Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini IPB | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

KUNJUNGAN SEKOLAH VOKASI IPB KE PT WONOKOYO

Rombongan mahasiswa Sekolah Vokasi IPB mengunjungi PT Wonokoyo (Foto: Dok. Wonokoyo)

Sabtu, 11 Januari 2020 Wonokoyo kedatangan tamu rombongan dari Sekolah Vokasi IPB. Kunjungan inii menjadi ajang silaturahmi dan membuka kerjasama dengan Wonokoyo, sekaligus memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang sistem pemeliharaan ayam di farm. Untuk farm yang dikunjungi rombongan adalah Farm Pakis Malang unit Commercial Farm PT Wonokoyo.

Drh Tety Barunawati MSi selaku dosen pendamping mengungkapkan, kunjungan ini sekaligus membuka pintu kerjasama antara pihak universitas dengan perusahaan. Beliau berharap ke depannya dapat melakukan kerjasama lagi dengan perusahaan dalam bentuk yang lain.

Kunjungan yang dimulai dari pagi hingga siang ini memperoleh respon positif dari mahasiswa. Mereka mengaku senang dapat berkunjung ke farm Wonokoyo.

Para mahasiswa pun senang dapat mengetahui secara langsung mengenai tata cara pemeliharaan ayam broiler, serta manajemen kandang open house maupun closed house. (Sumber: www.wonokoyo.co.id)

KEMENTAN DAN IPB BANGUN KOLABORASI UNTUK PERTANIAN 4.0



Mentan menerima kunjungan Rektor IPB beserta jajaran timnya. (Foto: Humas Kementan)

Kementerian Pertanian (Kementan) berkolaborasi dengan IPB (Institut Pertanian Bogor) beserta jajarannya untuk bangun pertanian menuju era 4.0. Dalam kunjungannya, rektor IPB beserta tim diterima langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo untuk membicarakan perihal kolaborasi yang akan dilakukan antara IPB dan Kementan dalam waktu dekat.

Mentan mengungkapkan bahwa kementerian sangat membutuhkan peran serta kampus dalam memberikan saran untuk perkembangan pertanian kedepannya.

“Saya butuh bapak Rektor, saya butuh teman teman dari IPB semua. Jangan tinggalkan saya disini. Pak Rektor dan teman teman IPB tentu lebih tahu secara akademik perihal pertanian dari yang saya pahami. Saya mau kerja Pak, tentu saya harus punya sandaran,” ungkap Syahrul saat menerima Tim IPB sewaktu berkunjung ke Kantor Pusat Kementan, Senin (11/11/19).

Mentan turut mengungkapkan perasaan senangnya melihat kedatangan langsung Rektor IPB beserta Tim yang tujuannya untuk membicarakan kolaborasi program Kementan yang bisa disinergikan dengan program IPB.

Saat ini, hasil dilapangan akan menjadi skala prioritas yang penting. "Hasil yang didapatkan dari kinerja yang dilakukan juga harus cepat apalagi di era 4.0 ini," lanjut Syahrul. 

Syahrul juga meminta seluruh jajarannya untuk selalu belajar melihat kondisi lapangan negara maju saat ini seperti apa, bagaimana perkembangan di negara lain saat ini, serta melihat level pertanian negara saat ini sehingga Kementan bisa mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju.

Dalam waktu yang sama, Rektor IPB Prof Dr Arif Satria SP MSi mengatakan, Mentan sangat luar biasa menyambut baik sekali kedatangannya bersama tim karena memang Mentan punya keinginan besar agar polose-polose ke depan yang ditampilkan Kementan itu punya basis sainstifik yang demikian kuat.

“Oleh karena itu institusi IPB diharapkan bisa mensupport polose-polose dan program pemerintah. Tadi sudah saya sampaikan juga bahwa kedepan adalah era dimana data itu menjadi kekuatan dan kebetulan ini sinergis dengan apa yang dilakukan Pak Menteri bahwa kita sama-sama bicara akurasi data penting untuk mengambil keputusan yang tepat,” ucap Arif.

Disamping itu, Arif mengatakan jika saat ini IPB memiliki program untuk mencetak technopreneur serta mencetak sociopreneur dengan pemanfaatan dimana hasil dilapangan akan semakin terjamin .

Technopreneur adalah pelaku usaha, sosiopreneur adalah orang orang yang memanfaatkan inovasi untuk pendampingan apalagi di era 4.0 dimana teknologi berbasis artificial intelegent dan blockgent ini sudah luar biasa. Nah, kita akan perkuat dan semoga akselerasi penerapan 4.0 ini bisa kita lakukan dan pada saat yang sama sehingga proses percepatan transformasi masyarakat di pedesaan supaya mereka siap dengan teknologi baru ini,” terang Arif.

Arif menambahkan, tim IPB beserta jajarannya dalam waktu dekat akan mensupport warroom yang segera dibentuk Kementan.

“Dalam waktu dekat, IPB akan mensupport Warroom jadi pusat pengendalian data pertanian nasional dan Pak menteri minta agar penguatan IT serta penguatan substansi aspek digitalisasi itu menjadi penting,” tandasnya. (Rilis)



RAHASIA MENYIMPAN DAGING AGAR AWET DAN SEGAR

Menyimpan daging di freezer dengan cara yang tepat akan mempertahankan kualitas daging dengan baik. (Sumber: Istimewa)

Perayaan hari raya Idul Adha sebentar lagi tiba. Bagi umat Islam, hari raya ini bukan sekadar perayaan biasa. Ada momentum sakral yang ditunggu banyak orang, khususnya bagi mereka kaum yang tidak mampu. Di hari yang dikenal dengan sebutan Idul Kurban ini, prosesi pemotongan hewan kurban berupa sapi, kerbau, onta, kambing atau domba dilakukan hampir di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Baik pekurban maupun penerima daging kurban sama-sama bisa menikmati daging di hari raya ini. Pesta bakar sate atau olahan lain daging pun lazim dilakukan pada malam harinya, setelah seharian melakukan pemotongan dan pembagian daging kurban. Aroma kepulan asap bakaran sate menyeruak hampir di setiap teras rumah warga. Kondisi semacam ini sudah dimaklumi semua orang.

Pesta setahun sekali ini memang sering dinantikan. Namun tak sedikit pula yang enggan langsung mengolah daging kurban pada hari itu juga. Mereka lebih memilih menyimpan daging kurban terlebih dahulu, untuk diolah pada hari berikutnya. Menyimpan daging kurban tidak terlalu sulit, namun tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Kalau tak tahu cara menyimpan yang tepat, daging bisa tak sedap lagi saat akan dimasak. 

Oleh karena itu, jika disimpan di dalam kulkas, Anda harus tahu cara menyimpan yang benar. Hal ini dilakukan agar dapat menjaga kualitas sembari meningkatkan masa simpan daging. “Menyimpan di dalam lemari es, merupakan salah satu cara menyimpan yang baik untuk daging. Semua daging hewan yang sudah dipotong, dagingnya harus dipertahankan dengan rantai dingin, di bawah empat derajat celcius,” kata ahli gizi dari Universitas Gadjahmada (UGM), Dr Ir Edi Suryanto, kepada Infovet.

Jangan Asal Simpan
Ada empat cara yang disarankan untuk menyimpan daging di kulkas agar tetap sehat dan awet, diantaranya:
1. Lakukan pengecekan kondisi kulkas atau freezer. Sebelum meletakkan daging kurban, penting untuk melakukan pengcekan kondisi kulkas atau freezer dengan memperhatikan kondisi kebersihan tempat penyimpanan. Pengecekan dilakukan dengan melihat kondisi rak kulkas atau freezer secara fisik, baik pada tempat yang terlihat atau di sela rak. Jika perlu, bersihkan dengan cairan pembersih terlebih dahulu sebelum menyimpan daging. Hal ini penting agar bakteri yang mungkin ada pada rak kulkas dan freezer tidak mengontaminasi daging. Selain itu, suhu kulkas dan freezer juga perlu diperhatikan. Suhu memiliki peran penting untuk menjaga kualitas dan keamanan daging selama disimpan. Pastikan suhu freezer berada di bawah 10°C dan kulkas di bawah 4°C. Suhu penyimpanan yang tidak tepat akan membuat daging mudah rusak saat disimpan.

2. Siapkan wadah sebelum daging disimpan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah mempersiapkan wadah yang harus bersih dan kedap udara atau tertutup. Hal ini penting agar daging tetap bersih dan cairan dari daging mentah tidak mengontaminasi bahan makanan lain saat penyimpanan. Selain wadah, memotong daging sebaiknya dilakukan saat masih segar.Lebih baik lagi jika daging dipotong-potong dan membaginya dalam wadah-wadah untuk ukuran satu saji atau satu kali masak, sehingga daging yang diambil adalah daging yang diperlukan saja dan daging lainnnya bisa tetap terjaga kualitasnya. Selain itu, jangan cuci daging sebelum disimpan. Kebanyakan orang menganggap mencuci daging akan membuatnya bersih. Faktanya, Anda tak perlu mencuci daging saat akan disimpan di kulkas. Selain tidak dianjurkan mencuci daging, hal ini justru membuat kadar air dalam daging meningkat dan menyebabkan paparan dengan mikroba yang lebih besar.

3. Perlunya mencatat tanggal atau memberi label. Setelah menyimpan daging di kulkas, cara menyimpan daging di kulkas yang penting dilakukan adalah memberi label atau tanggal penyimpanan daging. Hal ini bertujuan agar kita bisa mengontrol dengan tepat mulai kapan waktu penyimpanan daging dan apa jenis daging yang disimpan. Mencatat waktu penyimpanan juga akan memudahkan mengontrol masa simpan. Pada suhu standar kulkas, daging merah seperti daging sapi, kambing, domba, bisa disimpan 4-5 hari.Pada suhu freezer, daging merah bisa disimpan hingga 4-12 bulan.

4. Menjaga kualitas daging saat akan digunakan. Cara menyimpan daging di kulkas yang terakhir adalah memerhatikan kapan akan digunakan daging tersebut. Jika akan digunakannya dalam 1-2 hari, maka menyimpan daging, sesuai porsi yang dibutuhkan, dalam kulkas bisa jadi pilihan yang tepat.

Perlakuan Sebelum Dimasak
Jika ingin menggunakan daging yang telah disimpan dalam freezer, maka lakukan persiapan dengan mencairkan daging tersebut dalam kulkas selama setengah sehari. Hal ini penting agar daging beku yang tetap terjaga kualitasnya ketika dicairkan. Jangan mencairkan daging beku di suhu ruang karena rentan terkontaminasi bakteri. Selain itu, jangan pula membekukan kembali daging yang telah dicairkan sebelumnya.

Menurut ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan, harus ada perlakuan beda dalam mengolah daging beku, sebelum sampai ke meja makan. Ali Khomsan menyarankan, proses pencairan daging beku dapat dilakukan dengan beberapa cara. Yakni bisa disimpan di ruang suhu kamar, maka daging beku akan kembali menjadi daging segar untuk siap diolah. Kemudian ada juga pencairan daging beku dengan cara direndam dalam air biasa, sehingga lama-kelamaan bekuan-bekuan esnya akan meleleh. 

Selama ini, masih ada masyarakat yang melakukan pencairan daging beku langsung dengan merendam atau menyiramkan air panas. Memang, cara ini mempercepat waktu melelehkan bekuan es pada daging. Namun, cara ini sangat tidak disarankan. 

“Sebaiknya pencairan daging beku tidak dengan merendam pada air panas, karena performa dan tekstur dagingnya menjadi beda. Pencairan yang baik secara bertahap, melalui rendaman air biasa atau di ruang suhu kamar,” ujarnya. 

Jika pencairan dilakukan dengan cara memanaskan daging beku, maka akan merusak performa dan tekstur daging. Selain itu, kandungan gizi pada daging akan mengalami  penurunan drastis. (Abdul Kholis)

ADHPI Silaturahmi dengan Ketua Umum PB PDHI

Foto bersama kegiatan silaturahmi dan sumbang saran yang digelar ADHPI, Kamis (20/12). (Foto: Infovet/Sadarman)

Selang lima hari pelantikan Pengurus Besar Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI) langsung menggelar acara pertemuan silaturahmi dan sumbang saran bersama Ketua Umum PB PDHI baru.

Acara yang diselenggarakan di Science Park, Taman Kencana, Institut Pertanian Bogor, Kamis (20/12), dihadiri pengurus PDHI dan segenap anggota ADHPI.

Ketua ADHPI, Drh Kamaluddin Zarkasie, menyambut baik kedatangan ketua umum PB PDHI. Ia meminta, dikepengurusan periode 2018-2022, PDHI mampu mewujudkan keinginan anggotanya, yakni menjadikan organisasi sebagai wadah berbagi informasi dan pengetahuan seputar kedokteran hewan.

“Hal mendasar yang perlu dibenahi sebenarnya adalah menata kembali anggota yang aktif dan yang tidak, lalu rangkul mereka dan fasilitasi mereka dengan pembuatan KTA (kartu tanda anggota),” tutur Kamaluddin di forum tersebut.

Di samping itu, dia juga menginginkan adanya sinergi antara ADHPI dengan PDHI. “Dunia perunggasan banyak menyerap tenaga kerja berbasis ilmu dokter hewan. Budidaya perunggasan rentan dengan beragam kasus penyakit, sehingga untuk meminimalkan kasus, peran dokter hewan diperlukan,” pintanya.

Sementara tampil sebagai moderator, Drh Dedy Kusmanagandi menyatakan, masih banyak hal yang perlu dikomunikasikan, terutama terkait KTA dan hal lainnya yang menjadikan momen ini tepat sasaran, bersilaturahmi sembari mendengarkan rencana PDHI ke depan dan keberlanjutan ADHPI di bawah kepengurusan PB PDHI yang baru.

Ketua Umum PB PDHI, Drh Muhammad Munawaroh, menyambut baik pertemuan tersebut. Ia menyatakan, dikepengurusannya saat ini membutuhkan dukungan semua pihak yang berada di bawah naungannya. Munawaroh pun telah merancang beberapa program untuk memberi kemudahan dan mengedukasi para anggotanya.

“Kita akan selenggarakan seminar-seminar terkait keilmuan, misal kasus-kasus penyakit viral, yang memerlukan pemikiran dokter hewan,” ucap Munawaroh.

Rancangan lainnya, lanjut Munawaroh, akan memastikan pembuatan dan penertiban mengenai KTA. “Sudah 15.000 anggota terdata, mereka akan dibuatkan KTA,” ucapnya. KTA nantinya berbasis online, dokter hewan yang ingin mendapat KTA harus meng-input sendiri data di web aplikasi, mendaftar dan meng-upload berkas.

Sementara terkait peran ADHPI di dunia perunggasan, dalam forum ini disebutkan, masih terkendala dengan beberapa kebijakan, seperti masih belum jelasnya program pemerintah mengenai sistem kesehatan hewan nasional.

“Diagnosa penyakit itu ranahnya dokter hewan, pemerintah mempunyai satu balai khusus yang menangani penyakit hewan, namun di dua tahun terakhir pemerintah hanya fokus pada program Upsus Siwab, kesehatan hewannya diabaikan, sehingga munculah kasus-kasus penyakit, seperti IBH dan penyakit hewan lainnya,” ucap Kamaluddin Zarkasie.

Ia berharap, pemerintah perlu memandang kepentingan yang sama terhadap sistem kesehatan hewan nasional, apalagi penyakit-penyakit strategis, terutama penyakit unggas. “Jika pemerintah bisa konsen, terutama pada penyakit-penyakit strategis, ADHPI juga dapat ambil bagian, sehingga kasus-kasus penyakit dapat diminamilisir,” pungkasnya. (Sadarman)

LPPM IPB Akan Kembangkan Sekolah Peternakan Rakyat di Australia

Tim LPPM IPB berkunjung ke Konsulat Jenderal RI di Darwin, Australia (Foto: Humas IPB/Tribunnews)


Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) berkunjung ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Darwin Australia.

Mereka terdiri Kepala LPPM Dr Aji Hermawan, Wakil Kepala LPPM Bidang Pengabdian kepada Masyarakat Prof Sugeng Heri Suseno, Sekretaris LPPM Prof M Faiz Syuaib dan Ketua Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) Prof Muladno.

Kunjungan ini bertujuan untuk menjalin kerjasama internasional antara IPB dengan beberapa instansi di Australia.

Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Darwin diharapkan mampu menjembatani IPB dengan pihak lain di Australia untuk program pengembangan SPR dan kegiatan pengabdian masyarakat lainnya.

“Konsep SPR merupakan akar rumput kegiatan ekonomi dalam pengembangan bidang peternakan. Konsep SPR ini sangat cocok untuk ditawarkan ke pihak-pihak yang berkepentingan yang ada di Darwin Australia. Sehingga dapat membantu meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia. Konsul RI di Darwin siap membantu dan melayani tim LPPM IPB,” ujar Dicky D Soerjanatamihardja selaku Consul/Head of Post RI di Darwin saat menyambut kedatangan Tim LPPM IPB.

Sementara itu, Dr Aji mengatakan bahwa LPPM IPB tidak hanya menawarkan konsep SPR saja, akan tetapi terus mencoba mengembangkan konsep lain diantaranya Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) dan IPB Goes to Field.

Dr Aji Hermawan juga berharap ada Stasiun Lapang Agrokreatif LPPM IPB sebagai lokasi magang mahasiswa IPB di Darwin Australia. (Sumber: TribunnewsBogor.com)







200 Peserta Ikuti Kuliah Umum Kemin Industry

Suasana kuliah umum Kemin Industry di IPB (Foto: Tribunnews.com)

Kuliah Umum Kemin Industry bertemakan bertemakan “Recent Issue in Feed Technology and Animal Nutrition for Healthy and Safe Animal Product” berlangsung di Auditorium Janes Hummuntal Hutasoit (JHH) Institut Pertanian Bogor (IPB), Rabu (19/9/2018).

Wakil Dekan Fakultas Pertanian IPB, Dr Rudy Afnan di hadapan 200 peserta didik menyatakan industri pakan ternak di Indonesia saat ini terkendala minimnya bahan baku jagung ternak.

Seperti dikutip dari dari tribunnews.com, Kamis (20/9/2018), Rudy menambahkan selama ini bahan baku pakan ternak yakni jagung ternak hanya terdapat di beberapa wilayah di Indonesia. Persediaan jagung tersebut pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan di wilayah tersebut.

Swasembada jagung ternak hanya ada di Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Barat. Sementara sentra produksi pakan ternak ada di Sumatera Utara. Biaya distribusi dari Sumut juga lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya mengimpor bahan baku dari luar negeri.

"Jika biaya angkut mahal, biasanya 20 persen dari total biaya dibebankan pada konsumen," tegasnya.

Sementara itu, kebijakan larangan penggunaan antibiotic growth promoter (AGP) untuk pakan ternak di Indonesia oleh pemerintah beberapa waktu lalu, kata Rudy, memang harus didukung. Perlu dipikirkan penyediaan bahan pengganti AGP, yang selama ini belum bisa diproduksi dalam skala besar.

“Bahan pengganti AGP sebenarnya bisa dengan single factor yakni herbal maupun probiotik. Namun, seperti yang dilakukan di IPB, baru mampu dibuat dalam skala laboratorium. Kemin Industry juga melakukan seperti kami, hanya bedanya Kemin sudah mampu memproduksi dalam skala industri,”tukasnya.

Dalam kesempatan itu, Rudy juga mengapresiasi Japfa Foundation sebagai fasilitator yang menghadirkan para pakar dari Kemin Industry dalam kuliah umum yang diikuti 200 peserta.

Sementara Head Of Japfa Foundation, Andi Prasetyo, menjelaskan Japfa Foundation sebagai organisasi yang aktif menyuarakan pentingnya pendidikan ternak dan agrikultur, ikut berperan sebagai fasilitator antara Kemin Industry dan IPB.

“Dukungan terhadap kegiatan ini merupakan salah satu bentuk dari komitmen dan perhatian Japfa Foundation terhadap pendidikan ternak dan agrikultur di Indonesia,”ujarnya. ***


Ekspor Jagung Berimbas Harga Pakan Naik?

Ilustrasi jagung (Foto: Pexels)


Pelepasan ekspor jagung sebesar 11.500 ton dari Sumbawa ke Filipina oleh pemerintah pada Maret lalu, beserta kebijakannya dinilai kurang tepat. Menurut Pengamat Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas, kebijakan tersebut justru menciptakan efek domino pada tidak meratanya harga jagung yang kemudian berimbas pada kenaikan harga pakan ternak, kenaikan harga telur dan ayam ras.

"Karena pabrik pakan ternak itu sekitar 69 persen ada di Pulau Jawa. Sehingga jagung-jagung yang luar Jawa, ini agak kesulitan juga terserap di industri pakan ternak yang ada di Jawa," ujar Guru Besar IPB ini, seperti dikutip dari laman bisnis.com, Senin (27/8).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, total produksi jagung di Indonesia per 2015 berada di angka 19,61 juta ton. Sebanyak 54,12% atau sekitar 10,61 juta ton diproduksi di Pulau Jawa. Sisanya tersebar di berbagai pulau lain.

Hampir 40% sentra produksi jagung berada di luar Pulau Jawa. Sementara itu, mayoritas konsumen jagung yang merupakan perusahaan pakan ternak berada di Pulau Jawa.

Dwi menambahkan, distribusi semakin menjadi persoalan karena pola pengembangan jagung yang dilakukan Kementerian Pertanian diarahkan di luar Pulau Jawa. Sebenarnya ini dapat dimaklumi, mengingat lahan di Pulau Jawa memang sudah sangat terbatas dan cenderung digunakan untuk penanaman padi.

Sebagai gambaran, terdapat 10 sentra jagung di Indonesia, dengan hanya tiga di antaranya berada di Pulau Jawa. Kesepuluh sentra jagung tersebut, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, NTB, Gorontalo, NTT, dan Sumatra Barat.

Lebih lanjut, Dwi menekankan bahwa sebenarnya tidak tepat satu klaim seolah jagung sudah surplus, lalu diekspor. 

“Ekspor tersebut bahkan sudah terjadi belasan tahun lalu dan biasa dilakukan ketika harga pasar jagung domestik sudah terjun ke bawah US$200 per ton. Rata-rata setiap tahun Indonesia mengekspor jagung di kisaran angka 50.000 ton. Tapi, pilihan ekspor saat ini bukanlah hal yang tepat," jelasnya.

Sekjen Dewan Jagung Nasional Maxdeyul Soya melihat, ekspor lazim dilakukan mengingat tidak seluruhnya jagung nasional terserap pasar domestik pada saat musim panen raya tiba. Di sisi lain, jagung tidak bisa disimpan lama-lama karena belum ada infrastruktur penyimpanan dan pengeringan yang memadai.

Pada akhirnya, jumlah yang melimpah hingga 60%-70% pada musim panen Oktober-Maret dipilih untuk diekspor, seperti ke Filipina.

Ekspor pada masa itu pun menguntungkan karena harga yang ditawarkan lewat ekspor jauh lebih 
menjanjikan.

Di samping itu, biaya untuk mendistribusikan jagung-jagung tersebut ke luar negeri nyatanya lebih murah dibandingkan dengan menyalurkannya ke pabrik pakan di Pulau Jawa. (bisnis.com)

Kerjasama dengan PT Suryo Agro Pratama dan Infrabanx, IPB Kembangkan Sekolah Peternakan Rakyat

Penandatanganan MoU berlangsung di Ruang Sidang Rektor Kampus IPB (sumber: media.ipb.ac.id)


Bertempat d Ruang Sidang Rektor Kampus IPB Dramaga, Selasa (22/5/2018), diselenggarakan acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara IPB dengan PT Suryo Agro Pratama, serta Infrabanx. Kerjasama ini dalam bidang bidang peningkatan kapasitas peternak, pemanfaatan ilmu dan teknologi, serta penerapan bisnis kolektif melalui Program Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) di seluruh Indonesia.

Rektor IPB, Dr Arif Satria berharap dengan adanya kerjasama IPB dan PT Surya Agro Pratama, inovasi kelembagaan yang telah diciptakan oleh tenaga ahli IPB dapat memecahkan problem social capital yang biasanya ada dalam usaha peternakan. Apa yang  dikembangkan dapat  mengarah pada penguatan sistem.

“Ini dapat menjadi kekuatan kita ke depan. Semoga dengan hadirnya Infrabanx akan lebih masif, lebih baik lagi dan dapat meningkatkan kesejahteraan para peternak,” ujarnya.

Selain itu, SPR dapat menjadi pusat pembelajaran dan penyuluhan yang berbasis pada riset. Kemudian, prinsip social capital dapat terus dikembangkan dan dapat menjadi solusi dari permasalahan, baik di bidang sumberdaya alam, hubungan antar kelompok, hubungan peternak dengan pihak luar atau investor.

Sementara itu, komisaris PT Surya Agro Pratama, Cipto Santosa menyampaikan bahwa perusahaannya bergerak di bidang agroindustri pertanian dengan produk utama olahan daging. PT Surya Agro Pratama telah mengembangkan prinsip tumbuh berkembang bersama masyarakat.

Perusahaan ini telah bermitra dengan masyarakat di wilayah Probolinggo. Ia berharap MoU dengan IPB dapat berkontribusi dalam mendorong swasembada sapi.

"Kami juga bermaksud ikut berkontribusi dalam pembangunan ketahanan pangan khususnya daging sapi dan susu yang saat ini masih ada gap antara kebutuhan dan jumlah yang tersedia secara mandiri," ujar Cipto yang juga merupakan alumni IPB.

Cipto menambahkan, perusahaannya berterimakasih kepada IPB bersedia kerjasama melalui pengembangan SPR, memberikan pencerahan, peningkatan kapasitas peternak melalui SPR yang didukung Infrabanx. Kesepakatan tiga pihak dan kesepahaman pelaku usaha ini diharapkan bisa menelurkan hasil dan proses yang ditargetkan bersama.

Acara penandatanganan MoU ini dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi Prof Dodik Ridho Nurochmat, Wakil Rektor Bidang Inovasi Bisnis dan Kewirausahaan Prof Erika B Laconi, Prof Muladno selaku inovator SPR, dan beberapa tamu undangan lainnya. (Humas IPB/NDV)


ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer