Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

AKSI DAMAI PETERNAK AYAM DI KEMENDAG

Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri menerima peternak yang melakukan demonstrasi (Foto : CR)

Ratusan peternak ayam dari berbagai daerah yang tergabung Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) kembali menyuarakan kegelisahannya kepada instansi pemerintah. Kali ini mereka mendatangai Kementerian Perdagangan pada Rabu, (27/11).

Dalam aksinya kali ini, PPRN meminta agar pemerintah menetapkan regulasi terkait harga acuan ayam hidup (live bird). Salah satu koordinator aksi, Parjuni mengatakan bahwa dengan adanya harga acuan yang jelas dan pasti maka dapat melegakan nafas peternak.

"Kalau sudah ada regulasinya nanti peternak bisa lebih untung, enggak kaya sekarang, harga sudah ada acuan, tapi masih disuruh tetap turun. Yang rugi kan jadi peternaknya lagi," tuturnya.

Ia melanjutkan, sebenarnya dalam Permendag No. 96 tahun 2018 harga acuan memang telah diatur, namun begitu masih ada yang harus diperbaiki. 

"Di Permendag harga acuan live bird Rp. 18.000 - Rp. 20.000 perkilogram, untuk Pulau Jawa mungkin tidak ada masalah, namun rekan - rekan kami di Kalimantan misalnya, kan harga Sapronaknya juga berbeda (lebih mahal), makanya harga acuan itu harus diatur juga berdasarkan daerahnya," ungkap Parjuni.

Tuntutan lain yang disuarakan peternak yakni kestabilan harga bibit ayam umur sehari (DOC). Salah satu peserta aksi, Sugeng Wahyudi menuturkan bahwasanya saat ini acuan harga untuk DOC juga harus ditegaskan. 

"Harga DOC kan variatif ya, tergantung perusahaan breeding, ada yang murah (Rp.3.000-an) sampai yang mahal (Rp.5.000-an), nah ini harus diatur juga dan kami mohon agar Kemendag ikut andil dalam hal ini. 

Ia menambahkan bahwa masih banyak hal yang harus dibenahi dan butuh campur tangan pemerintah untuk urusan perunggasan di hulu dan hilir. Karena menurut Sugeng, saat ini peternak rakyat yang selalu dirugikan dengan kondisi perunggasan yang carut - marut.

Aksi peternak ditanggapi oleh Sekretaris Direktorat Perdagangan Dalam Negeri, Syailendra. Ia mengajak perwakilan peternak dari tiap daerah untuk masuk dan berdiskusi.

"Saya rasa tuntutan peternak ini logis, dan kami juga akan berusaha untuk mengakomodir semua tuntutan tersebut. Saya harap aksi ini tetap berjalan baik dan damai, yakinlah bahwa pemerintah ada untuk rakyat," tukasnya.

Kemudian sekitar 15 orang perwakilan peternak dari berbagai daerah berdiskusi dengan pihak Kemendag. Diskusi digelar secara tertutup bersama Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga. Hingga berita ini diturunkan, hasil diskusi masih belum diumumkan. (CR)

KEMENTAN DORONG PENGUSAHA DI LINGGA UNTUK EKSPOR TELUR ASIN KE SINGAPURA

Telur asin (Foto: Pexels)


Nilai impor Singapura di tahun 2018 untuk telur bebek mencapai 16,3 juta dolar AS. Peluang besar ini harus ditangkap para pengusaha di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri).

Hal tersebut disampaikan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian (Kementan), Fini Murfiani di Biz Hotel Batam, Senin (25/11/2019) usai hadir dalam acara “Temu Bisnis Sinergitas Antar Daerah Guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional”.

Lanjut Fini, Kementan mendorong pengusaha di Kabupaten Lingga untuk mengembangkan peternakan bebek dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar telur bebek di Singapura.

Selain letak geografis Lingga yang sangat menguntungkan karena berdekatan dengan Singapura, menurut Fini, aktivitas di Lingga juga terbilang masih lengang. Kondisi ini dinilai sangat mendukung untuk peternakan bebek, mengingat bebek termasuk ternak yang mudah stres apabila mendengar suara bising yang berlebihan.

"Singapura itu masuk dalam daftar lima besar sebagai negara pengimpor telur bebek di dunia. Karena itu, pengusaha Lingga harus menangkap peluang pasar ini," kata Fini.

Menurut Fini, nilai impor Singapura tahun 2018 untuk telur bebek yang masuk ke kategori preserve (yang sudah diawetkan) atau cooked (dimasak) mencapai 16,3 juta dolar AS.

Bahkan, angka impor ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

"Ini baru telur asin atau telur dalam keadaan preserve (yang sudah diawetkan) dan telur yang sudah diolah atau dimasak," jelasnya.

Fini melihat peluang pasar ekspor telur bebek dari bumi "Bunda Tanah Melayu" itu cukup potensial karena berdekatan dengan Singapura.

Apalagi selama ini, Singapura melakukan impor telur bebek dari Indonesia masih sangat terbatas, tentunya hal ini membuka peluang besar untuk pengusaha di Lingga.

"Bahan baku pakan banyak tersedia di Lingga. Jadi, tinggal menyiapkan pabrik pengolahannya. Sehingga harga pakan bisa bersaing," paparnya.

Bupati Lingga Alias Wello mengatakan cukup tertarik dengan informasi tersebut. Pria yang akrab disapa Awe ini berjanji akan meminta Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Lingga untuk mendalami peluang pengembangan peternakan bebek yang disarankan.

"Benar apa yang dikatakan Bu Fini, kami punya bahan baku pakan yang melimpah. Sagu kami banyak dan masih murah. Bahan pakan lainnya seperti dedak dan ikan, juga sudah tersedia di sini," terang Awe usai berbincang dengan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kementerian Pertanian di Biz Hotel.

Awe menambahkan, secepatnya akan mengumpulkan pengusaha Lingga agar peluang bisnis ini cepat terealisasi di Lingga, sehingga selain penghasil Udang tambak terbesar se-Kepri, Lingga juga merupakan pengekspor telur asin terbesar ke Singapura. (Sumber: kompas.com)


ISPI PILIH 25 PESERTA UNTUK IKUTI PROGRAM PENYIAPAN SDM PETERNAKAN

Program pelatihan kerja untuk lulusan baru di bidang peternakan (Foto: Dok. ISPI)


Guna mempersiapkan kualitas sumber daya manusia peternakan di masa mendatang, Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) bekerjasama dengan Indonesia-Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector (Partnership) menyelenggarakan program pelatihan kerja untuk lulusan baru di bidang peternakan.

Program yang bertajuk “ISPI-Red Meat and Cattle Partnership Internship Program for Fresh Graduate” ini diselenggarakan pertama kalinya tahun 2019 ini dengan diikuti 25 orang sarjana peternakan dengan pengalaman kerja maksimal 2 tahun yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Peserta terpilih dari sekitar 140 pendaftar yang berasal dari 32 universitas di seluruh Indonesia melalui dua tahap seleksi, yaitu administrasi dan wawancara. Mereka ditempatkan selama tiga bulan disembilan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembiakan sapi dan sapi potong seperti PT Citra Agro Buana Semesta, PT Astra Menara Rachmat, PT Juang Jaya Abdi Alam, dan PT Buana Karya Bakti yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Muhsin Al Anas selaku Koordinator Program ISPI tersebut menyatakan bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan teknis lulusan program studi peternakan terutama yang baru lulus (fresh graduate), sehingga memiliki pemahaman mengenai proses bisnis di industri peternakan secara nyata.

“Program ini merupakan kontribusi ISPI dalam menyiapkan SDM Indonesia Unggul sesuai dengan visi pembangunan Indonesia menuju negara maju 2045. Tidak hanya mempersiapkan sarjana unggul yang siap kerja di industri peternakan, kerja sama dengan Partnership ini diharapkan juga dapat meningkatkan daya saing dan pemikiran-pemikiran inovatif para sarja ini dalam menyiapkan sektor peternakan dalam revolusi industri 4.0 di Indonesia,” ungkap Muhsin. (AS)

APLIKASI SIMA MEMBANTU DUNIA USAHA MEMPERBAIKI SISTEM MANAJEMEN





Pernahkah Anda mengalami kesulitan mendapatkan file yang dibutuhkan segera karena staf sedang tidak di tempat ? Sulit mendapatkan file izin usaha dan dokumen sejenisnya? Mendapat data alamat customer tidak akurat dari bagian lain? Repot dengan banyaknya file dokumen yang harus disimpan?

Jika perusahaan tengah menjalankan sertifikasi semacam ISO , GMP dan sejenisnya, banyak dokumen berbagai level seperti SOP dan  Instruksi Kerja, yang harus  dikelola dengan baik sehingga pada tahap awal, karyawan yang terlibat kerap kali merasa mendapat beban baru yang merepotkan pekerjaan. Padahal sistem tersebut dimaksudkan untuk memperlancar semua proses pekerjaan.

Masalah-masalah tersebut kini mudah diatasi karena sudah ada aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIMA) buatan GITA CONSULTANT. SIMA merupakan aplikasi sistem manajemen untuk pelaku usaha maupun organisasi nirlaba. Aplikasi ini sangat memudahkan manajemen untuk mengakses data dan dokumen dari manapun dengan menggunakan laptop maupun telepon seluler.

Beberapa komponen yang disistematisasikan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan misalnya:
1.Data alamat customer
2.Data karyawan
3.Peraturan-peraturan  perusahaan
4.SOP (Standard Operating Procedure)
5.Alur kerja,
6.Instruksi kerja,
7.Formulir kerja
8.dan lain-lain

Dengan menyimpan dokumen dalam satu server maka karyawan sesuai tingkat kewenangannya dapat mengakses dokumen yang diperlukan secara online secara cepat dengan menggunakan password yang ditentukan. Selain itu formulir kerja bisa dibuat secara online dan bisa diisi melalui telepon seluler berbasis android.

Dengan sistem ini, organisasi/perusahaan akan lebih mudah untuk menuju sistem standar manajemen .Jika perusahaan sudah menerapkan standar manajemen, aplikasi ini akan membantu implementasi sistem sehingga sistem dapat berjalan lebih lancar dan tidak menambah beban kerja karyawan.

Hal ini karena segala catatan dan aturan sudah dikemas atau dikelola secara sistematis sebagaimana disyaratkan sistem manajemen. Adapun dokumen hardcopy cukup disimpan sebagai kontrol dan arsip.

Dengan menggunakan aplikasi SIMA maka perusahaan /organisasi mendapat  banyak manfaat antara lain:

1.Dokumen/data organisasi/perusahaan terintegrasi dan tersimpan rapi, aman dan mudah diakses oleh yang berwenang.
2.Data bisa diupdate setiap saat, misalkan data anggota organisasi, data klien/customer, data karyawan, data klien baru, data perubahan alamat klien/customer dan sebagainya.
3.Mudah mencari file perusahaan semudah menggunakan google search
4.Kordinasi antar bagian lebih mudah.
5.Jika ada karyawan yang resign, data customer/klien, data anggota organisasi tidak hilang atau sebagian hilang, karena sudah tersimpan di server.
6.Efisien waktu karena proses mencari dan mengisi form lebih cepat secara online
7.Efisien ruang, karena hardcopy tidak perlu banyak .
8.Efisiensi biaya, dan juga ramah lingkungan karena penggunaan kertas juga ikut berkurang.

Gambaran singkat aplikasi SIMA silakan lihat video di atas atau klik video pendek di sini  Info selengkapnya hubungi GITA Consultant 0816 482 7590 (Bambang), email : consultant.gita@gmail.com.

LANJUTAN EKSPOR CHAROEN POKPHAND INDONESIA, GENAP KE-200

Mentan Syahrul saat melepas keberangkatan ekspor 16 kontainer produk ternak milik CPI. (Foto: Infovet/Ridwan)

Minggu (24/11/2019), bertempat di Kantor Pusat, Jalan Ancol Barat VIII, Ancol, Jakarta Utara, PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) kembali melaksanakan ekspor produk ternak sebanyak 16 kontainer yang ditujukan ke Jepang dan Timor Leste, dengan total nilai Rp 2,5 miliar. Pengiriman kali ini menandakan genapnya ekspor CPI ke-200 kontainer.

Presiden Komisaris CPI, T. Hadi Gunawan, dalam kegiatan tersebut mengatakan, ekspor ini merupakan lanjutan dari ekspor yang sudah dilakukan pada 2017 lalu ke Papua New Guinea dan pada 2018 sebanyak 3 kontainer produk olahan dan griller ayam, 20 kontainer pakan ayam dan 82.000 ekor DOC ke Timor Leste dan produk olahan ayam ke Jepang.

“Pada waktu itu ibarat ekspor tersebut sebagai lilin kecil yang baru nyala dan terus kami upayakan secara konsisten. Saat ini lilin kecil itu telah berubah menjadi obor kecil yang terus menyala dan akan kami kobarkan untuk menjadi obor yang besar,” kata Hadi dalam sambutannya dihadapan ratusan tamu undangan.

Ekspor ini, lanjut dia, akan terus dikembangkan pihaknya ke beberapa negara lain. “Kami ingin terus berkembang bukan hanya ke tiga negara langganan itu saja. Dengan dukungan pemerintah dan stakeholder, kami yakin bisa memperluas pasar seperti ke Singapura, Hongkong, Timur Tengah dan negara lain, sehingga kita dapat mengharumkan nama Indonesia dan menambah devisa negara,” tambah dia.

Sementara, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, yang turut hadir dan melepas keberangkatan ekspor, menyambut baik hal tersebut dan menegaskan produk ternak Indonesia tidak boleh kalah dari negara lain.

“Kami tidak bisa berjalan sendiri, pemerintah butuh saudara untuk membangun industri peternakan ini, kita jangan mau kalah dengan Malaysia atau Thailand, kita harus lebih maju dan merdeka,” ujar Mentan Syahrul.

Ia pun menegaskan, pengembangan sektor peternakan harus dikerjakan dengan serius demi memenuhi kebutuhan dalam maupun luar negeri. “Kalau kita tidak serius, bagaimana kita bisa penuhi kebutuhan pangan masyarakat kita? Bagaimana kehidupan mereka nanti? Inilah yang harus memicu adrenalin kita untuk bersama-sama membangun pertanian dan peternakan Indonesia,” pungkasnya.

Sebagai informasi, kali ini CPI menambah rentetan ekspor sebanyak 16 kontainer dengan total produk griller dan olahan ayam 64,77 ton dan pakan berisi 200 ton, yang terbagi menjadi 5 kontainer griller ayam dan 10 kontainer pakan ayam ke Timor Leste, serta 1 kontainer produk olahan ayam ke Jepang. (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer