot ayam tersebut dapat digunakan peternak sebagai indikator apakah tata laksana brooding telah dilakukan sebaik-baiknya atau tidak. Bila pencapaian target berat badan dan tingkat keseragaman berat badan ayam tidak tercapai, persiapan dan pelaksanaan brooding harus dievaluasi. Keberhasilan pencapaian target berat badan pada umur tujuh hari juga ditentukan dari kualitas anak ayam.

Kualitas anak ayam yang sejak awal kondisinya kurang baik akan menyebabkan tingginya biaya medikasi dan vaksinasi, tingginya konversi pakan dan berpengaruh pada tingkat hidup dari ayam dalam satu flock.

Secara umum anak ayam cukup rentan pada perlakuan dan perubahan kondisi lingkungan yang menyebabkannya mudah stres dan peka terhadap infeksi penyakit. Sehingga pada kebanyakan anak ayam yang mutunya kurang baik, cenderung mengalami keterlambatan dalam pertumbuhannya, sehingga pada akhirnya akan menghasilkan performa yang suboptimal.

Evaluasi kualitas anak ayam dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2021.

Drh Yuni
Technical Department Manager
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
Jl. DR Saharjo No. 264, JAKARTA
Telp: 021-8300300

MEMASTIKAN SEMUA ASPEK PEMELIHARAAN SIAP

Pada saat chick-in dan ayam masuk ke brooder, peternak harus memastikan bahwa kandang telah siap, baik secara kualitas dan kuantitas. (Sumber: wideopenpets.com)

Ayam yang stres ketika dimasukkan ke area brooding akan cenderung lebih banyak diam, tidak aktif makan dan minum. Imbasnya, masa-masa awal pertumbuhan yang optimal bisa hilang. Untuk menghindari hal ini dan bisa memenuhi semua kebutuhan anak ayam, tentu peternak perlu melakukan beberapa persiapan.

Disinfeksi
Pada saat chick-in dan ayam masuk ke brooder, peternak harus memastikan bahwa kandang telah siap, baik secara kualitas dan kuantitas infrastruktur harus memadai, kesiapan alat pemanas, pembatas, tempat pakan dan minum. Selain itu juga dipastikan bahwa semua peralatan yang dipakai sudah terdisinfeksi dengan baik, dengan istirahat kandang yang cukup.

Seperti yang acap kali dilakukan Hanafi, peternak asal Karawang. Dalam perlakuan membersihkan kandangnya, Hanafi menguras habis semua kotoran sisa periode sebelumnya, setelah itu ia lakukan pembersihan menggunakan campuran air dan detergen yang dimasukkan ke dalam pompa bertekanan tinggi, serta mencuci dan menyikat seluruh bagian kandang. Setelah dibilas dan kering, ia menyemprotkan disinfektan ke kandangnya. Disinfektan yang digunakan adalah pemutih pakaian dengan perbandingan 1 : 10 bagian.

“Diajarinnya begitu dan menurut saya sampai saat ini efektif. Saya tidak pernah pakai obat, karena mahal enggak sanggup. Yang penting seluruh bagian ter-cover, sikat yang bersih dan kalau perlu istirahat kandangnya dilebihkan beberapa hari,” tutur Hanafi kepada Infovet.

Sebelum DOC datang kira-kira 2-3 hari, Hanafi menyemprotkan kembali disinfektan ke sekam. Tujuannya untuk mengurangi mikroba patogen yang berada di dalam litter. Sekaligus mempersiapkan seluruh peralatan, baik pemanas, tempat pakan dan air minum yang jumlahnya sesuai dengan jumlah ayam, serta pemberian kertas koran di atas sekam untuk memudahkan DOC beraktivitas.

Jika menggunakan baby feeder, beberapa praktisi menganjurkan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2021. (CR)

BROODING: MASA KRITIS, JANGAN SKEPTIS

Ketidakseriusan dalam fase brooding akan berujung pada kegagalan yang akan mengurangi keuntungan. (Foto: Infovet/Ridwan)

Quality time pada saat brooding sangat diperlukan agar performa produksi maksimal, karena periode ini merupakan titik kritis dimana perkembangan, pertumbuhan dan potensi genetik ayam dipertaruhkan untuk mencapai target produksi. Terutama pada minggu pertama, masa ini merupakan awal perkembangan sistem rangka tubuh, sistem pencernaan dan sistem kekebalan.

Tujuan utama brooding yaitu menyediakan lingkungan yang nyaman, sehat untuk pertumbuhan ayam secara efisien dan ekonomis. Suhu, kualitas udara, kelembapan dan pencahayaan merupakan faktor kritis yang harus diperhitungkan.

Ketidakseriusan dalam fase ini akan berujung pada kegagalan yang akan mengurangi keuntungan di akhir. Jika recording bagus, dapat dilihat dan dibuktikan jika brooding berjalan dengan tidak baik, penurunan pertumbuhan dan perkembangan, konversi pakan yang buruk serta peningkatan kejadian penyakit, afkir dan kematian akan jelas terlihat.

Parameter Keberhasilan
Gagal atau tidaknya fase brooding, indikasinya yang paling mudah adalah pencapaian target berat badan dan tingkat keseragaman berat badan ayam pada umur tujuh hari, menurut Technical Department Manager PT Romindo Primavetcom, Drh Yuni.

Pencapaian bobot ayam tersebut dapat digunakan peternak sebagai parameter baik atau buruknya sebuah tata laksana brooding. Bila pencapaian target berat badan dan tingkat keseragaman berat badan ayam tidak tercapai, maka persiapan dan pelaksanaan brooding harus dievaluasi peternak. Keberhasilan pencapaian target berat badan pada umur tujuh hari ditentukan oleh berbagai faktor seperti manajemen sirkulasi udara, air dan pakan.

Jangan Sepelekan
Secara umum ada beberapa titik kritis yang harus disiapkan peternak dalam masa brooding. Drh Eko Prasetio dari Tri Group melakukan penyederhanaan titik mana saja yang kritis dan butuh perhatian lebih.

“Pertama… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2021. (CR)

MAKSIMALKAN PERAWATAN DI AWAL MASA KEHIDUPAN

Untuk mekamsimalkan potensi genetik unggas dibutuhkan perhatian khusus dalam masa awal pemeliharaan (brooding). (Foto: Infovet/Ridwan)

Dalam manajemen pemeliharaan ayam broiler, ada satu fase yang menjadi faktor pembeda, dimana pada masa tersebut sangat menentukan keberhasilan pemeliharaan. Brooding, tidak ada peternak yang tidak mengetahuinya, namun banyak yang lalai dalam menjalaninya. Nyatanya, di lapangan kegagalan pada fase ini masih sering dialami peternak dan membuat performa jadi tak menentu.

Setelah menetas, DOC langsung dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Apalagi sebagaiana diketahui ayam broiler di zaman now merupakan sebuah mesin biologis yang hebat. Karena dalam kurun waktu kurang lebih sebulan, broiler dapat melipatgandakan bobot tubuhnya hingga 20 kali lipat, dengan catatan potensi genetiknya dapat termaksimalkan.

Untuk memaksimalkan potensi tersebut, dibutuhkan perhatian khusus dalam masa awal pemeliharaan (brooding). Masa brooding mutlak dibutuhkan DOC. Brooding dimulai sejak DOC tiba di kandang, sampai mereka mencapai umur serta bobot tertentu dan tidak memerlukan pemanas lagi.

Pada dasarnya lama brooding tidak bisa disamakan antar satu peternakan dengan yang lain. Standarnya berada di kisaran 10-14 hari untuk anak ayam yang dipelihara di kandang terbuka (open house) dan 7-8 hari untuk di kandang closed house. Namun bisa bertambah lebih lama tergantung kondisi.

Memenuhi Kebutuhan Dasar
Beberapa praktisi perunggasan mengatakan bahwa pada tujuh hari pertama di masa brooding adalah masa-masa kritis yang butuh perhatian lebih. Seperti diutarakan Drh Christina Lilis dari PT Medion, bahwa pada fase ini DOC ditargetkan naik bobotnya sebanyak 4,5-5 kali lipat dari bobot lahir. Misalkan bobot DOC 40 gram, maka pada akhir minggu pertama diharapkan bobotnya mencapai 180-200 gram.

Brooding ini fase yang terjadi adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2021. (CR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer