Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Nipple Drinker | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PEMBERIAN AIR MINUM PADA AYAM BROILER

Akses ke air juga harus baik terutama untuk ayam yang masih kecil. (Foto: Shutterstock)

“Air adalah faktor yang biasanya diremehkan dalam peternakan unggas,” kata International Specialist Poultry De Heus Animal Nutrition, Jan van den Brink, dalam webinar Water: Quality and Quantity of Rearing Broiler in Rainy Season, Rabu (23/2). “Kadang terlalu banyak atau sedikit pemberiannya. Kita bisa menerapkan mengatur jumlah air karena air yang diperlukan juga berbeda-beda dari setiap umur broiler.”

Air penting untuk diperhatikan karena asupan air yang tepat akan memberikan asupan pakan yang tepat, dengan kata lain tidak ada air maka ayam tidak akan makan. Akses ke air juga harus baik terutama untuk ayam yang masih kecil, tentu berbeda ketinggian nipple yang dibutuhkan dengan ayam yang sudah besar.

Risiko Tumpahan Air
Air yang digunakan terdiri dari air yang dikonsumsi oleh ayam dan air yang tumpah. Air tidak semuanya masuk ke tubuh ayam dan bisa tumpah ke litter/sekam. Tumpahan air pada sekam akan menyebabkan beberapa permasalahan seperti luka telapak kaki yang menyebabkan ayam kesulitan mengakses pakan.

Sekam basah menyebabkan amonia yang mengganggu ayam dan asam urat yang berpengaruh terhadap ayam. Sekam akan menggumpal. Juga luka lepuh di dada jika ayam tidur di atas sekam basah.

Luka telapak kaki ayam bisa digolongkan dalam tiga kelas. Kelas 0 tidak ada luka, kelas I lukanya ringan sehingga ayam tidak terlalu menderita dan kelas II dengan luka parah yang menyebabkan ayam kesulitan mengakses pakan dan minum.

Luka telapak kaki bisa berasal dari sekam basah dan struktur kulit yang bermasalah, namun sekam basah adalah faktor penyebab yang paling besar.

Luka lepuh di dada merupakan konsekuensi dari kualitas sekam yang buruk. Jika ayam duduk lama di atas sekam yang basah akan menghasilkan panas selain dari ayam sendiri, yang suhunya sampai 40° C. Panas dan lembap akan menyebabkan kulit dada melepuh. Selain itu, sekam yang kotor juga bisa membuat bulu ayam menjadi kotor.

Kualitas Sekam
Tujuan utamanya adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Maret 2022. (NDV)

PERTIMBANGAN MEMILIH TEMPAT MINUM AYAM

Tempat minum DOC “Baby Drinker”. (Foto: Dok. Darmawan)

Pilihan tempat minum ayam yang berkualitas, membantu meningkatkan kualitas hidup ayam-ayam yang dipelihara. Aspek apa saja yang menjadi pertimbangan dalam memilih tempat minum?

Technical LE, PT Agrinusa Jaya Santosa, Darmawan S. R., menyebutkan lima pertimbangan dalam memilih tempat minum bagi ayam sebagai berikut:
 
1. Kemudahan ayam untuk minum
2. Tempat minum ayam hendaknya terbuat dari bahan yang tidak beracun, tidak bereaksi dengan bahan kimia dan tidak mudah pecah
3. Kemudahan instalasi pemasangan, perawatan dan pembersihan
4. Warna yang menarik untuk ayam
5. Biaya investasi 

Ketika datang ke toko peternakan, bisa ditemui berbagai jenis dan bentuk tempat minum ayam. Mulai dari bentuk bell drinker, PVC atau talang air, galon dan nipple. Dari berbagai bentuk tersebut ada yang sistem manual, semi-otomatis dan otomatis.

Menurut Darmawan, penggolongan tempat minum ayam terbagi menjadi dua sistem, yaitu terbuka dan tertutup.

“Sistem air minum terbuka adalah air minum tersedia di tempat/wadah terbuka, sedangkan sistem air minum tertutup adalah air berada di dalam pipa dan hanya mengalir jika dibutuhkan,” terang Darmawan kepada Infovet, Kamis (10/9).

Adapun kelebihan dan kekurangan dari sistem air minum terbuka dan sistem air minum tertutup, berikut uraiannya:

A. Sistem Terbuka
• Tempat Minum Manual
- Kelebihan: Biaya investasi murah. Kemudian instalasi, perawatan dan pembersihan sangat mudah. Jika terjadi biofilm mudah dibersihkan dengan hanya mencucinya.
- Kekurangan: Ketersediaan air terbatas, peternak harus mengisi ulang secara manual. Mudah terpapar kotoran (misal sekam, feses), serta air mudah tumpah jika tertabrak ayam.

• Semi otomatis (Tempat minum otomatis-bell drinker)
- Kelebihan: Ketersediaan air minum selalu ada. Air tidak mudah tumpah jika tertabrak ayam, karena ada pemberat berupa air di dalam ballast bottle.
- Kekurangan: Mudah terpapar kotoran (sekam, feses). Instalasi membutuhkan pipa PVC. Mudah terbentuk biofilm di PVC, butuh tekanan air besar untuk membersihkan. Kemudian perawatan automatic mechanism harus berkala dan jika terlewat akan terjadi sumbatan yang menyebabkan kebocoran.

B. Sistem Tertutup
Nipple drinker
- Kelebihan: Ketersediaan air minum selalu ada, serta tidak mudah kotor. Perawatan dan pembersihan mudah.
- Kekurangan: Biaya investasi paling mahal. Instalasi membutuhkan keahlian khusus. Lalu, setting ketinggian nipple harus diperhatikan, tidak boleh terlambat dinaikkan. Selain itu kelurusan pipa nipple merupakan hal mutlak, jika tidak lurus akan mudah terjadi jebakan udara di dalam pipa.

Penyumbatan (Biofilm)
Lebih lanjut dijelaskan Darmawan, penggunaan sistem air minum nipple drinker perlu diperhatikan perawatan saluran pipa agar tidak mengalami penyumbatan (biofilm). Langkah pencegahan penyumbatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan filter air.

Upaya berikutnya, saat pemberian obat/vitamin menggunakan medicator (watering systems) jalur pipa minum dengan memperhitungkan dosis dan kebutuhan air minum, diharapkan tidak ada sisa obat maupun vitamin sebagai penyebab utama timbulnya biofilm.

Selesai pemberian obat/vitamin segera dilakukan flushing (pencucian) dengan air bertekanan tinggi. Selama flushing wajib memposisikan “flush” di regulator air.

Instalasi
Mengikuti perkembangan kondisi peternakan saat ini, terjadi pergeseran penggunaan sistem air minum terbuka ke sistem air minum tertutup. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam instalasi tempat minum, diantaranya:

• Ketinggian minimal water torn ke line nipple/regulator air minimal 3 meter
• Ketinggian nipple disesuaikan ketinggian ayam, diposisikan ayam mendongak
• Atur tekanan air dari regulator (lihat ketinggian bola di dalam end line di ujung pipa nipple):
- Hari 0-minggu pertama setinggi 5 cm
- Minggu kedua setinggi 9 cm
- Minggu keempat setinggi 14 cm
- Minggu keenam setinggi 20 cm

Instalasi tempat minum ayam sesuai umurnya. (Foto: Dok. Darmawan)

• Untuk DOC di masa brooding biasanya selain menggunakan nipple juga dibantu penggunaan tempat minum manual, dikarenakan luasan brooding area lebih sempit menyebabkan jumlah nipple tidak sepadan dengan ratio kebutuhan minum ayam. Selain itu bisa juga dengan menggunakan “Baby Drinker” sebagai pengganti tempat minum manual. Jika tempat minum manual ada kerepotan dalam penyediaan air minum dan pembersihan Baby Drinker jauh lebih mudah. Dimana penyediaan air minum menggunakan nipple dengan kombinasi talang.
• Saat masa brooding juga penting diperhatikan suhu air minum yang ada di dalam pipa. Karena pipa terpapar panas dari heater dan menyebabkan air minum menjadi hangat. Air yang hangat akan menurunkan tingkat konsumsi minum. Jaga suhu air minum di 24 °C dengan cara flushing secara berkala. (NDV)

Instalasi dan Distribusi Pas, Ayam pun Puas

Sumber: Cobb-vantress.com
Penyediaan air bersih dan segar, lengkap dengan laju alir memadai adalah salah satu hal mendasar dalam produksi ayam yang baik. Instalasi dan manajemen distribusi sangat diperlukan.

Selain ketersediaan air itu sendiri, faktor tak kalah penting dalam manajemen beternak ayam adalah pendistribusian air hingga siap dikonsumsi. Apalagi, semakin banyak jumlah populasi ayam yang diternakkan, semakin banyak pula tenaga, waktu dan otomatis biaya untuk mendistribusikan air ke penjuru kandang. Semakin besar populasi ayam, keberadaan instalasi pendistribusian air yang efektif dan efisien semakin penting.

Dalam dunia peternakan ayam pedaging (broiler) atau pun (layer) di Indonesia saat ini, setidaknya dikenal dua sistem pendistribusian air minum, yaitu sistem terbuka (open system) dan tertutup (closed system). Perbedaan diantara keduanya sangat sederhana dan mudah dilihat. Pada open system, air disajikan dalam wadah terbuka. Sementara pada closed system, air disajikan tertutup, yang akan keluar dengan mekanisme tertentu.

Alat Minum Model Terbuka (Open System)
Pada sistem terbuka terdapat tiga model wadah penyajian. Ketiga model tersebut yaitu cup drinker, model galon dan automatic bell drinker.

Di masyarakat, penggunaan model cup drinker digunakan untuk ayam klangenan yang diletakkan dalam sangkar. Cara manual ini jelas sangat boros tenaga dan waktu jika diterapkan pada peternakan dengan skala yang lebih besar, hingga ribuan ekor. Untuk memenuhi kebutuhan peternak skala besar, cup drinker dibuat dengan mekanisme otomatis dengan menempatkan semacam tuas pada cup. Jika ayam mematuk atau menekan tuas, air akan mengalir dari dalam penampung air. Cup drinker otomatis ini bisa diinstalasi pada wadah penampung seperti ember atau bentuk penampung lainnya, bisa juga dipasang pada pipa air yang terhubung langsung ke sumber atau tandon air.

Model galon adalah jenis alat minum yang banyak digunakan para peternak saat ini, terutama peternak yang menggunakan sistem open house. Dibuat dalam ukuran volume galon yang bervariasi, alat ini bisa digunakan bersama oleh beberapa ekor ayam sekaligus. Pengisian model galon dilakukan secara manual.


TMAO
(Sumber: ayambroiler.com)
Seperti namanya, automatic bell drinker bekerja secara otomatis atau disebut juga dengan Tempat Minum Otomatis (TMO). Alat minum ini memiliki struktur kerja mekanis, yang akan menghentikan aliran air pada ketinggian permukaan level air tertentu. TMO dihubungkan oleh selang air dengan pipa penyalur air.

Keuntungan yang diperoleh dari sistem alat minum terbuka yaitu biaya pemasangan yang lebih murah. Namun, masalah yang umumnya muncul terkait dengan kualitas serasah (litter) dan kebersihan air minum. Pada sistem terbuka, kualitas air minum sulit dikontrol dari kemungkinan masuknya kontaminan, misalnya serasah bahkan feses ayam. Akibatnya, tempat air perlu dibersihkan setiap hari. Ini pemborosan air yang pertama. Pemborosan air yang kedua yaitu tumpahnya air minum akibat tersenggol ayam. Otomatis, kontrol ketersediaan air dan pengisian perlu lebih sering dilakukan.

Cara termudah untuk memantau konsumsi air minum yaitu dengan melihat kondisi litter di bawah tempat air minum. Litter basah di bawah tempat minum menunjukkan posisi alat minum terlalu rendah. Selain itu, pemberat (ballast) air minum kurang memadai untuk memertahankan posisi alat dari gucangan.

Dalam Panduan Manajemen Broiler Cobb, dijelaskan soal rekomendasi instalasi dan manajemen penggunaan tempat air minum sistem terbuka ini. Cobb menyarankan agar tersedia ruang cukup untuk paruh ayam dalam setiap tempat minum, yaitu 0,6 cm per ayam. Artinya, jika keliling lingkaran tempat minum 26 cm, ayam yang bisa ditampung sebanyak 40 ekor. Jika populasi ayam 10.000 ekor, butuh tempat minum dengan keliling 24 cm sebanyak 250 buah.

Semakin besar diameter atau keliling, daya tampung terhadap ayam semakin besar dan jumlah tempat minum yang dibutuhkan semakin sedikit. Meskipun begitu, peternak perlu mempertimbangkan sebaran tempat air minum agar lebih mudah dijangkau ayam. Meskipun mampu menampung banyak ayam, jangan sampai ayam terlalu jauh menjangkaunya. Sesuaikan jumlah dan penempatan tempat minum dengan kepadatan ayam.

Agar air tidak mudah tumpah, tempat minum terutama model bell drinker dan galon manual yang digantung diberi pemberat (ballast). Pemberat ini berfungsi agar tempat minum stabil dan tidak mudah bergoyang saat tertabrak ayam.

Ketinggian level bibir cup atau bell drinker harus dipastikan sejajar dengan punggung ayam saat berdiri normal. Ketinggian tempat minum juga harus disesuaikan dengan tinggi ayam selama dalam pertumbuhannya untuk meminimalkan kontaminasi kotoran. Pada hari pertama (day old), level air minum berjarak 0,5 cm dari bibir tempat minum. Setelah tujuh hari, permukaan air diturunkan hingga kedalaman. Pada praktiknya, peternak bisa menyesuaikan jarak ketinggian level air minum ini sesuai ukuran tempat air minum pabrikan yang bervariasi. 

Alat Minum Model Tertutup (Closed System)
Alat minum dengan sistem tertutup adalah nipple drinker. Jika dibandingkan dengan sistem terbuka, sistem nipple drinker cenderung tidak mudah terkontaminasi. Setidaknya, terdapat dua macam nipple drinker, yaitu high flow nipple drinker dan low flow nipple drinker. Pembedaan ini didasarkan pada perbedaan laju air minum per menit.


High flow nipple drinker (Sumber: roxell.com)
High flow nipple drinker beroperasi pada laju 80-90 ml/menit. Pada ujung nipple terlihat adanya manik-manik air yang dapat dilihat dengan mudah oleh ayam. Sementara di bagian bawah nipple terdapat cawan plastik untuk menangkap adanya kelebihan atau kebocoran air yang menetes ke bawah. Pada model ini, Cobb merekomendasikan satu nipple untuk 12 ekor ayam.

Low flow nipple drinker (Sumber: choretime.com)
Adapun low flow nipple drinker beroperasi pada laju aliran 50-60 ml/menit. Secara mudah, model ini dapat dilihat dari ketiadaan cangkir penampung di bawah nipple. Hal ini juga menandakan bahwa tekanan telah disesuaikan agar aliran air memenuhi kebutuhan broiler. Pada model ini, Cobb merekomendasikan satu nipple untuk 10 ekor ayam.

Nipple drinker membutuhkan tekanan air. Dengan begitu, dibutuhkan pompa atau pemasangan tandon dengan ketinggian tertentu agar diperoleh tekanan yang pas. Jarak antar-nipple perlu dipertimbangkan agar ayam tidak terlalu jauh menjangkaunya. Menurut Cobb, ayam diusahakan agar tidak menempuh perjalanan sejauh 3 meter.

Ketinggian pemasangan nipple harus disesuaikan dengan tekanan air dan tinggi badan ayam. Secara umum, ketinggian ujung nipple hanya cukup untuk dijangkau paruh ayam dalam posisi berdiri dengan telapak kaki rata di lantai. Jangan sampai nipple dipasang terlalu rendah hingga ayam membungkuk.

Pilih Mana?
Selain potensi kontaminasi yang lebih sedikit dibandingkan sistem terbuka, sistem tertutup juga meminimalkan terbuangnya air karena beragam hal. Di samping itu, banyak tenaga dan waktu yang dihemat karena tidak perlu membersihkan tempat minum setiap hari.

Meskipun begitu, biaya investasi di awal untuk sistem tertutup lebih besar dibandingkan sistem terbuka. Perawatannya pun memiliki kerumitan yang lebih, meskipun jarang dilakukan, contohnya flushing pipa.

Dari sisi ekonomis, Agus Yohani dari Tembalang Poultry, menyebutkan dalam websitenya, bahwa biaya pengadaan nipple untuk sistem tertutup bisa ditutupi oleh penghematan pakan di sistem terbuka. Bagaimana bisa?

Menurut Agus, pada sistem terbuka, sering ditemukan sebagian pakan yang terpindahkan secara tidak sengaja ke tempat minum. Ia melihat fenomena ini berpotensi mengakibatkan pemborosan.


Setting nipple (Sumber: weiku.com)
Dalam kalkulasinya, jika diasumsikan setiap hari setiap ekor ayam memindahkan 1 gram pakan dan populasi ayam sebanyak 30.000 ekor, dalam satu hari terdapat 30.000 gram atau 30 kilogram pakan yang terbuang. Jika harga asumsi pakan Rp 5.000 per kilogram, nilainya sama dengan Rp 150.000 per hari atau Rp 80.850.000, dengan asumsi 539 hari per periode. Cukup fantastis, meskipun asumsi ini harus dibuktikan dengan penelitian lebih lanjut.

Jika menggunakan nipple, diperlukan 15.000 nipple (asumsi: satu nipple untuk dua ekor ayam) atau senilai dengan  Rp 97.500.000. Artinya, hanya dalam satu periode, kerugian pakan yang hilang bisa digunakan untuk menutupi biaya pembelian nipple.

Nah, pilih yang mana? Apapun pilihannya, pastikan niat beternak Anda tetap bisa berjalan dan terus dikembangkan dari waktu ke waktu. (RCH)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer