Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini DOC | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PERAN PENTING PREHEATING

Preheating yang dilakukan dengan metode yang tepat akan berdampak positif untuk DOC. (Foto: Infovet/Ridwan)

Telur yang baru saja menetas menjadi anak ayam atau biasa disebut day old chick (DOC) sangat membutuhkan lingkungan yang hangat agar bisa bertahan hidup. Biasanya induk ayam akan meletakkan DOC tersebut ke dalam sayapnya agar DOC merasa hangat. Tetapi hal ini sangat sulit dilakukan apabila jumlah populasi DOC sangat banyak.

Perusahaan penetasan telur ayam skala industri biasanya akan mengirim DOC kekandang-kandang milik perusahaan atau ke kandang mitra. Mobil pengantar DOC akan membutuhkan waktu beberapa jam untuk sampai di kandang. Diharapkan ketika DOC telah sampai di kandang atau chick-in, DOC langsung bisa merasakan lingkungan yang hangat di area brooding. Lingkungan yang hangat ini sangat menentukan keberlangsungan hidup DOC. Kegiatan menghangatkan area brooding di dalam kandang sebelum kedatangan DOC biasa disebut preheating

Preheating dilakukan dengan menggunakan bantuan gas yang terhubung dengan brooder. Ketika brooder dinyalakan, perlahan area brooding akan terasa hangat. Idealnya preheating dimulai sejak empat jam sebelum chick-in atau bisa lebih lama jika kondisi lingkungan sedang sangat dingin dan bisa lebih cepat jika kondisi lingkungan sedang panas, atau bisa disesuaikan dengan suhu litter ketika sudah mencapai 34° C. Suhu litter dapat diketahui salah satunya dengan cara menembakkan thermo gun ke arah litter.

Karena sensor suhu DOC terletak pada kakinya, hal tersebut yang mengakibatkan pengukuran suhu area brooding tidak menggunakan termometer dinding yang biasa dipasang tegak dalam sebuah ruangan untuk mengetahui suhu ruangan, tetapi menggunakan jenis termometer lain salah satunya thermo gun untuk membantu mengetahui suhu litter tempat kaki ayam berpijak.

Dampak Positif Preheating
Preheating yang dilakukan dengan metode yang tepat akan berdampak positif untuk DOC. DOC akan merasakan kenyamanan di area brooding tersebut, tidak kedinginan dan juga tidak kepanasan. Kenyamanan ini akan berdampak pada tercapainya berat badan sesuai standar ideal DOC selama pemeliharaan.

Pendugaan kenyaman atau ketidaknyamanan DOC dapat dilihat dari tingkah laku dan kondisi tembolok DOC tersebut. Jika DOC terlalu banyak makan, berkumpul di bawah lampu yang bercahaya dan ketika memegang temboloknya terasa keras, diduga DOC tersebut sedang kedinginan. Jika DOC terlalu banyak minum dan ketika memegang temboloknya terasa sangat lembek dan seperti berisi banyak air, diduga DOC tersebut sedang kepanasan.

Namun demikian, jika DOC terlihat tersebar merata di area brooding dan ketika memegang temboloknya terasa tidak keras dan juga tidak terlalu lembek, bisa dipastikan DOC sudah merasa nyaman.

Efek Negatif Tak Melakukan Preheating
Dampak negatif tidak melakukan preheating atau melakukannya tapi tidak dengan metode yang tepat, maka akan berdampak pada tidak tercapainya berat badan standar ideal bahkan bisa berdampak pada bertambahnya angka deplesi atau tingkat kematian dan culling yang tinggi.

Tentunya para peternak tidak menginginkan kondisi seperti tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukannya preheating dengan metode yang tepat agar dapat meminimalkan kemungkinan kerugian dalam beternak. ***

Ditulis oleh:
Waode Nurmayani
Alumnus Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

MASA BROODING ITU PENTING

Cukupi kebutuhan tempat pakan dan air minum saat periode brooding. (Sumber: Istimewa)

Kualitas periode brooding sangat diperlukan untuk mendapat performa produksi yang maksimal, karena periode brooding sangat mempengaruhi perkembangan pertumbuhan dan potensi genetik ayam untuk mencapai target produksi. Periode brooding sangat krusial terutama pada minggu pertama karena pada masa ini merupakan awal perkembangan sistem rangka tubuh, sistem pencernaan dan sistem kekebalan.

Tujuan utama brooding yaitu menyediakan lingkungan yang nyaman, sehat untuk pertumbuhan ayam secara efisien dan ekonomis. Suhu, kualitas udara, kelembapan dan penerangan merupakan faktor kritis yang harus diperhitungkan. Kegagalan untuk menyediakan lingkungan yang cukup selama masa brooding akan mengurangi keuntungan, yang dapat dibuktikan dengan penurunan pertumbuhan dan perkembangan, konversi pakan yang buruk dan peningkatan kejadian penyakit, afkir dan kematian.

Indikator Keberhasilan Brooding
Pencapaian target berat badan dan tingkat keseragaman berat badan ayam pada umur tujuh hari merupakan indikator keberhasilan tata laksana brooding. Pencapaian bobot ayam tersebut dapat digunakan peternak sebagai indikator apakah tata laksana brooding telah dilakukan sebaik-baiknya atau tidak. Bila pencapaian target berat badan dan tingkat keseragaman berat badan ayam tidak tercapai, persiapan dan pelaksanaan brooding harus dievaluasi peternak.

Keberhasilan pencapaian target berat badan pada umur tujuh hari ditentukan oleh manajemen udara, air dan pakan. Manajemen udara dilakukan dengan mengelola temperatur brooding dan ruangan kandang, mengelola kualitas udara, ventilasi dan litter.

Persiapan Brooding
Keberhasilan periode brooding sangat ditentukan oleh persiapannya. Persiapan brooding yang minimal berarti peternak akan mendapatkan performa yang minimal. Untuk meningkatkan efektivitas periode brooding, penerapan biosekuriti harus dilaksanakan secara ketat, dimulai dari proses sanitasi dan disinfeksi. Lakukan proses sanitasi dengan pembersihan sebaik mungkin. Gunakan disinfektan yang efektif dan tepat untuk membunuh berbagai mikroorganisme patogen, antara lain PRIMADIN yang spesifik untuk virus Gumboro. Kegagalan proses disinfeksi atau salah memilih disinfektan mengakibatkan anak ayam sangat rentan terhadap paparan penyakit sejak dini. Setelah proses disinfeksi dan sanitasi, lakukan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2020.

Drh Yuni
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
Jl. DR Saharjo No. 264, JAKARTA
Telp: 021-8300300

AGAR BROODING TIDAK PONTANG-PANTING

Setting pemanas harus tepat. (Foto: Istimewa)

Oleh karena brooding disebut juga dengan masa kritis dan vital, maka saat brooding selain memenuhi kebutuhan DOC seperti yang telah dijabarkan sebelumnya perlu juga perhatian lebih, bahkan khusus.

Hal ini tentu saja dilakukan agar meminimalisir terjadinya stres pada ayam. Ayam yang stres ketika dimasukkan ke area brooding akan cenderung lebih banyak diam, tidak aktif makan dan minum.

Imbasnya, masa-masa awal pertumbuhan yang optimal bisa hilang. Untuk menghindari hal ini dan bisa memenuhi semua kebutuhan anak ayam, tentu peternak perlu melakukan beberapa persiapan. Apa saja persiapan yang dimaksud? Berikut penjelasannya.

Kandang Harus Siap
Pada saat chick-in dan ayam masuk ke brooder, peternak harus memastikan bahwa kandang telah siap secara “lahir dan batin”. Maksudnya adalah secara kualitas dan kuantitas infrastruktur harus memadai, kesiapan alat pemanas, pembatas, tempat pakan dan minum harus memadai. Selain itu perlu juga dipastikan bahwa semua peralatan yang dipakai sudah terdisinfeksi dengan baik. Tentunya sebelum masa chick-in datang, istirahat kandang juga harus cukup.

Seperti yang acap kali dilakukan Dadang, peternak asal Cikembar, Sukabumi. Ia memaparkan hal-hal yang dia lakukan dalam membersihkan kandangnya. Dadang menguras habis semua kotoran sisa periode sebelumnya sampai tak tersisa, setelah itu ia melakukan pembersihan dengan menggunakan campuran air dan detergen yang dimasukkan ke dalam pompa bertekanan tinggi dan mencuci seluruh bagian kandangnya tanpa lupa menyikatnya. Setelah dibilas dan kering, ia menyemprotkan disinfektan ke kandangnya. Disinfektan yang digunakan bukan produk mahal, melainkan pemutih pakaian dengan perbandingan 1:10 bagian.

“Diajarinnya begitu dan menurut saya sampai saat ini efektif. Saya enggak pernah pakai obat mahal karena enggak sanggup. Yang penting seluruh bagian ter-cover, sikat yang bersih dan kalau perlu istirahat kandangnya dilebihin beberapa hari,” tutur Dadang.

Sebelum DOC datang kira-kira 2-3 hari, tidak lupa Dadang menyemprotkan kembali campuran pemutih pakaian dan air ke sekam yang hendak digunakan sebagai litter. Tujuannya tentu saja untuk mengurangi mikroba terutama patogen yang berada di dalam litter. Jangan lupa pula siapkan seluruh peralatan baik pemanas, tempat pakan dan air minum yang jumlahnya sesuai dengan jumlah ayam. Bila perlu tambahkan kertas koran di atas sekam untuk memudahkan DOC beraktivitas.

Jika menggunakan baby feeder, beberapa praktisi menganjurkan perbandingan ideal sebesar… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2020 (CR)

TITIK KRITIS DI PONDASI AWAL PERFORMA BROILER MODERN

Performa broiler modern dipengaruhi oleh performa di masa awal pemeliharaan (terutama di minggu pertama). (Foto: Infovet/Ridwan)

Karakter pertumbuhan broiler modern yang secara genetik dipacu untuk tumbuh cepat mempunyai konsekuensi logis yang harus diperjuangkan. Proses seleksi genetik yang dilakukan benar-benar memberikan dampak signifikan tidak hanya terhadap pola tumbuhnya saja, namun juga pada tingkat efisiensi pakan. Bagaimana tidak, pencapaian performa yang dihasilkan didukung oleh tingginya daya hidup ayam itu sendiri. Namun di sisi lain, broiler modern membutuhkan perlakuan yang spesial dan khusus agar potensi genetik bisa muncul secara optimal.

Sebagaimana diketahui, performa broiler modern dipengaruhi oleh performa di masa awal pemeliharaan (terutama di minggu pertama). Fase awal ini sangat menentukan pertumbuhan pada fase minggu berikutnya (lihat Tabel). Semakin tercapai performa minggu pertama maka akan sangat memberikan kontribusi signifikan (terutama pencapaian target berat ayam) pada saat ayam panen. Mengingat pada fase awal ini, terjadilah proses hiperplasi (pertambahan jumlah sel) di seluruh sel dari semua organ tubuh ayam. Berbeda dengan proses hipertropi (pembesaran ukuran sel), pada saat minggu pertama proses hiperplasi sangat dominan. Sementara pada minggu kedua sampai minggu ketiga antara proses hiperplasi dan hipertropi terjadi hampir seimbang. Sementara pada saat umur ayam sudah lebih dari tiga minggu, proses hipertropi akan mendominasi. Dari pemahaman ini, semakin jelas bahwa semakin besar proses hiperplasi di minggu pertama maka semakin optimal pula performa ayam pada fase pertumbuhan berikutnya. Hal ini jelas bisa dipahami bahwa semua sel-sel tubuh termasuk di saluran pencernaan, saluran pernapasan, sel-sel yang bertanggung jawab terhadap ketahanan tubuh (antibodi/respon vaksin) bahkan lebih vital lagi sel-sel sistem kardiovaskuler.

Pada sesi ini, akan dibahas secara umum titik kritis yang harus diperhatikan pada fase penting (minggu pertama). Secara umum dibagi menjadi tiga titik kritis, yakni pada saat kedatangan (day on arrival), saat 24 jam pertama dan pertumbuhan dari umur dua hari sampai tujuh hari.



1. Pada Saat Kedatangan (Day On Arrival) DOC di Kandang
Persiapan awal sebelum kedatangan DOC menjadi titik kritis yang harus diperhatikan. Kandang selayaknya sudah dipersiapkan sedemikian rupa, bahkan sejak proses pengeluaran pupuk, pencucian kandang sampai sekam dihampar dan persiapan brooding sebelum DOC datang. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya:… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2020

Eko Prasetio, DVM
Commercial Broiler Farm Consultant

DUA MINGGU PERTAMA PEMELIHARAAN BROILER MASA KINI

Lokasi dan jumlah pemanas perlu diperhatikan saat brooding. (Foto: Infovet/Ridwan)

Membudidayakan ayam pedaging pada saat ini, tidak bisa dengan cara sambilan bila ingin mendapatkan hasil sesuai potensi genetik ayam yang dipeliharanya. Pengetahuan cara beternak dan kesungguhan dalam melaksanakan pembudidayaan ayam pedaging mutlak diperlukan, apalagi untuk mendapatkan ayam yang berproduksi baik bukanlah sesuatu yang instan, tetapi perlu usaha konsisten dan berkesinambungan, tidak kenal putus asa, serta diperlukan kreativitas tertentu.

Memang ada beberapa faktor yang menentukan pencapaian hasil akhir dari proses pemeliharaan, seperti bibit (DOC), cara pemeliharaan/tata laksana/manajemen, kesehatan dan pakan. Dimana masing-masing faktor tersebut tidak sama dalam memberi kontribusi pengaruhnya terhadap hasil akhir/performance maupun terhadap biaya pokok produksi.  Saat ini kontribusi pakan adalah jelas paling tinggi, yaitu ± 70%, kesehatan ± 6%, tata laksana/manajemen ± 12% dan bibit/DOC ± 12%.


Ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan bila memelihara ayam pedaging saat ini, diantaranya:

1. Pemeliharaan Minggu Pertama
Manajemen selama tujuh hari pertama terutama selama tiga hari pertama adalah kunci dalam pencapaian bobot badan terbaik di minggu pertama. Manajemen broiler terutama selama tujuh hari pertama dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu, kelembapan, kualitas udara (kadar amonia), kualitas litter/sekam (kelembapan) dan perilaku ayam. Ada beberapa penelitian yang dapat dipakai sebagai pedoman agar pemeliharaan ayam pada minggu pertama lebih serius lagi yaitu bahwa ayam-ayam berumur muda yang kekurangan pemanas selama 45 menit, maka akan kehilangan bobot badan 135 gram pada umur 35 hari. Jika satu bagian flok mengalami kondisi tersebut maka tingkat keseragaman yang dihasilkan akan rendah.

Sebaliknya, pemanasan berlebih pada ayam-ayam berumur muda akan menekan laju pertumbuhan dan menurunkan bobot badan umur tujuh hari. Dengan perlakuan senada, jika pemanasan berlebih terjadi di satu bagian flok, maka akan dihasilkan tingkat keseragaman yang rendah pula. Kunci manajemen selama tujuh hari pertama adalah observasi dan respon terhadap kebutuhan ayam. Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap bobot umur tujuh hari tersebut sangat penting karena mampu menurunkan konsumsi pakan. Bila ayam mengalami penundaan masuk dalam brooding sehingga ayam terlambat diberi pakan, bila penundaan itu selama 24 jam, maka pada usia 14 hari ada perbedaan pencapaian bobot ± 110 gram. Bila ayam umur tujuh hari bobotnya ± 60 gram dari standar, maka saat panen usia 42 hari juga akan berbeda dari standar ± 60 gram. Berikut ini adalah faktor-faktor utama manajemen yang mempengaruhi pencapaian bobot badan umur tujuh hari:… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2020 (MAS-AHD)

PERTIMBANGAN MEMILIH TEMPAT MINUM AYAM

Tempat minum DOC “Baby Drinker”. (Foto: Dok. Darmawan)

Pilihan tempat minum ayam yang berkualitas, membantu meningkatkan kualitas hidup ayam-ayam yang dipelihara. Aspek apa saja yang menjadi pertimbangan dalam memilih tempat minum?

Technical LE, PT Agrinusa Jaya Santosa, Darmawan S. R., menyebutkan lima pertimbangan dalam memilih tempat minum bagi ayam sebagai berikut:
 
1. Kemudahan ayam untuk minum
2. Tempat minum ayam hendaknya terbuat dari bahan yang tidak beracun, tidak bereaksi dengan bahan kimia dan tidak mudah pecah
3. Kemudahan instalasi pemasangan, perawatan dan pembersihan
4. Warna yang menarik untuk ayam
5. Biaya investasi 

Ketika datang ke toko peternakan, bisa ditemui berbagai jenis dan bentuk tempat minum ayam. Mulai dari bentuk bell drinker, PVC atau talang air, galon dan nipple. Dari berbagai bentuk tersebut ada yang sistem manual, semi-otomatis dan otomatis.

Menurut Darmawan, penggolongan tempat minum ayam terbagi menjadi dua sistem, yaitu terbuka dan tertutup.

“Sistem air minum terbuka adalah air minum tersedia di tempat/wadah terbuka, sedangkan sistem air minum tertutup adalah air berada di dalam pipa dan hanya mengalir jika dibutuhkan,” terang Darmawan kepada Infovet, Kamis (10/9).

Adapun kelebihan dan kekurangan dari sistem air minum terbuka dan sistem air minum tertutup, berikut uraiannya:

A. Sistem Terbuka
• Tempat Minum Manual
- Kelebihan: Biaya investasi murah. Kemudian instalasi, perawatan dan pembersihan sangat mudah. Jika terjadi biofilm mudah dibersihkan dengan hanya mencucinya.
- Kekurangan: Ketersediaan air terbatas, peternak harus mengisi ulang secara manual. Mudah terpapar kotoran (misal sekam, feses), serta air mudah tumpah jika tertabrak ayam.

• Semi otomatis (Tempat minum otomatis-bell drinker)
- Kelebihan: Ketersediaan air minum selalu ada. Air tidak mudah tumpah jika tertabrak ayam, karena ada pemberat berupa air di dalam ballast bottle.
- Kekurangan: Mudah terpapar kotoran (sekam, feses). Instalasi membutuhkan pipa PVC. Mudah terbentuk biofilm di PVC, butuh tekanan air besar untuk membersihkan. Kemudian perawatan automatic mechanism harus berkala dan jika terlewat akan terjadi sumbatan yang menyebabkan kebocoran.

B. Sistem Tertutup
Nipple drinker
- Kelebihan: Ketersediaan air minum selalu ada, serta tidak mudah kotor. Perawatan dan pembersihan mudah.
- Kekurangan: Biaya investasi paling mahal. Instalasi membutuhkan keahlian khusus. Lalu, setting ketinggian nipple harus diperhatikan, tidak boleh terlambat dinaikkan. Selain itu kelurusan pipa nipple merupakan hal mutlak, jika tidak lurus akan mudah terjadi jebakan udara di dalam pipa.

Penyumbatan (Biofilm)
Lebih lanjut dijelaskan Darmawan, penggunaan sistem air minum nipple drinker perlu diperhatikan perawatan saluran pipa agar tidak mengalami penyumbatan (biofilm). Langkah pencegahan penyumbatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan filter air.

Upaya berikutnya, saat pemberian obat/vitamin menggunakan medicator (watering systems) jalur pipa minum dengan memperhitungkan dosis dan kebutuhan air minum, diharapkan tidak ada sisa obat maupun vitamin sebagai penyebab utama timbulnya biofilm.

Selesai pemberian obat/vitamin segera dilakukan flushing (pencucian) dengan air bertekanan tinggi. Selama flushing wajib memposisikan “flush” di regulator air.

Instalasi
Mengikuti perkembangan kondisi peternakan saat ini, terjadi pergeseran penggunaan sistem air minum terbuka ke sistem air minum tertutup. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam instalasi tempat minum, diantaranya:

• Ketinggian minimal water torn ke line nipple/regulator air minimal 3 meter
• Ketinggian nipple disesuaikan ketinggian ayam, diposisikan ayam mendongak
• Atur tekanan air dari regulator (lihat ketinggian bola di dalam end line di ujung pipa nipple):
- Hari 0-minggu pertama setinggi 5 cm
- Minggu kedua setinggi 9 cm
- Minggu keempat setinggi 14 cm
- Minggu keenam setinggi 20 cm

Instalasi tempat minum ayam sesuai umurnya. (Foto: Dok. Darmawan)

• Untuk DOC di masa brooding biasanya selain menggunakan nipple juga dibantu penggunaan tempat minum manual, dikarenakan luasan brooding area lebih sempit menyebabkan jumlah nipple tidak sepadan dengan ratio kebutuhan minum ayam. Selain itu bisa juga dengan menggunakan “Baby Drinker” sebagai pengganti tempat minum manual. Jika tempat minum manual ada kerepotan dalam penyediaan air minum dan pembersihan Baby Drinker jauh lebih mudah. Dimana penyediaan air minum menggunakan nipple dengan kombinasi talang.
• Saat masa brooding juga penting diperhatikan suhu air minum yang ada di dalam pipa. Karena pipa terpapar panas dari heater dan menyebabkan air minum menjadi hangat. Air yang hangat akan menurunkan tingkat konsumsi minum. Jaga suhu air minum di 24 °C dengan cara flushing secara berkala. (NDV)

WASBITNAK, KONTROL DAN AWASI BIBIT UNGGAS BERMUTU BAIK

Pengawasan terhadap aspek produksi dilakukan secara preventif dan represif. (Foto: Humas PKH)

Untuk menghasilkan ayam yang baik berawal dari bibit (day old chick/DOC) yang bermutu. Pengawasan dan pengontrolannya pun terus dilakukan pemerintah melalui program Pengawas Bibit Ternak (Wasbitnak). Hal itu juga dilakukan karena jumlah sumber pembibitan yang cukup banyak dan tersebar di seluruh Indonesia.

“Wasbintak diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan benih dan bibit ternak,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, Rabu (8/7/2020).

Dijelaskan, Wasbintak terdiri atas pengawas bibit ternak pusat, pengawas bibit ternak provinsi dan pengawas bibit ternak kabupaten/kota. Ia juga memastikan proses pengawasan tetap sesuai dengan amanat undang-undang.

Sesuai amanat Pasal 13 ayat (6), (7) dan (8) Undang-Undang No. 41/2014 junto Undang-Undang No. 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Pasal 59 dan Peraturan Pemerintah No. 48/2011 tentang Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak dalam pengawasan peredaran benih dan bibit ternak dibutuhkan petugas pengawas bibit ternak yang kompeten, profesional dan berdaya saing.

Ketut menerangkan, dalam Permentan No. 32/2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi, juga disebutkan pada Pasal 13 ayat (1) setiap benih atau bibit yang beredar wajib memiliki sertifikat yang dikeluarkan lembaga sertifikasi yang terkadreditasi atau ditunjuk oleh menteri.

Sementara dalam Permentan No. 42/2014 tentang Pengawasan Produksi dan Peredaran Benih dan Bibit Ternak, pada Pasal 5 dikatakan, pengawasan benih atau bibit harus dilakukan mulai dari proses produksi sampai dengan hasil produksi.

“Pelanggaran terhadap mutu produk yang beredar akan diberikan sanksi sesuai aturan yang belaku, mulai teguran tertulis, penghentian produksi sampai pencabutan izin usaha,” tegas Ketut.

Sementara Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH, Sugiono, mengungkapkan bahwa pada Juni dan Juli 2020, sudah menugaskan Wasbintak kepada sekitar 20 perusahaan pembibitan ayam ras. Ia memastikan pengawasan terhadap aspek produksi dilakukan secara preventif dan represif.

Pengawasan preventif dilakukan dengan melihat kesesuaian proses produksi dalam menerapkan cara pembibitan yang baik sesuai pedoman pembibitan ayam ras yang baik dan pedoman penetasan yang baik, serta kesesuaian hasil produksi benih atau bibit sesuai SNI. Sementara, pengawasan represif dilakukan apabila diduga terjadi penyimpangan persyaratan mutu bibit DOC.

“Pengawasan aspek peredaran dilakukan di pos-pos lalu lintas ternak. Kemudian pengawasan kelengkapan dokumen, diantaranya rekomendasi lalu lintas ternak, surat keterangan kesehatan hewan, sertifikat LSPro (Lembaga Sertifikasi Produk) benih atau bibit dan kesesuaian kemasan menurut jenis. Lalu kesesuaian alat angkut, kesesuaian kondisi fisik sesuai SNI atau PTM, serta kesesuaian label,” imbuh Sugiono. 

Diketahui, pelaksanaan pengawasan ini dilalukan secara berkala setiap enam bulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

“Diharapkan produsen bibit akan selalu menghasilkan DOC yang bermutu, sehingga peternak mendapatkan keuntungan dalam usahanya, serta tentunya produk ayam potong terjamin sampai di tangan masyarakat,” pungkasnya. (INF)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer