-->

PULANG KANDANG 2025: PERKUAT SINERGI ALUMNI, KAMPUS, DAN INDUSTRI PETERNAKAN

Pulang Kandang 2025 mengusung tema "Nyukcruk Galur, Na Rundayan". (Foto: Istimewa)

Ikatan Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (IKA Fapet Unpad) sukses menyelenggarakan acara Puncak Pulang Kandang 2025 di lingkungan Fakultas Peternakan, Kampus Unpad Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (1/11/2025). Reuni akbar dua tahunan ini mengusung tema “Nyukcruk Galur, Na Rundayan” yang bermakna menelusuri kembali jejak dan memperkuat persaudaraan, sebagai simbol hubungan emosional yang terus terjaga antara alumni dan almamater.

Acara dihadiri oleh alumni dari berbagai generasi, termasuk para alumni muda dari Kampus Jatinangor dan Kampus Pangandaran. Kehadiran lintas angkatan ini menegaskan bahwa Fakultas Peternakan Unpad tetap menjadi rumah besar yang menyatukan perjalanan dan peran alumni di berbagai bidang, baik di sektor pemerintahan, akademik, industri, maupun kewirausahaan.

Ketua IKA Fapet Unpad, Reka Gayantika SPt MBus, menyampaikan bahwa Pulang Kandang 2025 bukan sekadar reuni. Kegiatan ini juga menjadi ruang bertemunya pengalaman, pengetahuan, serta jejaring para alumni untuk menghasilkan gagasan baru yang bermanfaat bagi pengembangan kampus dan peternakan Indonesia.

“Pulang Kandang merupakan jembatan berkumpulnya para alumni dengan almamater tercinta. Selain menjadi ajang nostalgia, kegiatan ini memperkuat silaturahmi antar alumni lintas angkatan serta menjadi momentum untuk memunculkan ide-ide baru demi kemajuan kampus dan para alumninya,” ujar Reka.

Ia juga memberikan sambutan khusus kepada para alumni muda. “Selamat datang kepada para alumni muda dari kampus Jatinangor dan Kampus Pangandaran. Selamat bergabung di komunitas besar IKA Fapet Unpad. Semoga kehadiran kalian menjadi energi baru dalam membangun sinergi berkelanjutan,” tambahnya.

Pulang Kandang 2025 diawali dengan rangkaian Pra Event pada 25-26 Oktober 2025, meliputi Career Fest yang mempertemukan alumni dan mahasiswa dengan peluang karier serta jaringan industri; Farmstastic Festival yang menampilkan perkembangan inovasi dan produk berbasis peternakan; Fapet Fair yang menyoroti kreativitas mahasiswa; serta Fun Run yang diikuti alumni, sivitas akademika, dan masyarakat umum.

Pada acara puncak, kegiatan dimulai dengan kuliah umum bersama alumni, dilanjutkan dengan launching program studi baru, penyaluran donasi bagi mahasiswa dan tenaga kependidikan, serta parade angkatan yang menjadi simbol kekuatan persaudaraan antar alumni. Tak hanya itu, juga ada sesi tausiah sebagai upaya memperkuat nilai-nilai kebersamaan, spiritualitas, dan kepekaan sosial dalam kehidupan para alumni.

Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan kontribusi, IKA Fapet Unpad memberikan Fapet Award & Fapet Appreciation kepada mahasiswa, dosen, alumni, serta karyawan berprestasi, termasuk ucapan terima kasih kepada mitra industri, sponsor, dan pemberi hibah yang mendukung pengembangan fakultas.

Dekan Fakultas Peternakan UNPAD, Prof Rahmat Hidayat, menyampaikan bahwa kampus akan selalu menjadi tempat kembali bagi keluarga besar alumni. “Jadikan fakultas peternakan sebagai rumah besar yang selalu dirindukan. Dimanapun para alumni berkiprah, baik di tingkat nasional maupun internasional, kampus ini akan selalu membuka pintu untuk kembali membangun bersama,” ungkapnya.

Selain itu, acara juga semakin semarak dengan penampilan Java Jive, Ridwan FT Farmoni, Meteor Rock, Wachdach, Endo X TGIF, Rocket Rockers, serta dipandu oleh MC Edi Brokoli dan Raisa. Suasana hangat, penuh tawa, cerita, serta nostalgia, menjadi penutup yang mempererat ikatan alumni.

IKA Fapet Unpad berharap Pulang Kandang 2025 dapat memberikan dampak nyata bagi pengembangan alumni dalam dunia profesional, penguatan kapasitas akademik fakultas, dan kontribusi industri peternakan Indonesia yang berkelanjutan.

“Semoga sinergi antar alumni seangkatan, lintas angkatan, dan kolaborasi dengan kampus dapat terus berjalan secara konsisten dan memberi dampak positif bagi kemajuan peternakan nasional,” pungkas Reka. (INF)

FAPET UNPAD-HIPPAPI GELAR KONTES AYAM PELUNG 2019

Kontes Ayam Pelung Nasional ke-17 yang dilaksanakan di Plaza Fapet Unpad. (Foto: Sjamsirul)

Minggu, 1 September 2019, Unit Kegiatan Mahasiswa-Kelompok Profesi Ternak Unggas (UKM-KPTU) Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Padjadjaran (Unpad), bekerjasama dengan HIPPAPI (Himpunan Peternak Penggemar Ayam Pelung Indonesia) menggelar Kontes Ayam Pelung Nasional ke-17 yang bertempat di Plaza Fapet Unpad.

Dari pantauan tim Infovet, kontes bertajuk “Pesona Pelung Ciri Khas Nusantara” diikuti sebanyak 172 peserta dari lima Provinsi, diantaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta dan Sumatera Selatan. Acara kontes dibuka dengan sambutan Pembina UKM-KPTU, DR Ir Wiwin Tanwiria, mewakili Dekan Fapet Unpad.

“Kontes ini diselenggarakan tiap tahun dengan tujuan sebagai ajang silaturahmi antara peternak, penggemar, civitas akademika dan penentu kebijakan, disamping untuk pelestarian plasma nutfah ayam Pelung,” tutur Wiwin. 

Sementara Ketua DPW HIPPAPI Jawa Barat yang juga Wakil Ketua DPP HIPPAPI Biro Organisasi, Agus Abdurahman, menuturkan pihaknya baru mampu menyelenggarakan sekedar kontes saja, belum meningkat menjadi kegiatan festival, baik secara lokal atau nasional untuk lebih secara luas memamerkan dan mempromosikan ayam Pelung.

“Untuk itu perlu ada kalaborisasi antara pemerintah daerah dengan DPP/DPW HIPPAPI, perguruan tinggi setempat, organisasi perunggasan dan peternak, agar bisa memamerkan produk-produk ayam lokal dan ayam ras setempat, sehingga masyarakat dapat menikmatinya,” kata Agus yang juga pemilik pembibitan ayam Pelung di daerah Cianjur ini.

Pada kegiatan kontes ayam pelung kali ini, dihadirkan empat juri bersertifikat. Dari hasil penjurian diperoleh juara umum ayam Pelung milik Iwan Pale (Renggo Team Farm Cianjur/Sukabumi/Cililin). Kemudian kategori Penampilan Suara dan Fisik diraih oleh Farid peserta asal Cianjur (Juara I), Iwan Pale (Juara II) dan H. Engran peserta asal Garut (Juara III). Untuk kategori Bobot Badan diserahkan kepada Armofai peserta asal Karawang (Juara I-bobot 5,45 kg), Deni Opik asal Bandung Timur (Juara II-bobot 5,41 kg) dan H. Dawan asal Bandung Selatan (Juara III-bobot 5,35 kg).

Agus Abdurahman menyatakan, bahwa ayam Pelung yang telah beberapa kali meraih kejuaraan harganya akan terus meningkat bisa mencapai Rp 15-20 juta per ekor bahkan lebih.

Selain menggelar kontes, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan pagelaran Seni Pencak Silat Remaja Khas Pasundan, pagelaran musik, serta berbagai stand kuliner berbahan produk peternakan. Selain itu, juga diadakan pengundian door price berupa enam boks berisi DOC Ayam Sentul dengan masing-masing boks berisi 25 ekor DOC dan penyerahan sebanyak 21 piala kepada peserta yang menjadi juara. (SA)

Gubernur Aher Resmikan Rumah Sakit Hewan Pendidikan Unpad

Momen peresmian Rumah Sakit Hewan Pendidikan di Unpad

Gubernur Jawa Barat Dr Ahmad Heryawan atau Aher meresmikan awal pembangunan Rumah Sakit Hewan Pendidikan di Universitas Padjadjaran (Unpad) Kampus Jatinangor, Sabtu (9/6/2018). Peresmian ini ditandai dengan peletakan batu pertama bersama Rektor Unpad, Tri Hanggono Achmad.

Aher menyampaikan sejarah kelahiran Program Studi Kedokteran Hewan di Fakultas Kedokteran Unpad. Pada Idul Adha 2015, kata dia, ditemukan cacing di dalam hati sapi kurban. Saat itu juga Aher mengerahkan dokter hewan dan dinas terkait untuk memeriksa semua hewan kurban.

"Saat itu saya melihat betapa penting peran dokter hewan. Jumlah dokter hewan di kita ternyata sedikit. Di situ saya menilai harus memperbanyak jumlah dokter hewan dengan membuka Jurusan Kedokteran Hewan," ungkapnya Aher.

Kata Aher, di Indonesia waktu itu hanya terdapat tujuh Jurusan Kedokteran Hewan dan hanya bisa menghasilkan 400 dokter hewan per tahun. Menurutnya, kebutuhan dokter hewan di Indonesia 1.200 dokter per tahun.

Oleh karenanya, tahun 2016 Program Studi Kedokteran Hewan pun dibuka di Universitas Padjadjaran yang berlokasi di Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Dalam waktu yang bersamaan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga membuka rumah sakit hewan di Lembang dan akhirnya menjadi rumah sakit hewan pertama di Indonesia.

“Kesehatan hewan peliharaan dan hewan ternak harus dijamin kesehatannya demi kesehatan manusia,” tegasnya.

Penghargaan dari PDHI  

Komitmen dan perhatiannya dalam mendukung peningkatan dokter hewan di Jawa Barat dan Indonesia, Aher menerima penghargaan “Manusya Mriga Satwa Sewaka” dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI). Pemberian anugerah diberikan langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar PDHI, Dr drh Heru Setijanto.

Ketua PDHI (kiri) memberi penghargaan untuk Aher
Aher tercatat telah mempelopori Jurusan Kedokteran Hewan di Unpad, mendirikan Rumah Sakit Hewan di Lembang yang merupakan yang pertama di Indonesia, dan mendirikan Rumah Ssakit Hewan Pendidikan di Unpad.

Dia menuturkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengucurkan dana Rp 20 miliar untuk pembangunan tahap awal RSHP Unpad.

Lanjutnya, tidak hanya untuk menjamin kesehatan hewan ternak, tenaga kesehatan hewan pun dibutuhkan untuk menjamin kesehatan hewan peliharaan bahkan hewan liar. Provinsi Jawa Barat, ujarnya, harus mencegah penularan TBC dan rabies dari anjing atau monyet ke manusia.

Sementara itu, Rektor Unpad menyatakan apresiasinya kepada Aher yang menaruh perhatian begitu besar pada bidang pendidikan serta kesehatan.

"Unpad pun tengah berupaya untuk meratakan persebaran dokter di Jawa Barat dengan program beasiswa," pungkasnya. (Antara/Unpad)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI


Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer